Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TRAUMA MELAHIRKAN

INKONTINENSIA URIN DAN FISTULA


GENETALIA
 Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
 Maternitas II.
Dosen Pengampu: Ns. Wati Prihastuti., S.Kep., MPH

Disusun Oleh:
Kelompok 4
- Aliyah Ariyanti Wardandi
- Chyndi Krismonica Dewi
- Friska Catur Wulandari
- Gema Arienda Putri
- Isti Zamzaroh
- Maulidiani Dwi Arfiyanti
-  Nirmala Nurfitria
- Wati Haryanti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini berisikan tentang asuhan keperawatan Inkontinensia Urin dan
Fistula Genetalia. Materi yang diangkat dimulai dari pengertian trauma
melahirkan hingga materi pembahasan tentang inkontinensia urin dan fistula
genetalia serta asuhan keperwatannya. Diharapkan makalah ini, dapat
memberikan informasi kepada kita semua.
Adapun penyusun makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.
Unuk itu, kami mengaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik
dan sarannya kepada kami agar dikemudian hari kami bisa menyusun makalah
yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
 berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya :
1.  Ns. H. Kanapi., S.Kep., M.Kep selaku Koordinator Kampus II STIKKU.
2.  Ns. Reni Fatmawati., S.Kep selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan
Kampus II STIKKU.
3.  Ns. Wati Prihastuti., S.Kep., Ners., MPH selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Maternitas II.
4. Para staff perpustakaan 400.
5. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
6. Teman – teman kelompok yang telah berpatisipasi dalam makalah ini.

Cirebon, 21 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 2

1.3.2 Tujuaan Khusus .................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 2

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 4


2.1 Inkontinensia Urin ......................................................................... 4

2.1.1 Definisi Inkontinensia Urin .............................................. 4

2.1.2 Jenis Inkontinensia Urin .................................................... 4

2.1.3 Etiologi ................................................................................ 5

2.1.4 Klasifikasi ........................................................................... 7

2.1.5 Patofisiologi ........................................................................ 8

2.1.6 Manifestasi Klinis .............................................................. 10

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik .................................................... 11

2.1.8 Penatalaksanaan .................................................................. 12

2.1.9 Komplikasi .......................................................................... 13


2.2 Fistula Genetalia ...................................................................... 13

2.2.1 Definisi Fistula Genetalia ............................................. 13

2.2.2 Jenis Fistula Genetalia .................................................. 14

2.2.3 Etiologi ......................................................................... 14

2.2.4 Klasifikasi ..................................................................... 16

2.2.5 Patofisiologi .................................................................. 16

2.2.6 Manifestasi Klinis ......................................................... 18

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik ............................................... 19

2.2.8 Penatalaksanaan ............................................................ 20

2.2.9 Komplikasi .................................................................... 21

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................... 22


3.1 Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urin .............................. 22

3.1.1 Pengkajian..................................................................... 22

3.1.2 Diagnosa Keperawatan ................................................. 24

3.1.3 Intervensi ...................................................................... 24

3.1.4 Implementasi................................................................. 26

3.1.5 Evaluasi......................................................................... 26

3.2 Asuhan Keperawatan Fistula Genetalia ................................. 27

3.2.1 Pengkajian..................................................................... 27

3.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................. 27

3.2.3 Intervensi ...................................................................... 28

3.2.4 Evaluasi......................................................................... 29

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 30


BAB V PENUTUP .................................................................................... 32
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 32

5.2 Saran ....................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sacara umum trauma melahirkan didefinisikan sebagai benturan,
tekanan, atau singgungan yang menimbulkan dampak berupa perlukaan baik
luka terbuka, tertutup, maupun luka memar. Tekanan bisa berasal dari benda
tumpul maupun benda tajam. Trauma tidak hanya bersifat fisik melainkan bisa
 berupa tekanan psikologis yang lebih banyak berefek pada kelainan psikologis
seperti rasa cemas, gelisah, takut, sulit tidur sampai depresi. Secara khusus
trauma dalam kehamilan adalah trauma yang berdampak tidak hanya pada ibu
tetapi juga pada janinnya.
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, trauma bisa diklasifikasi
sebagai trauma mayor dan trauma minor. Trauma mayor adalah trauma yang
dampaknya mengancam kehidupan, memerlukan perawatan di rumah sakit,
menimbulkan cacat fisik yang permanen sampai disabilitas atau menyebabkan
kehidupan janin terganggu sedangkan Trauma minor adalah trauma yang tidak
memenuhi kriteria mayor atau trauma yang hanya berdampak ringan seperti
luka memar, lecet, nyeri, atau luka tajam yang penanganannya selesai dengan
 penjahitan dan tidak memerlukan pemondokan.
Ibu hamil memang rentan terhadap trauma karena perubahan-
 perubahan anatomis dan fisiologis selama kehamilan. Pada kehamilan muda,
dengan kenaikkan kadar BHCG, maka mual dan muntah adalah gejala yang
hampir selalu dijumpai. Demikian juga kenaikan volume plasma yang lebih
 besar dibanding kenaikan korpuskuli darah menyebabkan terjadinya
 pengenceran darah yang berakibat terjadi penurunan tekanan darah. Penurunan
tekanan darah juga mengakibatkan keluhan pusing. Pada kehamilan yang lebih
tua, dengan makin membesarnya uterus, maka perut lebih menonjol ke depan
dan terjadilah hiperlordosis lumbalis.
 bertindak sebagai penyokong uretra proksimal selama
Valsavamanuver.
h. Pad Test
Merupakan penilaian semi objektif untuk mengetahui apakah
cairan yang keluar adalah urin, seberapa banyak keluarnya urin
dan dapat digunakan untuk memantau keberhasilan terapi
inkontinensia. Bermanfaat sebagai tambah anamnesa pasien dan
 pemeriksaan fisik.

2.1.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan inkontinensia urin menurut Muller adalah
mengurangi faktor resiko, mempertahankan homeostasis, mengontrol
inkontinensia urin, modifikasi lingkungan, medikasi, latihan otot pelvis
dan pembedahan. Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Kartu Catatan Berkemih
Yang dicatat pada kartu tersebut misalnya waktu berkemih dan
 jumlah urin yang keluar, baik yang keluar secara normal, maupun
yang keluar karena tak tertahan, selain itu dicatat pula waktu,
 jumlah dan jenis minuman yang diminum
2. Terapi Non Farmakologi
Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya
inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, infeksi saluran
kemih, diuretik, gula darah tinggi.
3. Terapi Farmakologi
Obat-obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah
antikolinergik seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine,
flavoxate, Imipramine. Pada inkontinensia stress diberikan alfa
adrenergic agonis, yaitu pseudoephedrine untuk meningkatkan
retensi urethra. Pada sfingter relax diberikan kolinergik agonis
seperti Bethanechol atau alfakolinergik antagonis seperti prazosin
untuk stimulasi kontraksi, dan terapi diberikan secara singkat.
4. Terapi Pembedahan
Terapi ini dilakukan terhadap tumor, batu, divertikulum, hiperplasia
 prostat, dan prolaps pelvic (pada wanita).
5. Modalitas Lain
Sambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang
menyebabkan inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa
alat bantu bagi lansia yang mengalami inkontinensia urin,
diantaranya adalah pampers, kateter, dan alat bantu toilet seperti
urinal, komod dan bedpan.

2.1.9 Komplikasi
1. Ruam kulit atau iritasi
2. Infeksi saluran kemih
Inkontinensia meningkatkan risiko infeksi saluran kemih berulang.
3. Prolapse
Prolaps merupakan komplikasi dari inkontinensia urin yang dapat
terjadi pada wanita. Hal ini terjadi ketika bagian dari vagina,
kandung kemih, dan dalam beberapa kasus uretra, drop-down ke
 pintu masuk vagina. Lemahnya otot dasar panggul sering
menyebabkan masalah. Prolaps biasanya perlu diperbaiki dengan
menggunakan operasi.

2.2 Fistula Genetalia


2.2.1 Definisi Fistula Genetalia
Fistula adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam
dengan dunia luar. Fistula Genetalis adalah terjadinya hubungan antara
traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal dan
dapat ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara bersamaan.
2.2.2 Jenis Fistula Genetalia
a. Fistula Vesikovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan kandung kemih. Disebut
 juga fistula kandung kemih.
 b. Fistula Ureterovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dan ureter (saluran yang membawa
urine dari ginjal ke kandung kemih).
c. Fistula Uretrovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan uretra (saluran kemih).
 Nama lainnya adalah fistula uretra.
d. Fistula Kolovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan usus besar.
e. Fistula Enterovaginal
Fistula terbentuk antara usus halus dengan vagina.

2.2.3 Etiologi
1. Fistula Vesiko Vagina
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Fistula Vesiko
Vagina antara lain :
a. Komplikasi Obstetrik, yaitu terjadi karena persalinan.
1) Karena robekan oleh forceps, alat-alat yang meleset atau
karena sectio sesare.
2) Karena nekrosis tekanan, dimana jaringan tertekan lama
antara kepala anak dan sympisis seperti pada persalinan
dengan panggul sempit, hydrocepalus atau kelainan letak.
Kalau pembukaan belum lengkap dapat terjadi fistula
cervicalis atau fistel ureter, sedangkan pada pembukaan
lengkap biasanya terjadi fistula vesico vaginalis.
Pengawasan kehamilan yang baik disertai pimpinan dan
 penanganan persalinan yang baik pula akan mengurangi
 jumlah fistel akibat persalinan. Fistel karena perlukaan
2. Ketidakseimbangan nutrisi > kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan berlebihan dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolic ditandai
dengan berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal (TB : 144
cm, BB : 70 kg, BMI : 33,75 kg).

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai


dengan perasaan tidak nyaman dan ketakutan.

Fistula Genetalia
Fistula adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia
luar. Fistula Genetalis adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan
traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan
dua kelainan secara bersamaan. Penatalaksanaan dengan cara :
1. Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk
kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses
dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi.
Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita
yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari pengobatan alternatif yang
disebut urostomy (pengumpulan urine dipakai setiap hari).
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat
kembali bergabung bersama keluarga mereka, masyarakat dan tanpa ada rasa malu
dari kondisi mereka karena bocor dan bau.
2.Keperawatan
Pra Operasi : Persiapan fisik, laboratorium, antibioka profilaksis, persiapan
kolon bila perlu.
Waktu reparasi : tergantung sebab trauma operasi segera, saat operasi
tersebut, atau ditunda jika diketahui pasca operasi.
Pasca Operasi : drainase urine kateter terpasang.terpasang
5.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
macam-macam penyakit terutama pada system urinarius dan juga
meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada
 pasien khususnya dengan inkontinensia.
 b. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan serta pengetahuannya sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang optimal terkhususnya pada pasien
inkontinensia.
c. Bagi Dunia Keperawatan
Meningkatkan profesionalitas sebagai seorang perawat sehingga
diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus diperbaiki kekurangannya
dan dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia
keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi
dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nuratif, Hardhi Kusuma. 2013.  Aplikasi Keperawatan


Berdasarkan
 Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta

Iman, B susanto. Inkontinensia Urin pada Perempuan. Dalam: Maj Kedokt indon.


Volume 58 No 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
H. 258-64

Errol Norwitz & John Schorge. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta. H.
40

Santoso BI. 2009.  Fistula Genitalia, Urogenikologi l, Uriginikologi Rekonstruksi


Obstet dan ginekol FK-UI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai