12. Bab 12: Perbarengan Tindak Pidana (concursus) Dan Pengulangan Tindak Pidana
(recidive) – 526
A. Perbarengan Tindak Pidana – 526
i. Pengertian – 526
ii. Dasar Perhitungan Perbarengan – 527
iii. Kasus 31: Madoff – 528
iv. Perbarengan Tindak Pidana dalam KUHP dan RKUHP – 531
v. Bentuk-bentuk Perbarengan Tindak Pidana – 538
B. Perbuatan Berlanjut (voorgezette handeling) – 546
i. Pengertian – 546
ii. Syarat-Syarat – 547
iii. Perbuatan Berlanjut Dalam Tindak Pidana Korupsi – 550
C. Perbarengan Beberapa Perbuatan (meerdaadsche samenloop/concursus realis) – 551
i. Pengertian – 551
ii. Ancaman Pidana Sejenis dan Tidak Sejenis – 552
iii. Ancaman Pidana Mati – 553
iv. Kejahatan dan Pelanggaran – 554
v. Delik Tertinggal – 555
vi. Perbarengan Tindak Pidana dalam Praktik – 556
vii. Kasus 32: Jaksa v Liem Swan Thwan – 556
viii. Kasus 33: Jaksa v Erwin alias Ateng – 561
ix. Kasus 34: Jaksa v Tarmono Bin Brojo Utomo – 563
D. Recidive (Pengulangan) – 565
i. Kasus 35: Syarif Iskandar Al Kadrie v Mahkamah Agung – 576
ii. Kasus 36: Untung Edy Syahputra v PN. Bukit Tinggi – 579