Anda di halaman 1dari 9

Template Artikel Hibah Dikti

KECINTAAN GENERASI MUDA TERHADAP NKRI SEBAGAI WUJUD


AKTUALISASI BELA NEGARA

1
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta (Anggi Jelita Sari)
email: anggijelita_sipil18s1@mahasiswa.unj.ac.id
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd.
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia

Abstrak

Sesuai dengan isi Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Tahun 1945. Pada Pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 ayat (1), upaya
pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban warga Negara, tidak terkecuali. Dengan
ketentuan lanjutan termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002
tentang pertahanan Nasional,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2006 tentang kewarganegaraan. Meskipun telah termuat dalam aturan hukum,
jumlah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh generasi muda termasuk perkelahian,
partisipasi dalam gerakan separatis dan gerakan berideologi radikal (ISIS),
penyalahgunaan narkoba dan tindakan illegal lainnya justru mencerminkan bahwa
Generasi muda belum sepenuhnya mengaktualisasikan diri dalam membela Negara.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif-kualitatif dengan mengamati
peristiwa yang terjadi berdasarkan situasi dan kondisi saat ini untuk menentukan sejauh
mana kecintaan generasi muda terhadap NKRI sebagai bentuk bela negara dan seberapa
besar peran generasi muda dalam membela NKRI untuk memperkuat keamanan nasional.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran cinta tanah air generasi
muda masih rendah dan generasi muda belum memaksimalkan hak dan kewajibannya
untuk membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keywords: Bela Negara, Kecintaan terhadap NKRI, Peran generasi muda.


.

a) PENDAHULUAN
Bela Negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara. Sesuai dengan
apa yang termuat dalam Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.
Apabila dicermati, Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1) mengisyaratkan bahwa usaha
bela Negara adalah hak dan kewajiban setiap warga Negara tanpa terkecuali. Usaha bela
Negara ini kemudian diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia dimana dalam Pasal 68 tertulis: Setiap Warga Negara
wajib ikut serta dalam upaya bela Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, Pasal 2 dan Pasal 9 Ayat (1) dan (2) juga memuat tentang keikut sertaan setiap
warga Negara dalam usaha bela Negara yang diselenggarakan dalam Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Begitu pula dalam Pasal 7 ayat 1 yang menyatakan
bahwa TNI mempertahankan kedaulatan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945
serta melindungi bangsa dan seluruh tumpah darah dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan Negara. Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang pada Pasal 3 menyatakan pendidikan
membentuk peradaban bangsa dan martabat dengan pengembangan potensi peserta didik
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beriman, kreatif, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Bela negara secara teori atau definisi adalah sikap dan perilaku warga negara yang
didasari oleh rasa kecintaannya pada negaranya, dalam hal ini adalah kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 . Tanpa memiliki kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
generasi muda tidaklah mungkin menjalankan hak dan kewajibannya membela dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti aturan perundang-undangan
yang tertulis di awal, dalam menjalankan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara
secara utuh, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara. Sementara itu, hakikat kesadaran bela negara adalah kesedian warga negara,
termasuk generasi muda, dalam membaktikan diri dan berkorban membela negara di
cakupan spectrum yang luas, mulai dari hubungan baik dengan sesama warga negara hingga
pada bersama-sama menangkal ancaman nyata dari luar negara.
Meskipun telah diatur dalam banyak peraturan perundang-undangan, faktanya saat ini
kesadaran generasi muda terhadap hak dan kewajibannya dalam membela negara masih
rendah. Terbukti dengan adanya cukup banyak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
generasi muda termasuk perkelahian, partisipasi dalam gerakan separatis dan gerakan
berideologi radikal (ISIS), penyalahgunaan narkoba dan tindakan illegal lainnya.
Banyaknya pelanggaran yang ada mencerminkan bahwa Generasi muda belum sepenuhnya
mengaktualisasikan diri dalam membela Negara. Hal ini sangatlah disayangkan, karena
generasi muda sebenarnya adalah penentu masa depan Negara ini kedepannya. Tiap-tiap
kaum muda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa, maupun yang sudah
menyelesaikan jenjang pendidikannya merupakan faktor penting yang sangat diandalkan
bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita dan bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan
bangsa. Banyaknya peranan penting generasi muda inilah yang menjadi urgensi dasar akan
mengapa perlu adanya peningkatan kecintaan generasi muda terhadap NKRI, sehingga
nantinya para generasi muda tak hanya mencapai aktualisasi diri dalam menjalankan hak
dan kewajibannya membela negara, melainkan juga siap memegang tonggak kepemimpinan
bangsa dan negara ini di masa depan.

b) KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS


Saat ini kesadaran bela negara generasi muda masih sangat rendah. Terbukti dari
minimnya kecintaan generasi muda terhadap NKRI, hal ini dapat dilihat dari betapa banyak
kasus kekerasan yang dilakukan generasi muda. Menurut Suriata, I, N. (2019) Pada Tahun
2013 total kasus kekerasan yang terjadi adalah 255 kasus, yang menewaskan 20 siswa.
Tahun 2014 Komisi Perlindungan Anak menerima 2.737 kasus atau 210 kasus setiap
bulannya. Setiap tahun angka kekerasan yang dilakukan pelajar/siswa meningkat 12-18
persen. Di tahun 2016 terjadi kasus tawuran antar pelajar SMKN 4 Tangerang dengan SMK
PGRI 2 yang menyebabkan 1 korban tewas. Menurut data KPAI tahun 2018, Jumlah kasus
per tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus dengan rinciannya; anak korban tawuran
sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3
persen, anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak
pelaku kekerasan dan bullying sebanyak41 kasus, atau 25,5 persen. Melihat kasus-kasus
yang terus terjadi bahkan hingga ke akhir tahun 2019 ini, membuktikan betapa kecintaan
generasi muda terhadap tanah air perlu ditingkatkan segera, khususnya akan kesadaran
generasi muda dalam menjalankan hubungan baiknya terhadap sesama warga negara.

c) PEMBAHASAN
Keselamatan suatu bangsa dan negara merupakan suatu kondisi yang harus terwujud
dan tidak dapat ditawar jika bangsa dan negara itu ingin bertahan sebagai suatu bangsa dan
negara yang berdaulat. Untuk menjaga keselamatan dan kelangsungan bangsa dan negara
itulah diperlukan suatu upaya, yakni bela negara. Budiyono (2017: 55-63) menjelaskan
bahwa bela negara memiliki kaitan yang sangat tinggi di erea global saat ini guna
memperkuat pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia di tengah banyaknya ideology-
ideologi asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, dengan adanya bela
negara maka negara memiliki kekuatan baru untuk memperkokoh karakter bangsanya.

c.1.Bela negara

Winarno (2013:182) menjelaskan bahwa bela negara ialah upaya setiap warga negara
Republik Indonesia terhadap ancaman, baik itu dari luar maupun dari dalam negeri. Untuk
menjaga stabilitas dan keamanan suatu negara melalui suatu pembelaan, perlu juga
memperhatikan kepentingan negara tersebut. Dover & Phythian (2011: 420-444)
menjelaskan bahwa dengan adanya kebutuhan atau kepentingan nasional maka mau tidak
mau akan memaksa dan menyadarkan seorang warga negara untuk ikut serta dalam
membela negaranya sendiri, yang didasarkan dengan kepercayaan terhadap nilai-nilai yang
ada dalam demokrasi, hukum, kebebasan berbicara, toleransi dan hak asasi manusia.

Wujud dari kecintaan seorang warga negara terhadap negaranya dapat


diimplementasikan dalam kegiatan bela negara. Maraknya persoalan bela negara seringkali
menimbulkan kontradiksi dalam penafsirannya, pelaksanaan pendidikan bela negara yang
difokuskan pada generasi-generasi muda merupakan langkah awal pencegahan timbulnya
konflik yang dapat menciptakan perpecahan suatu negara. Dari segi hukum, dasar dari
berjalannya bela negara di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3)
yang berbunyi, Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Selain itu ada tertulis pada Pasal yang ke 30 ayat (1), tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Serta ada
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (2) yang juga
mengatur dan menjadi dasar Bela negara di Indonesia.
Secara fisik, Bela Negara diwujudkan dalam tindakan tegas mengangkat senjata
menghadapi serangan atau agresi musuh. Sedangkan bela negara secara non fisik
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara dengan meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegaram, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Unsur-unsur paling mendasar dari bela negara adalah kecintaan terhadap tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap pancasila sebagai ideologi, serta
kerelaan berkorban demi bangsa dan negara.

c.2. Kecintaan Terhadap Negara


Kecintaan terhadap negara, atau yang biasa disebut cinta tanah air menurut Suyadi
(2013:9) merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan
penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebaginya,
sehingga tidak akan tergiur dengan tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa
sendiri.Lebih nyatanya, kecintaan terhadap negara adalah suatu perasaan yang timbul dari
hati seseorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, melindungi tanah airnya dari
segala ancaman dan gangguan. Rasa kecintaan terhadap negara ini biasanya telah mendarah
daging dalam suatu individu atau sekelompok orang, cinta tanah air bisa dikatakan sebagai
cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukakan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, lingkungan sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa.
Kurangnya pemahaman generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa merupakan
salah satu pemicu yang mempengaruhi sikap cinta tanah airnya. Hal ini dapat dilihat dari
segi pendidikan, materi yang disampaikan guru cenderung terlalu sempit serta penyampaian
guru hanya menekankan pada hasil belajar saja sehingga dalam proses pembelajaran peserta
didik kurang diberikan pemahaman tentang sejarah perjuagan bangsa yang lambat laun hal
ini andil dalam lunturnya rasa cinta generasi muda terhadap tanah air, bangsa dan
negaranya.

c.3. Hubungan Keterkaitan Antara Bela Negara Dan Kecintaan Terhadap Negara

Terdapat hubungan antara Pembelaan negara terhadap kecintaan terhadap negara.


Kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesai merupakan dasar atau motivasi
utama dalam keberlangsungan kegiatan bela negara. Kecintaan terhadap negara adalah
intuisi yang berasal dari hati. Kaitan lainya terhadap bela negara adalah bela negara
merupakan salah satu implementasi atau bukti nyata dari perwujudan kecintaan terhadap
negara.

Berikut adalah alasan mengapa generasi muda Indonesia harus memiliki kecintaan
terhadap negaranya:

a) Kecintaan Terhadap Negara Berpengaruh Pada Nama Baik Negara Tersebut

Terdapat keterlaitan antara kecintaan terhadap negara dengan nama baik suatu negara.
Dalam konsep paling sederhana, seseorang dengan kecintaan terhadap sesuatu tentunya
akan memberikan yang terbaik pada sesuatu itu. Contohnya,kepada Orang Tua. Ketika
seseorang mencintai orang tuanya, orang tersebut akan memberikan yang terbaik bagi
mereka sebagai wujud kecintaannya. Sama hal nya dengan Negara. Jikalau seseorang
mencintai negaranya pasti orang tersebut melakukan yang terbaik guna menjaga nama baik
dan mengharumkan nama baik negaranya. Contoh nyatanya ,Pada Asian games pada tahun
2018 lalu. Dapat terlihat bagaimana perjuangan para generasi muda Indonesia berjuang
pantang menyerah demi mengarumkan nama baik bangsa Indonesia. Perjuangan besar itu
didasari oleh karena mereka memiliki kecintaan pada Indonesia sehingga mereka berjuang
dan melakukan yang terbaik. Banyak atlet Indonesia pada Asian Games yang mendapat
medali emas,perak dan perunggu. Pada kemenangannya Bendera Merah Putih mendapat
posisi nomor 1 dan Indonesia Raya dikumandangkan. Torehan prestasi di kancah
internasional yang mengharumkan nama baik Indonesia itulah yang merupakan salah satu
wujud nyata buah manis dari kecintaan terhadap negara.

b) 2. Kecintaan Terhadap Negara Sangat Berpengaruh Pada Keutuhan Negara

Apabila mengilas balik ke masa lalu, Indonesia pernah dijajah oleh penjajah asing
dan momen itu merupakan masa-masa kelam dan bersejarah bagi Negara kita. Banyak
pejuang kemerdekaan Indonesia yang rela mati demi kemerdekaan Indonesia. Alasan paling
dasar yang memotivasi mereka ialah karena mereka cinta negara indonesia . Itulah alasan
mengapa para pahlawan rela terpisah dari keluarganya dan bertaruh  nyawa, untuk membela
keutuhan negera yang mereka cintai. Dan sebagai generasi penerus tombak kepemimpinan
bangsa, tentulah seharusnya generasi muda tidak menyianyiakan pengorbanan pahlawan-
pahlawan bangsa.

Masih banyak dari generasi muda saat ini yang tidak mencintai negaranya,
menganggap rendah negara sendiri dan malu akan identitasnya sebagai bagian dari bangsa
Indonesia. Presiden pertama Republik Indonesia, I.r. Soekarno pernah mengatakan bahwa
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Jikalau kita tidak
mencintai negara kita, kita tidak menghargai jasa para pahlawan sehingga bisa dikatakan
kita belum bisa disebut sebagai  bangsa yang besar. Jikalau Kita tidak mencintai negara Kita
dan menganggap rendah bangsa sendiri, bagaimana dengan pandangan negara lain terhadap
negara ini? Tentulah negara lain dengan mudah bisa menyepelekan dan memandang rendah
negara kita. Jikalau generasi penerusnya tidak mencintai negaranya serta seluruh tumpah
darahnya, akan sangat mudah bagi pihak asing untuk merasuk dan menghancurkan
keutuhan bangsa.

d) Kecintaan Terhadap Negara Sangat Berpengaruh Pada Kemajuan Negara

Seperti yang kita ketahui, era globalisasi membawa kemudahan di berbagai aspek
kehidupan saat ini. Adapun dikatakan bahwa Negara yang lambat akan kalah dengan
Negara yang cepat. Apa maksudnya? Pada saat ini ,kemajuan negara dilihat dari
teknologinya. Kita lihat diberbagai negara, teknologi yang canggih sangat mempengaruhi
kemajuan negaranya. Contohnya Jepang, yang kita tahu Jepang menjadi Negara yang
berteknologi canggih. Ada sebuah hotel di Jepang yang mempekerjakan robot-tobot
sebagai pegawai hotel. Itu karena kecanggihan dari teknologi saat ini yang dimiliki mereka.
Tentu yang menciptakan inovasi teknologi itu adalah dari generasi-generasi muda produktif
Jepang. Kenapa mereka menciptakan temuan baru tersebut untuk negara mereka?
Alasannya adalah karena mereka mencintai negara mereka. Secara Logika, apabila mereka
membuat ciptaan baru,pastinya nama Negaranya akan dikenal negara lain untuk temuan itu.
Sebagai generasi muda Indonesia, seharusnya dibandingkan melakukan hal hal negatif
seperti merokok, menggunakan narkoba, tawuran, bullying, dan yang lainnya, sangat jauh
lebih baik masa produktif generasi-generasi muda difokuskan pada kegiatan-kegiatan
produktif yang mampu menghasilkan temuan yang inovatif dan berguna tak hanya bagi
bangsa negara melainkan dunia. Negara bisa maju salah satunya karena adanya generasi-
generasi penerus yang hebat dan berkualitas.

3.4. Peran Generasi Muda Dalam Bela Negara

Kita sebagai warga negara Indonesia dan Indonesia sebagai tanah air kita, maka kita
harus memiliki perasaan cinta tanah air dan mewujudkan kecintaan itu dalam kehidupan
sehari-hari. Wujud kecintaan warga negara kepada tanah airnya dapat dimulai dari hal-hal
yang sederhana yaitu mencerminkan perilaku cinta tanah air dengan ikut serta dalam
pembangunan nasional. Setiap warga negara ikut serta dalam pembangunan nasional
melalui bidangnya masing-masing, misalnya dengan bekerja dengan baik sesuai dengan
keahlian yang dimiliki, membayar pajak dan membayar pajak dengan tepat waktu,
mencintai produk-produk Indonesia dengan lebih mengutamakan membeli produk-produk
dalam negeri dibanding produk-produk asing. Jadi, sebagai warga negara, kita boleh saja
membeli produk-produk asing.
Ada pun wujud cinta tanah air lainnya yang dapat dilakukan oleh warga negara adalah
memelihara sarana-prasarana umum dengan tidak merusaknya, menciptakan suasana aman
dan damai dalam kehidupan bersosial/ bermasyarakat dengan toleran dan tenggang rasa,
menghargai jasa pahlawan, serta berkarakter Indonesia dengan menerapkan 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, santun) berjiwa Pancasila, bhineka tunggal ika, dan menaati peraturan
undang-undang yang berlaku, dan sebagainya.
Sedangkan sebagai generasi muda yang masih sekolah atau pelajar dan yang sedang
berkuliah atau seorang mahasiswa, sikap cinta terhadap negara dapat diwujudkan dengan
berragam cara, di antaranya belajar dengan rajin, mengikuti upacara bendera, taat terhadap
perintah Tuhan, saling menyayangi antar sesama, menghormati orang tua dan guru,
menghargai jasa para pahlawan, menjadi pelajar yang membanggakan Indonesia dengan
berprestasi baik dalam bidang akademik maupun nonakademik, tidak bersikap kebarat-
baratan, berjiwa Indonesia dan Pancasila, berpegang pada bhineka tunggal ika.

4. KESIMPULAN
Pada saat ini masih adanya kelemahan atau menurunnya kesadaran bela Negara dalam kehidupan
nasional yang meliputi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kesadaran bela Negara
belum dapat dipahami secara benar yang mengakibatkan generasi muda melaksanakan berbagai
tindakan atau prilaku melanggar norma hokum, sosial, kesopanan,kesusilaan, agama maupun norma
adat istiadat. Pembudayaan kesadaran bela Negara generasi muda di dalam kehidupan
bermasyarakat, lingkungan pendidikan, birokrasi maupun swasta belum terwujud sehingga situasi
dan kondisi masih bersifat stagnan. Untuk Pembudayaan kesadaran bela negara itu diperlukan
penanaman rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesai, karena kecintaan
tersebut merupakan dasar atau motivasi utama dalam keberlangsungan kegiatan bela negara.
Kecintaan terhadap negara adalah intuisi yang berasal dari hati. Kaitan lainya terhadap bela
negara adalah bela negara merupakan salah satu implementasi atau bukti nyata dari
perwujudan kecintaan terhadap negara.
5. REFERENSI

Amin, Zainul Ittihad,2014, Pendidikan Kewarganegaraan, Karunika, Jakarta.


Anonim, Bahaya Narkoba bagi generasi muda dan upaya pencegahan
https://1d.id.facebook.com/ notes/subahoon/bahaya-narkoba-bagi-generasimuda-upaya-
pencegahannya/1515
Anoraga,Wira, Pendidikan Loyo http://indonesianreview.com/wira-anoraga/pendidikan-
kian-loyo.
Hadikusuma, Hilma 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Hukum, Mandar
Maju, Bandung
Hatta, Meutia Swasono, 2016, Kemajemukan Kohesi Nasional Masa Depan Indonesia,
Makalah Diskusi Panel Sosial dan Budaya, Lemhannas RI Jakarta
Irawan Dedi, Siswa SMKN 4 Tangerang tewas ditusuk saat tawuran http: //metro.
sindonews.com/ read/1132748/170/siswa-smkn-4-tangerang-tewas-ditusuk-saat-tawuran.
Cornelis Lay (2006). Nasionalisme Dan Negara Bangsa. Jumal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Vol 10, No 2, 2006.
Kalidjernih, F. K. (2010). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan: Edisi Kedua.

Anda mungkin juga menyukai