Anda di halaman 1dari 4

RESUME

OBAT YANG BISA DIGUNAKAN SECARA SUBKUTAN DAN


INTRAMUSKULAR

DISUSUN OLEH : TIARA AGUSTIN

MATA KULIAH : FARMAKOLOGI

PRODI : D3 KEPERAWATAN

NIM : 202013011

STIKES HANGTUAH TANJUNGPINANG

2020/2021
 Injeksi Intramuskular

Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk pemberian obat.
Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10 mililiter dengan panjang 6 hingga 8
sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan berbasis minyak agar menembus lebih dalam.
Cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah.
Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada
kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan
bagian atas.

Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi
aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara
intramuskular adalah agar obat diserap tubuh dengan cepat.

 Injeksi Subkutan

Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5 hingga 2
sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini dianjurkan untuk semua
zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk
melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan
lemak subkutan. Jangan terlalu dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong
pada semprit untuk memastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum perlahan dan coba lagi).
Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis.
Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan kapas atau kain kecil.

Dalam proses injeksi subkutan, obat atau cairan akan dikirimkan ke jaringan antara kulit dan
otot. Dengan menggunakan injeksi jenis ini, penyerapan obat akan berjalan lebih lambat
dibandingkan injeksi intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena
tidak perlu mencapai otot. Tempat pemberian injeksi jenis ini adalah jaringan lemak di belakang
lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan teknik injeksi ini. Selain itu,
vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster
(herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.

Obat yang dapat digunakan sec subkutan dan intramuskular yaitu :

1. Terbutaline

Formulasi terbutaline berupa bentuk sediaan, cara penggunaan, cara penyimpanan, dan
kombinasi dengan obat lain.

 Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan terbutaline adalah sebagai berikut:
1. Tablet: 2.5 mg, 5 mg
2. Sirup: 1.5 mg/5 mL
3. Solusi injeksi : 0.5 mg/mL; 1 mg/mL
4. Solusi untuk nebulisasi: 2.5 mg/mL
5. Inhalasi serbuk: 0.25 mg/ dosis inhalasi, 0.5 mg/ dosis inhalasi

 Cara Penggunaan

Terbutaline oral dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Terbutaline injeksi dapat
diberikan secara subkutan, intramuskular, intravena, atau diberikan melalui infus. Sediaan
inhalasi dan nebulisasi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lainnya.

2. Insulin

Insulin suntik adalah obat untuk memenuhi kebutuhan insulin pada penderita diabetes. Insulin
adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas untuk membantu mengendalikan kadar
gula darah.

 Dosis dan Aturan Pakai Insulin Suntik

Insulin suntik akan diberikan lewat suntikan melalui pembuluh darah (intravena/IV), ke dalam
otot (intramuskular/IM), atau di bawah kulit (subkutan) oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter.

Berikut ini adalah dosis umum penggunaan insulin suntik sesuai kondisi dan usia pasien:

1. Suntik intramuskular/IM

Dewasa: Dosis suntikan awal adalah 20 unit, diikuti dengan 6 unit per jam sampai gula darah
turun ke 10 mmol/l atau di bawah 180 mg/dl.

2. Suntik intravena/IV

Dewasa: Dosis diberikan melalui infus dengan dosis awal 6 unit per jam, dosis digandakan 2 atau
4 kali lipat jika kadar gula darah tidak juga turun.

Anak-anak: Dosis diberikan melalui infus dengan dosis awal 0,1 unit/kgBB per jam, dosis
digandakan 2 atau 4 kali lipat jika kadar gula darah tidak juga turun.

3. Suntik subkutan

Dewasa: Dosis akan disesuaikan oleh sesuai kebutuhan. Suntikan dilakukan ke area paha, lengan
atas, bokong, atau perut.
3. Anestesi lokal

Anestesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau rasa sakit pada area tubuh yang akan
dioperasi. Jenis anestesi ini tidak memengaruhi kesadaran, sehingga pasien akan tetap sadar
selama menjalani operasi atau prosedur medis.
Anestesi lokal dapat digunakan untuk operasi minor atau kecil, seperti perawatan gigi, operasi
mata, prosedur pengangkatan tahi lalat, dan biopsi pada kulit. Anestesi jenis ini dapat diberikan
dengan cara disuntik, disemprot, atau dioleskan ke kulit maupun selaput lendir yang akan
dioperasi.

4. Injeksi intradermal

Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan biasanya
digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk mengetahui apakah kamu
memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes sensitivitas terhadap alergen ketika
mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.

Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan jarum suntik maksimal 1 mililiter, obat lepas lambat
dan jarum pendek hingga 1,5 sentimeter. Pada penyuntikan intradermal, daerah kulit yang dipilih
bukan area yang mudah luka atau infeksi (misalnya di deltoid). Regangkan kulit dengan jempol
dan telunjuk, tusukkan jarum perlahan sekitar 2 mm di bawah dan hampir sejajar dengan
permukaan kulit. Benjolan pucat yang memperlihatkan permukaan folikel rambut pada kulit
tempat suntikan adalah tanda suntikan diberikan dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai