PENDAHULUAN
1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini supaya tenaga kesehatan
umumnya dan Mahasiswa keperawatan khususnya dapat memahami
tentang Abortus dan kaitannya dengan Hukum kesehatan.
b. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
ABORSI
1. Pengertian
Abortus provocatus yang dikenal di Indonesia dengan istilah aborsi berasal dari bahasa Latin
yang berarti pengguguran kandungan karena kesengajaan. Aborsi atau Abortus provocatus
adalah penghentian atau pengeluaran hasil kehamilan dari rahim sebelum waktunya. 1 Dengan
kata lain “pengeluaran” dimaksudkan bahwa keluarnya janin disengaja dengan campur tangan
manusia, baik dengan cara mekanik, obat atau cara lainnya. Menurut ketentuan yang
tercantum di dalam Pasal 346 KUHP “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun”.
1. Macam-Macam Aborsi
Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara
alami, tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), dan aborsi yang
direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan, tindakan bedah,
atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina (aborsi
provokatus).
Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu pengguguran
spontan (spontanueous aborsi) dan pengguguran buatan atau sengaja (aborsi
provocatus), meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa
dijelaskan,menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri dari:
1. Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured
Abortion/ Aborsi Prvocatus/ Induced Abortion, yaitu penghentian hasil
kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kandungan.
2. Miscarringe/ Keguguran, yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi
hidup di luar kandungan (viabilty).
3. Aborsi Therapeutic/ Medicalis, adalah penghentian kehamilan dengan
indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu, atau tubuhnya yang
tidak bisa dikembalikan.
4. Aborsi Kriminalis, adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa
hidup di luar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik,
dan dilarang oleh hukum.
5. Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk meghindari
kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit ginetis.
Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan
keturunan hanya yang unggul saja.
6. Aborsi langsung – tak langsung, adalah tindakan (intervensi medis)
yang tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam
rahim sang ibu. Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan
(intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya
sendiri tidak dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam tindakan itu.
7. Selective Abortion. Adalah penghentian kehamilan karena janin yang
dikandung tidak memenuhi kriteria yang diiginkan. Aborsi ini banyak
dilakukan wanita yang mengadakan ”Pre natal diagnosis” yakni
diagnosis janin ketika ia masih ada di dalam kandungan.
8. Embryo reduction (pengurangan embrio), pengguguran janin dengan
menyisahkan satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami
hambatan perkembangan, atau bahkan tidak sehat perkembanganya.
9. Partia Birth Abortion, merupakan istilah politis/hukum yang dalam
istilah medis dikenal dengan nama dilation and extaction. Cara ini
pertama-tama adalah dengan cara memberikan obat-obatan kepada
wanita hamil, tujuan agar leher rahim terbuka secara prematur.
a. Aborsi komplitus
artinya keluar sebagian tetapi tidak seluruh hasil konsepsi sebelum umur
kehamilan lengkap 20 minggu.
d. Aborsi diinduksi
Yaitu penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum umur
kehamilan lengkap 20 minggu dapat bersifat
Yaitu keadaan perdarahan dari interauteri yang terjadi dengan dilatasi serviks
kontinu dan progresif tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur
kehamilan 20 minggu.
f.Aborsi terinfeksi
Yaitu aborsi yang embrio atas janinnya meninggal. Dalam uterus sebelum
umur kehamilan lengkap 20 minggu tetapi hasil konsepsi tertahan dalam
uterus selama 8 minggu atau lebih.
h.Aborsi septik
2. Aborsi Provokatus
Yaitu aborsi yang terjadi karena perbuatan manusia. Dapat terjadi baik
karena di dorong oleh alasan medis, misalnya karena wanita yang hamil
menderita suatu penyakit. Aborsi provokatus dapat juga dilakukan pada saat
kritis untuk menolong jiwa si ibu, kehamilan perlu diakhiri, umpamanya pada
kehamilan di luar kandungan, sakit jantung yang parah, penyakit TBC yang
parah, tekanan darah tinggi, kanker payudara, kanker leher rahim. Indikasi
untuk melakukan aborsi provokatus therapeuticum sedikit-dikitnya harus
ditentukan oleh dua orang dokter spesialis, seorang dari ahli kebidanan dan
seorang lagi dari ahli penyakit dalam atau seorang ahli penyakit jantung.
2. Aborsi provokatus criminalis
Inilah aborsi yang dilakukan dengan sengaja, baik oleh si ibu maupun oleh
orang lain dengan persetujuan si ibu hamil. Hal ini dilakukan dengan alasan-
alasan tertentu, misalnya malu mengandung karena hamil di luar nikah.
Aborsi ini biasanya dilakukan demi kepentingan pelaku, baik itu dari wanita
yang mengaborsikan kandungannya ataupun orang yang melakukan aborsi
seperti dokter secara medis ataupun dilakukan oleh dukun beranak yang
hanya akan mencari keuntungan materi saja.
Faktor-faktor ABORSI
Abortus spontan yang terjadi dengan sendiri atau yang disebut dengan
keguguran. Prosentase abortus ini 20% dari semua jenis abortus. Sebab-sebab
abortus spontan yaitu :
1. Faktor Janin
Kelainan Kromosom
Dari kelainan janin dapat dibedakan dua jenis aborsi yaitu aborsi aneuploid
dan aborsi euploid. Aborsi Aneuploid terjadi karena adanya kelainan
kromosom, baik kelainan struktur kromosom atau pun komposisi kromosom.
Sedangkan pada abortuseuploid, pada umumnyanya tidak diketahuai
penyebabnya. Namun faktor pendukung aborsi mungkin di sebabkan oleh:
kelainan genetik, faktor ibu dan beberapa faktor ayah serta kondisis
lingkungan (Williams,2006).
1. Faktor Ibu
Infeksi Akut
Infeksi Kronis
Penyakit Kronik
Konsumsi kopi dalam jumlah lebih daari empat cangkir per hari tampak
sedikit meningkatkan abortus spontan.
4. Radiasi
5. Kontrasepsi
Adalah respon kekebalan salah sasaran yang terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh kacau dan menyerang tubuh sendiri.
2. Alloimun
RESIKO ABORTUS
1. Aborsi menurut Isu Etik Medis
1. Aborsi menurut Ilmu pengetahuan
Pasal341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling
lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang
lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan
dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima
tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat
dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 75
dikecualikan berdasarkan:
1. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
perkosaan.
Pemerintah.
Pasal 76
dilakukan:
1. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari
medis;
1. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
menteri;
1. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
2. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
3. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
1. Aborsi menurut Hak Asasi Manusia
UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak
untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.
1. Aborsi menurut pandangan masyarakat
Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika
budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat agamanya.
Istilah aborsi di masyarakat mempunyai arti “negative meaning”. Yang mana,
menurut kaum masyarakat yang namanya aborsi adalah pengguguran
kandungan yang disengaja dalam upaya orang tua janin untuk menutupi
aibnya. Hal ini merupakan suatu hal yang tabu bagi masyarakat. Berbeda jika
judulnya diganti dengan keguguran, masyarakat menganggap hal ini
merupakan suatu musibah bagi orang tuanya karena telah kehilangan calon
bayinya
1. Aborsi menurut pandangan Agama
2. Islam
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum
aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa
hak, sebagaimana firman Allah swt :
” Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah
murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang
besar.”( Qs An Nisa’ : 93 )
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat
bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu
alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa
yang diharamkan Allah swt.
Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya
pengobatan. Sedangkan Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk
berobat. Rasulullah Saw bersabda:
“Jika berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih
yang lebih ringan madharatnya.” (Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi`
Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Saran
Setelah mengetahui bahwa Aborsi itu merupakan salah satu tindakan ilegal
maka diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan tidak akan pernah
melakukannya kecuali dengan indikasi yang jelas. Suatu prinsip etika yang
sangat mendasar ialah kita harus menghormati kehidupan manusia. Jangan
pernah mencoba untuk mengorbankan manusia kepada suatu tujuan yang
lain.
Daftar Pustaka
Suhaemi,Mimin Emi, Hj.,Etika keperwatan : aplikasi pada praktik., Editor Monica Ester.,Jakarta :
EGC,2003