SEMESTER 5
Certificate
No.QEC24489
No.BP :1901024018
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Pendidikan Pancasila ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tercurah
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan banyak pihak.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami menerima segala bentuk
kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan.Akhir kata, semoga makalah
Pendidikan Pancasila ini dapat bermanfaat.
Frada Adriwana
i
FRADA ADRIWANA (1901024018)
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................ 2
ii
FRADA ADRIWANA (1901024018)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”idein” dan ”logos”.
Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara Logos adalah
logia atau ilmu. Ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk keyakinan
dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
KBBI mendefinisikan ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi adalah cara berpikir seseorang atau suatu
golongan.
Secara umum, Ideologi adalah konsep fundamental dalam sosiologi.
Sosiolog mempelajarinya karena ia memainkan peran yang begitu kuat dalam
membentuk bagaimana masyarakat diatur dan bagaimana fungsinya. Ideologi
memberi pandangan yang teratur tentang dunia, tempat manusia di dalamnya,
dan hubungannya dengan orang lain. Ideologi sangat penting bagi pengalaman
manusia. Biasanya ideologi menjadi sesuatu yang orang pegang dan
pertahankan, baik itu mereka sadar atau tidak melakukannya.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat
sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu
mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau
normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama
dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat
dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
1
FRADA ADRIWANA (1901024025)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi marxisme – leninisme?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi liberalisme?
3. Apa yang dimaksud dengan ideologi sosialisme?
4. Apa yang dimaksud dengan ideologi kapitalisme?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai ideologi marxixme – leninisme.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai ideologi liberalisme.
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai ideologi sosialisme
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai ideologi kapitalisme.
2
FRADA ADRIWANA (1901024025)
BAB II
PEMBAHASAN
3
FRADA ADRIWANA (1901024025)
pelopor revolusioner melalui proses sentralisme demokrasi, yang
digambarkan Lenin sebagai "keragaman dalam diskusi, kesatuan dalam
aksi".Melalui kebijakan ini, partai komunis (atau yang setara) adalah
lembaga politik tertinggi dalam kekuatan negara dan organisasi utama
kemasyarakatan.Marxisme–Leninisme melihat adanya persaingan antara
pihak, sebagai langkah yang tidak efektif dari demokrasi sejati dan agak
menegaskan bahwa, dalam sebuah masyarakat sosialis, pluralisme hanya
mengukur perpecahan dan disfungsi dalam masyarakat.
Komunis dan Marxis lain memiliki kencederungan lain dan
pandangan yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa negara Marxis-
Leninis tidak membangun sosialisme melainkan kapitalisme
negara.Kediktatoran proletariat, menurut Marxisme, merupakan aturan
mayoritas (demokrasi) bukan dari satu pihak, sampai-sampai salah satu
pendiri Marxisme Friedrich Engels menggambarkan "bentuk khusus"
sebagai republik demokratis. Selain itu, menurut Engels, milik negara
dengan sendirinya adalah milik pribadi dari alam kapitalis, kecuali kaum
proletar memiliki kendali kekuasaan politik, dalam hal ini memiliki barang
umum.
4
FRADA ADRIWANA (1901024025)
(umumnya dikenal sebagai Maoisme) yang semakin banyak digunakan
untuk menggambarkan adicita negara Cina resmi serta sebagai dasar adicita
partai di seluruh alam yang bersimpati dengan Partai Komunis China
(seperti Partai Komunis Filipina, bangunan oleh Jose Maria Sison pada
tahun 1968).
Setelah kematian Mao, Maois Peru yang terkait dengan Partai
Komunis Peru (Sendero Luminoso) kemudian membikin istilah Marxisme-
Leninisme-Maoisme, dengan argumen bahwa Maoisme adalah tahap yang
semakin maju dari Marxisme.Setelah perpecahan Sino-Albania, sebagian
kecil kaum Marxis-Leninis mulai mengecilkan atau menolak peran Mao
Zedong di Aksi Komunis Internasional dalam mendukung Partai Buruh
Albania dan kepatuhan sempit untuk Stalin.
Di Korea Utara, Marxisme-Leninisme secara resmi digantikan pada
tahun 1977 oleh konsep Juche, di mana konsep kelas dan perjuangan kelas,
dengan kata lain Marxisme itu sendiri tidak memperagakan peran penting.
Namun, pemerintahan kadang-kadang sedang disebut sebagai Marxis-
Leninis atau, semakin umum, Stalinis-karena struktur politik dan ekonomi.
Dalam empat de jure negara sosialis lainnya yang berada saat ini -
Tiongkok, Kuba, Laos, dan Vietnam.Pihak yang berkuasa memegang
Marxisme-Leninisme sebagai adicita resmi mereka, meskipun mereka
memberikan interpretasi yang berlainan dalam hal kebijakan praktis.
Beberapa partai komunis kontemporer terus menganggap Marxisme-
Leninisme sebagai adicita dasar mereka, meskipun beberapa telah
dimodifikasi untuk beradaptasi dengan adanya politik dan lokal yang baru.
Dalam nama partai, sebutan "Marxis-Leninis" biasanya digunakan oleh
partai komunis yang mau membedakan diri dari beberapa partai komunis
lain (dan mungkin revisionis) di negara yang sama.
5
FRADA ADRIWANA (1901024025)
D. Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Marxisme – Leninisme
Kelebihan
Teori Marxisme membahas dengan lengkap aspek aspek yang
terdapat dalam sebuah fenomena konflik, mulai dari penyebab
sebuah konflik, kelompok kelompok yang berkonflik,
perkembangan konflik itu sendiri, penyelesaian konflik, sampai
kepada perkembanagan didalam masyarakat pasca penyelesaian
konflik kehidupan dalam mengklasifikasikan kelas kelas sosial
dalam masyarakat yang secara prinsip sangat bertentangan. Dalam
hal ini teori marxis mempunyai kelebihan dalam melakukan
penyatuan sosial ataupun adanya kesatuan sebuah gerakan,
pengistimewaan peran proletariat serta wacana yang dibangun akan
kuat dan detail serta mendalam didalam menjelaskan fenomena
khusus.
Kekuatan teori Marxisme lainnya adalah mengenai analisisnya
dalam menguraikan penyebab dari pertentang kelas. Teori Marxisme
memandang proses perkembangan sebuah konflik sampai kepada
bagaimana konflik itu terselesaikan dan juga merupakan
kemampuan teori Marxisme dalam meramalkan akhir dari sebuah
konflik.
Kekurangan
Ajaran Marxis tidak mampu melakukan upaya revolusi, seharusnya
dapat melakukan perubahan dengan sewajarnya secara kecil-kecilan
melalui reformasi.
Marx mengatakan tidak mungkin melakukan perubahan, seharusnya
merubah kebijakan negra dan membubarkan kapitalis negara, karena
negaralah yang bisa menentukan cara pembagian, dalam hal ini
negara adalah aktornya karena mempunyai legitimasi. Reformasi
besar-besaran belum dapat dilakukan, hal ini karena penguasa
ataupun pihak pemilik perusahaan sebagai kaum borjuis dapat
6
FRADA ADRIWANA (1901024025)
menentukan hukum yang berlaku di tempatnya, pemerintah juga
tidak dapat berbuat banyak, karena setiap keputusan-keputusannya
selalu dipengaruhi oleh orang-orang yang berkuasa ataupun pemilik
modal dan pemilik perusahaan
.
2. Ideologi Liberalisme
A. Pengertian
Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas atau dalam
bahasa Inggris disebut liberty yang artinya kebebasan.Liberalisme adalah
suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan.Secara umum,
liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu.Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat
tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan, serta hak
untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.Selain itu,
liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang menghendaki
adanya kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga
Negara dinamakan liberalisme.
Pengetahuan tentang liberalisme yang dibawa oleh para filsuf
menuntut kebebasan terhadap diri individu yang seluas-luasnya,
penghapusan terhadap hak-hak istimewa yang dimiliki oleh gereja ataupun
raja, dan juga menolak adanya klaim pemegang kekuasaan tuhan.
Didalam liberalisme, terdapat tiga hal mendasar yang digunakan
yakni: Life (Kehidupan), Liberty (Kebebasan), serta Property
(Kepemilikan). Ketiga hal ini dilakukan melalui beberapa prinsip seperti
dijelaskan di bawah ini:
7
FRADA ADRIWANA (1901024025)
Kesempatan yang Sama, yakni semua orang mempunyai kesempatan
yang sama di segala bidang kehidupan seperti: politik, ekonomi, sosial,
dan lain sebagainya.
Perlakuan yang Setara, yakni setiap orang berhak untuk memperoleh
perlakuan yang setara, dalam pelaksanaan tahap-tahap kebijakan publik.
Tidak diizinkannya ada diskriminasi.
Pemerintah Harus Bertindak Menurut Rakyat, yakni pemerintah tidak
boleh bertindak sesuka hatinya, tetapi harus berdasarkan kemauan
rakyat.
Berjalannya Hukum, yakni adanya patokan hukum dalam melaksanakan
kegiatan berbangsa dan juga Rakyat juga harus menjadi pihak yang
dilindungi oleh hukum tersebut.
8
FRADA ADRIWANA (1901024025)
kaum liberal menginginkan kebebasan memilih agama sesuai dengan
keyakinannya, bebas beribadah menurut agamanya, dan juga bebas untuk
tidak menganut agama apapun.Yang mana, urusan agama tidak boleh
dicampur dengan urusan pemerintahan.
Dwi Siswanto dalam penelitiannya berjudul Konvergensi antara
Liberalisme dan Kolektivisme sebagai Dasar Etika Politik di Indonesia
dalam Jurnal Filsafat (Vol. 38, 2004: 270), menyebutkan bahwa ada empat
unsur yang mendorong lahirnya liberalisme, yaitu perkembangan ilmu
pengetahuan, pemanfaatan alat-alat teknologi, perubahan sosial, dan
timbulnya kesadaran memperbaharui cara hidup.
Beberapa tokoh yang mengusung terjadinya liberalisme dalam
kehidupan saat itu, antara lain Voltaire, Montesquieu, dan Rousseau.Salah
satu peristiwa yang menjadi tanda lahirnya liberalisme di Eropa ialah
Revolusi Industri di Inggris (1760-1840) dan Revolusi Perancis (1789-
1815).
9
FRADA ADRIWANA (1901024025)
maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik
dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan
dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – di
mana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu
(Treat the Others Reason Equally).
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah.
Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi
harus bertindak menurut kehendak rakyat (Government by the Consent
of The People or The Governed).
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk
membela dan mengabdi pada rakyat.Terhadap hak asasi manusia yang
merupakan hukum abadi di mana seluruh peraturan atau hukum dibuat
oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya.
Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap
hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan
persamaan sosial.
Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis
of Individual)
Negara hanyalah alat (The State is Instrument).Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri.Di dalam ajaran Liberal Klasik,
ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi
dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja
ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami
kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogmatism).Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John
Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu
didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu
adalah berubah.
10
FRADA ADRIWANA (1901024025)
D. Ciri – Ciri Ideologi Liberalisme
Berdasarkan pengertian liberalisme di atas, kita dapat membuat
kesimpulan bahwa negara yang menganut politik liberalisme memiliki ciri-
ciri:
Menjamin kemerdekaan dan kebebasan berekspresi setiap individu.
Persaingan ekonomi dijalankan oleh golongan swasta.
Setiap orang berhak menganut maupun tidak menganut agama.
Kekuasaan politik berdasarkan suara dominan.
Negara tidak mencampuri urusan pribadi warga negaranya.
Solidaritas sosial tidak berkembang karena tumbuhnya persaingan
bebas.
Ada beberapa Negara besar yang menganut ideology liberalism ini
diantranya yaitu, Amerika, Australia, Ingrris, Jerman, Perancis dan Jepang.
11
FRADA ADRIWANA (1901024025)
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas.
Berita-beritaataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat
mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan
kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
Kekurangan
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan
bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau
majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima
sebagian kecil dari pendapatan.2.
3. Ideologi Sosialisme
A. Pengertian
Sosialisme berasal dari dari kata socius yang artinya
masyarakat.Sosialisme adalah paham yang dibentuk dengan tujuan untuk
memakmurkan masyarakat yang kolektif dan produktif dengan membatasi
milik perseorangan.
Ada berapa pandangan menurut ahli tentang sosialisme, antara lain:
Gerald Braunthal, mendefinisikan sosialisme merupakan sutau teori
ekonomi dan politik yang menekankan pentingnya peranan komusial
dan pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan distribusi
barang.
Teuku May Rudy, menyatakan bahwa sosialisme merupakan paham
yang mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan
individualis.
12
FRADA ADRIWANA (1901024025)
Sutan Syahrir dalam Anwar, mendefinisikan sosialisme adalah suatu
gerakan yang digunakan untuk mencari keadilan di dalam sebuah
tatanan kemasyarakatan.
13
FRADA ADRIWANA (1901024025)
1837), Etinne Cabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871) dan Louis
Bland (1811-1882).
Pengaruh ideologi sosialisme sampai mencakup ranah
internnasional.Tidak hanya negara barat, seperti negara di Eropa barat laut
dan tengah (Inggris dan Skandinavia), Amerika Utara, Australia, dan
Selandia baru.Tetapai juga berkembang di negara lain, seperti Rusia, Cina,
Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Jerman Timur, Rumania,
Yugoslavia, Albania dan kuba.
Untuk negara berkembang, paham sosialisme ini dianut oleh negara
seperti: India, Afrika, Israel, Uruguay, Mesir, Aljazair, dan Birma.
Sementara itu, di masa pascakemerdekaan, negara-negara Islam yang
memakai paham ni adalah Mesir, Irak, Syiriah, Palestina, Yordania,
Tunisia, dll. Tetapi setelah usainya perang dingin , maka paham ini banyak
ditinggalkan dan mengalami modifikasi.
14
FRADA ADRIWANA (1901024025)
Dalam hal politik, paham ini beranggapan bahwa adanya negara sangat
diperlukan untuk membina dan mengkoordinir kebersamaan
masyarakat.
Menolak kapitalisme dan menghapuskannya dengan cara kaum buruh
bersatu untuk memperjuangkannya.
Menolak kebebasan penuh karena cenderung berpihak kepada
kepentinga hak milik.
15
FRADA ADRIWANA (1901024025)
4. Ideologi Kapitalisme
A. Pengetian
Kapitalisme secara etimologis berasal dari Bahasa Latin, caput, yang
artinya kepala, kehidupan, dan kesejahteraan.Makna modal dalam capital
kemudian diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan.Dengan makna
kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasi
keuntungan yang diperoleh setiap transaksi ekonomi. Sehingga, interpretasi
awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa
memenuhi kebutuhan.
Dalam definisi ini kapitalisme memiliki definisi yang konstruktif-
humanis karena setiap orang pasti memiliki keinginan dasar untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hidup sehari-hari.
Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu ideologi yang
mengagungkan kapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil
masyarakat sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan
kapital perorangan atau kepemilikan capital oleh sekelompok kecil
masyarakat adalah dewa di atas segala dewa, artinya semua yang ada di
dunia ini harus dijadikan kapital perorangan atau kelompok kecil orang
untuk memperoleh keuntungan melalui sistem kerja upahan, di mana kaum
perkerja (buruh) sebagai produsen ditindas, diperas dan dihisap oleh kaum
kapitalis (Arif Purnomo, 2007: 28).
Kapitalisme biasanya dikaitkan oleh Karl Marx. Namun, sayangnya
hal ini tidak tepat, karena ternyata tokoh kapitalisme ialah Adam Smith.
Adam Smith merupakan tokoh ekonomi kapitalis klasik yang
mengkritik para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang
paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak
sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang),
yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih
menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith
16
FRADA ADRIWANA (1901024025)
memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur
pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau
kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
17
FRADA ADRIWANA (1901024025)
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien,
karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan
yang menekan upah buruh dan lain-lain).
18
FRADA ADRIWANA (1901024025)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam ideologi marxisme – leninisme, ajaran utama dalam ideologi ini
adalah materialisme, yang menunjukkan bahwa semua yang di dunia ini
adalah realitas alam dan ada wujudnya. Oleh sebab itu pelaksanaannya
harus mengikuti perkembangan alam. Tapi, karena meyakini segala hal
adalah material alias ada wujudnya, ajaran ini tidak mengakui adanya
Tuhan dan tidak beragama.
2. Ideologi Liberalisme merupakan sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Liberalisme mencita-citakan
suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama.
3. Ideologi sosialisme merupakan sebuah ideologi yang mengutamakan
kepentingan bersama dalam persamaan serta kesamaan dalam menjalani
kehidupan demi terwujudnya kerukunan dan kemakmuran rakyat.
Persamaan sosialis ialah konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu
kemiskinan.
4. Ideologi Kapitalisme merupakan ideologi yang meyakini bahwa modal
milik perorangan ataupun sekelompok orang dalam masyarakat bisa
mewujudkan kesejahteraan manusia. Dalam penerapannya dalam sistem
ekonomi, setiap warga negara dimungkinkan untuk menguasai modal dan
bisnis dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
19
FRADA ADRIWANA (1901024025)
DAFTAR PUSTAKA
https://guruppkn.com/kelebihan-dan-kekurangan-ideologi-sosialisme
https://www.scribd.com/document/367218665/Kelebihan-Dan-Kelemahan-Ideologi-
Liberalisme
https://tirto.id/ideologi-liberalisme-sejarah-ciri-ciri-dan-contoh-penerapannya-gkhn
https://id.wikipedia.org/wiki/Liberalisme
https://www.dosenpendidikan.co.id/ideologi-kapitalisme/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/kapitalisme/
https://hot.liputan6.com/read/4649169/apa-itu-ideologi-pahami-pengertian-jenis-
jenis-dan-fungsinya-dalam-negara
20
FRADA ADRIWANA (1901024025)