Anda di halaman 1dari 4

Hubungan dokter dengan pasien adalah hubungan luhur berdasarkan prinsip kepercayaan yang

harus didukung sikap profesional. Kaidah untuk hubungan tersebut diatur dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI) tahun 2012. Etika kedokteran Indonesia merupakan sekumpulan
nilai dan moralitas profesi kedokteran yang tercantum dalam KODEKI, fatwa-fatwa etik, pedoman
dan kesepakatan etik lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Etika kedokteran secara umum
dibuat untuk meningkatkan profesionalisme, pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan
kaidah dasar bioetika dan etika kedokteran dalam profesinya sebagai seorang dokter. Secara khusus,
etika kedokteran dirumuskan untuk menjaga keluhuran profesi, meredam konflik etikolegal,
penjeraan sekunder perilaku kurang etis, dan menjaga hubungan antara dokter dan pasien sebagai
hubungan kepercayaan. Penegakan, pengawasan, dan perumusan etik praktik kedokteran dilakukan
oleh MKEK sebagai badan otonom IDI yang dibagi menjadi tingkat pusat, wilayah, dan cabang.

Pasal 3: Kemandirian

Profesi Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :

1. Menerima imbalan selain dari pada yang layak atau sesuai dengan jasanya terutama
terhadap kelompok rentan seperti anak-anak terlantar, fakir miskin, dan pekerjaan informal
2. Membuat ikatan atau menerima imbalan dari perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat
kesehatan/kedokteran atau badan lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan dokter.
3. Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung untuk mempromosikan obat, alat atau
bahan lain guna kepentingan dan keuntungan pribadi

Pasal 8: Profesionalisme

Seorang dokter wajib, dalamsetiap praktikmedisnya,memberikan pelayanan secara berkompeten


dengan kebebasan teknis dan moralsepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.

1. Seorang dokter yang akan menjalankan praktek wajib memiliki kompetensidan kewenangan
sesuai ketentuan yangberlaku sebagai prasyarat sekaligus kesinambungan profesionalisme.
Profesionalisme hakekatnya adalah cerminan etika sebagai tekad profesi untuk melayani
yang terbaik bagi pasien, menuju trias keluaran sistem etikolegal yakni tujuan medik,
keselamatan pasien dan terjaganya martabat profesi.

Pasal 10: Penghormatan hak-hak pasien dan sejawat

Seorang dokter wajib senantiasa menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.

Cakupan Pasal :

1. Seorang dokter wajib memberikan akses kepada pasien dan mengobatinya tanpa prasangka
terhadap ras, agama, suku, kedudukan sosial, kondisi kecacatan tubuh dan status
kemampuan membayarnya.
2. Seorang dokter dalam mengobati pasien wajib senantiasa menghormati, melindungi
dan/atau memenuhi hak-hak pasien sebagai bagian dari hak asasi manusia dalam bidang
kesehatan.
3. Seorang dokter wajib berperilaku berwibawa, tutur kata sopan, perilaku santun,
menghormati hak-hak pasien, sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Seorangdokter wajibmemberikan informasi yangjelasdanmemadai
sertamenghormatipendapat atautanggapan pasien ataspenjelasan dokter.
5. Seorangdokter seharusnya tidak menyembunyikan informasi yang dibutuhkan pasien,
kecualidokterberpendapat hal tersebut untuk kepentingan pasien, dalam hal ini dokter
dapat menyampaikan informasi ini kepada pihak keluarga atau wali pasien.

Termasuk hak-hakpasien adalah : memperoleh pelayanan medis dan perawatan (acces to


medical care), bebas memilih dokter, konsultan, rumah sakitdan kelasperawatan (freechoice
of physician, consultant and hospital), memperoleh penjelasan secukupnya (adequate
information), mengambil keputusan untukpersetujuan atau penolakan, setelah memahami
informasi yang diberikan (informed consent),menolaktindakan pemeriksaan dan pengobatan
(refusal of treatment), memperoleh alih dan kesinambungan pelayananmedis (transferand
continuity of care),mengetahui identitas pemberi pelayanan medis (identity of medical care
providers), berhubungan bebas dengan siapa pun (privacy and free communication),
memperoleh kepribadian, kesendirian yangtidak terganggudan kerahasiaan ( privacy and
condentiality),memperoleh keselamatan dan perlindungan hukun (personal safety and legal
protection), mengetahui biaya pelayanan bagi dirinya (charges), memperoleh pendapat
medis kedua ( secondopinion),menghentikan pelayanan di rumah sakit atas tanggung jawab
sendiri setelah mendapat penjelasan terminationofhospital care),melihat isi rekam medis
(inzage rech), memperoleh pelayanan yang manusiawi,adil dan jujur, memperoleh
pelayananmedis yangbermutusesuaidengan standar pelayanan medis dan tanpa
diskriminasi, memperoleh perawatan sesuai dengan standar pelayanan keperawatan

Pasal 11: Pelindung kehidupan


Setiap dokter wajib senantiasamengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup
makhluk insani.

Cakupan Pasal:
1. Seorang dokter wajib mengerti/memahami siklus dan mutu
kehidupanmanusia,mulaisaat pembuahan dan/atausaat kehidupan diawali, proses
alamiah kehidupan berlangsung sampai dengan menjelang/saat/sesudah kematian
manusia,dengan tujuan untuk menghormati, melindungi dan memelihara hidup mahluk
insani.
2. Seorang dokter harus mengerahkan segala kemampuannya untuk meringankan
penderitaan dan memelihara hidup akan tetapi tidak untuk mengakhirinya

Pasal 12: Pelayanan Kesehatan Holistik

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek


pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif), baik
fisikmaupun psikososial-kultural pasiennya, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat

Cakupan pasal:

1. Setiap dokter wajib memandang seorang klien/pasien sebagai


manusiautuh/holistikberwujud kesatuan bio-psiko-sosio-kultural spiritual dan bertindak
dalam pelayanan kesehatan menyeluruh/komprehensif untukmendukung terwujudnya
derajat kesehatan individu dan masyarakat yang optimal dengan cara melakukan
intervensi medik terhadap berbagai faktor yang berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
2. Seorang dokter seharusnya memahami klien/pasien yang ditanganinya memiliki
konstruksiberpikirdan bersikaptindakperilaku sesuaidengan lingkungan keluargadan
lingkungan sosialnya dalam menyatakan, menginginkan dan mengatasi penyakitnya.
3. Dalamaspek promotif, seorangdokterseharusnya bertindaksebagai
advokator/pemberdaya masyarakat melaluipengorganisasianmereka
baikmelaluipendidikan kesehatan,perbaikan lingkungan sik, sosial, ekonomi dan budaya
agar dapat membantu masyarakat mampu memilih pola hidup sehat dan semakin lebih
sehat lagi. (6) Dalamaspek preventif, seorangdokterseharusnya bertindaksebagai
pemberi pelayanan, pendidikan kesehatan dan perlindungan pencegahan supaya klien
dan keluarganya dapat tetap sehat, terhindar dari risiko/sumber penyakit. (7)
Dalamaspek rehabilitatif, seorangdokterseharusnya bertindak untuk mengembalikan
dan memulihkan fungsi gangguan, disabilitas/kecacatan serta keterbatasan
geraksosialpasien termasuk mencegah stigmatisasidan ketimpangan sosialnya sehingga
tercapai kualitas hidup yang layak. (8) Dalam aspekpaliatif, seorangdokter khususnya
padapasien yang tidak akan tersembuhkan walausegalaupaya medikdilakukan, wajib
mengupayakan kenyamanan pasien agar jangan sampai tersiksa/menderita
karenapenyakitnya sehingga terjunjungtinggi nilai kemanusiaannya dan akhirnya wafat
secara bermartabat.

Pasal 15 : Kebebasan beribadat dan lain-lain


Setiap dokter wajibVmemberikan kesempatan pasien agarsenantiasa dapat berinteraksi dengan
keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan/atau penyelesaian masalah pribadi
lainnya.
Cakupan Pasal:
(1) Setiap dokter wajib menghormati dan menghargai hak asasi setiap pasien dalam menjaga
kesehatannya dengan cara berinteraksi dengan keluarga, beribadat dan/atau berkonsultasi
dengan siapapun tentang masalah pribadinya.

Pasal 16: Rahasia Jabatan


Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia
Cakupan pasal:
Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang dia ketahui tentang pasien yang ia peroleh dari diri
pasien tersebut dari suatu hubungan dokter - pasien sesuai ketentuan perundang-undangan.
Seorang dokter tidak boleh menggunakan rahasia pasiennya untuk merugikan pasien, keluarga atau
kerabat dekatnya dengan membukanya kepada pihak ketiga atau yang tidak berkaitan
31
Yang dimaksud dengan sikap tulus ikhlas adalah: a. Sikap demi menjaga kehormatan profesi luhur
kedokteran dan perilaku terpuji seorang dokter yang ditandai oleh ramah tamah, sopan santun dan
berwibawa terhadap pasien. b. Berkemauan sepenuh hati, teliti dan hati-hati menolong dengan
mengutamakan kepentingan kesehatan pasien seutuhnya c. Bersungguh-hatibertanggung jawab
atassemuatindakanmengabdi yang semata-mata ditujukan untuk kepentingan pasien d.
Bersikapempati, turut merasakan dan berkeinginan untuk segera mengatasi permasalahan
kesehatan pasien e. Di saat menolongtidakmemikirkan imbalan materi ataumemikirkan akan
menguntungkan pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai