a. Tahap permulaan:
Mengorganisasi, mengkonsolidasi, dan memelihara kekuatan.
b. Tahap peperangan gerilya:
Melakukan aksi tempur langsung
Mencari dukungan rakyat (melakukan ekspansi progresif)
Pembentukan pasukan pertahanan wilayah dan milisi (juga sebagai unsur cadangan dari
pasukan gerilya)
c. Tahap penghancuran musuh
Sebagai upaya ofensif terakhir, pertempuran yang dilakukan hampir tingkat peperangan
konvensional dan akan menjadi prioritas utama dari semua upaya yang ada.
2. Dalam perang dunia ke II di Eropa, terbentuk dua kubu (blok) yang saling bertikai. Sebutkan nama
kedua kubu berikut negara-negara yang memimpin dan yang terlibat di dalamnya!
Blok poros Blok sekutu
(axis) (allies)
Jerman Prancis
Jepang US
Italia UK
Uni Soviet
Terlibat: Terlibat:
Bulgaria Polandia
Rumania Denmark
Hungaria Norwegia
Slovakia Belanda
Thailand Belgia
Luxembourg
Kanada
India
NZ
Aussie
Yugoslavia
Perang Dunia II (1939 – 1945) melibatkan dua kubu yang saling bersengketa: blok poros (the
axis) yang dipimpin Jerman, Jepang dan Italia; dan blok sekutu (the allies) yang dipimpin Amerika
Serikat, Inggris, Perancis dan Uni Soviet. Kedua blok tersebut berperang di dua zona konflik yang
berbeda: Jerman dan Italia berperang dengan Amerika, Inggris, Perancis dan Uni Sovyet di zona
Eropa; Amerika melawan Jepang di zona Pasifik. Perang juga menjalar ke wilayah Afrika Utara
(Inggris melawan Jerman).
3. Dalam perang dunia ke II di Pasifik, Jepang mengalami kekalahan dan menyerah. Sebutkan
kapan, di mana, dan kepada siapa Jepang secara resmi menyerah?
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 tentara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki. Kedua kota di Jepang saat itu hancur lebur dan membuat
mental Jepang anjlok. Hal itu kemudian mengakibatkan Jepang menyerah kepada pasukan
sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 dan secara resmi ditandatangani pada 2 Sept 1945,
mengakhiri PD II (Pasifik) di atas kapal perang AL AS USS Missouri, di mana para pejabat
pemerintah Jepang menandatangani Instrumen Penyerahan Jepang, dengan demikian mengakhiri
permusuhan.
4. Sebutkan tiga ciri-ciri perang semesta pada perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia!
Kesemestaan: didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya
nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan
pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
Ciri kerakyatan:
sistem pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat
Indonesia.
Ciri kesemestaan:
seluruh sumber daya nasional digunakan sebagai upaya pertahanan nasional.
kewilayahan:
kekuatan pertahanan dan keamanan dilakukan secara menyebar di seluruh wilayah Indonesia, sesuai
kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
5. Dalam sejarah Perang Teluk I antara Iran-Irak, terdapat beberapa pertempuran darat yang
penting. Sebutkan 5 (lima) yang saudara ketahu!
a) Pertempuran khorramshahr pertama
b) Pertempuran dazful
c) Pertempuran kedua khorramshahr
d) Pertempuran basra pertama
e) Pertempuran marshes
f) Pertempuran al-faw pertama
g) Pertempuran mehran
h) Pertempuran al-faw kedua
2. pd bln mei 1942, AU kerajaan inggris menyerang kota cologne di jerman dg ribuan pesawat pe
gebom.... jelaskan serangan udara tsb.
Rencana Jerman menginvasi inggris dimulai dengan mempersiapkan rencana angkatan
perangnya Inggris dengan nama Operation Sea Lion dengan dikeluarkannya perintah komando no.
16 pada tanggal 16 Juli 1940. Penyerbuan ke Inggris sangat sulit karena akan menyeberangi selat
Inggris dan membutuhkan armada laut sebagai pengangkut pasukan dan peralatan perang.
Pergerakan akan lambat dan akan menjadi sasaran pesawat udara Inggris. Jerman belum siap invasi
melalui laut. Melihat kondisi tsb, Hitler mengeluarkan perintah no. 17 yaitu seluruh pesawat
Luftwaffe agar menghancurkan AU Inggris sebelum penyerbuan ke daratan Inggris dilakukan
(wilayah udara harus dikuasai). Luftwaffe akan mengerahkan pesawat pengebom dan pesawat
pemburu (sbg pengawal) dengan sasaran Pangkalan udara RAF (Royal Air Force/Angkatan Udara
Inggris), stasiun kereta api, fasilitas industri, pabrik amunisi, instalasi radar, kapal perang Inggris dan
kapal dagang di perairan Atlantik dan di pelabuhan (pesisir selatan Inggris). Strategi perang udara,
inggris vs jerman:
a) Inggris, RAF (Royal Air Force)/Angkatan Udara Inggris:
Panglima Angkatan Udara: MARSEKAL SIR HUGH DOWDING
Efisiensi penggunaan pesawat & penerbang
Duke of Wellington (Jenderal Inggris yang mengalahkan Napoleon) = Master of Defensive
Warfare.
Prinsip: “Bertahanlah kalau perlu, menyerang kalau bisa”
Karena kalah dalam jumlah pesawat dan penerbang, maka Inggris bertahan dengan
memanfaatkan Radar untuk mencegat pesawat-pesawat Jerman
Penerbang & fasilitas lain: minim pengalaman tempur, sedang training diikutkan,
pemanfaatan radar & Meriam penangkis udara, diperkuat penerbang dari Polandia, Ceko,
Perancis, dan Amerika
Terdapat Hurricane dan spitfire (pesawat pemburu) untuk pertahanan
b) Jerman, Luftwaffe/Angkatan Udara Jerman:
Panglima Angkatan Udara: MARSEKAL HERMANN GORING
Carl Von Clausewitz = perang hanya dapat dimenangkan dengan menghancurkan kekuatan
musuh di tempatnya
Sejauh musuh masih mempunyai kapasitas untuk bertahan, sejauh itu pula kita berusaha
menghancurkannya.
Penerbang & fasilitas lain: penerbangnya pengalaman dalam perang di Polandia, Spanyol,
dan Perancis
Kekurangan Luftwaffe hanya memiliki waktu 30 menit untuk bertempur di udara Inggris.
Terbatas daya jelajahnya/jarak jangkau. Pesawat pemburu RAF unggul dalam air-manuever,
sedangkan pswt Luftwaffe unggul dalam climb dan speed. Goring merubah taktik karena serangan
bom inggris yang menyerang berlin dan kota-kota lain di jerman yang semula banyak dilakukan pada
siang hari menjadi malam hari dengan sasaran militer dan sipil, termasuk kota London (dikenal
dengan London Blitz). Dengan perubahan tersebut, para pilot Fighter Command RAF dapat
beristirahat dan cukup waktu utk perbaikan pesawat. Selain itu, berkat adanya radar, pesawat RAF
berhasil menyergap pesawat Luftwaffe sebelum tiba di London. Pertempuran 15 September
merupakan klimaks Battle of Britain dan membuktikan bahwa udara Inggris masih dikuasai RAF.
Luftwaffe telah gagal menciptaan keadaan yang memungkinkan pendaratan di Inggris sehingga
Hitler secara resmi resmi menunda Operation Sea Lion. sebagian besar armada Luftwaffe dialihkan
ke Eastern Front untuk ambil bagian invasi ke Uni Soviet.
Sejak dimulainya PD II Eropa, Amerika bersikap netral. Namun saat Amerika mengawal
kapal-kapal sipil untuk menjual peralatan perang kepada Inggris terjadi pertempuran laut antara
Amerika dengan Jerman di Laut Atlantik. Jerman mengumumkan perang melawan Amerika dan
Amerika memutuskan untuk berperang melawan Jerman. 26 Januari 1942 Pasukan Amerika tiba di
Inggris. Pesawat bomber diterbangkan dari Amerika. Armada udara Sekutu (RAF) dan Amerika
(USAAF/United States Army Air Force) melakukan pemboman ke Kota Cologne di Jerman dibom
262 serangan udara terpisah oleh Sekutu selama Perang Dunia II, semuanya oleh Royal Air Force
(RAF) dengan Sasaran strategis: industri militer, kilang minyak, radar, pangkalan kapal selam,
pangkalan pesawat pemburu. Luftwaffe tetap menyerang Inggris, namun kalah dalam jumlah
pesawat dibandingkan armada udara dan adanya kehancuran pabrik pesawat, kilang minyak, dan
instalasi mengakibatkan sekutu telah mencapai keunggulan udara di Western Front dan Pelajaran
dari perang udara eropa: Strategi bertahan bukan berarti kalah: efisiensi pilot dan pesawat. Inggris
menghadang pesawat Luftwaffe sebelum mencapai daratan Inggris: kebangkitan teknologi Radar.
Luftwaffe kelelahan bertempur di 4 wilayah: Eropa Barat, Eropa Timur/Rusia, Italia dan Afrika
Utara. Pemboman strategis merupakan salah satu cara untuk melemahkan kekuatan lawan: industri
militer, sosial, ekonomi, moral.
5. banyak kalangan menganggap peryempuran Incheon ( 1950 ) adalah salah satu pertempuran yg
plg menentukan di korea...jelaskan ttg keberhasilan tsb...
Pertempuran Inchon adalah invasi dan pendaratan amfibi untuk merebut kembali ibu kota Seoul
yang diduduki pasukan komunis Korea Utara yang dipimpin oleh Jenderal AS Douglas MacArthur.
Pertempuran ini dianggap sangat berisiko, tetapi sekarang ini dianggap sebagai salah satu operasi
militer paling sukses. Pertempuran yang menggunakan nama sandi “Operasi Chromite” dimulai 15
-28 September 1950. Selama operasi amfibi, pasukan PBB mengamankan Inchon dan menerobos
wilayah Pusan melalui serangkaian pendaratan di wilayah musuh. Mayoritas pasukan darat PBB
yang berpartisipasi dalam serangan ini adalah Marinir AS.
Pertempuran Inchon membalikkan pendudukan hampir total di semenanjung itu oleh Tentara
Rakyat Korea Utara (NKPA) dan memulai serangan balik oleh pasukan PBB yang merebut kembali
Seoul. Saat pasukan Korea Utara (NKPA) terus bergerak maju dan berusaha menghabisi pasukan
Korea Selatan dan PBB di Pusan, Panglima Tertinggi pasukan PBB Jenderal Douglas MacArthur.
Jenderal Mc Arthur memutuskan bahwa Korsel yang babak belur, terdemoralisasi, dan kurang
perlengkapan tidak dapat menahan kemajuan NKPA bahkan dengan bala bantuan Amerika. Ia
merasa bahwa dia bisa membalikkan keadaan jika dia membuat gerakan pasukan yang menentukan
di belakang garis musuh dan mengusulkan sebuah rencana pendaratan amfibi yang terbilang nekat.
Menurut perhitungan MacArthur, saat sebagian besar pasukan NKPA terkonsentrasi di sekitar
Pusan, pasukan PBB akan didaratkan di wilayah yang dekat dengan Seoul dengan harapan bisa
memotong jalur pasokan logistik NKPA yang nantinya akan membuat pasukan NKPA terjepit.
Meski pada awalnya banyak pihak meragukan keberhasilan rencana MacArthur itu, jenderal AS itu
tetap kukuh pada pendiriannya. Maka dari itu, dimulailah "Operasi Chromite".
MacArthur memutuskan untuk menggunakan Joint Strategic and Operations Group (JSPOG) dari
Far East Command (FECOM) dengan Incheon sebagai lokasi pendaratan yang meski terlindungi
sebuah selat sempit, gelombang laut yang kuat, dan ombak yang tinggi, kota ini terbilang lemah
pertahanannya. Setelah mendapatkan lampu hijau dari Washington, MacArthur kemudian memilih
marinir AS karena sudah terbiasa dengan kemampaun mereka selama Perang Pasifik
Pendekatan ke Inchon adalah dua jalur terbatas, Flying Fish dan saluran Timur, yang dapat
dengan mudah diblokir oleh ranjau. Arus alur laut juga sangat cepat. Dan juga, wilayah lego jangkar
sangat sempit dan pelabuhan itu dikelilingi oleh tembok laut yang tinggi. MacArthur mengatakan
bahwa karena pertahanannya sangat ketat, musuh tidak akan mengira serangan di sana, dan
kemenangan di Inchon akan menghindari kampanye musim dingin yang keras, dan dengan
menyerang titik kuat utara, pasukan PBB dapat memutus garis pendekat Korut. Inchon juga dipilih
karena kedekatannya dengan Seoul
Dengan Badan Intelijen Pusat – pengintaian intelijen militer, bantuan penduduk setempat, dan
para gerilyawan mengumpulkan informasi tentang pasang surut, dataran lumpur, tembok laut, dan
benteng musuh. Setelah cukup mengumpulkan data intelijen, pendaratan amfibi dimulai setelah
sebelumnya kapal-kapal perang AS menghujani posisi-posisi pertahanan NKPA dengan menembaki
posisi artileri musuh di Pulau Wolmi-do di depan pelabuhan Incheon. Selanjutnya, armada invasi
yang dipimpin veteran pendaratan Normandia dan Teluk Leyte Laksamana Arthur Dewey Struble
mendekati pantai mendaratkan batalyon ke-3 pasukan marinir ke-5 di pantai Pulau Wolmi-do.
Didukung sejumlah tank, marinir AS sukses merebut Pulau Wolmi-do pada tengah hari dengan
hanya kehilangan 14 orang anggotanya.
Pasukan inilah yang kemudian mempertahankan "pintu masuk" ke Incheon itu sambil menunggu
bala bantuan. Akibat gelombang laut yang kuat, pasukan pendaratan kedua agak terlambat untuk
beraksi, namun beruntung pasukan baru itu dengan mudah bisa menguasai tembok laut yang terletak
di sebelah utara Wolmi-do. Setelah menguasai "pintu masuk" yang strategis itu, pasukan marinir AS
kemudian merangsek menuju ke pusat kota dan memaksa pasukan NKPA di kota itu menyerah.
Tentara Korut tidak memperkirakan serangan di Inchon. Setelah penyerbuan Pantai Hijau, NKPA
berasumsi bahwa invasi utama akan terjadi di Kunsan. Akibatnya, hanya kekuatan kecil yang
dialihkan ke Inchon. Bahkan pasukan itu sudah terlambat, dan mereka tiba setelah pasukan PBB
merebut Pantai Biru dan Merah.
Dampak dan hasil Keberhasilan pendaratan Incheon adalah berubahnya arah perang karena
membuat jalan pasukan PBB untuk merebut Seoul terbuka lebar dan mendorong mundur pihak
Korea Utara. Pada 25 September 1950, pasukan PBB berhasil merebut Seoul setelah melewati
perang dari rumah ke rumah yang sangat brutal. Selain itu, keberhasilan pendaratan Incheon memicu
keberhasilan pasukan angkatan darat AS ke-8 menerobos Pusan Perimeter. Keberhasilan pasukan
PBB ini berlangsung hingga November 1950 ketika akhirnya pasukan China datang membantu
NKPA yang mendesak pasukan PBB kembali ke wilayah selatan. Banyak kalangan menganggap
Pertempuran Incheon ini adalah salah satu pertempuran paling menentukan dalam Perang Korea
karena apabila serangan di Incheon juga akan gagal dan Korea Utara akan berhasil telak menguasai
seluruh Semenanjung Korea. Dengan demikian, banyak sejarawan menilai keberhasilan pendaratan
Incheon ini merupakan salah satu mahakarya strategi perang sepanjang sejarah modern.
6. kemenangan vietnam terhadap amerika pd perang 1955-1975 merupakan hsl strategi gerlya yg
dipelajari Ho Chi Minh...shg vietnam mampu bertahan dr serangan AS....Jelaskan.
Vietnam saat itu terbagi dua, yaitu Utara dan Selatan sesuai Perjanjian Jenewa setelah Perancis kalah di
Perang Indocina I pada Juli 1954. Peperangan yang berlangsung mulai November 1955 sampai 30
April 1975 ini Vietnam Utara menganut strategi Dau Tranh.
Douglas Pike eks perwira Kementerian Luar Negeri AS menerangkan, Dau Tranh adalah taktik
menggunakan "orang sebagai alat perang".
Tujuan dari strategi ini adalah untuk merebut kekuasaan dengan melumpuhkan masyarakat dengan
cara-cara khusus yaitu pembunuhan, propaganda, dan perang gerilya yang dipadukan operasi militer
konvensional.
Dirangkum dari BBC, Vietnam menggunakan taktik berakronim PEG (Peasants, Enemy, Guerilla)
untuk melawan AS.
Peasants (petani) "direkrut" tentara Vietcong setelah berperilaku baik ke mereka, terkadang sampai
membantunya di sawah. Vietcong sendiri adalah akronim dari Vietnam Cong-san atau komunis Vietnam,
Sebab, para Vietcong butuh makanan, perlindungan, dan tempat sembunyi dari para petani.
Enemy (musuh) adalah cara Vietcong mendoktrinasi para petani bahwa sawah mereka akan direbut
lagi oleh AS dan Vietnam Selatan.
Para petani ditanamkan pemahaman bahwa orang Amerika adalah penjajah seperti orang Perancis,
tetapi dengan lebih banyak uang dan senjata yang lebih bagus.
Orang-orang AS berada di sana untuk merampok tanah dan kebebasan orang-orang Vietnam.
Kemudian politisi dan para jenderal Vietnam Selatan mereka sebut sebagai boneka AS dan tidak peduli
kesejahteraan rakyat.
Stategi ketiga adalah Guerilla (gerilya). Vietcong selalu memastikan mereka memilih medan tempur
yang bisa dimenangkan.
Senjata-senjatanya antara lain tombak, pedang, dan peledak yang diambil dari tentara AS untuk
menyergap patroli Jebakan dibuat dari bambu runcing, ranjau, granat, dan peluru.
Vietcong tidak memakai seragam dan tidak bisa ditemukan di lokasi tertentu.
Mereka punya terowongan untuk kabur ke hutan, dan unit-unit mereka sangat kecil, sehingga jika
ditangkap tidak bisa disiksa untuk mengorek informasi tentang prajurit lainnya.
Keuntungan:
a) Kemampuan pasukan Viet Cong menyamar menjadi rakyat biasa menyulitkan pasukan
Amerika Serikat untuk mengenalinya.
Dari sisi prajurit, tentara Vietkong, dalam gerilyanya kerap membuat AS terkelabui karena penampilan
yang tak berbeda dengan petani biasa. Seperti harus berhadapan dengan wanita yang menyimpan granat
di balik kutang atau popok bayinya,
b) Medan pertempuran yang berat, seperti banyaknya ranjau darat dan lubang yang ditanami
bambu runcing.
Mempersulit mobilisasi para prajurit AS
8. Agresi Belanda
Tujuan Politik Belanda: Kembali ke koloni mereka (Indonesia atau Hindia Belanda) dan
membangun kembali otoritas mereka di wilayah tersebut. Strategi: Melakukan tindakan militer untuk
memberikan tekanan yang besar kepada RI agar menerima tuntutan politik mereka bahwa Republik
adalah bagian dari Kerajaan Belanda. Isi Propaganda Militer:
isi propaganda Belanda dalam agresi militer duaantara lain : menerapkan kekuatan militer
secukupnya agar dapat menghancur leburkan republik dan militer Indonesia secara menyeluruh.
menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara federal serikat demi melaksanakan program
pemecah belah bangsa atau politik adu domba. Hanya sekitar 10 % dari orang Indonesia yang
menginginkan kemerdekaan. Tentara kami melindungi rakyat Indonesia menghadapi “teroris
berambut panjang” atau “bandits,” dan bukan pasukan gerilyawan.
Pemerintah Belanda ingin mempertahankan jajahannya dan melakukan apapun untuk
meyakinkan dunia bahwa “misi membangun” sedang berlangsung, dan bukan “misi bertempur.”
Belanda menyebut kegiatan militer di Indonesia sebagai aksi polisionil, dan istilah ini digunakan
terus di Belanda. 250 staf yang bekerja untuk dinas komunikasi militer Belanda di Jakarta
mengendalikan media agar hanya memotret sisi kemanusiaan dari konflik dan melegalkan semua
tindakan Belanda.
Operasi Produk: yang pertama dari dua serangan militer Belanda terhadap RI selama Revolusi
Nasional Indonesia.Waktu: 21 Juli - 4 Agustus 1947.Di Indonesia: ofensif militer = Agresi Militer
Belanda I. Operasi ini menghasilkan pendudukan sebagian besar Jawa dan Sumatra. TNI dan
laskar rakyat: melakukan operasi gerilya dari bukit-bukit di wilayah yang dikuasai Belanda. Belanda
membalas dengan serangan udara dan blokade daerah yang dikuasai Pihak Republik.
Operasi Gagak/Operasi kraai (crow): ofensif militer Belanda terhadap RI, Desember 1948 -
Januari 1949. Belanda: menguasai Yogyakarta, dan menangkap para pemimpin Indonesia (Presiden
Sukarno, dll). Belanda: Tindakan yang kedua dari dua "tindakan Politionele" ("Tindakan Polisi").
Indonesia: Agresi Militer Belanda II. Sasaran: memaksa RI untuk bekerja sama dengan pemerintah
Belanda (untuk implementasi Perjanjian Linggardjati). Tujuan: membuat Indonesia baru sebagai
negara federal, bagian dari Belanda. Serangan pertama: 19 Desember, pesawat Belanda dari
Bandung ke Yogyakarta melalui Samudra Hindia. Belanda menyerang kota-kota di Jawa dan
Sumatra. Bandara Maguwo, Yogyakarta dibom. RI memiliki hasil sitaan dari Jepang tiga pesawat
Zero Mitsubishi. Tujuan utama: untuk segera menghancurkan TNI yang akan mati-matian
mempertahankan ibukota mereka. Dengan keunggulan Belanda (udara dan darat): tentara Belanda
akan dengan mudah mengeksekusi kemenangan akhir dan menentukan atas tentara Indonesia.
Namun TNI telah meninggalkan Yogyakarta, mempertahankan perbatasan Yogyakarta barat dari
kampanye militer Belanda lainnya. Sang Komandan, Jenderal Nasution sendiri sedang melakukan tur
inspeksi di Jawa Timur. Strategi Jenderal Sudirman: hindari kontak besar dengan unsur utama tentara
Belanda, sehingga menyelamatkan Indonesia dari kekalahan total; Dia lebih suka kehilangan wilayah
tetapi mendapatkan waktu ekstra untuk mengkonsolidasikan pasukannya. Jenderal Sudirman
menyiarkan “Perintah kilat” melalui radio. Presiden Sukarno: rencana untuk "pemerintahan darurat"
di Sumatra. Pada hari yang sama sebagian besar Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Sasaran: taktik
"bumi hangus" dan pemboman Belanda. Sukarno, Hatta, Sutan Sjahrir: ditangkap dan diasingkan ke
Bangka. Sultan HB IX tetap tinggal di Yogyakarta dan tidak pergi selama masa pendudukan, menolak bekerja
sama dengan Belanda, menolak mediasi oleh Sultan Pontianak Hamid II yang pro-Belanda. Seluruh wilayah
Indonesia, kecuali Aceh dan beberapa wilayah di Sumatra, berada di bawah kendali Belanda. Sudirman
memimpin gerilyawan dari tandunya. Nasution: pemerintah militer di Jawa, memprakarsai taktik gerilya baru
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, mengubah pedesaan Jawa menjadi front gerilya dengan dukungan
sipil.
Untuk mencapai tujuan kita, kita harus melakukan:
1) masalah Indonesia harus tetap berada di agenda DK PBB;
2) sangsi dan boikot terhadap Belanda harus berlanjut;
3) pengaruh PBB dan Komisi Tiga Negara harus digunakan untuk mencegah Belanda meluaskan
penggelaran militer Belanda di Indonesia; and
4) kita harus memperbaiki organisasi kita untuk melakukan perang berlarut dan Perang Rakyat
Semesta.
Persiapan RI dilakukan di bidang diplomatik dan militer. Karena keadaan persenjataan, RI harus melakukan
perang gerilya yang didukung oleh rakyat dan dengan taktik bumi-hangus ketika menyerang. Tuntunan
umum dari perang gerilya ada di dokumen yang menjadi terkenal dengan nama “Catatan Panglima Besar.”
Prinsip dukungan rakyat, disebut “pertahanan rakyat”
• Pertempuran Ambarawa dan pertempuran Surabaya: pelajaran berat bagi Sekutu tentang bagaimana
keras tekadnya rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan ketika Revolusi Nasional Indonesia. Faktor
utama terjadi nya serangan umum 1 maret 1949 adalah karena dikuasainya Ibu kota Yogyakarta
pada masa itu. Ibu kota dapat dikuasai karena belanda melakukan serangan dadakan atau agresi
militer belanda yg kedua. Tujuannya: untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada
dan belum siap untuk menyerah. Gagasan itu disarankan kepada Jenderal Sudirman. Serangan
gerilya: keberhasilan moral dan diplomatik, menginspirasi pasukan yang mengalami demoralisasi di
seluruh Indonesia, serta membuktikan kepada PBB bahwa tentara Indonesia masih ada dan mampu
berperang. Serangan itu telah menurunkan moral pasukan Belanda, karena mereka tidak pernah
berpikir bahwa pasukan Indonesia dapat menyerang dan menguasai kota
Pengalihan kedaulatan: Konferensi meja bundar Belanda-Indonesia di Den Haag mengakui
kedaulatan Indonesia atas negara federal baru yang dikenal sebagai "Republik Indonesia Serikat".
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 desember 1949
• Kemerdekaan Indonesia: perpaduan yang sukses antara diplomasi dan kekuatan.
• Tanpa keberanian Pemuda menghadapi pasukan kolonial, upaya diplomatik Republik akan sia-sia.
• Revolusi: menghancurkan pemerintahan kolonial, membongkar sistem kerajaan yang sudah usang
dan tidak berdaya, serta kategorisasi sosial dan ras yang kaku dari kolonial.
• Energi dan aspirasi yang luar biasa tercipta di antara orang Indonesia; lonjakan kreatif baru terlihat
dalam tulisan dan seni, serta permintaan besar untuk pendidikan dan modernisasi.
• Kemerdekaan: kelahiran negara Muslim dengan pemerintahan sendiri terbesar di dunia.
Soedirman: dikenang sebagai pahlawan revolusi terbesar. Menjelang akhir pertempuran, ia jatuh
sakit dan mengarahkan pasukan dari tandunya. Aktivitas gerilya dipimpin oleh Nasution dan
Sudirman.
• Pada puncak aktivitas Belanda di tahun 1940-an, ada sekitar 150.000 pasukan Belanda di Indonesia.