Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS

KEPERAWATAN BENCANA

“Prosedur Operasional (SOP) Phsycological First Aid Korban Bencana Fase


Akut & Lanjutan”

Dosen Pembimbing :

Ns. Uti Rudian Hidayat, M.Kep

Disusun Oleh:

Nurhillah (821181005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK

TAHUN AJARAN

2021/2022
Prosedur Operasional (SOP) Phsycological First Aid Korban Bencana Fase Akut
& Lanjutan

A. PFA (Psychological First Aid)


Pertolongan Psikologis Pertama (P3) atau Psychological First Aid (PFA) dideskripsikan
sebagai sebuah respons yang bersifat manusiawi dan suportif kepada sesama manusia
yang sedang menderita atau memerlukan dukungan[ CITATION WHO20 \l 1033 ].
B. Prosedur (SOP) [ CITATION WHO20 \l 1033 ]
1. Menghormati keamanan, harga diri, dan hak-hak mereka

Lakukanlah Hindari
a. Jujur dan dapat dipercaya. a.Jangan mengambil keuntungan dari
b. Hormati hak orang lain untuk peran Anda sebagai penolong dalam
mengambil keputusan. berhubungan dengan orang lain.
c. Waspada dan bersikap peka. Singkirkan b.Jangan meminta uang maupun imbalan
asumsi-asumsi pribadi untuk lain sebagai balasan dari bantuan yang
menghindari bias. telah Anda berikan.
d. Jelaskan kepada orang-orang bahwa c.Jangan memberikan janji-janji dan
meskipun mereka menolak bantuan informasi palsu.
pada saat ini, mereka tetap dapat d.Jangan melebih-lebihkan kemampuan
mengakses bantuan di lain waktu. Anda.
e. Jika memungkinkan, hargai privasi dan e.Jangan memaksakan untuk memberi
kerahasiaan cerita seseorang. bantuan kepada orang lain, apalagi
f. Berperilakulah secara baik dengan sampai memaksa dan bersikap
mempertimbangkan budaya, usia, dan lancang.
jenis kelamin seseorang. f. Jangan memaksa seseorang untuk
bercerita kepada Anda.
g.Jangan membagi cerita seseorang
dengan orang lain.
2. Sesuaikan perilaku anda terhadap budaya seseorang
Budaya menentukan cara kita berelasi dengan orangorang serta memahami hal-hal
yang baik ataupun tidak baik untuk dilakukan dan dikatakan. Contohnya: di beberapa
budaya, mengungkapkan perasaan atau bercerita merupakan hal yang tidak wajar jika
dilakukan kepada seseorang yang bukan bagian dari keluarganya. Atau mungkin,
pada budaya tertentu, berbagi cerita hanya diperbolehkan kepada sesama perempuan,
dan berpakaian atau menutup diri menjadi hal yang penting agar identitas seseorang
yang bercerita tidak terungkap.
3. Tanggap dan peka terhadap kebutuhan respon gawat darurat
Cobalah untuk mencari tahu dan menyadari layanan apa saja yang mungkin tersedia,
sehingga Anda dapat memberikan informasi kepada orang-orang yang sedang Anda
bantu dan memberitahu mereka bagaimana untuk mengakses bantuan tersebut
dengan mudah.
4. Komunikasi yang bagus
Tetap tenang dan menunjukkan kepedulian dapat membantu orang-orang yang
mengalami stres untuk merasa lebih aman, dimengerti, dihormati, dan dipedulikan
dengan baik. Namun, sangatlah penting untuk tidak memaksa siapa pun untuk
memberi tahu kepada Anda mengenai kejadian yang mereka alami.

Lakukanlah Hindari
a. Berusahalah mencari tempat yang a. Jangan menekan seseorang untuk
tenang untuk berbicara, untuk bercerita.
meminimalkan adanya gangguan dari b.Jangan menyela atau menyegerakan
luar. berakhirnya suatu percakapan ketika
b. Jika diperlukan, hargailah privasi seseorang sedang bercerita (contohnya,
mereka dan jagalah kerahasiaan dari jangan terus menerus melihat jam
cerita yang disampaikan seseorang. tangan Anda).
c. Jaga jarak dan kedekatan Anda dengan c. Hindari kontak fisik jika Anda tidak
seseorang dengan mempertimbangkan yakin hal itu pantas dilakukan.
budaya dan latar belakang mereka. d.Jangan memberi penilaian tertentu atas
d. Buatlah mereka mengerti bahwa Anda apa yang mereka lakukan atau belum
mendengarkan, contohnya dengan lakukan. Jangan berkata “Harusnya
sesekali menganggukkan kepala Anda Anda tidak merasakan hal itu” atau
dan menimpali mereka dengan “Harusnya Anda bersyukur Anda
“hmmm…”. selamat”.
e. Bersabarlah dan tenang. e. Jangan mengarang informasi yang
tidak Anda ketahu
5. Persiapan : pelajari situasi

Mempelajari situasi krisis


PREPARE Mempelajari layanan dan dukungan
Mempelajari keselamatan dan keamanan
6. Lihat, Dengar, dan Hubungkan

Periksa keamanan
Periksan dengan seksama ada yang
LIHAT memerlukan bantuan gawat darurat
Periksa orang-orang dengan reaksi stress
yang sangat serius.
Dekatilah orang-orang yang mungkin
memerlukan bantuan
Tanyakan kepada orang-orang mengenai
DENGAR apa yang mereka butuhkan serta
kekhawatiran mereka
Dengarkanlah cerita mereka dan
tenangkanlah mereka.
Bantulah orang-orang untuk
mendapatkan kebutuhan dan layanan
mendasar.
Bantulah orang-orang untuk mengatasi
HUBUNGKAN
permasalahannya
Berikan informasi.
Hubungkan mereka dengan keluarga
mereka dan bantuan sosial

7. Mengakhiri bantuan anda


Pertanyaan yang sering muncul berikutnya adalah, “apa yang terjadi
selanjutnya? Kapan dan bagaimana anda berhenti memberikan bantuan akan
tergantung pada konteks krisis, peran dan situasi anda, dan kebutuhan orang-orang
yang anda bantu. Gunakan penilaian terbaik anda atas situasi, kebutuhan orang
tersebut dan kebutuhan anda sendiri.
Jika waktunya tepat, jelaskan kepada orang-orang terdampak bahwa anda akan
mengakhiri bantuan dan meninggalkan lokasi. Jika ada relawan lain yang akan
membantu mereka sejak saat itu, maka perkenalkan mereka kepada relawan baru
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

WHO. (2020). Pertolongan Psikologis Pertama: Panduan bagi Relawan Bencana. Jawa
Timur: Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai