Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

PUSAT KESENIAN KUTAI DI TENGGARONG

Disusun oleh :
SYARIFAH AFIFAH
F 221 14 070

Dibimbing oleh :
Dr. Ir. Ahda Mulyati, M.T
NIP. 19600710 198903 2 001

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ABSTRAK

SYARIFAH AFIFAH (Stb. F221 14 070). Pusat Kesenian Kutai di Tenggarong Kabupaten
Kutai Kartanegara. (dibimbing oleh Dr. Ir. Ahda Mulyati, M.T)

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten yang ada di


Provinsi Kalimantan Timur yang beribukota Tenggarong. Dalam Ripparda Provinsi Kaltim
(2013-2023) Tenggarong ditetapkan sebagai destinasi pariwisata nasional (DPN) dan
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP 2). Tenggarong memiliki beragam daya tarik
wisata (DTW) yang unik dan menarik, baik itu daya tarik wisata alam, budaya, maupun
khusus atau buatan. Pengembangan warisan budaya di Tenggarong sebagai desti-
nasi wisata nasional tentunya sangat sesuai dengan falsafah pengembangan kepa-
riwisataan Nasional, yakni harus tetap menjunjung ciri khas bangsa Indonesia khususnya
potensi budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. Pusat Kesenian Kutai di
Tenggarong dapat menjadi salah satu wadah dan lingkungan yang mencitrakan budaya
Kutai dengan memiliki fungsi pengenalan, pembinaan, pelestarian dan pengembangan
serta menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menampilkan, mengeksplorasi, mem-
beri pengetahuan, memproduksi dan menyediakan informasi tentang berbagai bentuk
kesenian, sejarah, tradisi, pengetahuan karakter dan identitas kota Tenggarong sebagai
ibu Kota Kabupaten Kutai Kartanegara.

Metode perancangan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data terbagi atas dua bagian
yaitu data primer yang meliputi observasi lapangan dan wawancara kemudian data
sekunder yang meliputi data literatur. Selanjutnya data di analisa dengan teknik reduksi
data, penyajian data dan verifikasi data.

Hasil dari tugas akhir ini rekomendasi desain fasilitas Pusat Kesenian Kutai yang
dengan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular suku setempat, khususnya Kutai yang
merupakan salah satu suku dari rumpun Dayak. Penerapan arsitektur lokal pada desain
yang mengadaptasi berbagai ciri khas seperti bentuk bangunan, atap, ornamen bahkan
warna khas yang dimodifikasi secara modern untuk menghasilkan desain yang sesuai
dengan tema yaitu Arsitektur Neo Vernakular.

Kata Kunci: Pusat Kesenian, Wisatawan, Kearifan Kesenian Kutai.


ABSTRACT

SYARIFAH AFIFAH (Stb. F221 14 070). Kutai Arts Center in Tenggarong, Kutai Kartanega-
ra Regency. (supervised by Dr. Ir. Ahda Mulyati, M.T)

Kutai Kartanegara Regency is one of the regencies in East Kalimantan Province


whose capital is Tenggarong. In the Ripparda of East Kalimantan Province (2013-2023)
Tenggarong is designated as a national tourism destination (DPN) and a Provincial Tour-
ism Strategic Area (KSPP 2). Tenggarong has a variety of unique and interesting tourist
attractions, be it natural, cultural, special or artificial tourist attractions. The develop-
ment of cultural heritage in Tenggarong as a national tourist destination is of course
very in line with the philosophy of national tourism development, which must continue
to uphold the characteristics of the Indonesian nation, especially the cultural potential
and local wisdom of the local community. The Kutai Arts Center in Tenggarong can be a
place and environment that portrays Kutai culture by having the function of introduc-
tion, coaching, preservation and development as well as organizing various activities to
display, explore, impart knowledge, produce and provide information about various
forms of art, history , traditions, knowledge of the character and identity of the city of
Tenggarong as the capital city of Kutai Kartanegara Regency.

The design method used in this final project is qualitative and quantitative re-
search methods. Data collection techniques are divided into two parts, namely primary
data which includes field observations and interviews, then secondary data which in-
cludes literature data. Furthermore, the data were analyzed using data reduction tech-
niques, data presentation and data verification.

The results of this final project are recommendations for the design of the Kutai
Arts Center facility with the Neo Vernacular Architecture approach of the local tribe, es-
pecially the Kutai who are one of the tribes of the Dayak family. The application of local
architecture to designs that adapt various characteristics such as building shapes, roofs,
ornaments and even distinctive colors that are modified in a modern way to produce
designs that match the theme, namely Neo Vernacular Architecture.

Keywords: Arts Center, Tourists, Kutai Art Wisdom.


1. PENDAHULUAN c. Meningkatkan seni dan budaya sebagai
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki lu- karakter jati diri dan pemersatu bangsa
as wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan d. Meningkatkan penyelenggaraan ke-
sekitar 4.097 km² yang secara geografis ter- budayaan dan pariwisata yang profesional dan
letak antara 115°26'28" BT -117°36'43" BT akuntabel
dan 1°28'21" LU - 1°08'06" LS. Kabupaten ini Untuk pengembangan kepariwisataan
telah mengalami beberapa kali perubahan secara nasional RIPPARNAS (Rencana Induk
administrasi karena terjadi pemekaran wila- Pembangunan Kepariwisataan Nasional)
yah termasuk wilayah yang ada disekitarnya. mengamanatkan pembangunan kepa-
Secara administratif, Kabupaten Kutai Kar- riwisataan nasional dan pembentukan Desti-
tanegara terbagi dalam 18 wilayah kecamatan nasi Pariwisata Nasional (DPN). Pada PP No.
dan 237 desa/kelurahan. Kabupaten Kutai 50 tahun 2011 secara nasional dibagi dalam
Kartanegara merupakan salah satu kabupaten 50 DPN, 88 Kawasan Strategis Pariwisata Na-
yang ada di Provinsi Kalimantan Timur yang sional (KSPN) yang ada di 50 DPN. RIPPAR-
beribukota Tenggarong. Provinsi ini merupa- NAS sebagai acuan secara nasional dalam
kan salah satu Provinsi terluas di Indonesia pengembangan kepariwisataan juga di acu
yang memiliki potensi sumber daya alam san- oleh Provinsi Kalimantan Timur dengan dae-
gat besar dan penghasil devisa utama bagi rah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya.
negara, khususnya dari sektor pertambangan. Dalam RIPPARNAS di Kalimantan Timur
Pertambangan baik dari sektor migas dan non ditetapkan ada tiga Destinasi Pariwisata Na-
migas juga merupakan potensi yang paling sional (DPN) dan empat Kawasan Strategis
besar dalam pembangunan ekonomi di Kabu- Pariwisata Nasional (KSPN) serta 12 (dua
paten Kutai Kartanegara. belas) Kawasan Pengembangan Pariwisata
Sektor pariwisata saat ini merupakan sa- Nasional (KPPN). Dalam Ripparda Provinsi
lah satu sektor primadona dalam Kaltim (2013-2023) Tenggarong ditetapkan
menghasilkan devisa negara selain dari sektor sebagai destinasi pariwisata nasional (DPN)
pertambangan. Sektor ini dapat diperbaharui dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi
dan berbeda dengan sektor pertambangan (KSPP 2). Tenggarong memiliki beragam daya
karena padat karya dan banyak menyerap tarik wisata (DTW) yang unik dan menarik,
tenaga kerja sehingga diharapkan sangat ber- baik itu daya tarik wisata alam, budaya,
peran langsung dalam meningkatkan penda- maupun khusus atau buatan. DTW budaya
patan masyarakat. Sektor pariwisata di Kali- paling banyak ditemukan di Tenggarong teru-
mantan Timur juga menjadi primadona yang tama berasal dari warisan Kerajaan Kutai Kar-
diimplementasikan dalam visi daerah ini yaitu tanegara sejak abad XIII. Tenggarong sebagai
terwujudnya Kalimantan Timur sebagai dae- pusat kerajaan dan pemerintahan Kesultanan
rah tujuan pariwisata yang berdaya saing Kutai Kartanegara ing Martadipura sejak 28
menuju masyarakat sejahtera. Dalam September 1782 tentunya banyak mewaris-
mewujudkan visi tersebut dituangkan dalam kan sumber daya budaya.
empat misi yaitu : Pengembangan warisan budaya di
a. Mewujudkan daerah tujuan pariwisata Ka- Tenggarong sebagai destinasi wisata nasion-
limantan Timur yang berdaya saing al tentunya sangat sesuai dengan falsafah
b. Meningkatkan industri pariwisata Kaliman- pengembangan kepariwisataan Nasional, yak-
tan Timur sebagai penopang perekonomian ni harus tetap menjunjung ciri khas bangsa
daerah Indonesia khususnya potensi budaya dan
kearifan lokal masyarakat setempat.
Pusat Kesenian Kutai di Tenggarong dapat 1.3 Batasan dan Lingkup Pembahasan
menjadi salah satu wadah dan lingkungan 1.3.1 Batasan
yang mencitrakan budaya Kutai dengan mem- a. Batasan Lokasi
iliki fungsi pengenalan, pembinaan, pelestari- Lokasi yang dipilih adalah di Tenggarong,
an dan pengembanganserta menyelenggara- Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupa-
kan berbagai kegiatan untuk menampilkan, kan wilayah strategis dari segi tapak, aksesibil-
mengeksplorasi, memberi pengetahuan, itasi dan lingkungan.
memproduksi dan menyediakan informasi b. Batasan Objek
tentang berbagai bentuk kesenian, sejarah, Perancangan Pusat Kesenian Kutai ber-
tradisi, pengetahuan karakter dan identitas fungsi sebagai sarana edukasi, rekreasi dan
kota Tenggarong sebagai ibu Kota Kabupaten pelestarian.
Kutai Kartanegara. c. Batasan Subjek
Subjek yang diklasifikasikan dalam
1.1 Rumusan Masalah
berbagai kelompok yaitu :
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
1. Masyarakat umum
maka permasalahan yang dapat dirumuskan
2. Komunitas Seni
yaitu bagaimana mendesain Pusat Kesenian
3. Instansi-linstansi yang terkait
Kutai di Tenggarong?
4. Pelajar dan mahasiswa
1.2 Tujuan dan Sasaran 5. Wisatawan domestik dan
2.1. Tujuan mancanegara
Adapun tujuan yang akan dicapai adalah d. Batasan Tema
merencanakan dan merumuskan konsep de- Tema yang dipilih adalah Arsitektur Neo
sain Pusat Kesenian Kutai di Tenggarong Vernakular yang mengkombinasikan nilai-nilai
dengan pendekatan arsitektur lokal. klasik dengan penyelesaian akhir modern.
Sehingga tercipta rancangan yang tidak
2.2. Sasaran menghilangkan unsur kebudayaan masa lam-
Adapun sasaran yang akan dicapai se- pau yang menjadi tolak ukur kebudayaan
bagai berikut : sekarang.
a. Memberikan konsep penataan ruang luar e. Batasan Fungsi
dan ruang dalam yang komunikatif dan Adapun Batasan fungsi pada perancangan
rekreatif. ini yaitu :
b. Memberikan konsep pengolahan massa 1. Edukasi, dengan memberikan Pen-
bangunan yang komunikatif dan rekre- didikan dan pengembangan tentang
atif bagi pengunjung. kesenian dan kebudayaan Kutai ter-
c. Memberikan konsep perancangan yang hadap masyarakat.
menggabungkan kreatifitas dan seni 2. Rekreasi, memberikan fasilitas
dengan unsur etnik seperti warna, rekreasi yang berhubungan dengan
tekstur, dan ornamen-ornamen khas kesenian dan kebudayaan Kutai.
tradisional yang tertuang dalam sebuah 3. Pelestarian, dengan melestarikan
rancangan bangunan sehingga menjadi kesenian Kutai yang ada di Tengga-
sebuah perpaduan yang menarik dalam rong.
desain.
1.3.2 Lingkup Pembahasan Pusat Kesenian Kutai merupakan sebuah
Pembahasan berada diseputar disiplin wadah yang menghimpun kebudayaan Kutai
ilmu arsitektur yang berkaitan dengan mulai dari seni tari, musik, rupa dan kesenian
perancangan bangunan Pusat Kesenian Kutai lainnya. Pusat Kesenian ini difungsikan se-
sebagai identitas kota. Sedangkan ilmu lain bagai tempat latihan, pertunjukkan, dan
digunakan sebagai pelengkap dan pembimb- pameran kesenian Kutai serta difungsikan
ing untuk menunjang penelitian ini. juga sebagai area wisata budaya untuk
memperkenalkan seni dan budaya Kutai.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah se- 2.1.2 Sejarah Kutai
bagai berikut : Pada awalnya Kutai bukanlah nama suku,
a. Memberikan kontribusi terhadap peles- akan tetapi nama tempat atau wilayah dan
tarian kebudayaan suku Kutai khusus nya nama kerajaan tempat ditemukannya prasasti
dalam bidang arsitektur. Yupa oleh peneliti Belanda. Seluruh masyara-
b. Secara Praktis untuk menambah bahan kat asli Kalimantan sendiri sebenarnya adalah
informasi khususnya bagi penulis dan Serumpun, Antara Ngaju, Maanyan, Iban,
pembaca yang ingin mengetahui proses Kenyah, Kayatn, Kutai ( Lawangan – Tonyoi –
perancangan ruang dalam dan ruang luar Benuaq ), Banjar ( Ngaju, Iban , maanyan, dll ),
Pusat Kesenian Kutai. Tidung, Paser, dan lainnya. Hanya saja perma-
salahan politik penguasa dan agama menjadi
2. TINJAUAN PUSTAKA
jurang pemisah antara keluarga besar ini.
2.1. Tinjauan Pusat Kesenian Kutai
Mereka yang meninggalkan kepercayaan lama
2.1.1 Definisi Pusat Kesenian
akhirnya meninggalkan adatnya karena lebih
a. Pusat
menerima kepercayaan baru dan berevolusi
Pusat adalah pokok pangkal (berbagai
menjadi Masyarakat Melayu Muda. Khu-
urusan, hal dan sebagainya). Tempat yang
susnya dalam Islam maupun Nasrani, hal-hal
memiliki aktivitas tinggi yang dapat menarik
adat yang bertolak belakang dengan ajaran
daerah sekitar. (Poerdarminto, W.J.S : 2003)
akan ditinggalkan.
b. Kesenian
Perihal seni keindahan sejarah atau se- 2.1.3 Kesenian Kutai
jarah tentang perkembangan seni (Kamus a. Seni Drama
Besar Bahasa Indonesia). Kesenian merupakan Mamanda merupakan salah satu kese-
segala sesuatu yang berhubungan dengan nian drama tradisional yang tumbuh dan
seni. Seni merupakan kesanggupan akal untuk berkembang di tengah masyarakat Kutai.
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar Mamanda sering di sejajarkan dengan seni
biasa). Menurut Ki Hajar Dewantara, seni ada- ketoprak dan ludruk di Jawa. Jika jalan cerita
lah segala perbuatan manusia yang timbul yang disajikan dalam mamanda adalah ten-
dari perasaan dan sifat indah, sehingga meng- tang sebuah kerajaan, maka pementasan
gerakkan jiwa dan perasaan manusia (Varadi- mamanda tersebut mirip dengan ketoprak.
va, 2013). b. Seni Kriya
c. Kutai 1. Perisai / Kelembit
Kutai atau Urang Kutai adalah suku asli 2. Ulap Doyo
yang mendiami wilayah Kalimantan Timur 3. Anjat
yang mayoritas saat ini beragama Islam dan 4. Bening Aban
hidup di tepi sungai. (Wikipedia) 5. Sumpitan
d. Pusat Kesenian Kutai
6. Seraung a. Kajian Seni
7. Mandau b. Fasilitas Seni
8. Manik c. Gelar Seni
c. Seni Musik
Salah satu seni musik Kutai yang terkenal 2.2.2 Persyaratan Ruang
adalah Musik Tingkilan. Seni musik khas Kutai a. Fungsi Utama
ini memiliki kesamaan dengan kesenian Ruang latihan, merupakan salah satu
rumpun Melayu. Alat musik yang digunakan fungsi utama pada Pusat Kesenian ini. Ruang
adalah gambus (sejenis gitar berdawai 6), latihan berfungsi sebagai tempat latihan se-
ketipung (semacam kendang kecil), kendang tiap cabang seni.
(sejenis rebana yang berkulit sebidang dan b. Sanggar Seni Tari
besar) dan biola. 1. Ruang Kelas
d. Seni Tari Kutai Ruang kelas digunakan untuk
Seni tari suku Kutai dapat dibagi menjadi mengajar teori tentang seni tari tradi-
dua jenis, yakni Seni Tari Rakyat dan Seni Tari sional Kutai bertujuan agar para siswa
Klasik. mengetahui seni tari tradisional Kutai
1. Seni Tari Rakyat lebih jauh, mulai dari sejarah, nilai-nilai
Tari Jepen adalah salah satu kesenian yang terkandung dalam tarian tersebut,
rakyat khususnya Kutai yang dipengaruhi fungsi, hingga tujuan terbentuknya tari
oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Tari jepen serta gerakan tari.
biasanya ditampilkan berpasang-pasangan, 2. Ruang Latihan
tetapi dapat pula ditarikan secara tunggal dan Ruang latihan berfungsi untuk men-
diiringi oleh sebuah nyanyian dan irama musik erapkan teori yang sudah didapat dengan
khas Kutai yang disebut tingkilan. cara menerapkan gerakan-gerakan seni
2. Seni Tari Klasik tari tradisional Kutai.
Merupakan tarian yang tumbuh dan c. Ruang Latihan Seni Musik
berkembang di kalangan Keraton Kutai Kar- Ruang musik berfungsi sebagai tempat
tanegara pada masa lampau. Yang termasuk latihan menurut Neufert (1996), ruang musik
dalam Seni Tari Klasik Kutai adalah : memiliki luasan 65-70 m². Ruang latihan mus-
a. Tari Persembahan ik dikhususkan untuk belajar serta memainkan
b. Tari Ganjur / mempraktekkan alat musik tradisional Kutai.
c. Tari Kanjar d. Gedung Pertunjukan/Teater
d. Tari Kutai Pada Pusat Kesenian Kutai, gedung per-
e. Tari Dewa Memanah tunjukan berfungsi sebagai wadah untuk
menampilkan berbagai macam cabang kese-
nian Kutai (tari, drama, dan musik).
2.2. Tinjauan Arsitektural
e. Fungsi Penunjang
2.2.1 Sarana dan Prasarana
1. Food Court
Menurut Peraturan Menteri Ke-
Food court atau kantin pada Pusat
budayaan dan Pariwisata Nomor :
Kesenian Kutai ini menyediakan berbagai
pm.106/hk.501/mkp/2010 mengenai standar
menu khas Kutai. Cara ini dilakukan juga
pelayanan minimal sub-bidang perlindungan,
untuk melestarikan dan memperkenalkan
pengembangan dan pemanfaatan kesenian
masakan khas Kutai pada para
adalah sebagai berikut:
pengunjung.
2. Masjid tara unsur setempat dengan teknologi mod-
Masjid adalah bagian penunjang yang ern namun masih didominasi oleh unsur
penting pada rancangan Pusat Kesenian setempat.
Kutai, apalagi mengingat orang Kutai
2.3.3. Ciri-ciri Arsitektur Neo Vernakular
yang mayoritas beragama Islam. Masjid
Dari pernyataan Charles Jencks dalam
merupakan tempat untuk berdoa, pusat
bukunya “Language of Post- Modern Architec-
kebudayaan, tempat pertemuan, penga-
ture” dalam (syamsul 2013:29) maka dapat
dilan, sekolah dan universitas (Neufert,
dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular
1996).
sebagai berikut :
3. Parkir
a. Selalu menggunakan atap bumbungan.
Parkir menjadi ruang yang cukup
Atap bumbungan menutupi tingkat bagi-
penting dikarenakan Pusat Kesenian Kutai
an tembok sampai hampir ke tanah se-
merupakan bangunan public sehingga
hingga lebih banyak atap yang di ibar-
membutuhkan parkir yang luas, mulai
atkan sebagai elemen pelidung dan pen-
dari parkir bus, mobil dan motor.
yambut dari pada tembok yang digam-
2.3. Tinjauan Arsitektur Neo Vernakular barkan sebagai elemen pertahanan yang
2.3.1. Pengertian Arsitektur Vernakular menyimbolkan permusuhan.
Sebelum memahami tentang arsitektur b. Batu bata (dalam hal ini merupakan ele-
neo-vernakular, maka kita perlu memahami men konstruksi lokal) Bangunan
arti kata vernakular dahulu. Kata vernakular didominasi penggunaan batu bata abad
berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) 19 gaya Victorian yang merupakan bu-
yang berarti asli (original). Maka Arsitektur daya dari arsitektur barat.
Vernakular dapat diartikan sebagai arsitektur c. Mengembalikan bentuk-bentuk tradi-
asli yang dibangun oleh masyarakat setem- sional yang ramah lingkungan dengan
pat. proporsi yang lebih vertikal.
d. Kesatuan antara interior yang terbuka
2.3.2. Pengertian Arsitektur Neo Vernaku-
melalui elemen yang modern dengan ru-
lar
ang terbuka di luar bangunan.
Kata neo-vernakular sendiri berasal
e. Warna-warna yang kuat dan kontras.
dari penggabungan kata neo dengan vernaku-
lar. Pada awalnya kata “neo” atau bisa Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa
disebut “new” memiliki pengertian sesuatu Arsitektur Neo-Vernakular tidak ditujukan
yang baru sedangkan kata vernakular berasal pada arsitektur modern atau arsitektur tradi-
dari kata vernaculus dari bahasa latin yang sional tetapi lebih pada keduanya. Hubungan
berarti asli. antara kedua bentuk arsitektur diatas di-
Arsitektur neo-vernakular tidak murni tunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-
menerapkan prinsip – prinsip bangunan pada Vernakular melalui trend akan rehabilitasi dan
produk arsitektur vernakular maupun produk pemakaian kembali.
arsitektur modern, melainkan menampilkan
karya – karya baru. Unsur – unsur vernakular 3. METODE PENELITIAN
disini hanya diterapkan pada penampilan vis- 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian
ual bangunan sehingga kebudayaan dan tradi- Metode yang diterapkan pada tiap tahap
si masyarakat dapat tercermin disini. Arsi- perancangan dilakukan secara kualitatif mau-
tektur neo vernakular mayoritas mendapat- pun kuantitatif. Seperti pada proses pencarian
kan unsur – unsur baru dari percampuran an- ide yang dilakukan secara kualitatif berdasar-
kan kondisi masyarakat yang sangat membu- 3.3. Alur Pikir
tuhkan keberadaan objek tersebut. Serta pe-
rumusan ide secara kuantitaif sebagai pertim-
bangan akan pentingnya objek tersebut, atas
dasar data-data yang sudah diperoleh.
Metode kualitatif dan kuantitatif juga diterap-
kan pada tahapan lainnya, seperti pada ana-
lisis yang didasarkan pada asumsi dan kebu-
tuhan pengguna, serta korelasinya terhadap
data-data yang sudah diperoleh.

3.2. Lokasi Penelitian


Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan
potensi warisan budaya yang ada di Tengga-
rong dengan meninjau Ripparda Provinsi Ka-
limantan Timur (2013 -2023) yang menetap-
kan Tenggarong sebagai Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN) dan Kawasan Perkotaan (KPP
1). Tenggarong juga merupakan ibu kota
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Marta-
dipura sejak 28 September 1782.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Tenggarong
Tenggarong merupakan ibu kota Kabu-
paten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur. Luas wilayah Tenggarong mencapai
423,92 km² dengan jumlah penduduk
sebanyak 114.307 (BPS 2015).
Wilayah Kecamatan Tenggarong secara
geografis terletak di daerah khatulistiwa dan
berada pada posisi antara 116°47’ BT -
117°04’ BT dan 0°21’ LS - 0°34’ LS. Secara ad-
ministratif batas wilayahnya yaitu :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan
Kecamatan Sebulu
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan
Kecamatan Tenggarong Seberang
c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan
Kecamatan Loa Kulu
Gambar 1. Peta Administratif Kabupaten
Kutai Kartanegara d. Sebelah Timur : Berbatasan dengan
(Sumber : Kecamatan Tenggarong dalam Angka Kecamatan Sebulu
2018)
isan budaya tangible (tarik sumber daya
arkeologi) maupun intangible menjadi daya
tarik wisata di kawasan ini, baik museum
dengan beragam koleksinya maupun situs
arkeologi dan event budaya (pesta adat erau).
Tenggarong dalam pengembangan pariwisata
selain sebagai DPN juga ditetapkan sebagai
kawasan perkotaan (KKP 1), sehingga juga
banyak mempunyai daya tarik wisata buatan.

4.2.1. Macam Objek Wisata Tenggarong


a. Objek Wisata Budaya
Tenggarong memiliki 5 daya tarik objek
wisata unggulan pada jenis wisata budaya
Gambar 2. Peta Kecamatan Tenggarong yaitu :
(Sumber : Google Earth, diakses Desember 2021)
1. Makam Raja-Raja Kutai
4.1.1. Kondisi Geografis 2. Museum Mulawarman
Kecamaan Tenggarong terletak pada 3. Masjid Jami Hasanuddin
116°47' - 117°04' Bujur Timur dan 0°21' - 0°34' 4. Kedaton Kutai
Lintang Selatan. Titik pusat tertinggi Tengga- 5. Makam Kelambu Kuning
rong dari permukaan laut ± 500 m. Tengga-
b. Objek Wisata Event Budaya
rong di lewati oleh aliran sungai Mahakam
Tenggarong memiliki 3 daya tarik objek
yang merupakan salah satu sungai terbesar di
wisata Event unggulan pada jenis wisata bu-
Kalimantan timur. Kondisi lahan di Tengga-
daya yaitu :
rong cenderung lahan rawa di daerah dataran
1. Erau Adat Kutai (EIFAF)
dekat tepian sungai dan berbukit. Suhu udara
2. Rock in Borneo
rata-rata di Tenggarong adalah 30 °C, dengan
3. Festival Kota Raja
curah hujan tahunan rata-rata 1500-2000 mm
per-tahun. c. Objek Wisata Buatan
Tenggarong memiliki 7 daya tarik objek
4.1.2. Kondisi Iklim
wisata buatan manmade pada jenis wisata
Seperti daerah lainnya, Kecamatan
unggulan yaitu :
Tenggarong masih merupakan wilayah tropis
1. Planetarium
yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan
2. Waduk Sukarame
musim kemarau. Kecamatan ini memiliki rata-
3. Taman Monumen Pancasila
rata curah hujan yang lumayan tinggi, sehing-
4. Jam Bentong
ga kecamatan ini termasuk kecamatan yang
5. Museum Kayu
mempunyai lahan yang subur sehingga sektor
6. Pulau Kumala
pertaniannya juga menjadi maju di beberapa
7. Creative Park Tenggarong
wilayah. Pada tahun 2019, curah hujan
berkisar rata-rata yaitu 126 mm dan hari hu- 4.2.2. Kunjungan Dan Daya Tari Wisatawan
jan rata-rata 10 hh. Tenggarong

4.2. Potensi Wisata Budaya di Tenggarong Secara umum pada gambar dibawah ini
Jenis daya tarik wisata di Tenggarong diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan
didominasi oleh wisata budaya baik dari war- ke Kabupaten Kutai Kartanegara dari tiga jenis
daya tarik wisata didominasi oleh daya tarik yang berkaitan dengan Pusat Kesenian
wisata budaya, meskipun masih di dominasi Kutai.
oleh wisatawan nusantara. b. Luasan tapak yang memadai untuk
bangunan Pusat Kesenian Kutai
c. Kenyamanan lingkungan cukup baik dan
dapat dioptimalkan melalui penataan pa-
da tapak.
d. Memiliki infrastruktur serta utilitas yang
memadai.
e. Berada di pusat kota dan memiliki aksesi-
bilitas yang baik.
f. Tapak berada pada kawasan konservasi
lingkungan / pusat rekreasi masyarakat
sehingga dapat menjadi daya tarik untuk
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke berkunjung ke tapak.
Daya Tarik Wisata Berdasarkan Jenis Daya Tarik
Wisata Tahun 2018
(Sumber : Dinas Budpar Kukar, 2019)

Sementara itu, wisatawan mancanegara


lebih banyak memilih daya tarik wisata alam.
Daya Tarik 15 wisata tersebut sebagian besar
berada di Kecamatan Tenggarong baik yang
menjadi koleksi museum maupun cagar bu-
daya dan situs-situs arkeologi.

4.3. Tinjauan Makro


4.3.1. Tapak/Lokasi Penelitian
Gambar 4. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian terletak di kawasan (Sumber : Google Earth, diolah kembali oleh penu-
wisata atau pusat kota dari Kecamatan lis, 2021)
Tenggarong yang merupakan Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi 4.3.2. Kondisi Eksisting
tepat berada di Kelurahan Panji Jl. Tepian
Pandan, samping Museum Mulawarman dan
tepat berada di belakang gedung Kedaton
Kutai Kartanegara.

Dasar pertimbangan yang menjadikan lo-


kasi ini sebagai tapak untuk berdirinya sebuah
desain, antara lain :
a. Berdasarkan PERDA No. 9 Tahun 2013
tentang RTRW Kabupaten Kutai Kar-
tanegara Tahun 2013-2033, tapak berada Gambar 5. Kondisi Eksisting Tapak
pada lingkungan Pariwisata Budaya dan (Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
Ilmu Pendidikan, dimana memiliki fungsi gan, 2021)
Pada bagian utara tapak terdapat
bangunan Museum Mulawarman berbatasan
dengan Jl. Mayjend Sutoyo, bagian timur
tapak terdapat Taman Tepian Pandan, Sungai
Mahakam dan berbatasan dengan
Jl.Diponegoro. Sedangkan untuk bagian se-
Gambar 7. Penggunaan Materia Kaca Tempered
latan tapak terdapat Sungai Mahakam yang
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
berbatasan dengan Jl.Tepian Pandan, pem-
gan, 2021)
ukiman warga, dan untuk bagian barat tapak
terdapat bangunan Kedaton Kutai Kartanega-
ra, Makam Raja Kutai, Gedung Putri Junjung
Buyah dan berbatasan dengan Jl.Monumen
Timur.

4.3.3. Analisis Tapak


a. Orientasi Matahari dan Angin
Analisis terhadap orientasi matahari dan Gambar 8. Penggunaan Sunscreen Bangunan
angin pada tapak sangat perlu untuk dil- (Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
akukan. Hal ini akan menjadi dasar pertim- gan, 2021)
bangan dalam menentukan orientasi Selain itu, untuk mengontrol radiasi ma-
bangunan, perletakan bukaan pada bangunan, tahari dilakukan perletakkan vegetasi yang
dan tata lansekap sebagai elemen penyejuk. tepat pada tapak. Pemanfaatan penghawaan
alami (angin) dapat mengurangi pemakaian
penghawaan buatan pada gedung dengan
memaksimalkan bukaan dari arah Utara ke
Selatan. Selain adanya bukaan yang cukup,
perletakkan dan penataan vegetasi juga dil-
akukan sehingga angin dapat diarahkan dan
tidak berlebihan masuk kedalam bangunan.

Gambar 6. Sirkulasi sekitar Tapak


(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)

Dalam merencanakan sistem pencaha-


yaan alami pada bangunan pusat kesenian,
beberapa cara dilakukan seperti memaksimal-
Gambar 9. Penataan Vegetasi sekitar Bangunan
kan bukaan pada arah timur dan barat guna
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
mendapatkan cahaya matahari yang ideal,
gan, 2021)
cahaya matahari langsung yang berlebihan
(pada bagian Timur dan Barat) dapat diatasi b. Aksesibilitas
dengan penggunaan overstek, sun screen, Analisa pencapaian merupakan skema
shading device, dan penggunaan material sirkulasi jalan di sekitar tapak, yaitu untuk
penghalang cahaya (kaca stopsol dan kaca akses masuk kedalam tapak sehingga
tempered). menghasilkan skema sirkulasi yang cocok dan
sesuai dengan bentuk dan kondisi tapak yang pada bagian selatan tapak, sedangkan untuk
ada. akses jalur masuk kedua dan keluar kendaraan
diletakan pada bagian timur tapak.

c. Kebisingan
Bising merupakan suara atau bunyi yang
dapat menggangu aktivitas pada gedung pusat
kesenian. Sumber kebisingan berasal dari
jalan utama yaitu Jl. Diponegoro dan Jl. Tepian
Pandan yang berada di sebelah Timur dan
Selatan tapak. Selain itu, tapak juga berada di
daerah Kawasan Pariwisata Budaya dan Ilmu
Pendidikan di pusat kota, hal ini menjadikan
tingkat kebisingan yang tinggi di sekitar tapak.
Gambar 10. Sirkulasi sekitar Tapak Untuk meminimalisir tingkat kebisingan,
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- dilakukan perletakan dan penataan vegetasi
gan, 2021) yang tepat pada tapak terutama pada area
depan tapak. Selain itu, letak bangunan dibuat
Terdapat 4 akses jalan yang berada di
menjorok kedalam tapak, terutama zona yang
sekitar tapak, pada bagian utara tapak ter-
membutuhkan ketenangan.
dapat Jl. Mayjend Sutoyo, bagian timur tapak
terdapat Jl. Diponegoro, bagian selatan tapak
terdapat Jl. Tepian Pandan, dan pada bagian
barat tapak terdapat Jl. Monumen Timur.
Dalam menganalisis sirkulasi pada tapak,
terdapat beberapa pertimbangan seperti,
aksesbilitas, kondisi di dalam dan luar tapak.

Gambar 12. Konsep Kebisingan Tapak


(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)

d. View dan Orientasi


View yang baik adalah faktor utama da-
Gambar 11. Konsep Aksesibilitas Tapak
lam mempengaruhi orientasi pada setiap
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- bangunan. Potensi view pada tapak ada di dua
gan, 2021) arah yaitu Timur dan Selatan. Di arah Timur
terdapat Taman Tepian Pandan & Dermaga
Akses sirkulasi untuk masuk dan keluar Museum Mulawarman, sedangkan di arah
tapak dipisahkan agar tidak terjadi Selatan merupakan jalan utama menuju Ka-
penumpukan kendaraan, untuk akses jalur wasan Wisata Budaya dari pusat kota dan
masuk kendaraan utama ke tapak diletakan terdapat landmark kota yaitu Tugu Adipura.
Berdasarkan kondisi view tersebut maka Berdasarkan analisis, maka penataan
orientasi utama bangunan yang baik yaitu massa berada di tengah site agar dapat mem-
mengarah ke arah selatan yaitu ke jalan uta- berikan view maksimal ke semua jalur sekitar
ma. Arah selatan ini merupakan pencapaian tapak, terlebih lagi bisa terlihat secara utuh
utama menuju tapak, sehingga view dari view utama tapak yaitu dari arah selatan.
bangunan dapat terekspos secara lebih
maksimal. Adanya landmark kota Tugu Adipu- f. Sistem Parkir
ra menjadi daya tarik dari dalam dan keluar Dengan adanya kendaraan pengunjung
tapak. dan pengelola yang masuk kedalam lokasi
tapak pusat kesenian, maka diperlukan tem-
pat parkir serta pola yang baik untuk memu-
dahkan pengaturan sirkulasi kendaraan.
Karena luasan tapak yang cukup me-
madai, sistem parkir pada tapak dibedakan
atas parkir roda empat dan roda dua, untuk
menjaga keamanan dan kelancaran sirkulasi
lalu lintas pada tapak terutama pada area
parkir roda empat dan roda dua, maka
pengelolaan parkir yang akan direncanakan
Gambar 13. Konsep View dan Orientasi yaitu :
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- 1. Parkir Kendaraan Roda 4 dengan sudut
gan, 2021) 45ᵒ
e. Zoning dan Tata Massa
Dalam menentukan zonasi kawasan
tapak, perletakan bangunan dibagi berdasar-
kan fungsi bangunan. Bentuk massa bangunan
merespon dari bentuk tapak, kondisi sekitar
site serta mempertimbangkan view bangunan,
sehingga mempunyai keselarasan antara
bangunan disekitar tapak.
Gambar 15. Ilustrasi Parkir Mobil
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)

Gambar 14. Konsep Zonasi dan Penataan Massa


Gambar 16. Ilustrasi Parkir Bus
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)
gan, 2021)
2. Parkir Kendaraan Roda 2 dengan sudut
90ᵒ

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)


Gambar 17. Ilustrasi Parkir Roda 2
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- 2. Hard Material (Material Keras)
gan, 2021) Elemen yang termasuk dalam hard mate-
rial yaitu perkerasan dan furniture. Material
g. Tata Ruang Luar perkerasan biasanya digunakan pada area
Pada penataan ruang luar perlu memper- pejalan kaki dan parkir. Penggunaan material
timbangkan fungsi dan estetika. Aspek fungsi pengerasan dipilih berdasarkan kriteria
memberikan penekanan terhadap pemanfaa- ketahanan, tidak menyilaukan, tidak mudah
tan objek atau elemen yang di rancang, se- panas, dan memiliki bentuk yang dekoratif.
dangkan aspek estetika untuk menghasilkan
nilai keindahan visual. Material pembentuk Tabel 2. Jenis-Jenis Hard Material yang Digunakan
landscape yang terdiri dari material lunak
(soft material) dan material keras (hard mate-
rial).

1. Soft Material (Material Lunak)


Soft material merupakan pengolahan el-
emen yang bersifat lembut seperti pemilihan
jenis tanaman. Jenis tanaman yang dipilih dan
disesuaikan dengan fungsinya.

Tabel 1. Jenis-Jenis Soft Material yang Digunakan

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)


4.4. Tinjauan Mikro 7. Bagian Tenaga Pengajar
4.4.1. Kegiatan Pusat Kesenian Budaya 8. Bagian Inventaris
Kutai 9. Bagian Perlengkapan
a. Wisata Budaya 10. Bagian Teknisi
Wisata budaya meliputi beragam aktivitas
seperti menyaksikan pertunjukan kesenian,
melihat festival kebudayaan, mengunjungi
pemukiman tradisional dengan rumah
adatnya dan mengunjungi situs cagar budaya
warisan masa lampau atau biasa disebut se-
bagai wisata pusaka (heritage tourism). Untuk
mengaplikasikan elemen wisata pada desain, Gambar 18. Struktur Organisasi Pengelola
kegiatan yang akan diwadahi pada Pusat (Sumber : Hasil Analisis, 2021)
Kesenian Kutai di Tenggarong adalah yang
melingkupi kegiatan berkesenian, kesenian b. Seniman
kutai yang dimaksud ialah: Seniman adalah istilah subyektif yang
1. Seni Drama/Teater merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau
2. Seni Musik inovatif, atau mahir dalam bidang seni.
3. Seni Tari Menurut asalnya terdapat 2 jenis seniman,
b. Edukasi dan Penelitian yaitu :
Kesenian budaya kutai yang akan diwa- 1. Seniman setempat, adalah seniman
dahi untuk kegiatan edukasi dan penelitian yang berasal dari Kabupaten Kutai
ialah : Kartanegara, dapat berasal dari
1. Sejarah budaya Kutai dan Bahasa kecamatan lain ataupun dari Keca-
2. Artefak. matan Tenggarong sendiri, dan
Artefak sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu, melakukan kegiatan yang berkaitan
kerajinan, senjata tradisional, dan pakaian dengan seni.
adat. 2. Seniman pendatang, adalah seniman
yang berasal dari luar Kabupaten Ku-
4.4.2. Pelaku Aktivitas tai Kartanegara ataupun yang berasal
Pelaku aktivitas Pusat Kesenian dibagi dari luar Indonesia (mancanegara).
menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :
a. Pengelola c. Siswa Didik
Pengelola merupakan kelompok yang Siswa didik diartikan sebagai pelaku
bertugas secara eksternal dan internal, mela- kegiatan di pusat kesenian Kutai yang ingin
yani segala macam kebutuhan pengunjung mengembangkan potensi di dalam dirinya
serta mengurus hal-hal yang sifatnya admin- pada seni dan budaya Kutai. Menurut asalnya
istrasi dan teknis demi kelancaran proses sua- terdapat 2 jenis siswa didik, yaitu :
tu kegiatan yang akan dilakukan. 1. Siswa didik setempat, adalah siswa
1. Kepala Pusat Kesenian didik yang berasal dari Kabupaten
2. Asisten Kepala Pusat Kesenian Kutai Kartanegara, dapat berasal dari
3. Sekretaris kecamatan lain ataupun dari Keca-
4. Bagian Administrasi matan Tenggarong sendiri, dan
5. Bagian Keuangan mengikuti pembinaan yang berkaitan
6. Bagian Humas dengan seni.
2. Siswa didik pendatang, adalah siswa
didik yang berasal dari luar Kabupat-
en Kutai Kartanegara ataupun yang
berasal dari luar Indonesia
(mancanegara).

d. Pengunjung
Berdasarkan kepentingan yang dilakukan
Gambar 20. Pola Aktivitas Kepala Pusat Kesenian-
di Pusat Kesenian Kutai di Tenggarong,
dan Staff
pengunjung dapat dibagi dibedakan menjadi : (Sumber : Hasil Analisis, 2021)
1. Pengunjung umum, adalah
pengunjung yang memiliki tingkat 2. Bagian Pelayanan Servis
apresiasi rata-rata, hanya datang un-
tuk melihat-lihat pusat kesenian ku-
tai.
2. Pengunjung khusus, adalah
pengunjung yang memliki apresiasi
baik terhadap pusat kesenian Kutai,
datang untuk mengikuti kegiatan
yang ada di dalam pusat kesenian Ku-
tai.
Gambar 21. Pola Aktivitas Pelayanan Servis
e. Unit Pelayanan Umum (Sumber : Hasil Analisis, 2021)
Unit pelayanan umum terbagi menjadi ti- 3. Bagian Pelayanan Umum
ga bagian yaitu:
1. Bagian keamanan
2. Bagian kebersihan dan pemeliharaan
3. Petugas kafetaria

Gambar 22. Pola Aktivitas Pelayanan Umum


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

4. Bagian Pelayanan Teknis

Gambar 19. Struktur Organisasi Unit


Pelayanan Umum
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

4.4.3. Pola Aktivitas


a. Pengelola
1. Bagian Kepala Pusat Kesenian dan
Para Staff Gambar 23. Pola Aktivitas Pelayanan Teknis
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
b. Seniman 2. Pengunjung Khusus

Gambar 27. Pola Aktivitas Pengunjung Khusus


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

4.4.4. Kebutuhan Ruang


Berdasarkan pelaku, kegiatan yang diwa-
dahi dan pola aktivitas, maka dapat diten-
tukan kebutuhan ruang sebagai berikut :
Gambar 24. Pola Aktivitas Seniman
Tabel. 3 Kebutuhan Ruang
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

c. Siswa Didik

Gambar 25. Pola Aktivitas Siswa Didik


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

d. Pengunjung
1. Pengunjung Umum

Gambar 26. Pola Aktivitas Pengunjung Umum


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
(Sumber: Hasil Analisis, 2021)

4.4.5. Besaran Ruang


Dasar pertimbangan perhitungan besaran
ruang antara lain yaitu:
a. Perhitungan standart
1. Neufert Architec Data (NAD)
2. Human Dimention and Interior Space
(HDIS)
3. New Metric Handbook (NMH)
4. Mosque Architecture (MA)
5. Perhitungan Asumsi (AS)
6. Hasil Analisis (HA)
7. Asumsi (AS)
b. Perhitungan studi ruang, yaitu perkiraan
kebutuhan ruang dengan pertimbangan:
1. Kapasitas pemakai
2. Jumlah pemakai
3. Perabotan pendukung
c. Flow
Dalam menghitung besaran ruang, perlu
diperhatikan tentang sirulasi atau flow, sir-
kulasi dibuat berdasarkan tingkat kenya-
manan sebagai berikut:
Tabel. 4 Persentase Kebutuhan Sirkulasi b. Pola Hubungan Ruang Studio Seni

(Sumber: Time Saver Standart Of Building Type, Edisi 2)

Tabel. 5 Rekapitulasi Besaran Ruang

Gambar 29. Pola Hubungan Ruang Studio Seni


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

c. Pola Hubungan Ruang Galeri

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Luas lahan yang tersedia = 19.893 m²


Building Coverage (BC) = 60% lahan terbangun
: 40% lahan tidak terbangun
• Luas Lahan Terbangun = 60% x 19.893 m²
= 11.935 m²
• Luas Lahan Tidak Terbangun = 40% x
19.893 m² = 7.957 m²
Berdasarkan uraian di atas, dapat disim- Gambar 30. Pola Hubungan Ruang Galeri
pulkan untuk analisis koefisien lahan (Sumber : Hasil Analisis, 2021)
terbangun 60% dari luas lahan adalah 11.935
m² (1,1 Ha) dan koefisien dasar hijau (KDH) d. Pola Hubungan Ruang Gedung Pertun-
40% dari luas lahan 7.957 m² jukan

4.4.6. Pola Hubungan Ruang


a. Pola Hubungan Ruang Pengelola

Gambar 31. Pola Hubungan Ruang Gedung Pertun-


Gambar 28. Pola Hubungan Ruang Pengelola
jukan
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
e. Pola Hubungan Ruang Perpustakaan h. Pola Hubungan Ruang Mushollah

Gambar 35. Pola Hubungan Ruang Mushollah


Gambar 32. Pola Hubungan Ruang Perpustakaan
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
i. Pola Hubungan Tata Massa Bangunan
f. Pola Hubungan Ruang Kafetaria

Gambar 33. Pola Hubungan Ruang Kafetaria


Gambar 36. Pola Hubungan Tata Massa Bangunan
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
g. Pola Hubungan Ruang ME/Ruang Kontrol
4.4.7. Sistem Struktur
dan Cleaning Service
Konsep struktur pada gedung ini dibagi
atas tiga bagian yang sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Adapun pertimbangannya
yaitu efisien dan mudah dalam pengerjaan,
serta tidak merusak lingkungan.
a. Sub Struktur
Struktur bawah berfungsi untuk meneri-
ma atau menahan beban-beban yang
disalurkan dari beban atas dan kemudian
beban tersebut disalurkan ke pondasi. Jenis
Gambar 34. Pola Hubungan Ruang ME & Cleaning pondasi yang dapat mendukung fungsi
Service bangunan ini adalah pondasi batu kali, tiang
(Sumber : Hasil Analisis, 2021) pancang dan foot plat. Ketiga pondasi ini diap-
likasikan sesuai dengan luasan dan beban c. Upper Struktur (Struktur Atap)
bangunan yang berbeda-beda. Dasar pertimbangan pemilihan upper
structure seperti stabilitas, kekuatan,
kegunaan, estetika, menunjang penampilan
bangunan, serta menjamin kemudahan
perawatan dan pelaksanaan.

Gambar 39. Struktur Atap yang digunakan


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
Gambar 37. Jenis-jenis Pondasi yang digunakan
(Sumber : Hasil Analisis, 2021) 4.4.8. Sistem Utilitas
a. Sistem Elektrikal
b. Super Structure (Kolom dan Balok)
Sumber utama pasokan listrik berasal dari
Penggunaan sistem struktur rangka mem-
PLN dan Genset sebagai energi cadangan.
iliki dasar pertimbangannya sebagai berikut :
Distribusi listrik berasal dari PLN yang
1. Bentuk bangunan yang memanjang
disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui
2. Kemudahan dalam penataan ruang di
transformator (trafo), aliran tersebut panel
dalamnya
utama dan dilanjutkan ke beberapa sub panel
3. Jarak-jarak antar kolom menyesuaikan
untuk diteruskan ke semua perangkat listrik
kebutuhan ruang
yang ada di dalam bangunan. Untuk keadaan
darurat disediakan generator set yang
dilengkapi dengan automatic switch system
yang secara otomatis (dalam waktu kurang
dari 5 detik) akan langsung menggantikan
daya listrik dari sumber utama PLN yang ter-
putus.

Gambar 40. Alur Sistem Elektrikal


Gambar 38. Struktur Beton yang digunakan
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
gan, 2021)
b. Sistem Sanitasi b) Sistem Pembuangan Disposal Cair
1. Jaringan Air Bersih dan Drainase
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan Disposal cair adalah air limbah pada
sumur yang ditampung pada bak penampun- bangunan yang berasal dari greace trech (pe-
gan dan didistribusikan melalui pipa-pipa salu- nangkap lemak), urinoir, dan air hujan. Untuk
ran. Pendistribusian air bersih di dalam limbah tersebut baik yang berasal dari
bangunan menggunakan sistem down feed bangunan maupun dari site dialirkan menuju
distribution, air dari PDAM dan sumur riol kota. Tujuan utama dari perencanaan
disalurkan menuju tangki yang berada di atas drainase pada tapak adalah untuk
(roof tank) dengan menggunakan pompa, mengarahkan aliran air hujan menjauhi
kemudian disalurkan menuju ruang-ruang bangunan atau daerah-daerah kegiatan
yang memerlukan dengan memanfaatkan (parkir dan jalan) agar tidak terjadi banjir,
gaya gravitasi bumi. Keperluan air bersih erosi atau genangan air.
digunakan untuk kebutuhan :
a) Untuk kegiatan toilet, km/wc.
b) Untuk pantry gedung pengelola.
c) Untuk kegiatan servis dan pemeliharaan
bangunan.

Gambar 43. Alur Pembuangan Disposal Cair


(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)

c. Sistem Pengolahan Sampah


Sampah yang dikumpulkan dari dari tem-
Gambar 41. Alur Distribusi Air Bersih pat-tempat sampah terpisah ke dalam 3 kate-
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gori yaitu sampah organik, anorgani, dan
gan, 2021)
sampah B3 (barang beracun dan berbahaya)
2. Jaringan Air Kotor kemudian di letakkan pada titik-titik tertentu
a) Sistem Pembuangan Disposal Padat dalam gedung maupun diluar gedung. Sampah
Sistem pembuangan limbah padat dari organik dan anorganik di buang ke TPS/bak
tiap unit closet yang kemudian di salurkan ke sampah kemudian diangkut melalui mobil
dalam bak kontrol, kemudian masuk ke septic pengangkut sampah ke TPA. Sedangkan sam-
tank dan akan mengalami penyaringan di da- pah B3 perlu penanganan khusus sebelum di
lam sumur peresapan sebelum limbah terse- buang ke TPA.
but masuk atau merembes ke dalam tanah.

Gambar 42. Alur Pembuangan Disposal Padat Gambar 44. Alur Pembuangan Sampah
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- (Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021) gan, 2021)
d. Sistem Jaringan Telekomunikasi 4. Indoor Hydrant, berupa gulungan selang
Sistem jaringan telekomunikasi terdiri dan hydrant sebagai sumber airnya,
dari sistem jaringan telepon dan sistem jarin- digunakan untuk memadamkan api yang
gan internet. Untuk dapat berfungsinya sistem cukup besar.
jaringan telepon diperlukan saluran dari PT. 5. Outdoor Hydrant, dihubungkan pada pipa
TELKOM yang dilengkapi oleh sistem Private ground tank dan pompa hydrant untuk
Auto Branch Exchage ( PABX ) serta dilengkapi mendapatkan kepastian sumber air dan
dengan sistem pengeras suara. tekanan air yang memadai.
Untuk sistem jaringan internet, f. Sistem Keamanan
menggunakan 2 tipe yaitu dengan kabel me- Sistem keamanan yang digunakan yaitu
lalui Switch dan tipe tanpa kabel melalui Wire- Closed Circuit Television (CCTV), ditempatkan
less Router. Jaringan internet berasal dari di dalam dan di luar area gedung secara terin-
saluran PT. TELKOM kemudian masuk ke re- tegrasi satu dengan yang lainnya, dengan sis-
ceiver. Dari server, diteruskan ke konektor tem pemantau di dalam ruangan khusus (ru-
internet yaitu Wireless Router. Switch mene- ang monitor CCTV) untuk merekam aktivitas
ruskan ke unit-unit komputer dengan kabel. selama 24 jam.
Sedangkan Wireless Router dapat langsung
meneruskan ke unit-unit laptop, smartphone
dan lain-lain tanpa melalui kabel.

Gambar 46. Alur Sistem Keamaan pada CCTV


(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan-
gan, 2021)

4.4.9. Pendekatan Konsep Bentuk


Konsep bentuk mengambil bentuk dasar
Gambar 45. Alur Jaringan Telekomunikasi
(Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Data Lapan- persegi panjang / balok yang dimana bentuk
gan, 2021) ini menunjukan sesuatu yang murni dan ra-
sional. Bentuk ini merupakan bentuk yang
e. Sistem Penanggulangan Kebakaran statis dan netral serta tidak memiliki arah ter-
Sistem penanggulangan kebakaran ber- tentu, dan bentuk segi empat lainnya dapat
tujuan untuk antisipasi bila terjadi kebakaran. dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur
Komponen sistem proteksi kebakaran yang sangkar dengan mengubah penampilan tinggi
digunakan antara lain : atau lebarnya suatu objek bentuk.
1. Sistem Fire Alarm, berfungsi untuk Bentuk bangunan pusat kesenian juga
mengetahui dan memperingatkan ter- akan menggabungkan antara bentuk dasar
jadinya bahaya kebakaran. bangunan dengan penerapan Arsitektur Neo-
2. Sistem Sprinkler Air, berfungsi mencegah Vernakular, yang dimana penerapan ini
terjadinya kebakaran pada radius terten- digunakan dengan mempertimbangkan dari
tu untuk melokalisir kebakaran. segi judul desain yang memperkenalkan kese-
3. Fire Estinguisher, berupa tabung karbon- nian dari budaya Kutai, tentu saja hal ini
dioksida portable untuk memadamkan mengacu pada suatu kesenian dan budaya
api secara manual oleh manusia. pada suatu daerah, sehingga sangat melekat
untuk memperkenalkan berbagai ciri khas dari dapat mewadahi wisatawan yang datang ke
arsitektur Kutai untuk dituangkan, Tenggarong. Tidak hanya dapat mewadahi
digabungkan dan dikembangkan sehingga wisatawan luar saja namun dapat mem-
menjadi suatu desain yang baru. berikan wadah bagi wisatawan lokal agar
dapat berkontribusi dalam pengembangan
terhadap kesenian/seni di daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara Kecamatan Tenggarong
agar menjadi destinasi wisata yang berbasis
kearifan lokal dan budaya yang sesuai dengan
visi dari Provinsi Kalimantan Timur. Maka
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Fasilitas kesenian yang dapat di manfaat-


kan bagi wisatawan luar dan wisatawan
lokal, yang dapat menjadi ruang sosial
bagi mereka untuk berkarya dan menu-
angkan kecintaan mereka terhadap suatu
seni, adapun fasilitas tersebut yaitu; Stu-
dio Seni yang menjadi fasilitas utama,
Gedung Pertunjukan Seni, Ampiteater
Gambar 47. Transformasi Bentuk
(Sumber : Hasil Analisis, 2021) (Area Pertunjukan Seni yang berada pada
Luar Gedung), Galeri Seni, dan Ruang
Workshop.
b. Zonasi dapat membagi aktifitas
wisatawan dan masyarakat lokal agar
tetap pada kebutuhan dan keperluan
masing-masing saat berada di Gedung
Pusat Kesenian Kutai.
c. Fasilitas penunjang seperti sistem Utilitas
yaitu sistem sanitasi, sistem jaringan
listrik dan juga keamanan.

5.2. Rekomendasi Desain

Gambar 48. Konsep Detail Arsitektur


(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada,
yaitu bagaimana mewujudkan suatu desain
Pusat Kesenian Kutai di Tenggarong yang
dapat mewadahi kegiatan kesenian yang Gambar 49. Rekomendasi Desain Blok Plan
mengacu pada kesenian budaya Kutai serta (Sumber : Hasil Analisis, 2021)
Gambar 50. Rekomendasi Desain Gedung Seni
Gambar 54. Rekomendasi Desain Mushollah
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU TEKS :
Anonim. (2001). Seni Budaya Kutai. Diambil
kembali dari Kutai
Kartanegara.com:https://www.kutaikart
anegara.com/senibudaya/index.php?me
nu=Gamb aran_Umum [diakses Februari
Gambar 51. Rekomendasi Desain Gedung Pengel-
2020]
ola
Appleton, I. (2008). Buildings for the
(Sumber : Hasil Analisis, 2021)
Performing Arts. Oxford: Elsevier
Limited.
Astiti, N. K. (2019). Pusat kerajaan Kutai
Kartanegara Abad XIII-XVII dalam
Pembangunan Pariwisata Daerah.
Yogyakarta: Deepublish.
Badan Standarisasi Bangunan SNI 03-6575-
2001 . (2001). Tata cara
perancangan sistem pencahayaan
buatan. Badan Standarisasi
Bangunan.
Gambar 52. Rekomendasi Desain Gedung De Chiara, Joseph & John Callender. 1987.
Mekanikal Elektrika Time Saver Standards For Building
(Sumber : Hasil Analisis, 2021) Types: 2nd edition. Singapura:
National Printers Ltd.
Doelle, leslie L., 1972. Enviromental Acoustics.
McGraw-Hill, New York.
Nazir Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Neufert, E,.2002. Data Arsitek Jilid 1 dan 2
Edisi 33. Jakarta: Terjemahan
Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek Jilid 1 (3rd
ed.). (diterjemahkan oleh S. Tjahjadi)
Gambar 53. Rekomendasi Desain Kafetaria
Jakarta: Penerbit Erlangga.
(Sumber : Hasil Analisis, 2021) Panero, Julius. And martin Zelnik, 1997.
New Metric Handbook. United Tomy Arief, (2010). Galeri Seni Urban Yogya-
Kindom: Architectural Press. karta Dengan Penekanan Pada
Patricia. and David Adler, 1979. Human Pencitraan Bentuk Bangunan Kon-
Dimention and Interior Design. temporer. Yogyakarta: Universitas
New york : Guptill Publications. Sebelas Maret Surakarta.
Cohen, P. S. (2010, Januari 28). Nanjing
Performing Arts Center. Diambil REGULASI/UNDANG-UNDANG :
kembali dari Archdaily:
Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara. (2019).
https://www.archdaily.com/47864/n
Kalender Event Kukar 2019. Diambil
anjing-performing-arts-center-
kembali dari Visiting Kutai
preston-scott-cohen [diakses Maret
Kartanegara:
2020]
https://visitingkutaikartanegara.com/
Yansens, C. (2019, November 7). Objek Wisata
depan?module=tentang_kutai
di Taman Werdhi Budaya Art Center
[diakses Februari 2020]
Bali. Diambil kembali dari Tour Pulau
Renstra dan Renja Dinas Pariwisata
Bali:
Kabupaten Kutai Kartanegara.
https://www.tourpulaubali.com/obje
(2017). Diambil kembali dari
k-wisata-di-taman-werdhi-budaya-
Pemerintah Kabupaten Kutai
art-center-denpasar-bali/ [diakses
Kartanegara Dinas Pariwisata:
Maret 2020]
https://dispar.kutaikartanegarakab.g
Ching, FDK. 1943. Architecture: Form, Space,
o.id/halaman/renstra__renja [diakses
and Order/Second Edition. Kanada:
Februari 2020]
John Wiley and Sons, Inc
Frick, Heinz. 1997. Pola Struktural dan Teknik
ARTIKEL :
Bangunan di Indonesia. Yogyakarta:
Kanisius Anonim. 2015. Pengertian Kebudayaan.
White, Edward T. 1985. Analisis Tapak. Ter- http://www.artikelsiana.com,2015.
jemahan aris k. Onggodiputro dari Diakses tanggal 20 Juli 2021 jam
Site Planning. Bandung: Intermedia 22.47
Anonim. 2017. Pegertian pusat kesenian dan
Budaya . http//:.wikipedia.com. Di-
JURNAL : akses tanggal 20 Juli 2021 jam 12.58
Anonim. 2017. Taman Ismail Marzuki.
Putra, D. M. (2018). Gedung Pertunjukan www.id.wikipedia.org. Diakses tang-
Kesenian Rakyat Kota Semarang. gal 29 Juli 2021 jam 13.08
Semarang: Universitas Diponegoro Anonim. 2017. Taman Budaya Jogjakarta.
Semarang. www.id.wikipedia.org. Diakses tang-
Turnip, A. S. (2010). Pusat Seni dan Budaya gal 29 Juli 2021 jam 13.17
Batak Toba di Kabupaten Samosir. Muhardianto. 2012. Pengertian Kesenian.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya 2012.
Yogyakarta. http://muhardianto017.blogspot.co.i
Aprillia Putri Kusuma Dita. 2013. Pusat Ke- d. Diakses tanggal 11 Agustus 2017
budayaan Seni Tradisional Jawa “Su- jam 22.50.
rakarta” Di Taman Semar Karang Sridevi. 2013. Seni Tradisional Nusantara.
pandan. Tugas Akhir http://sridevi1112.wordpress.com.
Siti Luthfiayah Nur Faizah P. 2016. Diakses tanggal 11 Agustus 2017
Perencanaan Pusat Kesenian Sunda 21.08
Di Kabupaten Bandung. Tugas Akhir
WEBSITE:
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id(Diakses Feb-
ruari 2021)
http://www.pulauseribujakarta.com/pulau-
ayer/ (Diakses Februari 2021)
https://www.expedia.ca/Jakarta-Hotels-
Pulau-Ayer-Resort-And-
Cottages.h16213576.Hotel-Information (Di-
akses Februari 2021)
https://www.tripadvisor.co.id (Diakses Juli
2021)
http://pulausamalona.com (Diakses Juli 2021)
http://www.1001wisata.com (Diakses Juli
2021)

Anda mungkin juga menyukai