Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK
“STOIKIOMETRI REAKSI LOGAM DENGAN GARAM”

OLEH

NAMA : NURFADILA BASRI

NIM : A1L119048

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : MARDIN, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITRAS HALU OLEO

KENDARI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing

Praktikum Kimia Anorganik “Stoikiometri Reaksi Logam Dengan Garam” yang

dilaksanakan pada :

Hari, tanggal : Senin, 1 November 2021

Waktu : 13:30 WITA – selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan

IlmuPendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.

Kendari, November 2021


Menyetujui,
Asisten Pembimbing

MARDIN, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi kimia pada hakekatnya merupakan proses yang melibatkan

perubahan struktur, komposisi dan energi setiap spesies yang berperan serta

didalamnya dalam skala molekular, bahkan kadang-kadang atomik. Stoikiometri

merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari berbagai aspek yang

menyangkut kesetaraan massa antar zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik

dalam skala molekular maupun dalam skala eksperimentali. Stoikiometri reaksi

dalam larutan sama dengan stoikiometri pada umumnya, yaitu bahwa perbandingan

mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.

Stoikiometri reaksi dalam analisa volumetri salah satu contohnya adalah

titrasi permanganometri. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar

suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses

titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi

asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi

kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan

lain sebagainya. Titrasi permanganometri menggunakan kalium permanganat

sebagai titrannya, dalam titrasi permanganometri dapat mengetahui konsentrasi

analit. Umumnya titrasi ini digunakan untuk mencari konsentrasi stoikiometri

reaksi logam dan logam garam.


Garam besi (III) juga lebih stabil daripada garam besi (II), yang didalam

larutannya terdapat kation-kation Fe3+ berwarna kuning muda. Zat-zat pereduksi

mengubah ion besi (III) menjadi besi (II), begitu pula Ion besi (II) dapat mudah

dioksidasikan menjadi besi (III).

Berdasarkan latar belakang ini maka akan dilakukan percobaan dengan

judul “Stoikiometri Reaksi antara Logam Cu dengan Larutan Garam Fe 3+”.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari stoikiometri reaksi

antara logam tembaga dengan larutan besi (III) dan meramalkan komposisi ion

tembaga yang dihasilkan.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mempelajari stoikiometri reaksi antara

logam tembaga dengan larutan besi (III) dengan meramalkan komposisi Ion

tembaga yang dihasilkan berdasarkan harga perbandingan jumlah mol antara ion

Fe3+ yang bereaksi dengan logam tembaga yang terpakai.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stoikiometri

Stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif

dalam reaksi kimia yang membahas bagaimana menghitung dengan menimbang,

memahami konsep mol, dan penggunaan mol pada perhitungan kimia. Konsep

stoikiometri merupakan jembatan untuk mempelajari seluruh konsep kimia. Materi

ini mencakup persamaan reaksi sederhana, penerapan hukum kekekalan massa pada

persamaan reaksi, hukum Gay Lussac, Avogadro, dan perhitungan kimia, Oleh

karenanya, setiap materi pembelajaran penting dilakukan sebuah evaluasi dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman peserta didik

yang telah dicapai dalam mengikuti pembelajaran yang telah diberikan oleh guru

(Sulastri, 2017).

2.2 Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)

Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) adalah salah satu pokok bahasan ilmu

kimia yang mempelajari konsep reaksi redoks meliputi kemampuan mengidentifikasi

jenis suatu reaksi (oksidasi, reduksi, atau oksidasi-reduksi) bila diketahui persamaan

reaksinya, kemampuan menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu

senyawa netral dan ion poliatom. Konsep reaksi oksidasi reduksi menjelaskan

kemampuan menentukan zat yang bertindak sebagai oksidator atau reduktor.


Selanjutnya, menjelaskan konsep reaksi reduksi oksidasi meliputi juga transfer

elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron (Salyani, 2018).

2.3 Kalium permanganat (KMnO4)

KMnO4 merupakan senyawa yang memiliki sifat sebagai oksidator yang

kuat terhadap etilen di dalam buah. Namun, kontak langsung antara kristal KMnO 4

dengan buah tidak dianjurkan, karena dapat merusak buah. Oleh karena itu,

diperlukan suatu bahan penyerap KMnO4 agar dapat digunakan sebagai bahan

pengoksidasi etilen tetapi tidak merusak dan mencemari buah. Dianjurkan, karena

dapat merusak buah. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan penyerap KMnO 4 agar

dapat digunakan sebagai bahan pengoksidasi etilen tetapi tidak merusak dan

mencemari buah (Arini, 2015).

KMnO4 adalah garam kalium dari asam permanganate (HMnO4) yang

tidak diketahui dalam keadaan bebas..Kalium permanganat adalah agen pengoksidasi

kuat.Ini digunakan dalam proses industri dan pertanian dan dalam sintesis kimia.Sifat

pengoksidsi yang kuat dari KMnO4 ini digunakan dalam berbagai proses industry

termasuk dekontaminasi/ disenfeksi air, sebagai suatu algicide dan sebagai agen

pemutih dalam finishing tekstil. Kalium permanganate merupakan suatu senyawa

kimia anorganik yang dapat digunakan sebagai obat obatan.Kalium permanganat

dijadikan bahan untuk obat yang digunakan untuk membersihkan luka dan dermatis.

Kalium Permanganat memiliki rumus kimia KMnO4 dan merupakan garam yang

mengandung ion K+ dan MnO4-. Kalium permanganat merupakan agen pengoksidasi


yang kuat.Kalium permanganat larut dalam air menghasilkan larutan (234) berwarna

merah muda. Penguapan larutan ini meninggalkan kristal prismatic berwarna

keunguan hitam (Zainul, 2017).

2.4 Tembaga (Cu)

Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu, berbentuk

kristal dengan warna kemerahan dan di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam

bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai

senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam tabel periodik unsur- unsur kimia

tembaga menempati posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot 63.456

(Palar, 1994). Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat,

dan melebur pada suhu 1038°C. Senyawasenyawa yang dibentuk oleh logam tembaga

mempu-nyai bilangan valensi yang dibawanya. Logam tembaga juga dinamakan

cupro untuk yang bervalensi +1 dan cupri yang bervalensi +2. Garam-garam tembaga

(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan

air (Andaka, 2008).

2.5 Asam Oksalat

Asam oksalat memiliki struktur kristal anhidrous, berbentuk piramida

rombik, tidak berbau, higioskopis, dan berwarna putih. Secara komersial, sebagai

produk lebih umum dijumpai pada bentuk derivatnya terdiri dari p-isma monoklin,

tidak berbau Berta mengandung 71,42% asam oksalat anhidrat dan 28,58% asam
oksalat dehidrit. Dipasaran asam oksalat dikernas dari mulai bubuk sampai

butiranbutiran kasar. Asam oksalat sebagaimana asam-asam organik yang lain juga

Mengalarni reaksi penggaraman dengan basa dan esterifikiasi dengan alkohol

(Dewati, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Anorganik percobaan IV “Stoikiometri Reaksi Logam

dengan Garam” ini dilaksanakan pada hari Senin, 01 November 2021 pukul 13:30

WITA - selesai. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Erlenmeyer 250 mL,

buret 50 mL, ukur labu 25 mL , 50 mL dan 100 mL, statif dan klem, pipet tetes,

neraca analitik, botol timbang, pipet ukur 25 mL, gelas beker 50 mL dan 250 mL, hot

plate, spatula, batang pengaduk, gelas arloji, pipet volum, pipet tetes, filler, dan

botol semprot.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam oksalat

(C2H2O4) 0,1 M, besi(II) Ammonium sulfat (Fe(NH4)(SO4)2), asam sulfat (H2SO4)

2,5 M, kalium permanganat (KMnO4), logam/serbuk tembaga (Cu) 0,02 gram dan

aquades (H2O).
3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan (Fe(NH4)(SO4)2) 0,02 M

Ditimbang besi (II) ammonium sulfat sebanyak 0,1423 gram dan dilarutkan

di dalam gelas beker. Diencerkan dengan aquades ke dalam labu takar 25 mL,

kemudian dihomogenkan.

3.3.2 Stoikiometri Reaksi Logam Cu dengan Garam Fe (III)

Diambil larutan (Fe(NH4)(SO4)2) 10 mL dan dimasukkan ke dalam gelas

beker 250 mL. Ditambahkan (H2SO4) sebanyak 15 mL. Ditimbang erbuk Cu

sebanyak 0,02 gram dan ditambahkan ke dalam gelas beker yang sebelumnya telah

berisi larutan. Lalu di tutup menggunakan gelas arloji dan dipanaskan hingga terjadi

perubahan warna, sesekali diaduk. Kemudian larutan didinginkan, setelah dingin

larutan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan dengan aquades

dengan batas tera lalu dihomogenkan. Selanjutnya dimasukkan (KMnO4) 0,02 M ke

dalam buret sebanyak 50 mL. Diambil 25 mL larutan dengan pipet ukur, dimasukkan

ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian logam Fe 3+ dalam larutan dititrasi dengan

larutan standar KMnO4 0,02 M. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Dihitung

konsentrasi Fe3+ yang dihasilkan dalam reaksi dan dihitung pula jumlah perbandingan

mol (r).
3.3.3 Standarisasi Larutan KMnO4 0,02 M

Dimasukkan C2H2O4 0,1 M ke dalam 2 erlenmeyer masing-masing

sebanyak 20 mL. Ditambahkan pula 20 mL H2SO4 2,5 M ke dalam masing-masing

erlenmeyer. Kemudian dititrasi dengan larutan standar KMnO4.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Data Pengamatan Pembuatan Larutan Fe(NH4)(SO4)2 0,02 M


No. Perlakuan Pengamatan
1. Ditimbang besi (II) ammonium sulfat Serbuk berwarna putih
0,1423 gram
2. Diencerkan ke dalam labu takar 25 mL Larutan bening
lalu dihomogenkan

Tabel 4.2 Data Pengamatan Stoikiometri Reaksi Logam Cu dengan Garam Fe 3+


No. Perlakuan Pengamatan
1. larutan Fe(NH4)(SO4)2 10 mL + Larutan bening
H2SO4 15 Ml
2. Ditimbang serbuk Cu dan dimasukkan Larutan keruh
dalam larutan sebelumnya
3. Ditutup dengan gelas arloji kemudian Serbuk tembaga tidak larut
dipanaskan hingga terjadi perubahan sempurna
warna
4. Larutan didinginkan dan diencerkan ke Larutan berwarna hijau kebiru-
dalam labu takar 100 mL biruan dan endapan merah bata
5. Dimasukkan 50 mL KMnO4 0,02 M ke Larutan berwarna ungu pekat
dalam buret
6. Dimasukkan 25 mL larutan ke dalam Larutan berwarna merah muda
erlenmeyer 250 mL dan dititrasi dengan V1 KMnO4 = 0,7 mL
larutan standar KMnO4 0,02 M (titrasi V2 KMnO4 = 0,5 mL
diulangi 3 kali) V3 KMnO4 = 0,5 mL
V(rata-rata) = 0,5667 mL
7. Dihitung konsentrasi Fe2+ yang [ Fe2+] =
dihasilkan dalam reaksi dan jumlah R =
perbandingan mol (r)
Tabel 4.3 Data Pengamatan Standarisasi Larutan KMnO4 0,02 M
No. Perlakuan Pengamatan
1. Dimasukkan C2H2O4 0,1 M ke dalam 2 Larutan bening
erlenmeyer masing-masing 20 mL
2. Ditambahkan masing-masing 20 mL Larutan bening
H2SO4 2,5 M
3. Dititrasi dengan larutan standar Larutan berwarna merah pudar
V1 KMnO4 = 11,8 mL
V2 KMnO4 = 11,1 mL
V(rata-rata) = 11,45 mL

4.2 Reaksi Kimia

4.2.1 Standardisasi Larutan KMnO4 0,02 M

MnO4- + 8H+ + 5e⁻→ Mn2+ + 4H2O (x2)

C2O42-→ 2CO2 + 2e- (x5)

2MnO4- + 5C2O42- + 16H+→ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O

4.2.2 Stoikiometri Reaksi Logam Cu dengan Fe (III)

Cu + Fe3+ Cu+ + Fe2+

Cu + 2Fe3+ Cu2+ + 2Fe2+

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O .................x1

Fe2+ Fe3+ + e- ......................... x5

MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ 5Mn2+ + 4H2O + 5Fe3+

4.3 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai