KEGAWAT DARURATAN
NPM : 20200940100110
Kelas : A TRANSFER
A. Definisi
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh,
oksigen berperan penting di dalam metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan
dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik.
Pemberian terapi okesigen dengan menggunakan nasal kanul adalah pemberian oksigen
kepada klien yang memerlukan oksigen ekstra dengan cara memasukkan selang yang
terbuat dari plastik kedalam lubang hidung dan mengaitkannya di belakang telinga.
Panjang selang yang di masukkan ke dalam lubang hidung hanya berkisar 0,6 sampai
dengan 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah,
sederhana, murah, relative nyaman, mudah di gunakan, cocok untuk segala umur, cocok
untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan
oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak menggangu klien untuk melakukan aktifitas,
seperti berbicara atau makan.
Perkiraan rata-rata aliran oksigen dibandingkan dengan persentasi konsentrasi (FiO2) via
nasal kanul:
Aliran (liter/menit) Konsentrasi ( FiO2)
1L 21% - 24 %
2L 24% - 28 %
3L 28% - 32 %
4L 32% - 36%
5L 36% - 40%
6L 40% - 44%
B. Tujuan
a. Tujuan umum pemberian terapi oksigen
C. Peralatan
1) Tabung oksigen
2) Flowmeter
3) Humidifier berisi cairan steril atau sesuai kebijakan RS
4) Kanul nasal dan selang
5) Plester
6) Kassa jika perlu
D. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan diberikan
2) Posisi yang aman dan nyaman
E. Langkah-langkah tindakan/prosedur
1) Kaji kebutuhan terapi oksigen dan klarifikasi instruksi terapi
2) Siapkan pasien dan keluarga
4) Putar kenop oksigen hingga diperoleh kecepatan oksigen yang sesuai dengan intruksi
dan pastikan peralatan berfungsi dengan baik.
a. Pastikan oksigen mengalir dengan bebas melalui selang dan anda dapat merasakan
oksigen keluar dari kanula nasal. Tidak terdengar bunyi pada slang, sambungan
tidak bocor, dan terdapat gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir
melewati air.
b. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan terapi yang direkomendasikan
5) Pasang kanula nasal pada wajah pasien dengan lubang kanula masuk ke dalam hidung
dan karet pengikat melingkari kepala pasien.
6) Fiksasi kanula nasal menggunakan plester
7) Gunakan kasa sebagai alas karet pengikat pada area telinga dan tulang pipi jika perlu
8) Lakukan evaluasi umum pada pasien dalam 15-30 menit pertama, tergantung pada
kondisi pasien. Selanjutnya lakukan evaluasi umum secara teratur yang meliputi
pengkajian, tingkat kecemasan, kemudahan bernafas ketika alat dipasang, TTV, pola
nafas, pergerakkan dada, warna kulit, kuku, telinga, membran mukosa hidung, mulut
dan faring, tanda hipoksia, hiperkarbia, bunyi nafas, AGD, aktifitas intolerance,
takikardia, dispnea, sianosis, lelah dan konfusi.
9) Kaji adanya iritasi pada hidung pasien dan berikan pelumas pada membran mukosa
jika perlu
10) Inspeksi peralatan secara teratur. Periksa volume kecepatan aliran oksigen dan
ketinggian cairan steril pada humidifier dalam 30 menit dan ketika memberi
perawatan pada pasien. Pertahankan ketinggian air di dalam humidifier dan pastikan
petunjuk keamanan dipatuhi.
11) Dokumentasikan
F. Pendokumentasian
1) Catat hasil pengkajian
2) Catat terapi yang diberikan
3) Catat respon pasien
B. Tujuan
Memberi oksigen dalam kadar yang sedang dengan konsentrasi dan kelembabab yang
lebih tinggi dibandingkan dengan nasal kanul.
C. Persiapan Pasien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Beri pasien posisi sesuai kondisi saat ini
D. Persiapan alat
1. Tabung oksigen dengan flowmeter
2. Humidifier berisi cairan steril atau sesuai kebijakan RS
3. Sungkup wajah dengan ukuran yang sesuai
4. Karet pengikat sungkup wajah
5. Kasa jika perlu
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Salam terapeutik
2. Mencuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Sambung kanule ke selang oksigen dari humidifier
5. Tekan tombol flowmeter sampai kecepatan yang diprogramkan dan mencoba
aliran pada kulit muka melalui face mask
6. Bantu pasien untuk memakai face mask. Pastikan posisi mulut dan hidung pasien
ada di dalam face mask dan terpasang rapat
7. Pastikan seminimal mungkin oksigen dapat keluar dari face mask
8. Ikatkan tali face mask dikepala pasien
9. Menanyakan pada pasien jika kondisinya sadar, apaka sesaknya berkurang atau
tidak
10. Mengobservasi status pernafasan pasien
11. Memberitahu pasien jika sadar bahwa tindakan sudah selesai.
12. Rapikan alat dan pasien
13. Lepaskan sarung tangan
14. Menjelaskan pada pasien jika sadar dan keluarga :
a. Tidak boleh merokok di lingkungan sekitar pasien
b. Tidak boleh mengubah flowmeter
c. Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah/ gelisah
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur:
a. Respon pasien
b. TTV selama pemberian oksigen
c. Akibat yang ditimbulkan