RINGKASAN
KONSEP ETIKA
Sebagai cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku manusia, etika memberikan
standar atau penilaian terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, etika terbagi
menjadi empat klasifikasi yaitu:
KONSEP AKHLAK
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan akhlak, moral, dan etika,
yaitu dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila
menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan
ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul
dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keter-paksaan untuk berbuat Apabila perbuatan tersebut dilakukan
dengan terpaksa bukanlah pen-cerminan dari akhlak
KONSEP MORAL
Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berarti adat kebiasaan. Kata
mores ini mempunyai padanan kata dengan ; mos, moris, manner mores atau manners,
morals. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998) kata moral berarti “akhlak atau
kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang
menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup”. Moral adalah suatu ajaran
wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang
baik. Moralitas bukanlah suatu koleksi dari aturan-aturan, norma-norma atau
kelakuan-kelakuan tertentu tetapi merupakan perspektif atau cara pandang tertentu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa moral adalah ajaran atau
pedoman yang dijadikan landasan untuk bertingkah laku dalam kehidupan agar
menjadi manusia yang baik atau berakhlak. Istilah moral mengandung integritas dan
martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh
moralitas yang dimilikinya. Moralitas seseorang tercermin dalam sikap dan
perilakunya.
Dalam hal perbedaan, Rosihin Anwar menjelaskan segi perbedaan yang menjadi
ciri khas masing-masing. Pertama, akhlak merupakan istilah yang bersumber pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Menentukan baik dan buruk, layak atau tidak suatu
perbuatan, sifat dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan barometer atau
ukurannyaa dari ajaran Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Sementara moral
dan etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai dan kesusilaan baik
dan buruk. Pemaparan perbedaan dari ketiga tersebut juga diperkuat oleh argumen
dari Al-Mawardi yang mengatakan etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang
persoalan baik dan buruk berdasarkan akal pikiran manusia. Sedangkan, moral adalah
suatu hal yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan ukuran budaya dan tradisi
yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.
Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah bagian yang membicarakan
masalah baik dan buruk dengan ukuran wahyu atau Al-Qur’an dan Hadist. Akhlak
adalah sikap atau perilaku baik dan buruk yang dilakukan secara berulang-ulang dan
diperankan oleh seseorang tanpa disengaja atau melakukan pertimbangan terlebih
dahulu. Akhlak yang terpuji dinamakan akhlakul karimah (akhakul mahmudah).
Sedangkan, akhlak buruk atau tercela dinamakan akhlak mazmumah.
Tak hanya itu, menurut Al-Mawardi jika membahas tentang ilmu akhlak, maka
akan juga terkait dengan ilmu-ilmu seperti akhlak tasawuf, ilmu tauhid, ilmu
psikologi dan ilmu Pendidikan.
Penjelasan Al-Ghazali yang dikutip oleh Hasyimsyah bahwa akhlak tidak bersifat
rasional atau dorongan nafsu. Sementara moral senantiasa bersifat dinamis, berubah-
ubah sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Adapun
etika bersifat hasrat akalnya atau perbuatan yang dilakukannya bukan berdasarkan
pada keinginan batinnya tetapi keinginan dari ide yang muncul pada dirinya.
Adapun argumen dari Abdul Majid terkait perbedaan ketiga terminolgi diatas
adalah bahwa etika berasal dari teori atau ilmu filsafat dan bukan berasal dari agama.
Sementara, aklahk lebih mendalam pengertiannya karena bersumber pada ajaran
agama islam. Terdapat tiga alasan mengapa akhlak lebih mendalam dibandingkan
yang lain, yaitu bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, akhlak
lebih universal dan komprehensif dan terakhir adalah seseorang yang memiliki akhlak
yang baik dalam Islam akan berada dibawah pancaran sinar petunjuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala menuju keridhaan-Nya.
Ibn Arabi mengatakan bahwa dorongan untuk melakukan perbuatan baik atau
perbuatan buruk adalah karena pada diri seseorang itu terdapat tiga jenis nafsu, yaitu
nafsu syahwaniyyah, nafsu ghadabiyyah, nafsu anhathiqah.
Etika disebut juga ilmu adat kebiasaan. Sementara, Moral disebut sebagai
sistem hidup yang berlaku pada masyarakat dan akhlak biasa disebut dengan watak,
tabiat, ataupun adab serta sopan santu dalam perspektif Islam.