Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

Pertanggungjawaban platform media sosial selaku penyelenggara system


elektronik dalam Pasal 26 Ayat (3) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik terdapat kekosongan hukum, yaitu tidak
adanya konsekuensi maupun penegakan hukum pidana terhadap penyelenggara
sistem elektronik yang tidak memblokir atau menghapus konten-konten yang
dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Bеrdasarkan hal tеrsеbut,
pеnеliti mеngangkat 2 (dua) rumusan masalah, yaitu sеbagai bеrikut: (1)
bagaimana penegakan hukum platform media sosial terhadap pemuatan konten-
konten kekerasan dalam hukum positif Indonesia? (2) Bagaimanakah
pertanggungjawaban pidana platform media sosial terhadap pemuatan konten-
konten kekerasan dalam hukum positif Indonesia?
Pеnеlitian ini mеnggunakan jеnis pеnеlitian yuridis normatif dеngan
pеndеkatan perundang-undangan. Jеnis dan sumbеr bahan hukum yang digunakan
pеnеlitian ini tеrdiri dari, yaitu data primеr, sеkundеr dan tersier. Tеknik
memperoleh bahan hukum dеngan cara studi kepustakaan dan akses internet.
Teknik analisis bahan hukum yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu studi
kepustakaan dan analisis peraturan perundang-undangan terkait dengan
permasalahan disajikan secara sistematis guna menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan.
Hasil dari penelitian ini adalah, perbuatan penyelenggara sisitem elektronik
yang memuat konten kekerasan atau negative yang di unggah oleh pengguna
aplikasi media sosial dapat dikatakan sebagai suatu perbuatan tindak pidana,
namun dalam hal ini pertanggungjawaban pidana tidak dapat diberikan kepada
pihak penyelenggara sistem elekronik, karena tidak ada aturan sanksi yang jelas
diberikan kepada penyelenggara system elektronik. Maka peneliti menyarankan
agar dapat merumuskan kembali aturan yang sudah ada mengenai sanksi terhadap
penyelenggara sistem elekronik dan merumuskan pertauran mengenai perbedaan
peyelenggara sistem elektronik dan pengguna system elektronik yang melakukan
tindak pidana.

Kata Kunci : pertanggungjawaban - Penegakan Hukum – media sosial

vi
ABSTRACT

The accountability of sosial media platforms as the organizer of the


electronic system in Article 26 Paragraph (3) of Law Number 19 of 2016
concerning Amendments to Law Number 11 of 2008 concerning Information and
Electronic Transactions, there is a legal vacuum, namely the absence of
consequences or criminal law enforcement against electronic system organizers
that do not block or delete content that can cause problems in the community.
Based on this, the researcher raised 2 (two) problem formulations, namely as
follows: (1) how is the law enforcement of sosial media platforms against the
loading of harmful content in Indonesian positive law? (2) What is the criminal
responsibility of sosial media platforms for the loading of harmful content in
Indonesian positive law?
This research uses a normative juridical research type with a statutory
approach. The types and sources of legal materials used in this research consist of
primary, secondary and tertiary data. Techniques for obtaining legal materials by
means of library research and internet access. The analysis technique of legal
materials obtained in this research is literature study and analysis of legislation
related to the problems presented systematically in order to answer the problems
that have been formulated.
The results of this study are, the actions of electronic system administrators
that contain harmful or negative content uploaded by sosial media application
users can be said to be a criminal act, but in this case criminal responsibility
cannot be given to the electronic system organizer, because there is no clear
sanctions rules are given to the electronic system operator. So the researchers
suggest that they can reformulate the existing rules regarding sanctions against
electronic system operators and formulate regulations regarding the differences
between electronic system administrators and electronic system users who commit
criminal acts.

Keywords: Accountability - Law Enforcement - Sosial Media

vii

Anda mungkin juga menyukai