Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

“PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Oleh Kelompok 7 :
FAUZIAH NOVITA SARI
MEILANI PERMATA SARI
NADILLATUL CHAIRAT

18 BKT 11

DOSEN PEMBIMBING:
Dra. RAHMATINA,. M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan tugas kuliah tentang “Kurikulum dan Pembelajaran”.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Kurikulum dan Pembelajaran telah memberikan tugas untuk menyusun
makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk menambah wawasan
dari sumber bacaan yang relevan yang telah dilakukan.
Penyusun sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya, sehingga
di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bukittinggi, 03 Oktober 2021

Kelompok 7

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................


B. Rumusan
Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pengembangan
Kurikulum ............................................................
B. Tahap Pengembangan Kurikulum ............................................................
C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengembangan Kurikulum di SD ....

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman mengalami perkembangan serta perubahan dalam berbagai bidang.
Perkembangan dan perubahan tersebut dapat mempengaruhi perubahan sistem
pendidikan. Saat ini, pendidikan menjadi hal penting dalam kehidupan
bermasyarakat, karena pendidikan dapat merubah kualitas hidup seseorang. Hal
demikian dapat dibuktikan semakin tinggi Pendidikan seseorang, maka wawasan
ilmu serta pengalaman yang dimiliki bertambah, sehingga memudahkan seseorang
dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan. Salah satu pondasi pendidikan
ialah kurikulum, sehingga apabila terjadi perkembangan zaman dari berbagai
bidang dapat mempengaruhi sistem pendidikan, maka terjadi pula perkembangan
kurikulum. Beberapa masalah yang muncul pada masyarakat juga mendorong
perubahan sistem pendidikan. Kurikulum hadir untuk menyelesaikan problem,
serta menjawab tuntutan masyarakat. Kurikulum disusun untuk memudahkan
berjalannya proses pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan kurikulum ?
2. Bagaimana tahapan pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pengembangan kurikulum di
SD ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan kurikulum, tahapan
dan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengembangan kurikulum di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kurikulum terdapat proses pengembangan, yang secara umum
terdiri dari perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses pengembangan
tersebut bertujuan untuk menciptakan kurikulum efektif. Terdapat beberapa tokoh
yang merumuskan tahapan dalam pengembangan kurikulum. Akan tetapi pada
proses pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung,
terdapat pula beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum. (Fajri, 2019).
Berdasarkan hal tersebut, dapat dibahas kembali terkait proses
pengembangan kurikulum di SD yang mencakup; Proses pengembangan
kurikulum, Tahapan pengembangan kurikulum menurut para ahli, serta Faktor
yang mempengaruhi pengembangan kurikulum di SD.

A. Proses Pengembangan Kurikulum Di SD


Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan,
kurikulum diartikan sebagai suatu program yang tersedia bagi siswa. Program
pendidikan dalam bentuk kegiatan belajar, bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan siswa, disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses menyeluruh sebagai bentuk
kebijakan nasional dalam Pendidikan, disesuaikan dengan visi, misi dan strategi
dari pendidikan nasional. Proses pengembangan kurikulum mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai kepada evaluasi. (Oemar Hamalik,
2012).
Pengembangan kurikulum merupakan proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer), dan kegiatan
yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar, dan
acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. (Suparlan, 2011).
Pengembangan kurikulum juga merupakan perencana, pelaksana, penilai
dan pengembang kurikulum sebenarnya. Suatu kurikulum diharapkan
memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembang kemampuan
siswa secara optimal, sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011).
Dalam perencaan kurikulum dimulai dengan merumuskan ide yang akan
dikembangkan menjadi program. Ide dalam perencaan kurikulum berasal dari:
(Muhaimin, 2012)
1. Visi yang dicanangkan.
2. Kebutuhan stakeholders dan kebutuhan untuk studi jenjang berikutnya
3. Hasil evaluasi kurikulum yang telah digunakan dan tuntutan
perkembangan ipteks dan zaman
4. Pandangan berbagai pakar keilmuan
5. Perkembangan era globalisasi, di mana seseorang dituntut untuk memiliki
etos belajar sepanjang hayat, memperhatikan bidang sosial, ekonomi.

Dari ide di atas kemudian dikembangkan rancangan program dalam Politik,


budaya, dan teknologi.
Bentuk dokumen seperti format silabus. Rancangan tersebut dikembangkan
lagi dalam bentuk rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti RPP atau
SAP. Rencana tersebut berisi tentang langkah pembelajaran untuk siswa. Setelah
rencana tersebut diterapkan kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui tingkat
efektivitasnya. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh bekal untuk
menyempurnakan kurikulum berikutnya.
Dari penjelasan di atas proses pengembangan kurikulum secara umum terdiri
dari perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Selain proses kurikulum secara
umum diatas, ada empat tahap pengembangan kurikulum dilihat dari tingkatannya
antara lain: (Zainal Arifin, 2013)

1) Pengembangan Kurikulum Pada Tingkat Nasional


Pengembangan kurikulum pada tingkat ini membahas pendidikan pada tingkat
nasional yang terdiri dari pendidikan formal, informal, dan non formal. Dari
tingkatannya dapat dilihat secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal,
pengembangan kurikulum dilakukan berdasarkan tingkatan pendidikan dari yang
terendah sampai ke tinggi. Sedangkan Secara horizontal, pengembangan
kurikulum berdasarkan pendidikan yang sederajat, seperti contoh SD, MI, dan
program paket A;

2) Pengembangan Kurikulum Pada Tingkat Institusi


Pengembangan kurikulum tingkat ini memiliki beberapa kegiatan yang harus
dilaksanakan antara lain, merumuskan tujuan yang akan dicapai sekolah,
menyusun SKL (standar kompetensi lulusan), dan penetapan isi kurikulum secara
keseluruhan. Standar kompetensi lulusan berupa rumusan kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai oleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran pada lembaga pendidikan. SKL tersebut dirumuskan
sesuai dengan jenis dan tingkatannya. Standar kompetensi lulusan menunjukkan
harapan masyarakat, seperti orangtua, penjabat pemerintah dan swasta tentang
dunia pendidikan, dunia usaha, dan lain-lain, serta merupakan harapan bagi
pendidikan jenjang tinggi atau dunia kerja;

3) Pengembangan Kurikulum Pada Tingkat Mata Pelajaran


Silabus merupakan bentuk pengembangan kurikulum pada tingkat mata
pelajaran. Silabus yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, bentuk penilaian dan alokasi
waktu disusun pada setiap semester;

4) Pengembangan Kurikulum pada Tingkat Pembelajaran di Kelas


Pada tingkat pembelajaran dikelas pengembangan kurikulum dilakukan dalam
bentuk susunan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pendidikan) yang dirancang oleh
masing-masing guru. Perencanaan tersebut juga meliputi sumber belajar yang
akan digunakan.

B. Tahapan Pengembangan Kurikulum


Mekanisme pengembangan kurikulum harus melalui beberapa tahapan,
beberapa tahapan itu antara lain sebagai berikut: (Hamalik, 2008)
a) Tahap Studi Kelayakan dan Kebutuhan
Pengembangan kurikulum melakukan kegiatan analisis kebutuhan program
dan merumuskan dasar-dasar pertimbangan bagi pengembangan kurikulum
tersebut. Untuk itu sipengembang perlu melakukan studi dokumentasi dan/studi
lapangan;
b) Tahap Penyusunan Konsep Awal Perencanaan Kurikulum
Konsep awal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnya
merumuskan tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai dengan pola kurikulum
sistematik;
c) Tahap Pengembangan Rencana untuk Melaksanakan Kurikulum
Penyusunan rencana ini mencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan
pelajaran dan sumber-sumber material lainnya;
d) Tahap Pelaksanaan Uji Coba Kurikulum di Lapangan
Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kehandalannya, kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan dan
masalah-masalah yang timbul dan faktor-faktor pendukung yang tersedia, dan
lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum;
e) Tahap Pelaksanaan Kurikulum
Terdapat 2 (dua) kegiatan yang perlu dilakukan, ialah: 1) Kegiatan desiminasi,
yakni pelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih luas; 2)
Pelaksanaan kurikulum secara menyeluruh yang mencakup semua satuan
pendidikan pada jenjang yang sama;
f) Tahap Pelaksanaan Penilaian dan Pemantauan Kurikulum
Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian dan pemantauan
yang berkenaan dengan desain kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulum serta
dampaknya;
g) Tahap Pelaksanaan Perbaikan dan Penyesuaian
Berdasarkan penilaian dan pemantauan kurikulum diperoleh data dan
informasi yang akurat, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
melakukan perbaikan pada kurikulum tersebut bila diperlukan, atau melakukan
penyesuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukan terhadap beberapa
aspek dalam kurikulum tersebut.

C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengembangan Kurikulum di SD


Terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, antara
lain: (Baharun, 2017)
1. Pergururan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum
sekolah, beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya: 1) segi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum.
Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum
serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan
tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam
kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga
mendukung pengembangan alat bantu dan media Pendidikan; 2) segi
pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP).
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan
keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat.
Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya
mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi
kebutuhan dan tuntutan mereka;
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai
positif yang tumbuh di masyarakat.
Pengertian Manajemen Kurikulum
            Secara etimologi, manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
kata manus yang berarti  tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata ini
digabungkan menjadi kata kerja manager yang berarti “menangani”. Kata ini
selanjutnya diadopsi dalam bahasa Italia maneggiare yang berarti
“mengendalikan” terutama “mengendalikan kuda”. Dalam perkembangannya
diadopsi kedalam bahasa Prancis management, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
            Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja
to  manage, dengan kata benda management, dan manager  untuk orang yang yang
melakukan kegiatan manajemen. Kemudian, management diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi pengelolaan.
            Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode,
material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu
proses.
            Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Stoner,
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,  memimpin dan
mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan sumber daya organisasi
yang tesedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
            Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan mendayagunakan orang dan
sumber-sumber lainnya untuk  mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efesien yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi.
            Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari)
dan curere (tempat terpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga.
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh mendali/penghargaan.
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seseorang siswa dari
awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam
bentuk ijazah.
            Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal
pokok, yaitu :
         1.  Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan
         2.  Tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
            Dengan demikian, setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran
yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan
menentukan. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah
mata pelajaran, tetapi mencakup semua pengalaman belajar yang dialami siswa
dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
            Berikut pengertian kurikulum menurut beberapa para ahli :
         1.  Harold B. Alberty, kurikulum sebagai kegiatan yang diberikan kepada
siswa di bawah tanggung jawab sekolah.
         2.  Saylor, Alexander, dan lewis, kurikulum sebagai segala upaya sekolah
untuk memengaruhi siswa belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman
sekolah, maupun di luar sekolah.
         3.  S. Nasution, kurikulum dalam arti luas meliputi seluruh program di
sekolah, yakni segala pengalaman di bawah tanggung jawab sekolah.
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
            Jadi, manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum.

Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum


            Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Ruang lingkup
manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Perencanaan Kurikulum
            Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku
yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi
pada siswa. Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian,
tindakan yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem
control, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2.       Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum


Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan
dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian
semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam hal ini manajemen bertugas
menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulum
dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi dua :
a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini ditangani oleh
kepala sekolah.
b. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru.    
Peran-peran penting pada manajemen pelaksanaan kurikulum adalah :
a. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
b. Kepala sekolah dalam kepemimpinan bersama.
c. Kepala Departemen atau Wakil Kepala Sekolah dalam Manajemen
Kurikulum.

3.      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum


            Supervisi atau pemantauan kurikulum  adalah pengumpulan informasi
berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum
dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan
dalam kurikulum. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
dalam memecahkan masalah.

4.      Penilaian Kurikulum
            Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari
sistem manajemen. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan
direvisi atau diganti.

5.      Perbaikan Kurikulum
            Perbaikan kurikulum sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang
menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan.
Perbaikan kuikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.

6.      Sentralisasi dan Desantralisasi Kurikulum


            Manajemen sentralisasi dan desantralisasi adalah memusatkan semua
wewenang kepada sejumlah kecil manager  atau yang berada di suatu puncak pada
sebuah struktur organisasi. Kelemahan sistem ini adalah dimana sebuah kebijakan
dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lama.

Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum


            Sukmadinata menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1        Prinsip Relevansi
            Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu
relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi untuk
masa depan, dan relevansi internal, yaitu kesuaian antar komponen kurikulum itu
sendiri.
2        Prinsip Fleksibel
            Prinsip fleksibel berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku),
terutama dalam hal pelaksanaannya.
3        Prinsip Kontinuitas
            Prinsip Kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara
berkesinambungan, yang meliputi sinambung antarkelas maupun sinambung antar
jenjang pendidikan.
4        Prinsip Praktis dan Efisiensi
            Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan prinsip praktis, yaitu
dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam
praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
5        Prinsip Efektivitas
Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai.
            Menurut Dedi Arik Kurniawan dalam blogspotnya manajemen kurikulum
memiliki beberapa prinsip, yaitu :
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum.
b. Demokrasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan
subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan
tugas dengan penuh tanggung jawab.
c. Kooperatif, dalam mencapai suatu kegiatan manajemen kurikulum
harus ada rasa kerja sama dengan baik untuk menghasilkan tujuan
yang diinginkan.
d. Efektif dan efesiensi, dalam menjalankan suatu kegiatan didalam
manajemen kurikulum harus dilaksanakan dengan efektifitas dan
efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.
e. Mengarahkan pada visi, misi, dan tujuan yang telah di tetapkan.
Demikian beberapa prinsip manajemen kurikulum yang jika kita
perhatikan semuanya mengarahkan pada kegiatan yang mampu menghasilkan
suatu capaian yang diinginkan dengan mensinergikan semua komponen yang ada
didalamnya.Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan
kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan, seperti USPN No. 20
Tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program,
kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang
bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien,
dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar,
maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di
antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik
tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3.  Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar.
4.  Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
5.  Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.
Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu
disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kurikulum terdapat proses pengembangan, yang secara umum
terdiri dari perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses pengembangan
tersebut bertujuan untuk menciptakan kurikulum efektif. Terdapat beberapa tokoh
yang merumuskan tahapan dalam pengembangan kurikulum. Akan tetapi pada
proses pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung,
terdapat pula beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum.
Proses pengembangan kurikulum secara umum terdiri dari perencanaan,
implementasi, serta evaluasi. selain proses kurikulum secara umum diatas, ada
empat tahap pengembangan kurikulum dilihat dari tingkatannya antara lain:
pengembangan kurikulum pada tingkat nasional, pengembangan kurikulum pada
tingkat institusi, pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran, serta
pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas.
Mekanisme pengembangan kurikulum harus melalui beberapa tahapan,
beberapa tahapan itu antara lain sebagai berikut: tahap studi kelayakan dan
kebutuhan, tahap penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum, tahap
pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, tahap pelaksanaan uji
coba kurikulum di lapangan, tahap pelaksanaan kurikulum, tahap pelaksanaan
penilaian dan pemantauan kurikulum, serta tahap pelaksanaan perbaikan dan
penyesuaian.
Terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum,
antara lain: Pergururan Tinggi, Masyarakat, dan Sistem Nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Baharun, H. (2017). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem


Kepemimpinan Kepala Madrasah. At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6(1–
25).

Fajri, K. N. (2019). Proses Pengembangan Kurikulum. Islamika, 1(2), 35–48.

Hamalik, O. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di


Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek. Jakarta: PT Rosda Karya Remaja.

Oemar Hamalik. (2012). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi


Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zainal Arifin. (2013). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai