6040 14311 2 PB
6040 14311 2 PB
Abstract
This study aims to see students learning outcomes in class VIII A SMPN 13 Manokwari Academic Year
2017/2018 on the Human Digestive System material by applying the model of Problem Based Learning
(PBL). Classroom action research (CAR) was conducted in two cycles, each cycle consisting of four
stages: 1) planning, 2) implementation, 3) observation, 4) reflection, involving 24 students. Data
collection is done through observation sheets, interviews, documentary coverage and tests. The results
of this study indicate that the students learning outcomes in Cycle I average 61.3 with 62.5%
completeness and increased to 69.3 with 83.33% completeness in cycle II. This indicates that the
percentage of students learning outcomes have fulfilled standard classical, 75% of KKM 60. The
conclusion show that the learning process with the application of Problem Based Learnig (PBL) model
can improve the learning outcomes of students class VIII A SMPN 13 Manokwari .
Keywords: Human Digestive System, Learning outcomes, Problem Based Learning (PBL)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik di kelas VIII A SMPN 13 Manokwari
Tahun Ajaran 2017/2018 pada materi Sistem Pencernaan Manusia dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap yaitu, 1)Perencanaan, 2)Pelaksanaan,
3)Pengamatan, 4)Refleksi , yang melibatkan peserta didik sebanyak 24 orang. Pengumpulan data
dilakukan melalui lembar observasi, wawancara, peliputan dokumenter dan tes. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada Siklus I rata-rata 61,3 dengan ketuntasan 62,5 %
dan mengalami peningkatan menjadi 69,3 dengan ketuntasan 83,33% pada siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase hasil belajar peserta didik secara klasikal telah memenuhi standar,
75% dari KKM 60. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan
penerapan model Problem Based Learnig (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
VIII A SMPN 13 Manokwari.
Kata kunci: Sistem Pencernaan Manusia, Hasil belajar, Problem Based Learning (PBL)
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan kegiatan Dalam proses kegiatan belajar
yang mempunyai tujuan untuk membelajarkan mengajar (KBM) ditemukan ada peserta didik
peserta didik agar mencapai kompetensi yang yang kurang serius dalam mengikut proses
diinginkan. Pembelajaran merupakan suatu hal pembelajaran, mereka dapat melakukan
yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh aktvitas sendiri seperti tidur di kelas pada saat
beberapa faktor antara lain guru, peserta didik, pelajaran sedang berlangsung, bermain
sarana, media, serta lingkungan. Agar handphone (HP), bercerita dengan teman
pembelajaran berlangsung efektif, guru tidak sebangku, bernyanyi, melamun, menggambar
hanya berfungsi sebagai sumber ilmu, tetapi di buku catatan, mencoret-coret meja dan
juga sebagai motivator dan fasilitator dalam kursi, serta meminta izin untuk ke WC dan
pengembangan minat peserta didik dalam bermain di luar kelas sampai proses
mencari ilmu pengetahuan secara mandiri. pembelajaran selesai. Selain itu ada terjadinya
Kepiawaian guru dalam menumbuhkan minat beberapa pengelompokkan secara individu
peserta didik untuk menggali ilmu secara oleh peserta didik sendiri yaitu antara peserta
mandiri ini sangat penting dibanding transfer didik yang mampu dan peserta didik yang
ilmu yang diperoleh murid dari guru secara kurang mampu sehingga menimbulkan
langsung. Karena itu, bentuk-bentuk kurangnya kerjasama dalam proses belajar di
pendidikan partisipatif dengan menerapkan dalam maupun di luar kelas.
metode belajar aktif (active learning) dan Peserta didik juga merasa kurang
belajar bersama (cooperative learning) sangat tertarik mempelajari mata pelajaran IPA
diperlukan [1]. karena menurut mereka sangat susah dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan banyak materi yang harus dihafal serta
guru mata pelajaran IPA dan hasil observasi membuat peserta didik menjadi pasif dan
selama melaksanakan Program Pengalaman kurang berani dalam mengemukakan
Lapangan (PPL) di SMPN 13 Manokwari pendapat, jawaban maupun pertanyaan, serta
dijumpai khususnya pada mata pelajaran IPA mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh
guru masih menggunakan metode ceramah, peserta didik kelas VIII A SMPN 13
tanya jawab dan memberikan penugasan Manokwari rendah yaitu nilai rata-rata aspek
(pekerjaan rumah) serta 1 dan 2 model kognitif masih dibawah nilai Kriteria
pembelajarannya masih bersifat konvesional. Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60 dan hal
Apa yang didapat peserta didik hanya berasal ini belum mencapai ketuntasan klasikal yang
dari guru dan buku saja. Mereka kurang ditetapkan oleh pusat yaitu kelas dikatakan
termotivasi untuk belajar secara aktif. tuntas belajar apa bila 75% peserta didik di
Sehingga mereka belum menemukan hal yang kelas tuntas belajar. Hal ini membuktikan
menarik dari IPA. Selain itu guru juga jarang bahwa perlu melakukan perubahan dalam pola
menggunakan Media Pembelajaran dalam mengajar dari pembelajaran yang bersifat
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat konvensional ke model pembelajaran tipe
menyebabkan rendahnya hasil belajar yang kooperatif.
diperoleh peserta didik dan menimbulkan Menurut Ref. [2], untuk merubah
permasalahan yang sering muncul pada peserta kebiasaan praktik pembelajaran dari
didik seperti lemahnya kemampuan peserta pembelajaran konvensional ke pembelajaran
didik dalam menggunakan kemampuan yang berpusat kepada peserta didik memang
berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. tidak mudah, terutama di kalangan guru yang
tergolong pada kelompok laggard (penolak Model Kurt Lewin dengan dua siklus yang
perubahan/inovasi). Oleh karena itu, solusi masing-masing memiliki empat tahapan yaitu,
yang diberikan menurut peneliti yaitu Perencanaan (Planning) dimana peneliti
menerapkan model pembelajaran PBL. mempersiapkan rencana pelaksanaan
Dengan menerapkan model PBL maka dapat pembelajaran (RPP), lembar observasi peserta
memberikan beberapa keuntungan yaitu, dari didik, lembar observasi Guru, kisi-kisi soal,
pembelajaran yang berpusat pada guru LKPD (lembar kerja peserta didik), Soal, Alat
(teacher center ed learning) berkurang dan dan bahan yang digunakan. Kemudian tahap
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Tindakan (Acting) dimana untuk Siklus I
lebih meningkat (student center ed learning), dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu
terjadinya interaksi antara peserta didik untuk pertemuan pertama membahas makanan
dengan guru, peserta didik dan peserta didik dan jenis-jenis nutrisi berdasarkan kandungan
dalam membahas topik pembelajaran dalam zat yang ada didalamnya dan mengerjakan
memecahkan masalah, peserta didik lebih LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), untuk
bebas dan berani mengemukakan pendapatnya pertemuan kedua membahas tentang nutrisi
atau lebih aktif. Dengan alasan dan manfaat yang terdapat didalam makanan dan vitamin
yang terdapat dalam model pembelajaran PBL serta fungsi dari bahan makanan. Selanjutnya,
tersebut maka peneliti memilih model PBL Pengamatan (observing) pelaksanaan
untuk meningkatkan hasil belajar peserta observasi dilakukan dengan menggunakan
didik. Menurut Ref. [3], PBL merupakan salah instrumen lembar observasi guru dan lembar
satu model pembelajaran yang melatih dan observasi peserta didik. Terakhir, Refleksi
mengembangkan kemampuan untuk (reflection) Refleksi dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada mengetahui hasil akhir dari setiap siklus dan
masalah autentik dari kehidupan aktual, untuk digunakan sebagai dasar apakah sudah
merangsang kemampuan berpikir tingkat memenuhi kriteria atau perlu dilakukan
tinggi. Menurut Ref. [4] “pembelajaran penyempurnaan.
berbasis masalah dapat meningkatkan Kriteria keberhasilan tindakan kelas
kemampuan berpikir kreatif, karena peserta diukur berdasarkan indikator meningkatnya
didik diajak untuk berpikir dan menyelesaikan hasil belajar peserta didik. Adapun teknik
masalah”. pengumpulan data menggunakan lembar
Adapun tujuan dari penerapan Model observasi kegiatan guru, lembar observasi
Pembelajaran PBL yaitu untuk mengetahui kegiatan peserta didik, dan tes hasil belajar.
peningkatan hasil belajar peserta didik Analisis data yang diperoleh dari aktivitas dan
melalui penerapan model pembelajaran hasil belajar peserta didik selama mengikuti
Problem Based Learning (PBL) pada materi proses belajar mengajar dan akan dianalisis
sistem pencernaan manusia di kelas VIII A secara kualitatif yaitu berupa presentase nilai
SMPN 13 Manokwari. aktivitas dan hasil belajar. Perolehan capaian
aktivitas menggunakan rumus :
METODE PENELITIAN Jumlah Skor Observer 1 + Observer 2
% 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = x 100
Menurut Ref. [5], Penelitian ini Skor Maksimal
Berdasarkan Tabel 3 yaitu data hasil observasi Lembar observasi kegiatan peserta
kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 didik dilakukan 2 kali penilaian untuk setiap
kegiatan 1-10 mencapai predikat sangat baik siklus. Pada siklus I pertemuan 1dan 2 terdapat
(93,3) dan pada siklus I pertemuan 2 dari 9 aspek yang diamati yaitu dapat dilihat pada
kegiatan 1-10 mencapai predikat sangat baik Tabel 4.
(96,7).
Berdasarkan data hasil yang diperoleh didik saat mengikuti proses pembelajaran
dari pengamatan melalui lembar observasi sudah baik. Sikap peserta didik merupakan
guru, lembar observasi peserta didik, dan hasil salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
evaluasi peserta didik pada siklus II masih belajar sehingga, kreaktifitas sangat bermakna
ditemukan adanya kekurangan dalam proses dan perlu dikembangkan dalam diri setiap
pembelajaran yaitu: Ketuntasan nilai hasil anak didik [9]. Namun pada tingkat
belajar peserta didik pada Siklus II rata-rata pemahaman terhadap materi ada beberapa
83,33 dari 24 peserta didik dan terdapat 4 peserta didik yang masih kesulitan dalam
peserta didik tidak tuntas dengan capaian yang mengerjakan soal tes evaluas dari hasil refleksi
diperoleh16,67 Dikarenakan keempat peserta pada siklus I, sehingga peneliti perlu
didik tersebut tidak mengikuti proses melanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki
pembelajaran dengan baik. Sehingga hasil hasil yang diperoleh dari siklus I. Pada
yang diperoleh tidak mencapai KKM Sekolah pelaksanaan Siklus II yang merupakan
yaitu ≥ 60 yang di tentukan serta Peserta didik perbaikan dari tindakan Siklus I memberikan
masih perlu bimbingan atau petunjuk dalam hasil peningkatan yang cukup baik. Setelah
mengerjakan soal evaluasi. melaksanakan tindakan pada siklus II dengan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan menerapakan model pembelajaran Problem
dengan menerapkan Model pembelajaran Based Learning (PBL), dengan menggunakan
Problem Based Learning (PBL) yang materi sistem pencernaan pada manusia, maka
diterapkan pada peserta didik di kelas VIII A hasil belajar peserta didik mengalami
SMPN 13 Manokwari diperoleh dari tes peningkatan mencapai 83,3.
evaluasi pada setiap siklus. Nilai rata-rata hasil Presentasi nilai hasil belajar peserta
belajar peserta didik pada siklus I dengan didik dapat diamati dari kriteria ketuntasan,
kriteria cukup yaitu mencapai 61,3 dan pada yaitu pada siklus I, peserta didik yang
siklus II dengan kriteri baik yaitu mencapai mencapai ketuntasan hasil belajar mencapai
69,3. Sedangkan rata-rata presentase hasil 62,5% sedangkan pada siklus II mencapai
belajar peserta didik pada siklus I mencapai 83,3%. Hal ini disebabkan karena peserta
62,5% dan pada siklus II mencapai 83,35%. didik sangat senang belajar dengan
Proses pembelajaran aktif yang dilalui peserta menggunakan model pembelajaran Problem
didik inilah yang dapat menumbuhkan Based Learning (PBL) karena model
kreaktivitas mereka, karena pada dasarnya pembelajaran ini memiliki kelebihan yang
kreaktivitas juga dapat dihasilkan dari kondisi berbeda dengan model pembelajaran lain yaitu
pribadi dan lingkungan individu berperilaku mendorong peserta didik untuk mampu
kreaktif [4]. menyelesaikan masalah secara mandiri
Hasil observasi kegiatan belajar yang maupun bekerja sama dalam kelompok, serta
dilakukan pada saat proses pembelajaran memberi tanggung jawab yang sama untuk
berlangsung dengan menerapkan model mencapai tujuan bersama dan semua anggota
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kelompok harus bekerja sama dengan baik
meningkat, dapat dilihat pada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi
aktif menanggapi permasalahan yang ada, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
aktif berdiskusi bersama-sama dalam Seperti penelitian yang dilakukan Suharni
kelompok, aktif mempresentasi di depan (2013) model PBL dapat meningkatkan
kelasdan menjawab. Pada Siklus I dapat motivasi belajar siswa [9].
menunjukkan bahwa, dalam hal sikap peserta