Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN BELAJAR 14

Konseling Pelayanan Kontrasepsi Dengan Metode Spermisida

A. Disklipsi Singkat
Modul ini membahas metode kontrasepsi Spermisida dan langkah-langkah
konseling.

B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan pembelajaan praktik, praktikan mampu memberikan
konseling pelayanan KB dengan metode Spermisida

C. Petunjuk Praktikum
1. Baca dan pahami bahan ajar tentang metode kontrasepsi Spermisida
2. Praktikan mengikuti langkah –langkah konseling Spermisida sesuai
dengan cheklist.
3. Praktikan boleh menambah bacaan lain dengan melakukan
penelusuran pustaka
4. Siapkan alat sesuai kegiatan praktikum
5. Kerjakan kegiatan praktikum berikut secara individual

D. Tata Tertib
1. Praktikan wajib mentaati peraturan yang berlaku saat praktikum
2. Kehadiran anda harus sesuai jadwal yang ditetapkan.
3. Berpenampilan sopan dan rapi sesuai atribut kampus.
4. Menandatangani daftar hadir pratikum (terlampir) dan diketahui oleh
pembimbing.
5. Bila praktikan berhalangan hadir, harus meminta ijin kepada pembimbing
(sakit: melampirkan surat keterangan dokter, ijin: melampirkan surat
keterangan dari orangtua/wali).
Konseling Pelayanan Kontrasepsi Dengan Metode Spermisida

1. Pengertian
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non
oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma, dimasukkan ke dalam
vagina sebelum melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

Sebagai alat kontrasepsi, spermisida dapat digunakan sendiri. Namun


demikian, akan jauh lebih efektif bila dikombinasikan dengan alat
kontrasepsi lain seperti kondom, diafragma, cervical caps ataupun spons
sebagai tambahan perlindungan.

2. Jenis spermisida terbagi menjadi :

a. Aerosol (busa).
b. Krim dan jeli.
c. Vaginal contraceptive film/tissue
d. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.

3. Cara Kerja

a. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.


b. Memperlambat motilitas sperma.
c. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

4. Macam macam spermisida

a. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).


b. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama
atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
c. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan.
Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan
(insersi) sebelum hubungan seksual.
d. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.

5. Keuntungan

Manfaat kontrasepsi :

a. Efektif seketika (busa dan krim).


b. Tidak mengganggu produksi ASI.
c. Sebagai pendukung metode lain.
d. Tidak mengganggu kesehatan klien.
e. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
f. Mudah digunakan.
g. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
h. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Manfaat non kontrasepsi

Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV


dan HIV/AIDS.

2. Keterbatasan

a. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan


petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun
dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka
angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
b. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain
(misal kondom).
c. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
d. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan
hubungan seksual.
e. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan
sebelum melakukan hubungan seksual.
f. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
g. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

3. Penilaian Klien

Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan


kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
Spermisida
Sesuai untuk klien yang: Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh Mempunyai resiko tinggi apabila hamil
menggunakan kontrasepsi hormonal (berdasar umur, paritas, masalah
(seperti perokok, wanita di atas 35 kesehatan)
tahun)
Lebih suka memasang sendiri alat Terinfeksi saluran uretra
kontrasepsinya
Menyusui dan memerlukan Memerlukan metode kontrasepsi efektif
kontrasepsi pendukung
Tidak ingin hamil dan terlindung Tidak mau repot untuk mengikuti
daripenyakit menular seksual, tetapi petunjuk pemakaian kontrasepsi dan
pasangannya tidak mau menggunakan siap pakai sewaktu akan melakukan
kondom hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil Tidak stabil secara psikis atau tidak
menunggu metode lain suka menyentuh alat reproduksinya
(vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok
karena keracunan

Penanganan Efek Samping

Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan


masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-
masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek Samping Atau Masalah Penanganan
Iritasi vagina atau iritasi penis dan Periksa adanya vaginitis dan penyakit
tidak nyaman menular seksual. Bila penyebabnya
spermisida, sarankan memakai
spermisida dengan bahan kimia lain
atau bantu memilih metode kontrasepsi
lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar.
Yakinkan bahwa rasa hangat adalah
normal. Bila tidak ada perubahan,
sarankan menggunakan spermisida
jenis lain atau bantu memilih metode
kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan Pilih spermisida lain dengan komposisi
baik bahan kimia berbeda atau bantu
memilih metode kontrasepsi lain.

Cara Pakai Spermisida

Petunjuk umum :

1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar


sebelum melakukan hubungan seksual.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
(busa atau krim) dan insersi spermisida.
3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan
hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak
memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.
4. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian
maupun penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu
sebelum diisi ke dalam aplikator).
5. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum
terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama
dilanjutkan berulang kali.
6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis
tertutup secara keseluruhan.

Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai


dengan bentuknya:
Aerosol (busa)

Cara Pemakaian :

Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan kontainer


dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk
mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan
posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan
untuk tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke
pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian
keringkan. Aplikator sebaiknya digunakan untuk pribadi. Spermisida aerosol
(busa) dimasukkan dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum
melakukan hubungan seksual.

Krim dan Jeli


Cara Pemakaian :

Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator dan atau
mengoles di atas penis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengan diafragma
atau kap serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom. Masukkan
spermisida 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Isi aplikator
dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks.
Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian tarik
aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan
air kemudian keringkan.

Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.

Kontrasepsi Vagina Film/Tissue


Cara Pemakaian :

Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larut
dalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudian
letakkan di ujung jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film ke
dalam vagina mendekati serviks. Keadaan jari yang kering dan cara
memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu
penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15 menit agar film
larut dan bekerja efektif.

Suppositoria

Cara Pemakaian :

Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut dalam


vagina. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka
kemasan. Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil
berbaring, masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit
sebelum melakukan hubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina atau
suppositoria.
Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.

CHECKLIST PENILAIAN PRAKTIKUM


KONSELING KONTRASEPSI SPERMICIDA
Mata Kuliah : Nama Mahasiswa :
Semester : NIM :
Hari/Tanggal : Dosen Pengampu :
No. BUTIR YANG DINILAI 2 1 0
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Merespon terhadap reaksi klien
4. Percaya diri
5. Menjaga privasi klien
SKOR : 10
B. CONTEN/ISI
6. Melakukan anamnesa
7. Menjelaskan pengertian kontrasepsi spermicida
8. Menjelaskan jenis – jenis kontrasepsi spermicida
9. Menjelaskan cara kerja kontrasepsi spermicida
10. Menjelaskan macam-macam kontrasepsi spermicida
11. Menjelaskan keuntungan Metode kontrasepsi spermicida
12 Menjelaskan kekurangan Metode kontrasepsi spermicida
13 Menjelaskan penilaian klinik kontrasepsi spermicida
14 Menjelaskan penanganan efek samping kontrasepsi
spermicida
15 Menjelaskan cara pemakain kontrasepsi spermicida
SKOR : 20
C. TEKNIK
17. Teruji menjelaskan secara sistematis
18. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
19. Penggunaan media
20. Memberi kesempatan untuk bertanya,memberikan umpan
balik
21. Melakukan pendokumentasian
SKOR : 10
TOTAL SKOR : 40
Nilai Akhir : Skor yang didapat x 100

40 Banjarbaru……………………….

Penguji,

(……………………….)

Anda mungkin juga menyukai