(Sebuah tinjauan psikologis terhadap dukungan sosial bencana di era pandemi covid-19
dan peran polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat)
I. PERMASALAHAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam
maupun faktor non alam,maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi.
Jalur evakuasi adalah jalur yang ditunjukan untuk membuat orang agar dapat menyikapi
saat terjadi bencana dan tidak panic saat terjadi bencana melainkan dapat memposisikan
apa yang akan mereka lakukan dengan melihat arah maupun tanda lain demi menekan
jumlah korba yang disebabkan oleh kepanikan saat terjadi bencana, seperti gunung
meletus, banjir maupun gempa bumi.
Bencana dapat mengakibatkan kerusakan fisik (korban dan infrastruktur) dan
gangguan psikologis (trauma, stress, depresi, kecemasan, dan sebagainya). Seringkali
setelah terjadinya bencana, yang menjadi titik pusat perhatian hanya penanganan fisik
semata, namun penanganan psikis korban bencana yang selamat ( survivor) terabaikan.
Aspek kejiwaan atau mental psikologi yang mengarah pada gangguan stress pasca
trauma kurang diperhatikan, stress pasca trauma itu sendiri bila tidak ditangani dengan
sungguh-sunggu dan professional dapat berlanjut pada gangguan jiwa seperti kecemasan,
depresi psikosis bahkan sampai pada tindakan bunuh diri.
Salah satu bencana alam yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini ialah, erupsi
gunung semeru. Erupsi gunung semeru yang terletak di kabupaten lumajang jawa timur.
Gunung tertinggi di pulau Jawa ini terpantau erupsi pada 3 Maret 2020 dan
menyemburkan awan panas dari kawah utama dengan pergerakan mencapai 750 meter
kea rah besuk kembar dan besuk bang. Selain itu, aktivitas vulkanik gunung yang terletak
di kabupaten Lumajang, Jawa TImur ini juga menimbulkan letusan sebanyak 49 kali dan
mengeluarkan lava pijar sebanyak 14 kali di hari yang sama, tidak hanya sekali, gunung
setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu kembali terpantau aktif pada 17 april 2020
dengan aktivitas berupa luncuran awan panas sejauh 2000 meter dari kawah. Aktivitas
semacam ini masih terpantau hingga bulan desember ini, status semeru pun masih ada di
level II atau waspada.
Dari sekian banyaknya peristiwa yang penyintas alami pasca erupsi gunung semeru
dan nasib mereka yang terkatung-katung pasca erupsi gunung semeru memunculkan
gejala masalah psikologis seperti stress dan resah, sebagian besar survivor merasa
cemas dan stress karena rumah mereka rusak bahkan hancur yang merupakan hasil
tabungan mereka selama bertahun-tahun dari bekerja bahkan masih ada yang dari
pinjaman yang belum terlunasi, dan ternak sebagai investasi atau kehidupan mereka ada
yang mati dan cacat sehingga dijual murah.
Parkinson (2002) menjelaskan bahwa peristiwa traumatis dapat terjadi pada saat
bencana terjadi hingga bencana telah berlalu, dalam kondisi terakhir ini yang disebut
dengan PTSD, artinya bahwa peristiwa berkepanjangan yang dialami dari bencana erupsi
gunung Semeru dan dampak yang diakibatkan yang saat ini dirasakan para penyintas
tentu saja meninggalkan kesan yang mendalam pada ingatan para penyintas dan kesan
tersebut akan menimbulkan persoalan baru dengan munculnya berbagai gangguan
psikologis. Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan masih banyak terdapat
penyintas bencana yang mengalami trauma berkepanjangan setelah peristiwa bencana
tersebut trauma yang ditinggalkan akan terus hidup dalam diri penyintaas yang mengalami
langsung peristiwa mengerikan tersebut, tanpa penanganan kejiwaan secara terpadu
maka akan muncul kecenderungan PTSD
PTSD merupakan suatu sindrom yang dialami oleh seseorang yang mengalami
kejadian traumatic. Kondisi demikian akan menimbulkan dampak psikologis berupa
gangguan perilaku mulai dari cemas yang berlebihan, mudah tersinggung, tidak bisa tidur,
tegang, dan berbagai reaksi lainnya. Gangguan stress pasca trauma (PTSD) kemungkinan
berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun atau sampai dekade dan mungkin baru
muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa
traumatic (Duran & Barlow,2006).
Kejadian munculnya pandemi virus corona atau covid-19 mampu melumpuhkan
aktivitas semua kalangan masyarakat yang dilakukan di luar rumah. Coronavirus
merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti
common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Penularannya
dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia sangat
terbatas. Masa pandemic covid-19 tidak bisa dikendalikan secara cepat sehingga
membutuhkan penatalaksanaan yang begitu tepat baik dari pemerintah maupun
masyarakat. Salah satu pencegahan untuk memutus penularan covid-19 yang dihimbau
oleh pemerintah adalah tetap tinggal dirumah.
Berdasarkan uraian di atas, maka tulisan ini mencoba untuk memaparkan tinjauan
psikologis terkait dukungan sosial bencana di era pandemi covid-19 dan peran polri dalam
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat :
1. Bagaimana tinjauan teori psikologi mengenai dukungan sosial bencana di era
pandemi covid-19?
2. Strategi apa yang dilakukan untuk dapat melakukan dukungan sosial bencana di era
pandemi covid-19?
3. Bagaimana peran Polri dalam menghadapi bencana di era pandemi yang berdampak
pada gangguan kamtibmas?
II. FAKTA-FAKTA
1. Gunung merapi kembali meletus untuk kedua kalinya pada hari sabtu (28/03/2020),
letusan terjadi pada sekitar 19.25 WIB balai penyeledikan dan pengembangan
teknologi kebencanaan Geologi menyebut, letusan ini tercata di seismogram dengan
amplitudo 75 milimeter dan berdurasi 243 detik. Tinggi kolom abu yang muncul akibat
letusan diperkirakan mencapai 3.000 meter dari kawah gunung saat letetusan terjadi
arah angin sedang mengarah ke barat.
https://regional.kompas.com/read/2020/03/28/19503001/gunung-merapi-meletus-
untuk-kedua-kalinya-pada-hari-ini
2. Gunung Ile Lewotolok yang ada di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus
pada minggu (29/11/2020) pagi pukul 09.45 WITA. Ahli Vulkanologi yang juga pernah
menjabat kepala pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), surono
membagikan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM),
badan Geologi, dan PVMBG, ia menyebutkan letusan menghasilkan kolom abu yang
setinggi kurang lebih 4.000 meter di atas puncak, atau kurang lebih 5.423 meter di
atas permukaan laut.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/29/103658865/gunung-ile-lewotolok-di-
ntt-meletus-ini-penjelasan-pvmbg?page=all
3. Banjir di Bandung akibat hujan deras sejak Kamis (24/12/2020) siang melanda RW 07
kelurahan cibadak, kecamatan Astaanyar, Bandung. Dilokasi ini sebanyak 150 rumah
empat RT, yakni RT 01,02,04, dan 05 terendam banjir. Mengutip pantauan Tribun
Jabar pada kamis malam, penghuni rumah yang terendam tak bisa menyelamatkan
perabotan rumah termasuk kulkas, televisi dan tempat tidur, banjir selama dua jam itu
juga merobohkan jembatan di RW 07
https://bandung.kompas.com/read/2020/12/25/09421231/dampak-banjir-di-bandung-
150-rumah-dan-puluhan-percetakan-di-cibadak
4. Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan awan panas selama hampir tiga jam,
selasa (01/12/2020) dini hari. Yadi yuliandi, pengamat gunung api Semeru di pos
pantau gunung api (PGA) Sawur, kabupaten Lumajang, menjelaskan luncuran awan
panas terjadi dua kali yaitu pukul 01.23 WIB dan 01.45 WIB. Yang pertama itu jam
01.23 WIB, yang kedua 01.45 WIB. Satu awan panas guguran yang satu awan panas
letusan. https://regional.kompas.com/read/2020/12/01/11310551/gunung-semeru-
meletus-keluarkan-awan-panas-selama-hampir-3-jam
5. Gunung Sinabung di kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kembali meletus pada senin
(10/08/2020) pukul 10.16 WIB. Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 5.000 meter
diatas puncak atau sekitar 7.460 meter di atas permukaan laut.
https://regional.kompas.com/read/2020/08/10/12190761/gunung-sinabung-kembali-
meletus-dengan-tinggi-kolom-abu-5-km
Dukungan Sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang
menunjukkan bahwa seseorang yang dicintai dan diperhatikan, di hargai, dan dihormati,
dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal bailk (King,2012).
Dukungan Sosial adalah suatu bentuk perhatian, kepedulian, penghargaan, rasa
nyaman, ketenangan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara
kelompok maupun individu. Selain itu, dukungan bisa juga menjadi metode pengobatan
bagi seseorang karena dari sebuah dukungan individu tersebut bisa termotivasi untuk
berubah
Menurut Cobb (2011), menyatakan setiap informasi apapun dari lingkungan sosial
yang menimbulkan persepsi individu bahwa individu menerima efek positif penegasan
atau bantuan yang menandakan suatu ungkapan dari adanya dukungan sosial. Cobb
juga mengatakan bahwa secara teoritis adanya dukungan sosial dapat menurunkan
kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress dan pemberian
dukungan ini diperoleh dari hubungan sosial yang akrab, yang membuat individu merasa
diperhatikan, bernilai dan dicintai. Sehingga dengan adanya dukungan tersebut, dapat
menguntungkan individu yang menerimanya.
1. Dukungan Emosional
Dukungan ini dapat berupa ungkapan empati, simpati, kasih sayang, kepedulian
seseorang terhadap orang lain.
2. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk dukungan yang berupa ungkapan
yang diberikan oleh orang tua, guru bahkan orang-orang disekelilingnya dalam hal
membantu anak membangun kompetensi dan mengembangkan harga diri anak.
Pemberian dukungan ini dapat juga membantuk individu untuk melihat segi-segi
positif yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan keadan orang lain yang
berfungsi sebagai pembentukan rasa kepercayaan diri dan kemampuan serta
merasa dihargai dan bisa berguna saat individu tersebut dalam tekanan atau
masalah.
3. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan yang berupa material dan lebih
bersifat bantuan, sumbangan dana, uang dan lain sebagainya.
4. Dukungan Informasi
Suatu bentuk dukungan yang lebih bersifat nasihat, memberitahukan hal yang baik,
terhadap apa yang sudah dilakukan oleh individu tersebut.
5. Dukungan dalam hal persahabatan
Dukungan yang bersifat kepedulian, kesediaan, kebersamaan, mampu melakukan
aktivitas sosial secara bersama-sama.
Dukungan sosial dapat berasal dari pasangan atau partner, anggota keluarga,
kawan, kontak sosial, dan masyarakat, teman sekelompok, jamaah Ibadah, dan teman
kerja atau atasan di tempat kerja. Sedangkan menurut tarmidi & kambe (2010) dukungan
sosial dapat diaplikasikan ke dalam lingkungan keluarga, yaitu orang tua. Jadi dukungan
sosial orang tua adalah dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik
secara emosional, penghargaan, informasi atau pun kelompok. Dukungan orang tua
berhubungan dengan kesuksean akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri,
percaya diri, motivasi dan kesehatan mental. Dukungan sosial orang tua dapat di bagi
menjadi dua hal, yaitu dukungan yang bersifat positif dan dukungan yang bersifat negatif.
Dukungan positif adalah perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua, dukungan yang
bersifat negatif adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapat mengarahkan pada perilaku
negatif anak.
Sikap adalah sekumpulan keyakinan atau pendapat pada suatu objek yang
memunculkan evaluasi atau penilaian terhadap objek tersebut dalam bentuk mendukung-
tidak mendukung, positif-negatif dan menjadi dasar mengarahkan perilaku subjek terhadap
objek tersebut.
Bencana dapat di definisikan dalam berbagai arti baik secara normatif maupun
pendapat para ahli. Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis
Menurut Weis (2008), menyatakan ada enam aspek dukungan sosial yang disebut
dengan ”The Social Provision Scale” yaitu:
1. Penarikan diri dari orang lain, disebabkan karena harga diri, yang rendah, ketakutan
untuk dikritik, penghargaan bahwa orang lain tidak akan menolong, seperti
menghindar, mengutuk diri, diam, menjauh, tidak mau minta bantuan.
2. Melawan orang lain, seperti sikap curiga, tidak sensitif, tidak timbal balik, dan
agresif.
3. Tindakan sosial yang tidak pantas, seperti membicarakan dirinya secara terus
menerus, mengganggu orang lain, berpakaian tidak pantas, dan tidak pernah
merasa puas.
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualiats langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan
analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini,
penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. (UU24/2007).
Manajemen bencana menurut Nurjanah (2012) sebagai proses dinamis tentang
bekerjanya fungsi-fungsi manajemen bencana seperti planning, organizing, actuating,
dan controlling. Cara kerjanya meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan tanggap
darurat dan pemulihan.
Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada bulan maret hingga saat ini
jumlahnya kian meningkat setiap hari nya, di sisi lain Indonesia terletak pada gugusan
cicin api yang mana dikelilingin oleh gunung api aktif yang siap erupsi kapan saja. Hal ini
membuat Indonesia tidak bisa terlepaskan dengan yang namanya bencana alam.
Dengan demikian disituasi pandemi Covid-19 saat ini dan dengan berbagai rintangan
bencana yang terjadi dihadapkan situasi yang baru untuk mencapai suatu perubahan
cepat dalam melakukan kegiatan dukungan sosial untuk para penyintas bencana.
Berbagai langkah dalam melakukan dukungan sosial di era covid-19, antara lain:
IV. KESIMPULAN
V. SARAN
Bagi Individu
Bagi Polri
Baron, R.A, & Byrne, D. 2005 . Psikoloi Sosial edisi 10. Jakarta: Erlangga.
Cassady, Jerrel C & Johnson, Ronald E (2002). Cognitive test anxiety and academic
performance. Contemporary educational psyhology. 27.270-295
Indonesia
Ghufron, M. Nur & Risnawita S, Rini. (2011). Teori-Teori Psikologi. Jakarta: AR-RUZZ
MEDIA.