Disusun Oleh
Kelompok IV :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat taufik dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan pada pasien aritmia. Makalah ini
merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran
yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aritmia merupakan kelainan sekunder akibat penyakit jantung atau ektra kardiak,
tetapi dapat juga merupakan kelainan primer. Kesemuanya mempunyai mekanisme yang
sama dan penatalaksanaan yang sama juga. Kelainan irama jantung ini dapat terjadi pada
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas
pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan
Aritmia jantung (heart arrhythmia) menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat,
terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan
orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang menjadi cepat,
kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan gangguan
kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. Aritmia dan HR abnormal tidak harus
terjadi bersamaan.
Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau dengan HR yang lambat (disebut
bradiaritmia - kurang dari 60 kali per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan HR yang
C. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
impuls sepanjang berkas His dan sistem Purkinje hingga depolarisasi ventrikel
mekanisme yang sama dan penatalaksanaan yang sama juga. Kelainan irama jantung
ini dapat terjadi pada pasien usia muda atau usia lanjut.
yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak
hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan
terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan
orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang menjadi cepat,
kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan gangguan
kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. Aritmia dan HR abnormal tidak harus
terjadi bersamaan. Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau dengan HR yang lambat
(disebut bradiaritmia - kurang dari 60 kali per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan
HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 kali per menit). Kedua keadaan
tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di dalam
sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan
menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, keleyengan
bahkan sampai pingsan. Yang berbahaya, bila jumlah darah yang menuju otak menjadi
berkurang bahkan minimal sehingga terjadi pingsan atau perasaan melayang. Pada
Sebaliknya, bila jantung berdenyut terlalu cepat maka jantung akan mengalami
kelelahan dan akan menimbulkan gejala-gejala berdebar yang biasanya disertai perasaan
takut karena debaran jantung yang begitu cepat (sampai lebih dari 200 kali permenit).
Pada keadaan yang ekstrim dimana bilik jantung berdenyut sangat cepat dan tidak
terkendali, maka terjadi kegagalan sirkulasi darah yang bila dilakukan pertolongan cepat
Keterangan :
karena infeksi)
c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
jantung)
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun
berat.
pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
a. Aritmia minor
Ini tidak memerlukan tindakan segera sebab tidak mengganggu sirkulasi dan
b. Aritmia mayor
6. Macam-Macam Aritmia
a. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah :
laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah
laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan
aVF.
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan
d. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium
e. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan
teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti
f. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri
h. Irama jungsional
i. Takikardi ventrikuler
7. Tipe-tipe Aritmia
atrium (ruang jantung bagian atas). Ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan
terapi.
umum dan terjadi pd orang dengan atau tanpa penyakit jantung. Ini merupakan
denyut jantung lompatan yang kita semua kadang2 mengalami. Pada beberapa
orang, ini bisa berkaitan dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin, atau
terlalu banyak latihan. Tetapi kadang-kadang, PVCs dpt disebabkan oleh penyakit
jantung. Namun, pada kebanyakan orang, PVC biasanya tidak berbahaya dan
c. Atrial fibrilasi (AF). Ini merupakan irama jantung tidak teratur yang sering
d. Atrial flutter. Ini merupakan aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit
yang cepat di atrium. Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur
dibandingkan dengan atrial fibrilasi. Aritmia ini terjadi paling sering pada orang
dengan penyakit jantung, dan selama minggu pertama setelah bedah jantung.
biasanya dengan irama yang teratur, berasal dari atas ventrikel. PSVT mulai dan
berakhir dg tiba2. Terdapat dua tipe utama : accessory path tachycardia dan AV
hubungan extra yang abnormal antara atrium dan ventrikel. Impuls berjalan
melewati jalur ekstra selain juga melewati rute biasa. Ini membuat impuls berjalan
g. AV nodal reentrant tachycardia. HR yang cepat disebabkan lebih dari satu jalur
atau gagal jantung. Pada banyak kasus, ini dapat disembuhkan dg menggunakan
suatu manuver sederhana yang dilakukan oleh seorang profesional medis yang
h. Ventricular tachycardia (V-tach). HR yang cepat yang berasal dari ruang bawah
jantung (ventrikel). Denyut yang cepat mencegah jantung terisi cukup darah, oleh
karena itu, hanya sedikit darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Ini dapat mrp
aritmia yang serius, khususnya pd orang dengan penyakit jantung dan mkn
i. Ventricular fibrilasi. Letupan impuls yang tidak teratur dan tidak terorganisir
yang berasal dari ventrikel. Ventrikel gemetar dan tidak mampu berkontraksi atau
memompa darah ke tubuh. Ini merupakan kondisi emergensi yang harus diterapi
waktu yang diperlukan otot jantung untuk berkontraksi dan kemudian relaksasi,
atau yang diperlukan impuls listrik utk meletupkan impuls dan kmd recharge. Jika
k. Bradiaritmia. Ini merupakan irama jantung yang pelan yang dapat muncul dari
kelainan pada sistem konduksi listrik jantung. Contohnya adalah sinus node
l. Sinus node dysfunction. HR yang lambat yang disebabkan oleh SA node yang
m. Blok jantung. Suatu penundaan (delay) atau blok total impuls listrik ketika
berjalan dari sinus node ke ventrikel. Blok atau delay dapat terjadi pada AV node
atau sistem HIS purkinje. Jantung berdenyut ireguler dan sering lebih lambat. Jika
kardiomiopati, dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir
koroner. Hal ini juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal,
terlalu banyak. Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak
Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat
f. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat
g. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan
meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas
yang terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia
i. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung. Tingkat elektrolit
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls elektrik pada
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat dan dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.
dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi
9. Pemeriksaan Penunjang
jantung.
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
obat antidisritmia.
menyebabkan disritmia.
mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
disritmia.
a. Terapi medis
1) Kelas 1 A
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
2) Kelas 1 B
takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
3) Kelas 1 C
hipertensi
b. Terapi mekanis
darurat.
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
1. Pengkajian
a. Pengkajian primer :
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
b. Pengkajian sekunder
1) Riwayat penyakit
jantung, hipertensi
c) Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
d) Kondisi psikososial
2) Pengkajian fisik
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
perubahan pupil.
hemoptisis.
kebutuhan oksigen
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Dalam waktu 2x 24 jam penurunan curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan
TTV dalam batas yang dapat diterima dan bebas gejala gagal jantung
Kriteria Hasil :
1) Klien akan melaporkan episide dispnea
2) Tekanan darah dalam batas normal
3) Nadi 80x/menit tidak terjadi disritmia
4) Denyut jantung dan irama teratur
5) CRT <3 detik
INTERVENSI
Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung
Periksa keadaan klien dengan auskultasi nadi, aspek : kaji frekuensi, irama
jantung
Palpasi nadi perifer
Pantau output urine, catat kepekatan atau konsentrasi urine.
Kaji perubahan pada sensorik (cemas)
Berikan istirahat semirekumben pada tempat tidur.
Berikan istirahat sikologis dengan suara yang tenang
Kolaborasi
Pemberian obat anti disritmia
Berikann bretilium dan amiodaron
kebutuhan oksigen
Tujuan :
Aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat terutama
mobilisasi di tempat tidur.
INTERVENSI
Catat frekuensi jantung, irama, serta perubahan tekanan darah selama dan
sesudah aktivitas
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak
berat
Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen, (mengejan saat defekasi)
Pertahankan tirah baring sementara sakit akut
Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
Berikan waktu yang cukup untuk istirahat dan aktivitas
Pertahankan penambahan Oksigen sesuai kebutuhan
Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja, dan frekuensi napas serta
keluhan subjektif
Tujuan :
Perbaikan perfusi perifer
Kriteria Hasil :
1) Kulit hangat dan kering
2) Klien memperlihatkan perbaikan status mental
3) Klien mengatakan nyeri dada hilang/ berkurang
4) Mendemonstrasikan teknik relaksasi
5) Klien terlihat rileks
INTERVENSI
Kaji status mental klien secara teratur
Kaji warna kulit, suhu, sianosis,nadi perifer, dan diaforesis secara teratur
Kaji kualitas peristaltik, pasang sonde
Kaji adanya kongesti hepar pada kuadran kanan atas
Ukut tanda vital, periksa Lab, : Hb, Ht, BUN, Sc, BGA sesuai kebutuhan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ansietas berkurang
Kriteria Hasil :
1) Gelisah hilang dan klien kooperatif
2) Tindakan di programkan
3) Mengenal perasaannya dengan petugas
INTERVENSI
Kaji tanda tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan
Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan
tenang dan suasana penuh istirahat
Temani pasien selama periode kecemasan tinggi, beri dorongan dan suara tenang
Bantu Klien mengekspresikan perasaan marah, takut
Hindari konfrontasi
Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan
Lakukan pendekatan dan komunikasi
e. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnnya informasi.
Tujuan :
Pasien dapat memahami tentang kondisi dan cara pengobatan.
Kriteria hasil :
PENUTUP
A. Kesimpulan
miokardium. Sistem konduksi jantung yang berawal dari otomatisitas sel-sel P di nodus
sepanjang berkas His dan sistem Purkinje hingga depolarisasi ventrikel merupakan
cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya.
Kebanyakan orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang
menjadi cepat, kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat
menyebabkan gangguan kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. Aritmia dan
HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau
dengan HR yang lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60 kali per menit). Aritmia
bisa juga terjadi dengan HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 kali per
menit). Kedua keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa
Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di dalam
sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan
menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, keleyengan
bahkan sampai pingsan. Yang berbahaya, bila jumlah darah yang menuju otak menjadi
berkurang bahkan minimal sehingga terjadi pingsan atau perasaan melayang. Pada
kelelahan dan akan menimbulkan gejala-gejala berdebar yang biasanya disertai perasaan
takut karena debaran jantung yang begitu cepat (sampai lebih dari 200 kali permenit).
Pada keadaan yang ekstrim dimana bilik jantung berdenyut sangat cepat dan tidak
terkendali, maka terjadi kegagalan sirkulasi darah yang bila dilakukan pertolongan cepat
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan agar dapat diterapkan