BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri
dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM
pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu
tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak
asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi.
Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat
universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil
oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat
kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.
2
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia,
ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi
terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi
Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi
yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh
hak-hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan
hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa
besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan konsep dasar HAM ?
2. HAM dalam berbagai Perspektif ?
3. Penegakan HAM di Indonesia ?
4. Perjuangan HAM di dunia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami makna dan konsep dasar HAM
2. Mengerti HAM yang dilihat dari berbagai perspektif
3. Untuk mengetahui penegakan HAM di Indonesia
4. Untuk mengerti,memahami,dan menghargaiperjuangan HAM di dunia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi HAM
2. C. de Rover
Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Rover ialah hak hukum yang telah
dimiliki oleh setiap orang sebagai manusia, hak-hak tersebut dimiliki oleh setiap
orang (universal) baik kaya maupun miskin, laki-laki maupun perempuan.Hak-hak
tersebut bisa saja dilanggar tetapi tidak bisa dihapuskan.
3. Franz Magnis-Suseno
Hak Asasi Manusia menurut Franz dan Suseno adalah hak-hak yang dipunyai
oleh manusia bukan dari pemberian kepadanya (manusia) oleh masyarakat,
melainkan pemberian atas martabatnya sebagai seorang manusia (bukan hukum
positif yang berlaku). Manusia memilikinya (ham) karena ia seorang manusia.
HAM atau hak asasi manusia menurut Kevin dan David adalah serta merta
sebuah kebebasan yang fundamental artinya setiap makhluk hidup (individu)
4
5. A.J.M Milne
HAM berdasar pendapat Milne ialah hak yang telah dimiliki oleh seluruh
umat manusia di setiap masa, setiap tempat, karena keutamaan dari keberadaannya
sebagai seorang manusia (pemberian Tuhan).
HAM menurut pendapat Oemar adalah hak yang telah melekat pada martabat
seorang manusia sebagai instan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat
tidak boleh dilanggar oleh siapapun serta seolah-olah sebagai suatu holy area.
7. Budiardjo
Definisi hak asasi manusia budiardjo adalah hak yang telah dimiliki manusia
(diperoleh) sejak ia lahir / hadir ditengah-tengah masyarakat.
8. Austin-Ranney
Konsep atau pengertian dasar hak asasi manusia (HAM) beraneka ragam
antara lain dapat ditemukan dari penglihatan dimensi visi, perkembangan, Deklarasi
Hak Asasi Universal/PBB (Universal Declaration of Human Right/UDHR), dan
menurut UU No. 39 Tahun 1999.
5
Konsep hak asasi manusia dilihat dari dimensi visi, mencakup visi filsafati,
visi yuridis - konstitusional dan visi politik ( Saafroedin Bahar,1994:82). Visi
filsafati sebagian besar berasal dari teologi agama-agama, yang menempatkan jati
diri manusia pada tempat yang tinggi sebagai makhluk Tuhan. Visi yuridis
konstitusional, mengaitkan pemahaman hak asasi manusia itu dengan tugas,
hak,wewenang dan tanggungjawab negara sebagai suatu nation-state. Sedangkan visi
politik memahami hak asasi manusia dalam kenyataan hidup sehari-hari, yang
umumnya berwujud pelanggaran hak asasi manusia, baik oleh sesama warga
masyarakat yang lebih kuat maupun oleh oknum-oknum pejabat pemerintah.
Dilihat dari perkembangan hak asasi manusia, maka konsep hak asasi manusia
mencakup generasi I, generasi II, generasi III, dan pendekatan struktural (T.Mulya
Lubis,1987: 3-6).
Generasi I konsep HAM , sarat dengan hak-hak yuridis, seperti tidak disiksa dan
ditahan, hak akan equality before the law (persamaan dihadapan hukum), hak akan
fair trial (peradilan yang jujur), praduga tak bersalah dan sebagainya. Generasi I ini
merupakan reaksi terhadap kehidupan kenegaraan yang totaliter dan fasistis yang
mewarnai tahun-tahun sebelum Perang Dunia II.
Generasi III konsep HAM, merupakan ramuan dari hak hukum, sosial, ekonomi,
politik dan budaya menjadi apa yang disebut hak akan pembangunan (the right to
development). Hak asasi manusia di nilai sebagai totalitas yang tidak boleh
dipisah-pisahkan. Dengan demikian, hak asasi manusia sekaligus menjadi satu
masalah antar disiplin yang harus didekati secara interdisipliner.
6
UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM , mengartikan hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anuaerahNya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. UU No.39 Tahun
1999 juga mendefinisikan kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak
asasi manusia.
Pengertian hak asasi manusia menurut UDHR sering dinilai masih pada tahap
Generasi I Konsep HAM, yaitu isinya sarat dengan hak-hak yuridik dan
politik.Sedangkan jika memperhatikan pengertian hak asasi manusia menurut UU No.
39 Tahun 1999, tampak mengandung visi filsafati dan visi yuridis
konstitusional.Kemudian pengertian hak- asasi manusia menurut visi politik dapat
7
Hak asasi manusia macam apa saja yang dikandung dalam UUD 1945 pasca
amandemen ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan memahami lebih
dahulu mengenai konsep dan teori tentang macam - macam hak asasi manusia,
sebagai alat untuk mengidentifikasi hak asasi manusia dalam UUD 1945 pasca
amandemen.
Dalam UDHR yang memuat 30 pasal, 31 ayat apabila ditelaah lebih lanjut
secara garis besar macam - macam hak asasi manusia dapat dikelompokan ke dalam
tiga bagian yaitu : (1) hak - hak politik dan yuridik, (2) hak - hak atas martabat dan
integritas manusia, dan (31) hak - hak sosial, ekonomi dan budaya (Baut & Harman,
1988 :9).
Perbedaan hak politik dengan hak sipil dapat dikemukakan bahwa hak politik
merupakan hak yang didapat oleh seseorang dalam hubungan sebagai seorang
anggota di dalam lembaga politik, seperti: hak memilih, hak dipilih, hak mencalonkan
diri untuk menduduki jabatan-jabatan politik, hak memegang jabatan-jabatan umum
8
dalam negara atau hak yang menjadikan seseorang ikut serta di dalam mengatur
kepentingan negara atau pemerintahan (Abdul Karim Zaidan,1983-19)- Dengan kata
lain lapangan hak-hak politik sangat luas sekali, mencakup asas-asas masyarakat,
dasar-dasar negara, tata hukum, partisipasi rakyat didalamnya, pembagaian kekuasaan
dan batas-batas kewenangan penguasa terhadap warga negaranya. (Subhi
Mahmassani,1993:54). Sedangkan yang dimaksud hak-hak sipil dalam pengertian
yang luas, mencakup hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan merupakan hak yang
dinikmati oleh manusia dalam hubungannya dengan warga negara yang lainnya, dan
tidak ada hubungannya dengan penyelengaraan kekuasaan negara, salah satu jabatan
dan kegiatannya (Subhi,1993:236).
Dalam Perjanjian tentang, Hak-hak- Sipil dan Politik dan Perjanjian tentang
hak- hak Sosial, Ekonomi dan Budaya , macam - macam hak asasi manusia dapat di
dikemukakan sebagai berikut.
Hak asasi, manusia menurut Pejanjian tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya mencakup antara lain:
4.hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya,termasuk
makanan, pakaian dan perumahan yang layak.
Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua covenant
tersebut di atas, adalah yang mengikuti pembedaan sebagai berikut
1. Hak - hak asasi pribadi atau " personal rights" yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak dan
sebagainya.
2. Hak - hak asasi ekonomi atau "property rights", yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3, Hak-- hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut "rights of legal equality ".
4. Hak - hak asasi politik atau "political rights", yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, dan sebagainva.
5. Hak - hak asasi sosial dan kebudayaan atau "social and culture rights misalnya
hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
10
6. Hak-- hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau "procedural rights", misalnya peraturan dalam hal penangkapan,
penggeledahan, peradilan, dan sebagainya ( Kansil, 108" 91).
Pendapat lain tentang macam - macam hak asasi manusia dikemukakan Franz
Magnis Suseno (1987: 125 - 130) yang mengelompokanva menjadi empat Kelompok
yaitu hak asasi negatif atau liberal, hak asasi aktif atau demokratis, hak asasi positif
dan hak- asasi sosial.
Kelompok hak asasi pertama ini diperjuangkan oleh liberalisme dan pada
hakekatnva mau melindungi kehidupan pribadi manusia terhadap campur tangan
negara dan kekuatan - kekuatan sosial lain. Hak- asasi ini didasarkan pada kebebasan
dan hak individu untuk mengurus diri sendiri - dan oleh karena itu juga disebut hak –
hak kebebasan (liberal). Sedangkan dikatakan negatif, karena prinsip yang dianutnya
bahwa kehidupan saya (pribadi) tidak boleh dicampuri pihak luar. Kehidupan pribadi
merupakan otonomi setiap orang, yang harus dihormati. Otonomi ini merupakan
kedaulatan asasinya sendiri merupakan dasar segala usaha lain, maka hak asasi
negatif ini tetap merupakan inti hak asasi manusia. Macam - macam hak asasi
manusia negatif antara lain :
c. kebebasan bergerak.
h. kebebasan beragarna.
i. kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan serupa
orang lain.
j. kebebasan berpikir.
Dasar hak ini adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang menuntut agar
rakyat memerintah dirinya sendiri dan setiap pemerintah di bawah kekuasaan rakyat.
Hak ini disebut aktif karena merupakan hak atas suatu aktivitas manusia untuk ikut
menentukan arah perkembangan masyarakat /negaranya. Yang termasuk hak asasi
aktif, yaitu:
Kalau hak-hak negatif menghalau campur tangan negara dalam urusan pribadi
manusia, maka sebaliknya hak - hak positif justru menuntut prestasi-prestasi tertentu
dari negara. Paham hak asasi positif berdasarkan anggapan bahwa negara bukan
12
a. hak atas perlindungan hukum (misalnya : hak atas perlakuan Yang sama di depan
hukum, hak atas keadilan);
Hak asasi sosial ini merupakan paham tentang kewajiban negara untuk
menjamin hasil kerja kaum buruh yang wajar dan merupakan hasil kesadaran kaum
buruh melawan kaum burjuasi.Hak asasi sosial mencerminkan kesadaran bahwa
setiap anggota masyarakat berhak atas bagian yang adil dari harta benda material dan
cultural bangsanya dan atas bagian yang wajar dari hasil nilai ekonomis.Hak ini harus
dijamin dengan tindakan negara. Hak- asasi sosial antara lain
Jaminan hak asasi manusia dalam Undang - undang Dasar 1945 (UUD 1945 sebelum
perubahan/amandemen) dipandang oleh Kuntjoro Porboprawoto belum disusun
secara sistematis. Selain itu, dalam UUD 1945 hanya empat pasal yang memuat
ketentuan - ketentuan tentang hak asasi, yakni pasal 27, 28, 29 dan 31. Meskipun
13
dmnikian bukan berarti HAM kurang mendapat perhatian. Jaminan HAM dalam
UUD 1945 adalah merupakan Inti-inti dasar kenegaraan.
Dari keempat pasal tersebut, terdapat lima pokok mengenai hak- hak asasi
manusia yang terdapat dalam batang tubuh UUD 1945. Pertama, tentang kesamaan
kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka
pemerintahan(Pasal 27 ayat 1). Kedua, hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2). Ketiga,kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang – undang (Pasal 28). Keempat, kebebasan asasi untuk memeluk
agama bagi penduduk di jamin oleh Negara (Pasal 29 ayat 2). Kelima, hak atas
pengajaran (Pasal 3 1 ayat 1).
terdiri atas pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J. Macam - macam hak asasi manusia
yang dijamin dalarn UUD 1945 pasca arnandemen yaitu
4. hak atas hukum, hak bekerja, hak atas pemerintahan, dan hak atas status
kewarganegaraan (pasal 28D);
5. hak beragama, hak atas kepercayaan, hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat (pasal 28E)
14
10. kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati hak asasi orang lain (pasal 28J).
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan di lindungi, oleh Negara,
Hukum dan Pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan seta perlindungan
harkat dan martabat manusia (pasal 1 angka 1 UU Nomor 39 Tahun 1999).
Konsep HAM secara prinsip adalah Universal, tapi dalam pelaksanaan sistimnya
berbeda pada masing masing negara, menyesuaikan dengan kondisi politik adan
15
sosial budaya masing masing negara.Konsep HAM negara negara barat sifatnya
individualisme, menitik beratkan pada Hak Hak individu sehingga melahirkan
Liberalisme dan Kapitalisme. Konsep HAM Negara Komunis, menitik beratkan pada
hak hak masyarakat, sehingga han individu menjadi terbatas. Sementara Konsep
HAM Indonesia, dari perspektif keperibadian dan pandangan hidup bangsa, yaitu
PANCASILA, maka konsep Ham Indonesia menjaga keseimbangan antara Hak hak
individu dan Hak hak masyarakat.
Bangsa Indonesia terdiri dari atas bermacam suku bangsa yang memiliki
karakter, kebudayaan, serta adat istiadat yang beraneka ragam, memiliki agama yang
berbeda bedadan terdiri dari beribu ribu pulau di wilayah Nusantara. Dalam proses
panjang perjalanan sejarah dan beratus tahun dalam perjuangan untuk mencari jati
diri, bangsa indonesia menemukan Kepribadian dan Pandangan Hidup/ Ideologi
Bangsa yaitu PANCASILA. Keragaman suku bangsa, dan keragaman budaya, adat
istiadat, agama, bangsa Indonesia mengikatkan diri dalam suatu persatuan dengan
seloka Bhineka Tunggal Ika.
Azas kehidupan bangsa Indonesia yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa, yang berati nilai nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang religius, yaitu
nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme yang
humanistik yang menjujung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai machluk
Tuhan, menjujung tinggi Hak Asassi Manusia, menghargai hak dan martabat tanpa
membedakan suku, ras, keturunan,status sosial maupun agama, mengembangkan
sikap saling mencintai antar sesama, tenggang rasa, tidak semena mena terhadap
sesama manusia serta menjujung tinggi nilai nilai kemanusiaan
kebebasan berekpresi, dan kegiatan kegiatan lebih banyak bernuansa sekuler, sedang
euforianya, tanpa mempertimbangkan nilai nilai kultural yang berlaku dalam suatu
komunitas masyarakat.Pelaksanaan Hak Asasi Manusia sebagai suatu sistim nilai,
harus memperhatikan keragaman tata nilai, sejarah, kebudayaan yang dimilikik suatu
bangsa yang bersangkutan. Sebagai contoh : dalam “Universal Declaration of Human
Right” 10 Desember 1948, antara lain ;
Dapat dibayangkan kalau konsep ini dipakai oleh bangsa kita, apa yang akan
terjadi dengan anak cucu kita nantinya.
Dalam akar kebudayaan bangsa Indonesia beratus tahun yang lalu, pengakuan
dan penghormatan tentang hak hak asasi manusia telah ada, baik dalam hukum adat
maupun dalam Agama. Dibandingkan Piagam HAM PBB tersebut diatas, telah lebih
dahulu bangsa kita mengakui HAM dalam keperibadian dan pandangan hidup bangsa,
yang dijabarkan pada Ideologi Pancasila dan UUD 1945, sementara Piagam PBB
tentang HAM baru tahun 1948.
Dalam sudut pandang ini, dapat dipastikan bahwa sebenarnya agama lah yang
pertama kali memperkenalkan nilai-nilai bahkan merumuskan hak asasi manusia
menjadi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi dan dipatuhi. Yahudi, Nasrani,
Islam, sebagai agama samawi, maupun agama-agama lainnya seperti Hindu, Budha,
dan Kong Hu Chu sangat mengagungkan hak asasi manusia. Yaitu hak yang dimiliki
oleh seluruh keturunan Adam untuk hidup, mempertahankan
kehidupannya,berkeluarga, menuntut ilmu, hak mendapatkan keadilan hukum, hak
kebebasan berkeyakinan, keamanan, perlindungan, dan lain sebagainya.
Dalam seminarnya tentang Hak Asasi Manusia, Pdt. Stephen Tong di Taiwan
berkata bahwa hak asasi manusia adalah pemberian Allah. Oleh sebab itu, seseorang
yang tidak menghormati manusia lain dengan hak-hak yang mereka miliki sama
artinya dengan ketidak pahaman orang itu akan agungnya pemberian Allah.
Agama dan hak-hak dasar manusia
Kita semua sepakat bahwa Tuhan menciptakan agama untuk kemaslahatan
manusia.Agama ada dengan tujuan meniadakan kerusakan dan memungkinkan
manusia untuk memperoleh keuntungan di dunia maupun di akhirat kelak. Begitu pun
agama ada untuk memolitisasi dunia dengan hak, kebajikan, keadilan, dan penjelasan
akan jalan yang harus manusia tempuh sebagai penerang akal pikiran manusia yang
terbatas.
Tujuan yang universal dan komprehensif tersebut menjadikan agama sebagai
the way of life yang mencakup seluruh lini kehidupan manusia, termasuk hak-hak
dasar yang dimiliki manusia dalam kehidupannya. Secara mendetail, hak-hak itu –
walaupun tidak mungkin semua hak itu disebutkan dalam makalah ini- adalah sebagai
berikut:
A. Hak manusia untuk hidup dan menghargai kehidupan
Telah disinggung sebelumnya bahwa baik Islam, Kristen, maupun agama lainnya
sangat menghormati kehidupan manusia. Semua ajaran di muka bumi ini mengutuk
pembunuhan seperti apa pun motif pembunuhan tersebut. Dalam Al-Maidah ayat 63,
Allah berfirman, “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil
19
bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya…”
B. Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenang-wenang.
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang
yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan
dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum
kerabatnya…” (QS. 35: 18)
C. Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamumenyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia
supaya kamu menetapkannya dengan adil…” (QS. 4: 58)
D. Hak atas kebebasan beragama
Bebas dalam beragama bukan berarti bebas dalam mendistorsi suatu ajaran agama.
Kebebasan beragama artinya kebebasan bagi umat manusia dalam memilih agama
untuk kemudian ia yakini dan ia taati seutuhnya. Dalam Surat Al-Baqarah 256, agama
disandingkan dengan oposannya yaitu thagut yang berarti pemerintahan yang
sewenang-wenang.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) suatu agama tertentu; sesungghnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar
kepada thagut dan beriman pada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui”
E. Hak atas persamaan di depan hukum
Kemuliaan dan keutamaan manusia dalam perspektif agama tidak dinilai dari
ketampanan atau kecantikan, kekayaan atau kemewahan, jabatan, maupun strata
sosial yang bernafaskan materi. Keutamaan manusia terletak pada kadar
20
ketakwaannya yang tinggi. Tuhan berkata: “Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (QS.
49: 13).
Demikianlah agama memandang semuanya sama di mata hukum. Dalam ayat lain
Tuhan berfirman bahwa manusia, tanpa peduli siapa dan apa jabatannya, akan
memperoleh imbalan atas kebaikan yang ia lakukan dan mereka akan diberikan
balasan atas kejahatan yang mereka perbuat (lih. QS 2: 286)
F. Hak kebebasan berserikat
Agama menjamin kebebasan manusia untuk berkumpul, berorganisasi, dan berserikat
selama itu semua ditujukan untuk hal-hal yang positif seperti pendidikan, kegiatan
sosial, ekonomi, dan sebagainya. Bahkan agama tidak hanya menjamin kebebasan
berserikat dalam bidang pendidikan, namun agama mewajibkannya (lih. QS 9: 122).
G. Hak untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup
Tuhan menjadikan manusia sebagai kausa matrealistik atas diciptakannya langit dan
bumi. Oleh sebab itu wajar jika manusia dinobatkan sebagai ‘pengganti’ Tuhan di
muka bumi dalam mengelola alam semesta (lih. Mazmur: 8 dan QS 2: 20). Landasan
tersebut mengindikasikan bahwa manusia, tanpa pandang bulu, memiliki hak dalam
mengelola dan mengambil manfaat dari apa yang Tuhan sediakan di alam raya ini.
Masih banyak hak-hak lainnya seperti hak mendapatkan keamanan, hak mendapatkan
tempat tinggal, hak menuntut ilmu, hak mendapatkan pekerjaan, hak bermigrasi, hak
kepemilikan, hak mengekspresikan pendapat, hak untuk memanusiakan manusia, hak
memberi pinjaman, dan sebagainya yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu
dalam makalah ini. Kesemuanya itu ada atau termaktub baik dalam Al-Quran maupun
Injil dan juga kitab-kitab suci lainnya, ada yang secara tersurat maupun tersirat.Itu
artinya hak asasi manusia telah menjadi pasal-pasal kehidupan semenjak manusia itu
ada.Dan HAM yang mulai hangat diperbincangkan semenjak 1215 di Runnymede
sebenarnya telah diatur sedemikian sempurnanya belasan bahkan puluhan abad
sebelumnya.
21
organisasi HAM lainnya, juga merupakan usaha yang telah dilakukan pemerintah
dalam upaya penegakan HAM.
Adapun program penegakkan hukum dan HAM (PP No.7 tahun 2005)
meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, serta pembasmian penyalagunaan
narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakkan hukum dan HAM harus di
lakukuan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Dalam upaya penegakan penegakan hak asasi manusia di Indonesia,
dibutuhkan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana penegakan HAM di Indonesia
dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu:
1.Sarana yang terbentuk institusi atau kelembagaan seperti lembaga advokasi tentang
HAM yang dibentuk oleh LSM, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS
HAM), Komisi Nasional HAM Perempuan dan institusi lainnya.
2.Sarana yang berbentuk peraturan atau Undang-Undang, seperti adanya beberapa
pasal dalam konstitusi UUD 1945 yang memuat tentang HAM, UU RI No. 39 Tahun
1999, keputusan Presiden RI No. 50 Tahun 1993, Keputusan Presiden RI No. 129
Tahun 1998, Keputusan Presiden RI No. 181 tahun 1998 dan Instruksi Presiden No.
26 Tahun 1998. Kesemua prangkat hukum tersebut merupakan sarana pendukung
perlindungan HAM di Indonesia.
Sejarah panjang dari HAM lahir sejak Magna Charta di cetuskan di Inggris
pada tahun 1215.Magna Charta sebuah ultimatum terhadap pembatasan kekuasaan
raja.Seperti kita ketahui Raja adalah sosok yang absolute, raja adalah hukum itu
sendiri, namun hukum tidak berlaku atas dirinya sendiri begitu juga dengan
pertanggungjawaban kekuasaan raja harus dilakukan di muka umum. Magna Charta
kemudian perkembangan HAM mengalami kemajuan selangkah dengan adanya Bill
of Rights pada tahun 1689 di Inggris. Bill of Rights mengatakaan bahwa manusia
sama di muka bumi (equality before of the law). Magna Charta antara lain
23
Kita punya Pancasila, UUD 1945 dan meratifikasi Deklarasi HAM PBB, kita punya
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, tapi kita lemah dalam menjalankan dan
menegakkkan HAM.Beberapa langkah yang dilakukan salah satunya dengan adanya
Umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan
lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Padahal jauh sebelum magna
charta telah lahir piagam Madinah pada tahun 622 yang sarat akan perlindungan hak
asasi manusia. Hal ini mengingat penduduk madinah pada waktu itu tidak hanya
kaum muslimin tetapi terdiri dari berbagai suku dan agama.Lahirnya magna charta ini
diikuti dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada saat itu mulai
24
ada adagium yang berintikan bahwa manusia sama dimuka hukum. Adagium ini
memperkuat dorongan timbulnya demokrasi dan Negara hukum.Pada prinsipnya Bill
OF Rights ini melahirkan persamaan.Perkembangan HAM selanjutnya ditandai
munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Rousseau dan Montesquieu.Selanjutnya pada tahun 1789 lahir pula The French
Declaration, dimana hak-hak lebih dirinci yang kemudian melahirkan The Rule of
law.
Dalam The French Declaration antara lain disebutkan tidak boleh ada penangkapan
tanpa ada alasan yang sah dan penahanan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh
pejabat yang sah. Disamping itu dinyatakan juga adanya asas presumption of
innocence, artinya orang-orang tang ditangkap, kemudian dituduh dan ditahan,
berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai adanya keputusan pengadilan yang
berkekuatan hokum tetap yang menyatakan ia bersalah. Dalam deklarasi ini juga
dipertegas adanya freedom of expression, Semua hak-hak yang ada dalam berbagai
instrument HAM tersebut kemudian dijadikan dasar pemikiran untuk melahirkan
rumusan HAM yang bersifat universal yang kemudian dikenal dengan The Universal
Declaration of Human Rights yang disahkan oleh PBB tahun 1948.
Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara Hukum yang salah
satu cirri-ciri dari Negara hukum tersebur adalah pengakuan dan perlindungan
terhadap Hak Asasi Manusia, ini sudah menjadi bukti bahwa Negara Indonesia
mengakui adanya HAM dan melindunginya. Selain itu melalui kebijakan politik,
perhatian bangsa Indonesia terhadap HAM sudah tampak pada penyusunan GBHN
tahun 1993.Sedangkan pelembagaan hak asasi manusia itu sendiri sudah berlangsung
sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 tahun 1993
Tantang pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Pada tahun 1998
pemerintah telah mencanagkan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia ( RAN
HAM) dengan KEPPRES No 129, langkah-langkah tersebut disusul dengan
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai
dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang merupakan
sumber ajaran normative, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundan-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,karena masih banyak
terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM, baik kasus-kasus yang ringan maupun yang
dapat dikategorikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Upaya pemerintah dalam
penegakan HAM kini mulai terasa dengan dibentuknya beberapa lembaga HAM dan
diharapkan dapat mewujudkan keadilan dalam HAM setiap warga negara Indonesia.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
jangan sampai pula HAM kita dilanggar dam diinjak-injak oleh rang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
27
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Komarudin dan Azyumardi Azra. 2008. Pendidikan Kewargaan (Civic
Education) Edisi Ketiga Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madan.ICCE UIN Jakarta: Jakarta.
Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/13/makalah-pkn-tentang-hak-
asasi-manusia-ham/
http://www.docstoc.com/docs/48057826/Makalah-Hak-Asasi-Manusia
http://dhanielalu.blog.com/makalah-ham-dan-pandangan-islam-tentang-ham/
https://www.jambiupdate.co/artikel-ham-dalam-perspektif-pancasila.html