Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan cinta kasih serta penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah diskusi yang berjudul Perkembangan Interaksi Sosial, ini dengan baik.
Makalah diskusi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik (PPD) yang ditujukan bagi kelompok kami, kelompok V.
Seperti ada pepatah yang mengatakan, tak ada gading yang tak retak.
Demikian pula dengan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami siap menerima setiap saran atau kritik yang
bersifat membangun agar pada kemudian hari kami bisa menyempurnakan
setiap tugas-tugas makalah yang diembankan kepada kami.
Akhir kata, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan member dukungan sehingga makalah diskusi ini bisa
terselesaikan. Dan harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
sekalian, terlebih yang sedang mempelajari interaksi sosial. Tuhan memberkati.

Tondano, April 2011

KELOMPOK V

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………… 1

Daftar Isi............................................................................................... 2

Perkembangan Interaksi Sosial………………………………………………………… 3

A. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………. 3
B. Uraian Teori………………………………………………………………………….…… 3
C. Implikasi………………………………………………………………………………….… 8
D. Kepustakaan…………………………………………………………………………..…. 9
E. Notulen…………………………………………………………………………………….. 9

Soal Pembahasan…………………………………………………………………………….. 11

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 2
PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL

A. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu untuk memberikan pengetahuan
serat pemahaman yang lebih bagi kita semua, khususnya yang sedang kuliah PPD
sebagai bekal untuk menghadapi era perkembangan yang lebih kompetitif saat
kita menjadi seorang pendidik. Sehingga ilmu yang akan kita salurka diterima dan
bisa mengembangkan kemampuan dari para peserta didik.

B. Uraian Teori
1. Pendahuluan
Pendidikan pada zaman ini memegang peran yang sentral dalam
kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan, dalam hal ini pendidikan formal,
mampu membantu seseorang untuk dengan mudah memperoleh pengetahuan
yang logis dan sistematis. Oleh sebab itu banyak pakar pendidikan melakukan
penelitian dan pengembangan sosiologi pendidikan melakukan proses sosialisasi
anak. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan anak.
Proses sosialisasi merupakan proses penyesuaian diri. Dalam hubungan
sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain, ia selalu
menyesuaikan diri dengan lingkugannya, sehingga kepribadian individu,
kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian individu yang
sebenarnya.
Dalam ilmu Biologi ada satu teori yang dikenal dengan istilah adaptasi.
Menurut teori tersebut, hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan diri
terhadap lingkungan fisiknya yang dapat tetap hidup. Ini merupakan suatu
konsep penyesuaian diri manusia/seseorang.

2. Perkembangan Sosial

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 3
Perkembangan sosial manusia mempunyai dua aspek, yaitu proses
belajar sosial atau proses sosialisasi, dan proses pembentukan kesetiaan sosial.
Ada dua dasar proses balajar sosial atau proses sosialisasi, yaitu sifat
ketergantungan manusia terhadap manusia lain, dan sifat adaptabilita dan
intelegensi manusia. Proses sosialisasi ini berlangsung secara terus menerus
(sepanjang hidup).
Sedangkan perkembangan kesetiaan sosial berlangsung secara stimulant
dan saling pengaruh dengan proses sosilisasi. Dalam proses sosialisasi akab
berkembang kesetiaan seseorang terhadap keluarga maupun kelompok atau
organisasi tertentu.
Berikut adalah proses perkembangan sosial sehingga kedua aspek di atas
bisa terjadi.

2.1. Tahapan Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial anak terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-
orang di sekitarnya. Ada beberapa fase yang akan dilewati seseorang dalam
proses menjadi seorang individu sosial. Fase atau tahap ini tidak selamanya
terjadi secara berurutan, tetapi juga bisa dengan berbarengan.
a. Tahap permainan soliter. Pada tahap ini anak-anak bermain sendiri atau
memperlakukan teman sebayanya bagaikan sebuah benda.
b. Tahap permainan pararel. Pada tahap ini, anak-anak akan bermain sendiri
walaupun ada teman-teman di sekitarnya.
c. Tahap permainan kooperatif. Tahap inilah permulaan kegiatan berkelompok
kecil (mulai bersosialisasi).
d. Tahap permainan khayal. Pada tahap ini anak-anak akan mulai meniru
kebiasaan atau kegiatan seseorang yang lebih tua darinya dan bermain
secara bersama-sama.
e. Tahap permainan kelompok yang lebih teratur. Ini merupakan perkembangan
dari tahap selanjutnya. Dimana sudah ada kepatuhan terhadap otoritas atau
kepemimpinan terhadap pemimpin pada permainan atau kelompok.

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 4
f. Tahap tim terorganisir. Tahap ini, merek telah berkelompok dengan baik dan
mempunyai aturan-aturan.
g. Tahap pubertas. Pada tahap ini, kegiatan kelompok berubah sifatnya.
Kelompok sudah menjadi kecil dan bersifat homogin yang berdasarkan atas
persamaan minat.

2.2. Penyesuaian Diri


Manusia hidup dalam bermasyarakat, sehingga tingkah lakunya tidak saja
merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan fisik lingkuannya,
melainkan juga dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan dan
tekanan sosial orang lain atau dikenal dengan istilah situasi sosial. Situasi ini
dibedakan menjadi dua :
a. Togetherness Situation atau situasi kebersamaan yaitu suatu situasi dimana
sejumlah individu berkumpul.
b. Group Situation disebut juga situasi kelompok atau kelompok sosial.
Proses penyesuaian diri yang merupakan reaksi terhadap tuntutan-
tuntutan dapat digolongkan menjadi internal dan eksternal. Tuntutan internal
adalah tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbuk dari dalam,
baik yang bersifat fisik maupun sosial. Sedangkan tuntutan eksternal adalah
tuntutan-tuntutan yang berasal dari luar individu, baik bersifat fisik maupun
sosial.
Kedua tuntutan tersebut tidak selamanya berjalan selaras. Terkadang
akan muncul konflik antara tuntutan internal yang atu dengan yang lain, konflik
antara tuntutan eksternal yang satu dengan yang lain, atau konflik antara
tuntutan internal dengan tuntutan eksternal.

2.3. Kematangan Sosial


Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan
dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme) atau bentuk tingkah laku melawan. Tingkah
laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 5
orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah
laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia
tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun. Sikap
orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka
anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya
orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap
dependent menuju kearah independent.
2. Agresi (Agression), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal)
maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap
rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau
keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ;
mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua
berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan
perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif
maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar). Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau
terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing), merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda
merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-
kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang
digodanya.
5. Persaingan (Rivaly), yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu
persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan
semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation), yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada
usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 6
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior), yaitu tingkah laku untuk
menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari
sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness), yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginannya.
9. Simpati (Sympaty), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama
dengan dirinya.

3. Faktor yang Memepengaruhi Perkembangan Sosial


Dalam hal perkembangan sosial banyak faktor yang mempengaruhi
sehingga proses sosialisasi harus terjadi. Menurut F.G. Robbins ada lima faktor
yang menjadi dasar, yaitu:
1. Sifat dasar, merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwariskan oleh
ayah dan ibu yang terbentuk saat momen bertemunya sel jantan dan sel
betina waktu pembuahan. Sifat dasar ini masih akan berkembang menjadi
aktualitas karena pengaruh faktor-faktor lain.
2. Lingkungan prenatal, lingkungan dalam kandungan ibu. Dalam periode
prenatal, individu secara tak langsung medapat pengaruh dari ibunya.
3. Perbedaan individu, merupakan salah atu faktor yang mempengaruhi proses
sosialisasi. Sejak lahir seorang individu dilahirkan dengan keunikan dan cirri
khas yang berbeda dengan individu lainnya. Sehingga ia akan bersikap selektif
terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan.
4. Lingkungan, kondisi-kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses
sosialisasinya. Peranan kondisi lingkungan dalam proses sosialisasi tidak
menentukan, tapi hanya member batasan dan member pengaruh.
5. Motivasi, merupakan kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang
menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi dibedakan menjadi
dorongan dan kebutuhan. Dorongan ialah keadaan ketidakseimbangan dalam

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 7
diri individ, karena pengaruh dari dalam maupun dari luar dirinya. Sedangkan
kebutuhan ialah dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial, dan
kultur.
Namun, peranan keluarga merupakan faktir yang sangat penting dalam
proses sosialisasi. Kita ketahui bersama bahwa keluarga merupakan institusi yang
paling terkecil dan paling penting. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya
peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak, antara lain adalah:
1. Keluarga merupakan kelompok kecil yang angota-angotanya berinteraksi
secara langsung dan tetap. Dengan demikian, perkembangan anak dapat
diikuti secara berkala dan secara saksama.
2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena
merupakan buah cinta kasih hubungan suami-istri sehingga melahirkan
emosional antara anak dengan kedua orang tuanya.
3. Hubungan sosial dalam keluarga bersifat relative dan tetap.
Dalam keluarga, tujuan sosialisasinya, yaitu orang tua mengajarkan
kepada anak-anak tentang penguasaan diri, nilai-nilai, dan peranan-peranan
sosial

C. Implikasi
Setelah mempelajari dan mendiskusikan pembahasan makalah ini, kita
dapat lihat bahwa perkembangan sosial suatu anak sebagai peserta didik sangat
berpengaruh terhadap hasil proses belajar. Begitu juga dengan pendidik, apabila
pendidik tak dapat menguasai lingkungan pembelajaran, maka ilmu yang akan ia
bagikan tak akan tersalurkan dengan baik.
Sebagai pendidik, kita harus memahami kondisi dan karakter dari peserta
didik. Setiap orang dilahirkan dengan berbagai ciri khas dan kemampuan
(talenta) yang berbeda-beda. Tanpa berinteraksi atau mendekatkan diri kepada
mereka, kita tak akan bisa menjadi seorang pendidik yang baik.
D. Kepustakaan

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 8
Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Saputra, Iming. 2010. http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/12/pengaruh-


lingkungan-keluarga-terhadap-perkembangan-sosial-pada-seorang-anak/
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2011)

Sunny. 2009. http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial.html.


(Diakses pada tanggal 12 Maret 2011)

http://www.naluma.info/perkembangan-hubungan-sosial-remaja
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2011)

E. Notulen
Pertanyaan-pertanyaan saat diskusi:
Kelompok 2
Soal : Jelaskan dua aspek pada perkembangan sosial manusia serta berikan
contoh!
Jawaban : Dua aspek perkembangan sosial manusia, yaitu proses belajar
sosial/proses sosialisasi, yang terdiri atas sifat ketergantungan dan
sifat adaptabilitas dan inteligensi manusia. Aspek yang kedua adalah
perkembangan kesetiaan sosial. Aspek ini berlangsung secara
stimulant dan berpengaruh dengan proses sosialisasi.
Contoh pada aspek belajar sosial yang sifat ketergantungan, yaitu
seorang bayi dilahirkan sangat bergantung pada orang tuanya baik
secara biologis maupun sosial.

Kelompok 3
Soal : Kebanyakan anak yang disebut indigo lebih cenderung bargaul
dengan orang yang lebih dewasa. Apakah interaksi sosial anak
tersebut sudah baik/sesuai atau tidak?

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 9
Jawaban : Interaksi anak tersebut, menurut kami kurang baik. Apa yang akan ia
dapat dari interaksi sosialnya tidak akan seimbang dengan
kebutuhan interaksi pada usianya. Sehingga anak tersebut bisa
tersisih dari teman-teman sebayanya.

Kelompok 4
Soal : Bagaimana cara kita bila menjadi guru dalam menghadapi dua siswa
yang tidak bisa bekerja sama karena adanya pertengkaran yang
terjadi antara mereka berdua?
Jawaban : Sebagai guru, kita harus memahami dahulu karakter kedua siswa
tersebut. Dan cara untuk dapat memahami karakter dari keduanya,
yaitu dengan mendekatkan diri dengan berinteraksi lalu mencari titik
permasalahannya.

Kelompok 11
Soal : Jelaskan proses perkembangan anak dari sikap dependent kea rah
independent!
Jawaban : Sikap perkembangan anak dari dependent ke independent, artinya
dari sikap ketergantungan terhadap orang lain menuju ke sikap
kemandirian. Ia mulai menemukan jati dirinya dalam hal interaksi
sosial dan mampu menempatkan diri.

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 10
Soal Pembahasan

1. Diantara pengertian dibawah ini manakah jawaban yang benar mengenai


Lingkungan Prenatal?
a. Lingkungan dalam kandungan ibu
b. Lingkungan dalam pergaulan
c. Lingkungan dalam masyarakat
d. Lingkungan dalam keluarga
Jawaban: Lingkungan dalam kandungan ibu (a)

2. Proses penyesuaian diri yang merupakan reaksi terhadap tuntutan-tuntutan


dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu ...
a. Keluarga dan Diri sendiri
b. Diri sendiri dan Orang lain
c. Internal dan eksternal
d. Masyarakat dan Keluarga
Jawaban: Internal dan eksternal (c)

3. Manakah jawaban yang benar dari “dorongan yang telah ditentukan secara
personal, sosial, dan kultur”?
a. Motivasi
b. Inspirasi
c. Keinginan
d. Kebutuhan
Jawaban: Kebutuhan (d)

4. Keseluruhan potensi-potensi yang diwariskan oleh ayah dan ibu yang


terbentuk saat momen bertemunya sel jantan dan sel betina waktu
pembuahan adalah pengertian dari ……

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 11
a. Sifat Fisik
b. Sifat Dasar
c. Sifat Internal
d. Sifat Eksternal
Jawaban: Sifat Dasar (b)

5. Disebut hubungan apakah antar manusia yang saling membutuhkan?


a. Hubungan Sosialisasi
b. Hubungan Kekeluargaan
c. Hubungan Mayarakat
d. Hubungan Pergaulan
Jawaban: Hubungan Sosialisasi (a)

Perkembangan Interaksi Sosial; oleh Kelompok V (oleh: Andrio Suwuh, Falen Ratu, Olivia Runtukahu) 12

Anda mungkin juga menyukai