Anda di halaman 1dari 13

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 15%

Date: Friday, December 17, 2021


Statistics: 547 words Plagiarized / 3685 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PENGUKURAN KUALITAS LANGIT MALAM UNTUK MENINGKATKAN WISATA


ASTRONOMI MENGGUNAKAN SKY QUALITY METER DI BUMI PERKEMAHAN JURANG
SENGGANI, DESA NGLURUP, KECAMATAN SENDANG, KABUPATEN TULUNGAGUNG,
JAWA TIMUR PROPOSAL SKRIPSI OLEH ALVIRA RIZKA NURHALIZZA NIM 180322615048
/ UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SEPTEMBER 2020 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL SKRIPSI Proposal skripsi oleh Alvira Rizka Nurhalizza ini telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji. Malang, 17 Desember 2021 Pembimbing, Sutrisno, Drs., M.T NIP.

196101021988031002 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii BAB 1 5


PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang Masalah 5 1.2 Rumusan Masalah 5 1.3 Tujuan
Penelitian 5 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 5 1.6 Definisi
Operasional 5 BAB 2 10 KAJIAN PUSTAKA 10 2.1 Kecerahan Langit 5 2.2 Polusi Cahaya 5
2.3 Sky Quality Meter (SQM) 5 BAB 3 14 METODE PENELITIAN 14 3.1 Rancangan
Penelitian 5 3.2 Objek Penelitian 5 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian 5 3.4

Instrumen Pengambilan Data 5 3.5 Proses Pengambilan Data 5 3.6 Prosedur Pengolahan
Data 5 3.7 Diagram Alir Penelitian 5 DAFTAR RUJUKAN 18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Perbedaan Kecerahan Langit yang Dipengaruhi oleh Polusi Cahaya 5 Gambar 2.1
Perbandingan Sky Quality Meter 5 Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian 5 DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Bortle 5 Tabel 3.1

Alat yang Digunakan 5 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bumi


Perkemahan Jurang Senggani yang berada di Desa Nglurup, Kecamatan Sendang,
Kabupaten Tulungagung merupakan tempat yang biasa dipakai untuk wisata malam.
Didukung dengan tempatnya di lereng Gunung Wilis dan lokasinya yang luas sekitar 30
hektar, banyak wisatawan yang memanfaatkan tempat wisata tersebut untuk pendakian
dan perkemahan. Tempatnya yang tinggi dan gelap sangat mendukung untuk dijadikan
tempat wisata astronomi.

Penelitian tentang kecerahan langit merupakan suatu studi yang penting untuk
kehidupan manusia dan memelihara ekosistem yang hidup di malam hari atau yang
biasa disebut makhluk nokturnal. Kecerahan langit dapat disebabkan oleh aktivitas
manusia dan sumber alami. Kecerahan langit juga disebabkan oleh pencahayaan yang
berlebihan, boros energi, dan tidak konstan. Pencahayaan tersebut dapat
mengakibatkan polusi cahaya.

Efek polusi cahaya didukung oleh tingginya polusi udara, karena aerosol akan semakin
menghamburkan cahaya yang mengarah ke langit (Ardhiyah et al., 2019). Pengukuran
kecerahan langit merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi mengenai seberapa
besar kecerahan langit latar belakang dari objek pengamatan astronomi pada suatu
situs pengamatan.

Pengamatan ini digunakan untuk mengetahui batas kemampuan detektor astronomi


menangkap sinyal objek yang paling redup di situs pengamatan (Azzahidi et al., 2011).
Selain itu pengukuran kecerahan langit dapat memberikan kontribusi galat dalam
pengamatan fotometri atau pengukuran kuat cahaya objek-objek langit (Rakhmadi et
al., 2020).

Kecerahan langit merupakan faktor utama dalam penelitian bidang astronomi, karena
semakin besar nilai kecerahan langit maka semakin terang langit dan semakin sulit
benda-benda langit untuk terlihat. Sebaliknya, semakin kecil nilai kecerahan langit maka
semakin gelap langit dan semakin memudahkan benda-benda langit untuk terlihat.
Kecerahan langit dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya tingkat polusi cahaya.

Tingkat polusi cahaya semakin bertambah dengan adanya cahaya bulan di langit malam.
Polusi cahaya mempunyai efek negatif yang bisa mempengaruhi kehidupan bumi,
termasuk mempengaruhi kecerahan langit yaitu cahaya galaksi, cahaya bintang, cahaya
zodiac, airglow malam, cahaya emisi, dan fase bulan (Raisal et al., 2017).

Langit paling gelap terjadi pada pagi dini hari atau setelah tengah malam, jadi lebih
gelap dibandingkan langit malam sebelum tengah malam. Hal ini menunjukkan langit
paling gelap pada waktu tengah malam sebelum senja pagi hari dan fluktasi cahaya di
pagi hari lebih stabil dan temperaturnya lebih dingin daripada sebelum tengah malam
(Herdiwijaya, 2016).
Polusi cahaya dipengaruhi oleh desain pencahayaan yang kurang baik, yaitu dengan
membiarkan cahaya buatan bersinar ke segala arah, ke arah langit atau ke tempat di
mana cahaya itu tidak diperlukan. Polusi cahaya memberikan dampak negatif pada
wilayah dunia yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan pengaruhnya terhadap
permasalahan lingkungan dengan pencahayaan yang lebih terang.

Sudah banyak bukti bahwa manusia memiliki pengaruh fisiologis karena pancaran
cahaya buatan. Polusi cahaya juga berimbas kepada pemborosan energi, hilangnya
cahaya bintang-bintang di langit malam dan mengganggu sistem reproduksi hewan dan
navigasi burung (Hasan, 2015). Pencahayaan luar dan dalam mengkonsumsi banyak
energi dan meningkat.

Polusi cahaya buatan manusia dapat mengubah jam metabolisme alami tumbuhan,
hewan, dan merugikan kesehatan manusia. (Azman et al., 2019). Polusi cahaya akan
mempengaruhi kegiatan pengamatan astronomi. Pemilihan lokasi observatorium atau
tempat peneropongan digunakan untuk memenuhi sejumlah kriteria, seperti rendahnya
kelembaban udara, tempat yang tinggi agar jumlah aerosol di atmosfer lapisan atas
berada dalam jumlah minimum, wilayah dengan kepadatan penduduk rendah,
banyaknya hari kering dalam satu tahun, dan kondisi malam yang gelap (Agya Utama,
2009). Untuk mengetahui perubahan kecerahan langit secara cepat dan akurat
diperlukan fotometer atau alat pengukur tingkat kecerahan cahaya.

Alat tersebut biasa disebut Sky Quality Meter (SQM). SQM merupakan alat fotometri
sederhana yang memudahkan dalam akuisisi data resolusi waktu yang sangat tinggi
atau dalam orde detik, keluaran datanya yaitu satuan Magnitudo per Detik Busur
kuadrat (MPDB).

Cara kerja SQM yaitu dengan menangkap dan merekan perubahan cahaya dalam lokasi
yang telah ditentukan dan diteruskan ke microcontroller untuk dilakukan pengolahan
lebih lanjut (Zahroya et al., 2019). Sky Quality Meter (SQM) hanya mempunyai kesalahan
relatif kurang dari 3% dan mempunyai medan pandang pengukuran sebesar 20 derajat
(D Herdiwijaya & Arumaningtyas, 2011). Selain itu resolusi temporal pengambilan data
pengamatan dapat dilakukan hingga ke dalam satuan detik waktu.

Parameter dan variabel yang diberikan dalam pembacaan SQM adalah tanggal dan
waktu universal, tanggal dan waktu lokal, suhu, bilangan, frekuensi, dan nilai kecerahan
langit. Teknologi dapat menjadi aset yang berguna dalam mempopulerkan kegiatan
yang berhubungan dengan astronomi, sehingga mendorong perlunya pelestarian langit
gelap.
Penelitian ini bertujuan untuk menekankan pentingnya langit gelap dan penggunaan
TIK(Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang tepat di malam hari untuk kesehatan dan
kesejahteraan psikologis secara umum dan pada saat yang sama untuk mengusulkan
pariwisata astronomi sebagai bagian dari penawaran pariwisata berkelanjutan sebagai
alat untuk memerangi polusi cahaya (Dajana Bjelajac, 2021).

Pada penelitian ini akan membahas kualitas langit malam dengan alat SQM (Sky Quality
Meter) yang dilakukan di Bumi Perkemahan Jurang Senggani, Desa Nglurup, Kecamatan
Sendang, Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini akan dilakukan selama tiga puluh hari
agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah
yang didapatkan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh waktu, wilayah, dan
cuaca terhadap kualitas langit malam? Bagaimana hasil uji kualitas langit malam
menggunakan Sky Quality Meter? Bagaimana hubungan polusi cahaya dengan kualitas
langit malam? Bagaimana cara meningkatkan wisata astronomi dengan memanfaatkan
kualitas langit malam? Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah: Mengetahui tentang pengaruh waktu, wilayah, dan cuaca terhadap
kualitas langit malam. Memahami analisis kualitas langit malam menggunakan Sky
Quality Meter.

Memahami hubungan polusi cahaya dengan kualitas langit malam. Mengetahui cara
meningkatkan wisata astronomi dengan memanfaatkan kualitas langit malam. Manfaat
Penelitian Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi seperti
kualitas langit malam. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam pengoperasian
Sky Quality Meter.

Memberikan informasi tentang seberapa besar polusi cahaya suatu lokasi Memberikan
informasi kepada peneliti selanjutnya tentang kualitas langit suatu lokasi. Ruang Lingkup
Penelitian Ruang lingkup ini disusun agar permasalahan yang dibahas tidak meluas
sehingga dapat lebih fokus. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
Penelitian difokuskan pada tingkat kecerahan langit malam. Penelitian untuk
mengetahui besar polusi cahaya.

Penggunaan alat Sky Quality Meter (SQM) untuk mengukur tingkat kualitas langit
malam. Pembandingan tingkat kualitas malam berdasarkan waktu, wilayah, dan cuaca.
Pemanfaatan gadget untuk meningkatkan wisata astronomi. Definisi Operasional Dalam
penelitian ini memiliki judul “Pengukuran Kualitas Langit Malam untuk Meningkatkan
Wisata Astronomi menggunakan Sky Quality Meter di Bumi Perkemahan Jurang
Senggani, Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur”,
agar tidak terjadi salah pengertian dari judul tersebut, maka adanya penjelasan tentang
beberapa kata penting dari judul penelitian tersebut: Pengukuran Pengukuran
(measurement, disebut juga pengamatan, observasi) adalah prosedur menentukan
kualitas atau kuantitas dari karakteristik subjek penelitian yang disebut variabel (B Murti,
2011).

Pengukuran dapat diartikan sebagai penentuan dimensi, besaran dan kapasitas suatu
benda terhadap satuan ukur atau standar ukuran. Setiap zat, materi, dan fenomena yang
terjadi di alam dapat diukur. Secara sederhana mengukur merupakan membandingkan
besaran tertentu dengan besaran standar (Pandiangan, 2011).

Kecerahan langit Kecerahan langit adalah faktor utama dalam penelitian astronomi,
semakin besar nilai kecerahan langit (dalam satuan magnitude per satuan luas) maka
semakin gelap langit dan semakin memudahkan benda-benda langit untuk terlihat (Al-
faruq, 2013). Kecerahan langit bergantung pada ketinggian matahari. Pada saat malam
hari, ketika ketinggian matahari berada pada posisi negatif (posisi Matahari berada di
bawah horizon), maka langit akan menjadi gelap.

Piringan matahari ditutup oleh piringan bulan pada saat puncak. Sehingga, sinar
matahari akan terhalang. Langit akan menjadi gelap seperti pada saat langit malam hari
(Ahyar et al., 2020). Wisata Astronomi Wisata astronomi adalah suatu tempat yang
digunakan untuk mengamati benda-benda langit.

Wisata astronomi merupakan bentuk dari pengamatan benda-benda luar angkasa yang
dilakukan dengan menggunakan alat bantu ataupun mata telanjang. Pengamatan ini
tentu tidak dapat dilakukan di sembarang tempat, terlebih di tempat yang memiliki
polusi cahaya yang tinggi. Sky Quality Meter Sky Quality Meter (SQM) adalah alat yang
digunakan untuk mengukur pencahayaan dari langit malam.

Parameter dan variabel yang diberikan dalam pembacaan SQM adalah tanggal dan
waktu universal, tanggal dan waktu lokal, suhu, bilangan, frekuensi, dan nilai kecerahan
langit. Kecerahan langit diukur menggunakan satuan magnitudes per square acrsecond
(mpsas) (Badiuddin, 2021) BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Kecerahan Langit Kecerahan langit
merupakan peristiwa dimana langit menyebarkan cahayanya.

Kecerahan langit banyak variasinya sepanjang hari, seperti pada siang hari ketika cahaya
Matahari sampai ke Bumi, hamburan sinar Matahari adalah sumber yang paling
dominan. Sinar Matahari yang berserakan secara tidak langsung datang dari atmosfer
maupun dari luar angkasa. Seketika setelah Matahari terbenam atau dinamakan dengan
fenomena senja, cahayanya masih menerangi atmosfer atas secara langsung.

Karena jumlah cahaya matahari yang tersebar sebanding dengan jumlah penghambur
(molekul udara) di garis pandang, intensitas cahaya ini berkurang dengan cepat ketika
matahari turun lebih jauh di bawah cakrawala dan kurang menerangi atmosfer (Dhani
Herdiwijaya et al., 2016). Kecerahan langit merupakan faktor utama dalam penelitian
astronomi, semakin kecil nilai kecerahan langit (dalam satuan magnitudo per satuan
luas) maka semakin gelap langit dan semakin memudahkan benda-benda langit untuk
terlihat.

Sebaliknya, semakin besar nilai kecerahan langit maka semakin terang langit dan
semakin sulit untuk terlihat (Al-faruq, 2013a). Kecerahan langit dibagi menjadi sembilan
kelas yaitu, excellent dark-sky site, typical truly dark site, sky rural, rural/suburban
transition, suburban sky, bright suburban sky, suburban/urban transition, city sky, dan
innercity sky. Kesembilan kelas tersebut dikenal dengan skala Bortle (Bortle, 2015).

Ambang Batas Pengamatan Mata dikenal dengan istilah Naked Eye Limitting Magnitude
(NELM). Dalam keadaan langit tanpa awan, pengamat dapat melihat kecerahan langit
malam pada lokasi tertentu dan mengukur rentang keterlihatan benda astronomis
menggunakan mata secara langsung (Raisal et al., 2021). Tabel 2.1.

Skala Bortle Kelas Bortle NELM Kategori 1 7,5 – 8,0 Excellent dark-sky site 2 7,0 – 7,5
Typical truly dark site 3 6,5 – 7,0 Sky rural 4 6,0 – 6,5 Rural/suburban transition 5 5,5 –
6,0 Suburban sky 6 5,0 – 5,5 Bright suburban sky 7 4,5 – 5,0 Suburban/urban transition
8 4,0 – 4,5 City sky 9 < 4,0 Inner-city sky Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan
bahwa kecerahan langit adalah peristiwa langit menyebarkan cahayanya.

Semakin kecil nilai kecerahan langit maka semakin gelap dan semakin memudahkan
benda-benda langit untuk terlihat. Kecerahan langit merupakan faktor utama dalam
penelitian astronomi. Dalam pengukuran kecerahan langit malam sangat dipengaruhi
oleh polusi cahaya. Karena semakin besar tingkat polusi cahaya maka semakin rendah
tingkat kecerahan langit.

Polusi Cahaya Polusi cahaya merupakan hasil dari hamburan cahaya yang naik ke
atmosfer dan dipantulkan kembali sehingga sampai ke mata pengamat (Kohei & Duco,
2004). Polusi cahaya dibagi menjadi polusi cahaya dalam ruangan dan luar ruangan
(Rajkhowa, 2012). Pencahayaan luar ruangan biasanya bertujuan untuk keselamatan,
rekreasi dan dekorasi.

Akan tetapi, sistem pencahayaan yang dirancang kurang tepat dan berlebihan dapat
menyebabkan polusi cahaya. Polusi cahaya luar ruangan berasal dari lampu jalan, lampu
neon, dan papan reklame yang menyala (Hasan, 2015). (D Herdiwijaya & Arumaningtyas,
2011) menyatakan bahwa polusi cahaya merupakan problema pemborosan energi
akibat ketidak-efisienan arah pencahayaan lampu dan pemilihan jenis lampu yang boros
daya. Polusi cahaya merupakan masalah utama bagi kegiatan observasi di
observatorium.

Benda-benda langit dapat diamati dengan jelas apabila langit malam cerah. Langit
malam cerah ditentukan oleh proporsi kuantitatif dari cakupan awan dan durasi waktu
ketika tidak ada awan sepanjang malam (Pramudya et al., 2019). Menurut International
Dark Sky Association, ada tiga jenis polusi cahaya yaitu glare, light trespass, dan sky
glow. Glare adalah cahaya menyilaukan.

Cahaya dengan intensitas yang kuat dalam arah yang salah akan mengurangi visibilitas
dan berbahaya (Utama, 2018). Cahaya menyilaukan mata dapat mengakibatkan
hilangnya kontras dan dapat membutakan sementara sehingga membahayakan
pengendara (International Dark Sky Association). Jenis yang kedua yaitu light trespass.
Light trespass adalah cahaya yang tidak diinginkan dari lingkungan sekitar.

Sedangkan sky glow adalah kecerahan langit latar belakang di atas permukaan Bumi
khususnya kota-kota besar yang banyak cahaya. Arti lainnya yaitu kombinasi dari semua
cahaya dari Bumi yang mengarah ke atas dan yang dipantulkan kembali oleh atmosfer
Bumi. Kondisi sky glow bergantung pada waktu, tempat, serta kondisi meteorologi yang
ada (Utama, 2018). / Gambar 2.1

Perbedaan Kecerahan Langit yang Dipengaruhi oleh Polusi Cahaya Sumber :


Kompasiana.com Dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa polusi cahaya adalah
peristiwa hamburan cahaya yang naik ke atmosfer dan dipantulkan kembali sehingga
sampai ke mata pengamat. Polusi cahaya bermasalah dari lampu jalan, lampu neon dan
papan reklame yang boros daya dan ketidak-efisienan arah pencahayaanya.

Polusi cahaya merupakan masalah utama dalam kegiatan observasi astronomi. Untuk
mengetahui tingkat kecerahan cahaya menggunakan alat yang biasa disebut dengan
SQM (Sky Quality Meter). Sky Quality Meter (SQM) SQM adalah alat buatan dari
Unihedron yang berukuran saku, yang perekamanya dapat dilakukan tiap waktu (Kyba
et al., 2011).

SQM merupakan fotometer yang relatif murah, ringan, berukuran saku dengan ukuran
sudut pengukuran 20° ke langit dan akurasi kurang dari 3% (D Herdiwijaya &
Arumaningtyas, 2011). SQM memudahkan dalam akuisisi data resolusi waktu yang
sangat tinggi atau dalam orde detik, keluaran datanya yaitu satuan MPSAS (Magnitude
Per Square ArcSecond). Cara kerja alat ini adalah menangkap dan merekam perubahan
cahaya dalam lokasi yang telah ditentukan dan diteruskan ke microcontroller untuk
dilakukan pengolahan lebih lanjut (Zahroya et al., 2019). SQM tersusun oleh fotodioda
silikon (TAOS TSL237S) (Bertolo et al., 2019).

Alat yang diproduksi oleh Unihedron ini mempunyai beberapa tahapan model dengan
spesifikasi yang berbeda-beda. Perbedaannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: /
Gambar 2.2 Perbandingan Sky Quality Meter Sumber :
http://www.unihedron.com/projects/darksky/comparison/ Dalam penelitian ini, model
SQM yang digunakan adalah SQM-L dan SQM-LU.

SQM-L (Lens) merupakan tipe SQM yang memiliki lensa dan model SQM hanheld
sehingga data yang diambil dapat dilakukan secara manual oleh pengamat dengan
menekan tombol start. Luas bidang pandang yang dimilik SQM-L ini lebih sempit
daripada SQM yang model pertama, yaitu 20°. Sehingga memiliki keuntungan yaitu
membuat pengukuran semakin akurat. Selain model SQM-L, penelitian ini juga
menggunakan model SQM-LU.

SQM-LU (Lens-USB) merupakan SQM dengan tampilan pembaca data hasil pengamatan
dihubungkan melalui kabel USB ke komputer pengamat. Sebab telah disediakan kabel
USB (Universal Serial Bus) maka pembacaan data dapat langsung ditampilkan di
komputer/laptop. Pembacaan datanya pun bervariasi, bisa tunggal maupun kontinyu.

Untuk pembacaan data kontinyu, rentang waktu pengambilan data bisa disesuaikan
dengan rancangan penelitian dan kemampuan alat. BAB 3 METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasi deskriptif yaitu
menggambarkan cara melakukan penelitian pengaruh waktu terhadap kualitas langit
dengan menggunakan Sky Quality Meter (SQM). Metode penelitian yang digunakan
yaitu observasi.

Observasi yang telah dilakukan lalu dideskripsikan karena mengamati langsung dan
menjelaskan objek penelitian dengan tidak memberikan perlakuan apapun ke objek
penelitian. Proses pengambilan data dilakukan di satu lokasi yaitu di Bumi Perkemahan
Jurang Senggani selama 30 hari. Pengambilan data ini menggunakan SQM-L dan SQM-
LU yang dilakukan per 15 menit.

Kemudian, data yang diperoleh dari hasil observasi untuk selanjutnya akan dianalisis
menggunakan Microsoft Excel 2010. Grafik yang dibuat yaitu grafik hubungan antara
waktu terhadap nilai kecerahan langit dengan satuan MPSAS (Magnitude Per Square
ArcSecond). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut:
Studi Kepustakaan Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah mencari sumber referensi
sebagai dasar teori yang sesuai dengan topik permasalahan yang diambil. Referensi
yang diambil meliputi tentang kecerahan langit, polusi cahaya dan Sky Quality Meter
(SQM).

Pelaksanaan Penelitian di Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mencari lokasi


yang memudahkan pengamat untuk mengamati kualitas langit malam yang sekiranya
terhindar dari polusi cahaya Pengolahan Data Hasil pengamatan yang diperolah nanti
berupa data kuantitatif besar nilai kecerahan langit berdasarkan waktu yang kemudian
dianalisis pengaruhnya. Data diambil selama 30 hari sebagai pembanding satu sama
lain.

Kesimpulan Setelah melakukan analisis data, maka ditarik kesimpulan sesuai tujuan yaitu
mengetahui pengaruh waktu, wilayah, dan cuaca terhadap kualitas langit. Objek
Penelitian Pada penelitian ini objek penelitian yang digunakan yaitu kondisi kecerahan
langit malam berdasarkan waktu, wilayah dan cuaca. Penelitian ini akan dilakukan dari
sore hari sampai pagi hari selama tiga puluh hari.

Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada
tanggal 1 Januari 2021 – 1 Februari 2021 pukul 17.00 – 05.00 WIB. Tempat Penelitian
Adapun lokasi penelitian yaitu Bumi Perkemahan Jurang Senggani, Desa Nglurup,
Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Instrumen Pengambilan
Data Dalam proses pengambilan data, alat dan bahan yang digunakan adalah: Tabel 3.1.
Alat yang Digunakan No. Nama Alat Kegunaan 1.

SQM-L Untuk mengambil data kecerahan langit secara manual 2. SQM-LU Untuk
mengambil data kecerahan langit yang sudah dilengkapi dengan USB untuk membaca
data dalam laptop. 3. Stopwatch/Handphone Sebagai penanda waktu 4.

GPS (Global Positioning System ) Untuk melacak posisi atau lokasi, melakukan
pengukuran waktu yang tepat, menyiapkan survei dan peta yang akurat, dan untuk
navigasi. 5. Tripod ( Kaki tiga untuk tempat SQM) Untuk menempatkan SQM saat
proses pengamatan 6. Laptop Untuk memproses dan menganalisa data yang diperoleh
Proses Pengambilan Data Untuk mengukur kualitas langit, berikut ini tahapan yang
dilakukan saat penelitian: Penentuan lokasi dan waktu Lokasi yang digunakan yaitu di
Bumi Perkemahan Jurang Senggan, Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Kabupaten
Tulungagung selama 30 hari pada rentang pukul 17.00-05.00 WIB.

Persiapan Alat Memasang kaki tiga dengan cara membuka kaki tiga selebar mungkin
hingga leg bracket tidak bisa menutup kembali, Mengatur posisi tripod untuk
mendapatkan tempat yang datar, Memasang Sky Quality Meter pada tripod, Proses
Pengambilan Data Mengarahkan SQM menghadap ke atas / langit, Mencatat posisi
lokasi menggunakan GPS, Menyalakan SQM (on), Mencatat yang tertera pada SQM
setiap 15 menit sampai waktu tertentu.

Prosedur Pengolahan Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan batuan
software Microsoft Office Excel 2010. Untuk SQM-L dapat menginput manual data
tanggal, waktu, dan nilai SQM-L yang telah diperoleh. Sedangkan untuk SQM-LU, proses
input data dilakukan dengan impor file keluaran UDM yang berformat .dat ke Microsoft
Excel.

Diagram Alir Penelitian Tahapan proses pada penelitian ini digambarkan dalam diagram
alir pada gambar di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian DAFTAR RUJUKAN
Agya Utama, S. H. G. (2009). Indonesian residential high rise buildings: A life cycle
energy assessmente. 41(11), 1263–1268. Ahyar, M., Pramudya, Y., & Okimustava, O.
(2020).

Implementasi Sistem Pengolahan Data Sky Quality Meter Berbasis Visual Basic Untuk
Analisis Perubahan Tingkat Kecerahan Langit. Jurnal Kumparan Fisika, 3(3), 239–246.
https://doi.org/10.33369/jkf.3.3.239-246 Al-faruq, A. R. (2013a). Kecerahan Langit Malam
Arah Zenit Di Observaorium Bosscha Dan Analisis Awal Waktu Shubuh Dan Isya
Menggunakan Sky Quality Meter. Al-faruq, A. R. (2013b).

Kecerahan Langit Malam Arah Zenit Di Observatorium Bosscha Dan Analisis Awal Waktu
Shubuh Dan Isya Menggunakan Sky Quality Meter Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. 1–6. Ardhiyah, N., Matematika, P. S., Sains, F.,
Teknologi, D. A. N., Islam, U., & Sunan, N. (2019). Prediksi awal waktu shalat berdasarkan
titik belok kecerahan langit menggunakan metode support vector regression dan
restricted cubic spline. 81. Azman, M. I.,

Dalimin, M. N., Mohamed, M., & Abu Bakar, M. F. (2019). A Brief Overview on Light
Pollution. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 269(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/269/1/012014 Azzahidi, F., Irfan, M., & Utama, J. A.
(2011). Pengukuran Kecerahan Langit ( Sky Brightness ) Observatorium Bosscha
Menggunakan Teleskop Portabel dan CCD. 2011. B Murti. (2011). Validitas dan
Reliabilitas Pengukuran. Badiuddin, R. Z. (2021).

SMARTPHONE DAN SKY QUALITY METER BERBANTUAN TRACKER dan CMOS


( Complementary Metal-oxide Semiconductor ). Sensor CCD bekerja Microsoft Excel .
Hasil analisis dibandingkan dan dihitung nilai luminance dan. 05(01), 65–73. Bertolo, A.,
Binotto, R., Ortolani, S., & Sapienza, S. (2019). Measurements of night sky brightness in
the Veneto Region of Italy: Sky quality meter network results and differential
photometry by digital single lens reflex.

Journal of Imaging, 5(5). https://doi.org/10.3390/jimaging5050056 Bortle, J. (2015). The


Bortle Dark-Sky Scale. Sky & Telescope, 8–9.
https://www.wilderness.net/toolboxes/documents/night/Bortle Dark-Sky Scale.pdf
Dajana Bjelajac, B. Ð. & S. K. (2021). Dark skies and dark screens as a precondition for
astronomy tourism and general well-being. 19–43. Hasan, A. (2015). Efek polusi cahaya
terhadap pelaksanaan rukyat. Herdiwijaya, D, & Arumaningtyas, E. P. (2011).

Pengukuran kecerlangan langit arah zenith di bandung dan cimahi dengan


menggunakan sky quality meter. Prosiding Seminar Himpunan Astronomi Indonesia.,
October. Herdiwijaya, Dhani, Matematika, F., Alam, P., & Bandung, I. T. (2016).
Pengukuran Kecerahan Langit Malam arah Zenith untuk Penentuan Awal Waktu Fajar.
95–102. Kohei, N., & Duco, S. (2004). Light pollution handbook. Dordrecht?; Norwell,
MA. Kyba, C. C. M., Ruhtz, T., Fischer, J., & Hölker, F. (2011).

Lunar skylight polarization signal polluted by urban lighting. Journal of Geophysical


Research Atmospheres, 116(24), 1–6. https://doi.org/10.1029/2011JD016698
Pandiangan, P. (2011). Pengukuran dan Sistem Satuan dalam Fisika. 1–43. Pramudya, Y.,
Budi, K. S., Okimustava, & Muchlas. (2019). Preliminary study on relation between
temperature, humidity and Night Sky Brightness in Yogyakarta. Journal of Physics:
Conference Series, 1231(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1231/1/012004 Raisal, A.
Y., Putraga, H., Hidayat, M., & Rakhmadi, A. J. (2021). Pengukuran Kecerahan Langit Arah
Zenit di Medan dan Serdang Bedagai Menggunakan Sky Quality Meter.

JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 5(1), 51–58.
https://doi.org/10.30599/jipfri.v5i1.835 Rajkhowa, R. (2012). Light Pollution and Impact
of Light Pollution. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN (Online
Impact Factor, 3(10), 2319–7064. www.ijsr.net Rakhmadi, A. J., Setiawan, H. R., & Raisal,
A. Y. (2020). Pengukuran Tingkat Polusi Cahaya dan Awal Waktu Subuh di OIF UMSU
dengan Menggunakan Sky Quality Meter.

Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 12(2), 58–65.


https://doi.org/10.30599/jti.v12i2.667 Utama, J. A. (2018). aspek sosial-ekonomi polusi
cahaya. materi disajikan dalam bimbingan teknis (bimtek) pengamatan antariksa
tentang kecerlangan langit di lapan bandung. Zahroya, I. U., Islam, U., Sunan, N., Hukum,
J., Islam, P., Studi, P., & Falak, I. (2019). QUALITY METER TERHADAP AKURASI WAKTU
SALAT ( Studi Pemikiran Prof . Thomas Djamaluddin ). In Skripsi.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
repository.unib.ac.id › 8361 › 1
http://eprints.itn.ac.id/2223/1/skripsi%20alan.pdf
https://repository.its.ac.id/1452/1/3611100029-Undergraduate_Theses.pdf
eprints.uad.ac.id › 11011 › 1
https://core.ac.uk/download/pdf/12351606.pdf
https://id.scribd.com/doc/139062923/Desa-Wisata
https://makanminummurah.blogspot.com/
www.gramedia.com › literasi › penginderaan-jauh
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/197703312008121001-
JUDHISTIRA_ARIA_UTAMA/Publikasi/Pengukuran%20Kecerahan%20Langit%20%28Sky
%20Brightness%29%20Observatorium%20Bosscha%20-%20HAI%202011.pdf
https://www.researchgate.net/publication/338835619_Kajian_Kualitas_Air_dan_Indeks_Pe
ncemaran_Perairan_Laut_di_Teluk_Manado_Ditinjau_Dari_Parameter_Fisika-
Kimia_Air_Laut
https://eprints.walisongo.ac.id/7524/3/135212005_bab2.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7524/3/135212005_bab2.pdf
www.qureta.com › post › polusi-cahaya
https://www.medcom.id/ramadan/news-ramadan/8Ky41nrk-kepala-lapan-pastikan-
waktu-isya-dan-subuh-di-indonesia-sudah-tepat
https://www.researchgate.net/publication/314093183_Pengukuran_Kecerlangan_Langit_
Arah_Zenith_di_Bandung_dan_Cimahi_dengan_Menggunakan_Sky_Quality_Meter
https://www.researchgate.net/profile/Dhani-
Herdiwijaya/publication/314093183_Pengukuran_Kecerlangan_Langit_Arah_Zenith_di_Ba
ndung_dan_Cimahi_dengan_Menggunakan_Sky_Quality_Meter/links/58b503fbaca2725b
541c4283/Pengukuran-Kecerlangan-Langit-Arah-Zenith-di-Bandung-dan-Cimahi-
dengan-Menggunakan-Sky-Quality-Meter.pdf
journal.umsu.ac.id › index › almarshad
https://www.researchgate.net/publication/303988531_Masalah_dan_Solusi_dalam_Bisnis
_Online
exploreta.blogspot.com › 2016 › 03
eprints.ums.ac.id › 32469 › 6
www.researchgate.net › publication › 355063927_TEKNIK
https://wandahim.wordpress.com/author/wandahim/
http://repository.radenintan.ac.id/921/1/skripsi_mulyati.pdf
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/3644/3232
https://maduntaufiq.blogspot.com/2011_02_26_archive.html
ejournal.unib.ac.id › index › kumparan_fisika
cindyartita.blogspot.com › 2014 › 06
https://mahmudahabshor.blogspot.com/
https://www.ngelmu.co/pengertian-variabel/
www.kompas.com › 17 › 115523369
www.kompas.com › skola › read
https://siswady.wordpress.com/makalah/menghitung-tinggi-bulan-bintang-dan-
matahari/
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/gerhana-matahari
www.kompas.com › perubahan-kenampakan-langit
id.wikipedia.org › wiki › Daftar_istilah_astronomi
www.ugm.ac.id › id › berita
https://darkskymalaysia.com/ms/gan-guide/
text-id.123dok.com › document › z3nrdneq-s-fis
adoc.pub › isbn-151644745647301
http://putmanmountainobservatory.com/sky-quality-monitoring/
http://digilib.uinsgd.ac.id/19488/4/4_bab1.pdf
https://oif.umsu.ac.id/2017/12/tingkat-polusi-cahaya-di-kota-medan-mencemaskan/
www.idntimes.com › life › diy
https://www.researchgate.net/publication/327384914_Analisis_Dinamika_Polusi_Cahaya_
di_Sekitar_Observatorium_Bosscha_Berdasarkan_Citra_Satelit_VIIRS-DNB
kanalispolban.wordpress.com › chemlib › makalah
text-id.123dok.com › document › wq29o99ez-pengukuran
www.researchgate.net › publication › 314093183
https://www.academia.edu/33922906/MODUL_PRAK_TEMKP
https://eprints.walisongo.ac.id/6840/4/BAB%20III.pdf
sukawiryanto.wordpress.com › pengkabelan-port
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/206/5/BAB%20III%20metode%20%28MA%29.pdf
akmalsulaiman.com › 2021/06/08 › konsep-analisis-data
http://repository.radenintan.ac.id/158/4/Bab_III.pdf
https://123dok.com/document/y62o207z-metode-penentuan-waktu-salat-dalam-
persp.html
repository.unpas.ac.id › 30049 › 5
http://repositori.unsil.ac.id/3273/11/12.%20BAB%20II.pdf
https://esisetiawati.blogspot.com/
www.merdeka.com › jatim › fungsi-gps-pada-kendaraan
https://kfi.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKFI/article/download/7885/pdf

Anda mungkin juga menyukai