Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena atas limpahan
karunia-Nya, rahmat, dan hidayah-Nya yang berupa kesehatan sehingga makalah
yang berjudul”HAK DAN KEWAJIBAN ANAK MENURUT AGAMA
ISLAM” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun semata-
mata untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Agama Islam berupa kelompok.
Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
isinya, penulisannya maupun segi penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi
memperbaiki tugas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini memberikan
informasi mengenai sebagai sistem filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya.
Atas perhatiannya dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini
kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
A. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
B. TUJUAN................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PANDANGAN ISLAM TENTANG ANAK.........................................................2
B. HAK-HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DALAM ISLAM...................................4
a. HAK-HAK ANAK DALAM ISLAM....................................................................5
1. Hak untuk hidup dan tumbuh berkembang.................................................................5
2. Hak mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari siksa api neraka........................5
3. Hak mendapatkan nafkah dan kesejahteraan..............................................................6
4. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran...........................................................6
5. Hak mendapatkan keadilan dan persamaan derajat....................................................6
6. Hak mendapatkan cinta kasih.....................................................................................7
7. Hak untuk bermain.....................................................................................................7
b. Kewajiban anak dalam islam..................................................................................7
1. Kewajiban anak terhadap orang tua yang masih hidup...........................................8
2. Kewajiban anak terhadap orang tua yang sudah meninggal.................................11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................................13
B. SARAN....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam pengertian islam anak adalah titipan Allah SWT kepada kedua orang
tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai
rahmatan lil’alamin dan sebagai pewaris ajaran islam pengertian ini mengandung
arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini, dan diamankan
sebagai implementasi amalan yang diterima oleh orang tua, masyarakat, bangsa
dan negara. Hak dan kewajiban merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
merupakan dua sisi yang menyatu,dimana ada hak dan disana ada kewajiban yang
melekat pada sisi sebaliknya. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang
universal, merupakan satu ciptaan yang maha sempurna. Anak adalah anugerah
sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada setiap orang tua. Berbagai
cara dan upaya dilakukan orang tua agar dapat melihat anak-anaknya tumbuh dan
berkembang sebagaimana mestinya. Namun seringkali harapan tidak sesuai
dengan kenyataan, entah karena terhambatnya komunikasi atau minimnya
pengetahuan selaku orang tua tentang bagaimana Agama Islam memberikan
tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak sesuai dengan proporsinya.
Kewajiban anak terhadap orang tuanya juga trebagi menjadi 2 yaitu kewajiban
anak terhadap orang tua yang masih hidup dan kepada orang tua yang sudah
meninggal.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandangan islam tentang anak?
2. Apa saja hak-hak dan kewajiban anak dalam islam?
B. TUJUAN
1. Mengetahui pandangan islam tentang anak.
2. Mengetahui hak-hak dan kewajiban anak dalam islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Rasulullah saw mengajarkan bahwa ada dua hal potensial yang akan mewarnai
dan membentuk kepribadian anak yaitu orang tua yang melahirkannya dan
lingkungan yang membesarkannya. Rasulullah saw bersabda :
“ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang
membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau
(memiliki karakter) majusi.” ( HR. Muslim )
Fenomena yang terjadi saat ini, tidak sedikit keluarga yang memiliki filosofi
keliru tentang eksistensi anak. Seringkali keluarga yang hanya memiliki filosofi
bahwa kehadiran anak semata-mata akibat logis dari hubungan biologis kedua
orang tuanya, tanpa memilki landasan ilmu dan makna arahan keberadaan
anugerah anak.
2
2. Musuh
Firman Allah SWT :
3. Fitnah
Firman Alloh SWT :
(27) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
(28) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. ( QS.8 Al Anfal :
27-28 )
3
“ Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” ( QS.25 Al Furqon :
74 )
Filosofis Keberadaan Anak Menurut Al Quran diperankan secara aktual oleh Nabi
Ibrahim as dan Nabi Zakaria as.
” Perumpamaan orang yang mencari ilmu pada masa kecilnya bagaikan mengukir
menulis di atas batu, dan perumpamaan orang yang
belajar di waktu dewasa bagaikan menulis di atas air.” (HR. Thabrani)
4
Dalam agama Islam, anak begitu menjadi perhatian besar. Anak juga berkali-kali
disebutkan dalam dan hadits. Islam memandang bahwa anak memiliki kedudukan
atau fungsi yang sangat penting, baik untuk orang tuanya sendiri, masyarakat
maupun bangsa secara keseluruhan.
Misalnya, dalam (QS. Alquran Maryam: 4-6) tentang kegelisahan Nabi Zakaria.
Ia mengadu pada Allah SWT:
Menurut HM. Budiyanto dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dari doa Zakaria ini tergambar dengan tegas bahwa
salah satu fungsi dan kedudukan anak bagi orang tuanya adalah sebagai pewaris.
Bukan hanya pewaris dalam bidang harta benda saja, tetapi yang lebih penting
adalah juga sebagai pewaris dalam perjuangan.
5
Menurut Budiyanto, meskipun Allah telah melengkapi manusia dengan
kecenderungan alamiyah untuk menghindar dari bahaya yang mengancamnya,
ternyata Allah masih juga secara tegas mengingatkan kepada setiap orang tua
untuk terus menerus melindungi dan menjaga diri dan keluarganya, khususnya
anak anak dan istrinya, dari siksa api neraka.
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka" (QS At-Tahrim: 6).
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf." (QS Al-Baqarah:
233)
Jika dilihat lagi QS.at-Tahrim: 6 yang memerintahkan agar orang tua menjaga dan
melindungi anak-anaknya dari siksa api neraka, maka berarti orang tua diwajibkan
untuk melakukan pendidikan dan pengajaran terhadap anak-anaknya dengan
sebaik-baiknya. Sebab anak akan terhindar dari siksa api neraka bila ia tahu
tentang perbuatan-perbuatan yang mendatangkan dosa.
Islam memandang bahwa semua manusia, baik itu antara pria dan wanita ataupun
antara yang lainnya, adalah memiliki derajat yang sama di sisi Allah. Yang
6
membedakan antara mereka adalah tingkat ketaqwaannya semata Allah berfirman
dalam QS. Al-Hujurat: 13.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan; dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesunggguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa dia ntara
kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(QS al-
Hujurat: 13)
Sudah menjadi fitrahnya bila setiap orang tua mencintai anak-anaknya. Walaupun
demikian, Islam masih juga memerintahkan agar orang tua memperlihatkan
perasaan cinta kasihnya itu kepada anak-anaknya. Sehingga anak betul-betul
merasa bahwa orang tuanya itu mencintai dan mengasihi. Setiap anak punya hak
untuk mendapatkan dan merasakan wujud nyata dari perasaan cinta kasih orang
tuanya.
Dalam Islam, anak berhak untuk bermain. Rasulullah SAW pun telah memberikan
contoh dalam hal ini. Diriwayatkan, pada suatu hari Nabi memimpin sembahyang
berjemaah. Waktu itu datanglah Hasan dan Husain, cucu-cucu beliau.
Sewaktu Rasulullah sedang sujud, keduanya menaiki punggung beliau, dan Nabi
memperpanjang sujud sampai kedua cucu tersebut turun dari punggung. Setelah
selesai sembahyang para sahabat bertanya kenapa beliau melakukan salah satu
sujudnya lama sekali. Nabi menjawab: "Kedua cucu saya naik ke punggung saya
dan saya tidak tega menyuruh mereka turun"
7
Di dalam kitab al figh al manhaji ala madzhab al imam al syafii karya mustafa al-
khan,mustafa al-bagha dan ali al-syarbiji diterangkan bawha ada dua kewajiban
anak terhadap orang tua, menurut agama islam.
1. Taat dan berbuat baik kepada orang tua dalam hal apa saja kecuali
kemaksiatan.
2. Memberikan nafkah kepada orang tua, jika mereka dalam keadaan fakir
atau miskin, sedangkan anak dalam keadaan mampu.
Adapun kewajiban anak terhadap orang tua dalam islam yang terbagi menjadi 2
yaitu kewajiban anak terhadap orang tua yang masih hidup dan kewajiban anak
terhadap orang tua yang sudah meninggal.
1. Menaati Orangtua.
Menaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang
mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika
mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah (berbuat syirik) atau bermaksiat
kepadaNya. Allah berfirman: “Jika salah seorang diantara keduanya/kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu
sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah”, dan janganlah
kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah
Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama, apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar dari pada
itu. Adapun contoh ketaatan anak kepada orangtuanya dapat diwujudkan dalam
bentuk:
a. Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan makan.
b. Apabila orang tua butuh dilayani maka anak wajib melayani.
c. Apabila orang tua membutuhkan pakaian maka anak wajib
membelikannya.
8
d. Jika anak dipanggil maka wajib segera datang.
e. Perintah apapun asal bukan maksiat maka wajib dilaksanakan.
Wujud lain sebagai pernyataan anak berbakti dan merendahkan diri kepada
orangtuanya adalah:
Sesuatu yang membuat kita senang beritahukan kepada orang tua agar senang,
tetapi jika sesuatu membuat kita sedih jangan diberitahukan pada orang tua.
Bergaul dengan orangtua dengan cara yang baik, antara lain adalah dengan
berbicara yang lemah lembut kepada keduanya. Tawadlu (rendah hati) kepada
keduanya merupakan suatu hal yang wajib bagi anak.
4. Menyediakan makanan
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal
tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya
sudah renta. sudah selayaknya, mereka disediakan makanan dan minuman yang
terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan
istrinya.
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-
laki datang kepada Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh
ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua
orangtua?” Laki-laki tersebut menjawab, “Masih”. Beliau bersabda, “Berjihadlah
(dengan cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
6. Memberikan nafkah
9
Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al
Baqarah ayat 15 dan Ar Rum ayat 38. Rasulullah pernah bersabda kepada seorang
laki-laki ketika ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi bersabda,
“Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah). Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir)
terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika
kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik
kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka,
menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua)
kepada mereka, dan lain sebagainya.
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya
tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi
sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan
dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar. Yang dimaksud
dengan menjaga kehormatan orang tua ialah menjaga kehormatan dan martabat
orang tua dalam lingkungan pergaulan di tengah masyarakat. Ini merupakan
kewajiban anak terhadap orang tuanya, baik ketika berhadapan dengan orang
tuanya ataupun dalam pergaulan dengan teman-temannya sehari-hari.
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapa yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu
bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki
10
itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu
siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati
ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan
dalam hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada
suaminya.
Maksudnya ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut
adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian
Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”
11. Mendoakan
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang
dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka bkeduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik ku waktu aku kecil”.
12. Merawat
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah (kamu berbakti) kepada kedua orang tua dengan kebaktian
sempurna. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia.”
11
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua,
karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala
mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat, kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa
hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang
pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir
kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
Pengertian anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga anak
tiri, anak angkat, atau anak muslim.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak dan kewajiban anak dalam islam merupakan keharusan bagi umat islam yang
dimana anak menuntut akan hak dan juga anak menjalankan kewajiban yang
sudah seharusnya telah ditetapkan dalam islam. Anak juga wajib menjalankan
kewajibannya kepada orang tua terutama kepada ibu. Kewajiban anak juga tidak
akan terputus hanya pada batas dimana anak tidak lagi memiliki orang tua tetapi,
anak juga tetap menjalankan kewajiban nya kepada orang tua yang sudah
meninggal sampai akhir hayat hidupnya.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/bagaimana-islam-
mendidik-anak
https://tarbiyatulizzatiljannah.wordpress.com/2013/01/28/anak-
dalam-pandangan-islam/
https://www.haibunda.com/parenting/20200724122919-61-
153307/7-hak-anak-dalam-perspektif-islam-yang-wajib-orang-
tua-penuhi
https://tabloittdesa-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/tabloittdesa.wordpress.com/2019/07/02/kewajiban-
anak-terhadap-orangtua-dan-hak-anak-dalam-persefektif-islam/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16396303826192&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Ftabloittdesa.wordpress.com%2F2019%2F07%2F02%2Fkewajiban-anak-
terhadap-orangtua-dan-hak-anak-dalam-persefektif-islam%2F
14