Anda di halaman 1dari 50

POLIMER FENOL-, UREA-, DAN

MELAMIN-FORMALDEHIDA

Fenol, urea, dan melamin adalah tiga senyawa


yang tampaknya berstruktur lain, tetapi sama
dalam hal bereaksi dengan formaldehida.
Polimer sintesis pertama yang mendapatkan
penerimaan komersial adalah polimer
kondensasi fenol-formaldehida atau resin
fenol.
POLIMER FENOL-FORMALDEHIDA:
RESOL

Resol merupakan produk reaksi antara fenol


dan formaldehida berlebih dalam hadirnya
basa. Fenol hadir sebagai anion yang
terstabilisasi resonansi.
O O O
Tahap dalam polimerisasinya melibatkan
reaksi adisi anion ke formaldehida untuk
memberikan metilolfenol tersubtitusi orto-
dan para-.
Metilolfenol yang mula-mula terbentuk
terkondensasi oleh pemanasan untuk
memberikan resol, yang sebenarnya
prapolimer dengan berat molekul rendah.
Dapat larut dalam basa dan mengandung
sejumlah besar gugus metilol bebas.
Dalam produk komersial, resol-resol biasanya
diproses ke suatu viskositas yang bisa dipakai,
kemudian polimerisasi berikutnya ke polimer
jaringan dengan berat molekul tinggi (resit)
oleh pemanasan.
Polimer fenol-formaldehida: resol
biasanya dipakai sebagai bahan perekat
kayu
POLIMER FENOL-RORMALDEHIDA:
NOVOLAK

Katalis asam dengan fenol berlebihan


menghasilkan suatu produk kondensasi fenol-
formaldehida yang sangat berbeda dari produk
yang diperoleh melalui katalis basa.
Mekanismenya melibatkan protonasi gugus
karbonil yang diikuti oleh substitusi aromatik
elektrofilik pada posisi orto atau para.
O H+ + +
(CH2=OH CH 2 OH)
H C H
Mekanisme melibatkan gugus protonasi gugus karbonil

OH OH
CH2OH
+
(CH2 OH) H+

Substitusi aromatik elektrofilik


Dalam kondisi asam, reaksi selanjutnya terjadi
untuk memberikan jembatan metilena. Hasil
bersihnya adalah pembentukan pada tahap-
tahap awal polimerisasi, campuran kompleks
dari polimer berat molekul rendah yang
dicirikan sebagai memiliki ikatan metilena
para-para, orto-orto, atau orto-para yang acak.
Taplak meja salah satu contoh dari hasil
polimer fenol-formaldehida: Novolak
Dalam kondisi asam, reaksi selanjutnya terjadi
untuk memberikan jembatan metilena. Hasil
bersihnya adalah pembentukan pada tahap-
tahap awal polimerisasi, campuran kompleks
dari polimer berat molekul rendah yang
dicirikan sebagai memiliki ikatan metilena
para-para, orto-orto, atau orto-para yang acak.
Hidrolisat-hidrolisat pati, yang menjalani
dehidrasi untuk membentuk
5-hidroksimetilfurfural dibawah kondisi asam,
telah diteliti sebagai pengganti parsial untuk
formaldehida. Jika bereaksi dengan furfural
maka akan terbentuk furfuri alkohol, yang
menjalani kondensasi berkatalis asam untuk
membentuk polimer-polimer tahan kimia yang
disebut resin furan. Dipakai sebagai lapisan-
lapisan tangki dan drum dalam pabrik kimia.
COH Furfural
O

5-hidroksimetilfurfural HOH2C COH


O

CH2OH Furfuril alkohol


O
Tangki Kimia
POLIMER UREA-FORMALDEHIDA

Urea yang dipreparasi secara komersial dari


amonia dan karbon dioksida, menjalani reaksi
dengan formaldehida analog, sekurang-
kurangnya pada tahap-tahap awal, dengan
reaksi fenol.
Urea menjalani adisi nukleofilik ke
formaldehida untuk memberikan turunan
metilol.
O O
2 +O 
H CH2NCNHCH2OH
H + HOCH2NHCNHCH2OO
Metilol

Kondensasi lebih lanjut melibatkan zat-zat


antara siklik yang terbentuk melalui dehidrasi
awal dari turunan metilol terprotonasi untuk
memberikan imin yang selanjutnya
bertrimerisasi.
Kondensasi selanjutnya terjadi antara gugus-
gugus metilol dan amida untuk memberikan
polimer jaringan. Dukungan untuk mekanisme
ini datang dari reaksi-reaksi siklisasi amida-
amida lainnya yang dikenal dengan polimer
yang terbentuk melalui mekanisme:
O CH2 O
- NHC N N CNHCH 2 NHC N N CNH ~

N N
C O C O
NH ~ NH ~
Resin urea-formaldehida digunakan dalam
aplikasi-aplikasi yang serupa dengn resin
fenol-formaldehida, yaitu untuk percetakan,
laminating, dan bahn-bahan perekat.
Keunggulannya adalah sangat terang
warnanya.
Bab 15. POLIMER ANORGANIK
DAN ANORGANIK SEBAGIAN
Boron nitrida (BN), suatu polimer anorganik
yang memiliki struktur-struktur analog dengan
struktur grafit dan diamon, telah diolah
menjadi serat fefraktorik melalui reaksi suhu
tinggi (>15000 C) dari filamen-filamen borik
oksida dengan urea atau amonia, atau melalui
pirolisis oligomer boron-nitrida.
Bahan-bahan ini sebagai zat pemerkuat untuk
bahan keramik atau tempat makan.
CaCN2 + H2SO4 CaSO4 +H2N-C Ξ N

H2N N NH2
Panas
3H2N-C Ξ N N N

NH2
Resin melamin biasanya lebih keras dan lebih
tahan lembab dripada damar-damar urea.
Pembuatan terbesar dalam melamin, yaitu
alat-alat makanan
POLIMER ANORGANIK DAN
ANORGANIK SEBAGIAN
Boron nitrida (BN), suatu polimer anorganik
yang memiliki struktur-struktur analog dengan
struktur grafit dan diamon, telah diolah
menjadi serat fefraktorik melalui reaksi suhu
tinggi (>15000 C) dari filamen-filamen borik
oksida dengan urea atau amonia, atau melalui
pirolisis oligomer boron-nitrida.
Bahan-bahan ini sebagai zat pemerkuat untuk
bahan keramik.
POLI (SULFUR NITRIDA)
Poli (sulfur nitrida) atau politiazil dipreparasi
melalui polimerisasi keadaan padat disulfur
dinitrida pada suhu kamar.
S2N2 [S=N]
Dimer 1 yang terbentuk melalui pemanasan
suatu tetramer siklik, berpolimerisasi dengan
lambat untuk menghasilkan kristal-kristal 2
monoklinik yang berwarna emas mengkilap
Poli (sulfur nitrida) bereaksi dengan brom
untuk membentuk polimer-polimer yang
memiliki komposisi [ SNBr x ] , dimana x
mempunyai nilai antara 0,3 sampai 0,4.
Polimer-polimer terbrominasi tersebut
memiliki konduktivitas yang lebih tinggi
daripada 2
POLISILOKSANA

Silikon dan karbon berada dalam 1 golongan,


tapi sifat keduanya sangat berbeda. Energi
ikatan Si-Si jauh lebih lemah daripada ikatan
C-C, oleh karenanya silana, analog dengan
alkana-alkana, yang memiliki rumus umum
SinH2n+2 kurang stabil daripada alkana-alkana
pasangannya. Disisi lain ikatan Si-O lebih
stabil daripada C-O.
Sehingga polimer-polimer yang mempunyai
ikatan Si-O (polisiloksana) berulang
mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Senyawa-senyawa organosilikon dapat dibuat


melalui reaksi Grignard atau melalui reaksi
adisi triklorosilana ke etilena atau asetilena.
(CH3)2SiCl2­ + CH3MgCl  (CH3)3SiCl + MgCl2

CH3SiCl3 + C6H5MgCl  (CH3)(C6H5)SiCl2 +MgCl2

HSiCl3 + CH2=CH2  CH3CH2SiCl3

HSiCl3 + CH Ξ CH CH2=CHSiCl3

HSiCl3 (C6H5)2SiCl2
C6 H6
BCl3
Yang teristimewa dalam modifikasi gelas-
gelas anorganik dengan polisiloksana.
Prosedurnya melibatkan hidrolisis silikon
alkoksida, kemudian kopolimerisasi hidrolisat
dengan polisiloksana berterminasi hidroksil.
POLISILANA

Polisilana merupakan polimer yang memiliki


ikatan silikon-silikon pada rangkanya.
Terbentuk dalam rendeman yang sedang
melalui kondensasi monomer dikloro
organosilana dalam hadirnya natrium yang
terdispersilembut dalam toluena yang
berefluksi
R
Na, Δ
RR’SiCl2 + 2NaCl
Si
toluena
R

Ketika polisilana dipanaskan pada 12000 C –


14000 C, atom-atom karbon rantai sisi tersisip
ke dalam rangka polimer, dan akhirnya
polimer tersebut terdegradasi ke silikon
karbida. Dengan demikian, pirolisis serat-serat
polisilana yang terkontrol menghasilkan serat-
serat SiC.
POLIMER FOSFONITRIT

Polimer fosfonitrit atau polimer fosfazena


merupakan salah satu diantara polimer-
polimer tipe anorganik . Bahan awal
preparasinya biasanya
heksaklorosiklotrifosfazena, suatu monomer
yang tersedia secara komersial yang disentesis
dari fosfor pentaklorida dan amonium klorida.
Polimer-polimer fosfonitrilat berguna sebagai
bahan-bahan tahan api. Dalam bidang
kedokteran, polimer-polimer fosfinitrilat
memiliki daya tarik sebagai bahan struktur
untuk organ buatan dan sebagai wadah
pengiriman obat-obatan.
Polimer-polimer fosfonitrilat, baik linier
maupun terikat silang, juga telah dipreparasi
dengan mengikat bersama cincin-cincin
fosfazena siklik. Yang khas dari metode-
metode ini adalah reaksi diklorosiklofosfazena
dengan suatu senyawa dihidroksi atau reaksi
analog untuk menghasilkan polimer jaringan.
Komposit-komposit poliimida yang tahan
bakar dan panas telah dipreparasi dari
fosfazena-fosfazena tersubstitusi maleimida.
POLIMER KARBORANA
Karborana C2B10H12 eksis dalam tiga bentuk
isomer, yang dinamai orto, meta, dan para.
Reaksi dekaborana dengan asetilena
memberikan orto yang bisa dikonversi ke
meta melalui pemanasan 4750C – 6000C,
selanjutnya meta dikonversi ke para dengan
pemanasan 6300C – 7000C
Karena hidrogen yang terikat ke atom-atom
karbon lebih bersifat asam daripada yang
terikat ke boron, jadi bisa diganti, misalnya
dengan litium melalui reaksi dengan
butillitium. Sehingga berbagai turunan
karborana telah disintesis. Salah satunya
adalah vinil karborana, yang bisa
dipolimerisasi melalui gugus vinil atau
dikopolimerisasi untuk memberikan polimer-
polimer berat molekul tinggi.
POLIMER ORGANOLOGAM
Organometalik merupakan senyawa yang
memiliki ikatan karbon-logam. Beberapa
polimer ini mempunyai daya tarik karena sifat
biosidal dan yang lainnya memiliki potensi
dalam bidang kedokteran sebagai bahan
pelepas obat. Banyak penelitian di bidang ini
telah berkaitan dengan senyawa “sandiwch”,
bissiklopentodieniliron atau foresena.
Ia tidak hanya mudah dipreparasi, tetapi juga
stabil pada suhu sampai 4700C. Memiliki sifat
aromatik yang khas dan menjalani reaksi-
reaksi substitusi yang menghasilkan berbagai
turunan termasuk vinilferosena.
Reaksi-reaksi adisi dibawah ini
memperlihatkan rute ke polimer-polimer
organologam
POLIMER KOORDINASI
Polimer koordinasi adalah polimer yang
memiliki ikatan-ikatan kovalen koordinat dalam
unit ulangnya. Pada umumnya ada tiga metode
untuk mempraparasi polimer-polimer
koordinasi. Dua diantaranya menghasilkan
polimer-polimer koordinasi sejati, yaitu ikatan-
ikatan koordinasinya merupakan bagian integral
dari rangka polimer. Metode yang satunya
menghasilkan produk kelat-kelat polimerik.
Metode pertama melibatkan pengikatan
ligan-ligan polidentat dengan logam, dengan
memakai garam-garam logam, logam bebas,
atau kompleks koordinasi (lewat pertukaran
ligan) sebagai koreaktan. Contohnya yang
menghasilkan kelat melalui ligan nitrogen
adalah reaksi bis (1,2-dioksim) dengan nikel
asetat dan reaksi tetrasianoetilena dengan
tembaga untuk memberikan suatu polimer
yang memiliki struktur seperti lembaran tipe
ftalosianin.
Metode kedua, yakni polimerisasi logam kelat
melalui gugus-gugus fungsional yang cocok,
bisa juga dipakai untuk membentuk tipe polime
ini sepanjang gugu-gugus reaktifnya tidak
dipsahkan oleh kelat. Polimer-polimer vinil
yang memiliki gugus pengompleksjuga bisa
dipakai. Ester crown sebagai gugus-gugus
pendan pengkelat di atas polimer-polimer vinil
dan sebagai gugus-gugus pengkelat rangka
untuk polimer-polimer kondensasi.
Yang khas dari polimer pertama ialah poli (4-
vinilbenzo-18-crown-6) yang diperlihatkan
dengan ion berkompleks. Monomer-monomer
eter crown yang dipakai untuk membuat
polimer-polimer kondensasi mencakup
turunan diaminodibenzo dan eter crown diaza.
Karena mempunyai efek sterik, polimer yang
mengandung eter crown biasanya
memperlihatkan karakteristik pengikatan
kation yang berbeda dengan monomer-
monomer dari mana mereka diturunkan.
Dalam banyak hal, kation-kation terikat lebih
kuat karena diapit antara dua cincin
pengkelat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai