Anda di halaman 1dari 13

Analisa Gravimetri

Dosen Pengampuh : Sakiah, S.P., M.P.

Disusun Oleh :

Risky M.F. Simangunsong 2101058

Reihan Akbar Ketaren 2101056

Farhan Ardiansyah 2101038

Nurul Padhillah 2101052

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS PERKEBUNAN

MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat limpah karunia dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ANALISA GRAVIMETRI
pada mata kuliah KIMIA dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu
Alamiah Dasar. Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. terkhusus kepada :

1. Kepada Ibu SAKIAH, S.P.,M.P selaku dosen pengampuh mata kuliah kimia
2. Orang tua kami yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami.
3. Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesikan makalah ini.
Demikian makalah tugas Ilmu Alamiah Dasar yang telah kami buat. Kami mohon kritik dan
sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar isi..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................


1.2 Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

2.1 Pengertian Gravimetri .....................................................................


2.2 Metode / Prinsip Kerja ....................................................................

BAB III KESIMPULAN.........................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar
analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis
menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat
unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom
penyusunnya. Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya
secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.
Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan
analit dari pengganggu-pengganggunya.

Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada
prinsip penimbangan berat yang di dapat dari proses pemisahan analit dari zat – zat lain
dengan metode pengendapan. Zat yang telah diendapkan ini disaring dan dikeringkan serta
ditimbang dan diusahakan endapan itu harus semurni mungkin. Untuk memisahkan endapan
tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup yang wajib dimiliki
seorang enginer.

Saat ini sudah semakin luas aplikasinya, misalnya pada penentuan fraksi-fraksi dari minyak
bumi, penentuan kadar air dari berbagai produk seperti hasil pertanian, minyak bumi, minyak
goreng, dan gas alam, elektrogravimetri, dan thermal gravimetri. Dilihat dari betapa
pentingnya analisa gravimetri, maka untuk itu dilakukan percobaan analisa gravimetri ini.

1.2 Tujuan

1. Untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa.

2. Untuk menentukan kadar besi dalam suatu sampel secara gravimetri


3. Untuk menentukan kadar sulfat dalam sampel sebagai gravimetri.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gravimetri

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk menentukan
kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat
komponen dalam keadaan murni,setelah melalui proses pemisahan.Analisis. gravimetri
adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian
terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat digunakan, Zat ini mempunyai ion yang sejenis
dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua phenomena
yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya maka
kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah
akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi.

2.2 Metode Analisa Gravimetri

 Metode Penguapan

1. Defenisi Penguapan
Penguapan adalah proses perubahan fase cair menjadi uap. Uap air di udaraberasal
dari penguapan air di permukaan bumi. Kondensasi dan presipitasimengembalikan
air ini ke permukaan bumi, melengkapi siklus hidrologi. Meskipundemikian,
penguapan tidak terjadi dengan kecepatan yang konstant dan tidaktergantung pada
persediaan air yang ada
2. Prinsip Pada Penguapan
Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari
tekanan dan suhu tertentu. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai
uap bebas. Kondensat yang jatuh dan bagian cair yang tidak menguap sebagai
residu atau tersisa. Apabila yang diinginkan adalah bagian campurannya yang
tidak teruapkan dan bukan destilatnya maka proses tersebut dinamakan
pengentalan dengan evaporasi. Tujuan dari penguapan adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat. Penguapan atau
evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air)
dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara
akan berkumpul menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang
berukuran kecil dapat bergabung menjadi butiran air dan turun hujan siklus air
terjadi terus menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari danau,
embun dan sumber air lainnya.

3. Uji pada penguapan


Pengujian Residu Penguapan Uji residu evaporasi adalah untuk mengukur massa
bahan terlarut dalam larutan yang berbeda. Dengan analisis lebih lanjut untuk
residu penguapan, keamanan bahan kemasan bisa sangat terjamin.
Contoh produk : C830 Migration - adalah salah satu percobaan efisiensi dan
otomatis untuk menentukan kandungan migrasi dan konten yang tidak mudah
menguap, yang dapat digunakan secara luas untuk menentukan migrasi berbagai
bahan kemasan untuk makanan dan produk mereka, kandungan bahan kemasan
yang tidak mudah menguap untuk obat-obatan, padatan, air dan lemak makanan,
air dan zat-zat dan bahan makanan tambahan yang tidak dapat larut. Instrumen ini
mendukung mode penguapan cepat dan fungsi daur ulang yang efisien sehingga
air, asam asetat, etanol dan reagen lainnya dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi pengujian. Proses pengujian yang tidak berbahaya reagen yang diuapkan
akan dikumpulkan dan diproses melalui pipa gas khusus, tanpa memerlukan
sistem penanganan gas tambahan di laboratorium. Proses pengujian yang tepat.
Ruang suhu konstan yang dirancang secara khusus dan sistem penimbangan dapat
menjamin keakuratan pengujian.

 Metode Penyaringan

1. Defenisi Penyaringan
Filtrasi (Penyaringan) adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk
memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat zat yang bercampur.

2. Prinsip pada Penyaringan


Prinsip dasar penyaringan ini yang paling sederhana adalah menyaring sejumlah
molekul padatan yang mencampur didalam lauratan, sehingga tingkat kemurnian
penyaringan yang didapatkan dari penyaringan ini tergantung pada ukuran pori
dan kualitas dari filter atau penyaring yang dipakai. Untuk metode dari filtrasi ini,
yang diinginkan adalah residu (ampasnya) terkadang dibutuhkan langkah
pengeringan supaya semua cairan yang masih menyisa dalam padatan menguap.
Dalam filtrasi penyaringan biasanya dilakukan dengan kertas saring. Penyaringan
ini akan menghasilkan hasil filtrasi (filtrat) yang biasanya bening dan residu
(ampas). Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel
lebih besar dari pori – pori saringan dan meneruskan pelarut.

3. Uji pada Penyaringan


Tujuan penelitian untuk mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur sifat
penguapan pada gasoline dan untuk mengetahui dan memahami spesifikasi yang
diperbolehkan untuk gasoline menguap. Pengujian yang dilakukan terdapat 4
sampel gasoline yaitu premium, pertalite, pertamax dan pertamax plus. Sampel
kemudian diuji sifat penguapannya dengan mengacu ke ASTM D 323 untuk RVP
(Reid Vapour Pressure) dan ASTM D 86 untuk distilasi. Dari pengujian Semakin
besar nilai RVP pada gasoline makin rendah juga temperature yang didapat dari
pengujian distilasi 10% volume penguapan yang mempengaruhi semakin
mudahnya motor dinyalakan pada kondisi dingin. Semakin tinggi RVP dari
gasoline makin rendah pula temperature yang didapatkan pada pengujian distilasi
90% volume penguapan ini akan mempengaruhi kemudahan pada pendistribusian
bahan bakar ke setiap silinder mesin. Pada pengujian semakin tinggi angka oktan
dari suatu bahan bakar bensin (gasoline), maka akan semakin bagus pula sifat
penguapannya baik dari hasil uji distilasi maupun uji RVP nya. Dari hasil
pengujian yang dilakukan baik pengujian distilasi atau RVP ke empat sampel beda
angka oktan tersebut tidak kurang dari batas maksimum dan minimum spesifikasi
uji sifat penguapan yang dikeluarkan dirjen migas tahun 2013.

 Metode Pengendapan

1. Defenisi Pengendapan
Pengendapan bisa terjadi apabila konsentrasi senyawa melebihi kelarutan.
Pengendapan bisa terjadi secara cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat
hubungannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Pengendapan dalam padatan,
terjadi apabila konsentrasi salah satu padatan berada di atas batas kelarutan.
Pengendapan padatan sering dipakai untuk mensisntesis nanoclusters. Tahapan
penting dalam proses presipitasi yaitu nukleasi. Pembentukan partikel padatan
yaitu meliputi pembentukan antarmuka, yang membutuhkan beberapa energi yang
didasarkan pada energi permukaan relatif larutan atau padatan. Apabila tidak,
maka akan timbul kejenuhan.

2. Prinsip pada Pengendapan


Prinsip pengendapan protein adalah berkurangnya kelarutan protein dalam larutan
karena air diserap oleh garam. Semakin banyak molekul air yang berikatan dengan
ion-ion garam mengakibatkan protein saling berinteraksi, teragregasi dan
mengendap. Pengendapan merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi
fluida yang mengandung konsentrasi padatan lebih tinggi. Proses sering
dipergunakan untuk skala laboratorium yang menggambarkan proses sedimentasi
sederhana, sedangkan proses continiu dipergunakan dalam skala komersial dengan
mempertimbangkan kecepatan pengendapan terminal dari partikel – partikelnya.
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi suatu senyawa melebihi kelarutannya
(seperti saat mencampur pelarut atau mengubah suhunya). Pengendapan dapat
terjadi dengan cepat dari larutan jenuhnya. Reaksi pengendapan adalah suatu jenis
reaksi yang dapat berlangsung dalam cairan, misalnya air. Suatu reaksi dapat
dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan.
Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.
3. Uji pada Pengendapan
Uji pengendapan dengan garam jenuhkan 10 ml larutan protein dengan amonium
sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan yaitu pertama tambahkan sedikit garam
tersebut aduk hingga melarut tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk
lagi sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh
kemudian disaring. Uji lerutan dari endapan di dalam air uji endapan dengan
reagen millon dan filtrat uji biuret.

 Metode Elektrolisis

1. Defenisi Elektrolisis
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Proses elektrolisis memisahkan molekul air menjadi gas hidrogen dan
oksigen dengan cara mengalirkan arus listrik ke elektroda tempat larutan elektrolit
(air dan katalis) berada. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi redoks tidak spontan,
reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik.

2. Prinsip pada elektrolisis


Elektrolisis terdiri atas zat yang dapat mengalami ionisasi (larutan elektrolit),
elektrode, dan sumber listrik (baterai). Mula-mula aliran listrik dialirkan dari
kutub negatif baterai ke katode yang bermuatan negatif. Larutan elektrolit akan
terionisasi menjadi kation dan anion. Selanjutnya, kation di katode akan
mengalami reduksi. Di anode, anion akan mengalami oksidasi.

3. Uji pada elektrolisis


Hidrogen merupakan salah satu energi terbarukan yang mempunyai banyak
kelebihan dibanding dengan energi terbarukan lainnya.  Salah satu metode yang
menjanjikan untuk menghasilkan gas hidrogen adalah dengan metode elektrolisis
air laut yang sumbernya tidak terbatas. Metode lektrolisis pada penelitian ini
menggunakan arus listrik searah atau DC (Power Supply) dan air laut dengan
volume elektrolit 1000 ml, waktu elektrolisis 2, 4, 6 dan 8 menit dengan
menggunakan elektroda Tembaga (anoda) dan Alumunium (katoda) pemilihan
jenis reaktor berbentuk silinder volume 1500 ml, kondisi operasi 30oC dan 1 atm.
Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu tegangan 5, 10, 15, 20 dan 25 volt.
Dengan variasi waktu hasil kajian menunjukkan bahwa tegangan sangat
berpengaruh terhadap penguraian air laut menjadi gas hidrogen. Hasil flow rate
gas hidrogen yang paling tinggi di dapat pada tegangan 20 volt dengan waktu 6
menit sebesar 1,8182 cc/det (6545,52 ml/jam). Hasil kajian waktu elektrolisis
terhadap penguraian air laut menjadi gas hidrogen tidak berpengaruh signifikan,
waktu elektrolisis 6 dan 8 menit pada tegangan 20 dan 15 volt menunjukkan hasil
gas hidrogen yang tinggi. 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu.Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan
cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan
jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara
pemeriksaan kimia lainnya.

 Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-
unsur yang menyusunnya pemisahan unsur
u n s u r   a t a u   s e n y a w a   y a n g   d i k a n d u n g   d i l a k u k a n  beberapa cara seperti:
- Metode Pengendapan
- Metode Penyaringan
- Metode Penguapan
- Metode Elektrolisis

 Peranan analisis Gravimetrik dalam kimia analitik modern Analisis gravimetrik


masih sangat penting dalam bidang kimia anlitik
karena teknik gravimetrik dapat benar-benar lebih cepat dan lebih tepat daripada su
atu metode instrument yang memerlukan kalibrasi atau standarisasi yang ekstensif

 Kesalahan (error )d a l a m   m e t o d e   a n a l i s i s   g r a v i m e t r i   d a p a t   t e r j a d i   k e t
ika adanyaanalit analit yang tidak terendapkan oleh larutan aquad
es. untuk meminimalkankesalahan  ini dapat dilakukan dengan car
a   m e n a m b a h k a n   l a r u t a n   b e r l e b i h   d a l a m sampel. Sesuai dengan hukum ion
sejenis maka reaksi keseimbangan akan bergeser kearah pembentukan endapan

3.2 Saran

Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk memahami teknik
analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya olehnya
kami harapkan bagi para pembaca bias menambah dari referensi lain. Karena jika hanya
menggunakan makalah ini sangat sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda puas dengan
membaca mamakalah ini sebab jika anda puas niscaya anda akan menambah pengetahuan
anda.
DAFTAR PUSTAKA

Underwood,R.A.Day. “Analisis kimia kuntitatif “.1986. Erlangga. Jakarta

A.I. Vogel.” Analisis Anorganok Kualitatif Makro dan Semimikro ”.1937 London

Anda mungkin juga menyukai