(Manajemen Risiko Asuransi Syariah - Takaful Life)
(Manajemen Risiko Asuransi Syariah - Takaful Life)
12 Desember 2015
Hifi Saniatusilma
Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : hifisania@gmail.com
Noven Suprayogi
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : noven.suprayogi@feb.unair.ac.id
ABSTRACT:
The purpose of this study is to find out the risk management of tabarru' funds. As an
institution that works to manage risk, islamic insurance has a duty to manage the tabarru’
funds. There is the possibility of a risk at tabarru’ fund. So, islamic insurance institution have a
duty for risk management process of tabarru’ funds. This study uses a qualitative approach.
Data research obtained by interview and documentation with the head and the deputy of
Al Amin Surabaya branch. The results of this study, PT. Asuransi Jiwa Syariah Al Amin was
execute the risk management process implemented by the four stages. Risk identification
through underwriting limit process; rank the risk based on impact and complexity of risk;
control risks by self retention; and response to the risk through change of insurance rates,
products diversification and sharing of risk with reinsurance.
Keywords : Insurance, Risk Management, Tabarru’ Fund, Asuransi Jiwa Syariah Al Amin.
1002
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1003
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Bagaimanakah manajemen risiko dana
tabarru’ pada PT. Asuransi Jiwa Syariah Al
Amin ?
risiko dana tabarru’ pada PT. Asuransi Jiwa qalīlam mimmā ta’kulūn. ṡumma ya’ti mim
1004
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
tuhshinūn. ṡumma ya’tī min ba’di żālika‘ā peserta yang tidak bersifat dan bukan
mun fihi yughāṡun-nāsu wa fihi ya’ṣirūn. untuk tujuan komersial. Sedangkan akad
“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam wakalah bil ujrah adalah akad tijarah
tujuh tahun (lamanya) sebagaimana yang memberikan kuasa kepada
biasa; Maka apa yang kamu tuai perusahaan sebagai wakil peserta untuk
hendaklah kamu biarkan dibulirnya mengelola dana tabarru’ dan/atau dana
kecuali sedikit untuk kamu makan. investasi peserta sesuai kuasa atau
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh wewenang yang diberikan, dengan
tahun yang Amat sulit, yang imbalan berupa ujrah (fee). Berikut
menghabiskan apa yang kamu simpan merupakan gambaran megenai akad
untuk menghadapinya (tahun sulit), yang digunakan antara sesama peserta
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang asuransi serta akad antara peserta dan
kamu simpan. Kemudian setelah itu akan perusahaan asuransi sebagai operator.
datang tahun yang padanya manusia
diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa
itu mereka memeras anggur." (QS.
Yusuf:47-49).
Prinsip mendasar yang diterapkan
dalam operasional asuransi syariah
berbeda dengan asuransi konvensional. Sumber : Aziz. 2011. Islamic Financial
System Principles & Operation. ISRA
Asuransi syariah dibangun di atas pondasi
Gambar 1.
dan prinsip kuat yang meliputi tauhid Contract Among Takaful Participant
(unity), keadilan (justice), tolong-
menolong (ta’awun), kerja sama
(cooperation), amanah (trustworthly/al-
amanah), kerelaan (al-ridha), larangan
riba, larangan maisir (judi), larangan
gharar (ketidakpastian)(Ali,2004:125-134).
Dalam PMK No. 18 Tahun 2010 Sumber : Aziz. 2011. Islamic Financial
System Principles & Operation. ISRA
Tentang Prinsip Usaha Asuransi Syariah,
Gambar 2.
bahwa perusahaan asuransi menerima Contract Between Participant and
Takaful Operators
dana dari peserta dengan dua akad,
yakni akad tabarru’ dan akad wakalah bil Menurut Puspitasari:2012, dana
ujrah. Akad tabarru’ adalah akad hibah tabarru’ adalah dana hibah yang
dalam bentuk pemberian dana dari satu dikumpulkan oleh peserta sebagai dana
peserta kepada dana tabarru’ untuk tolong menolong (dana kebajikan) untuk
tujuan tolong menolong di antara para membantu peserta yang sedang
1005
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
mendapatkan musibah. Dana tabarru’ ini pada saat ini. Salim (1998:4) menuliskan
akan dikumpulkan dalam akun khusus bahwa risiko adalah ketidakpastian atau
yang disebut dengan kumpulan dana uncertainly yang mungkin melahirkan
peserta tabarru’ dan secara otomatis kerugian. Sedangkan manajemen risiko
dana tabarru’ menjadi aset kelompok adalah suatu bidang ilmu yang
dana peserta tabarru’ (DPT). Karena sifat membahas tentang bagaimana suatu
dana tabarru’ adalah amanah yang organisasi menerapkan ukuran dalam
diberikan oleh peserta kepada memetakan takaran berbagai
perusahaan, sehingga harus dikelola oleh permasalahan yang ada dengan
perusahaan dengan berpegang pada menempatkan berbagai pendekatan
prinsip Islami. manajemen secara komperhensif dan
Dalam Surat Keputusan Direktur sistematis (Fahmi,2013:2-3). Diterapkannya
Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) No. manajemen risiko pada suatu perusahaan
Kep 4499/LK/2000 Tentang Jenis Penilaian atau organisasi memungkinkan
dan Pembatasan Investasi Perusahaan perusahaan untuk menerima risiko yang
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi lebih kecil dari yang seharusnya.
Dengan Sistem Syariah terdiri dari Deposito Manajemen risiko umumnya dilakukan
dan sertifikat deposito syariah, SWBI, melalui beberapa tahapan. Menurut
Saham syariah, Obligasi syariah, Surat Hopkin dalam Iqbal (2006:20) berikut
berharga syariah, Unit penyertaan disiplin manajemen risiko yang telah
reksadana syariah, Penyertaan langsung sejalan dengan ajaran Islam :
syariah, Bangunan atau tanah dengan 1. Identifikasi Risiko
bangunan untuk investasi, Pembiayaan Kegiatan identifikasi risiko sangat
kepemiikan tanah atau bangunan, penting, pada tahap awal, pihak
kendaraan bermotor, dan barang modal manajemen perusahaan melakukan
dengan skema murabahah (jual beli tindakan berupa identifikasi atau
dengan pembayaran ditanggukan), pengenalan setiap bentuk risiko yang
Pembiayaan modal kerja dengan skema dialami perusahaan. Identifikasi dapat
mudharabah (bagi hasil), serta Pinjaman dilakukan dengan cara melihat potensi-
polis. potensi risiko yang sudah terlihat dan yang
Manajemen Risiko akan terlihat atau dengan menelusuri
Fahmi (2013:2) menjelaskan bahwa sumber risiko sampai terjadinya peristiwa
risiko diartikan sebagai bentuk keadaan yang tidak di inginkan. Selama proses
ketidakpastian tentang suatu keadaan pengenalan risiko terdapat beberapa
yang akan terjadi nantinya (future) pertanyaan penting yang perlu dijawab,
dengan keputusan yang diambil yakni apa yang bisa salah (dikenal
berdasarkan berbagai pertimbangan sebagai hazard risk), apa yang perlu
1006
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1007
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1008
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1009
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1010
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1011
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Syariah maupun BPRS yang berjumlah 14 Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan
bank. Prinsip Syariah. Perusahaan telah
3. Mengendalikan Atau Mengurangi menjalankan apa yang telah ditetapkan
Risiko oleh regulator dalam hal pencadangan
Mengendalikan risiko adalah dana. Dalam peraturan tersebut
tindakan perusahaan dalam memperbaiki pencadangan mencakup risiko yang
risiko untuk mencapai standar dan tingkat berkaitan dengan klaim, risiko reasuransi,
yang dapat diterima. Perihal rasio klaim beberapa risiko lain. Sehingga risiko-risiko
tinggi, perusahaan memiliki kebijakan tersebut dibiayai melalui cadangan dana
untuk melakukan pengusulan dengan besaran yang telah ditentukan.
peningkatkan kontribusi asuransi. Hal Pembahasan
tersebut dilakukan dengan cara merubah Pembahasan ini akan menjelaskan
rate (tariff) asuransi. Keputusan atau fenomena yang muncul dalam penelitian
tindakan yang diambil oleh perusahaan manajemen risiko dana tabarru’ Asuransi
dengan meningkatkan tariff kontribusi Jiwa Syariah Al Amin yang antara lain :
tersebut dimaksudkan pada akhirnya 1. Underwriting limit sebagai cara untuk
akan memberikan dampak kepada dana mengidentifikasi risiko
tabarru’ yang semakin meningkat dan Perusahaan mengidentifiksi risiko
rasio klaim yang tinggi diharapkan akan dengan kebijakan yang dapat melihat
semakin menurun. Jika dalam evaluasi potensi-potensi risiko yang akan timbul.
didapati bahwa akumulasi dana tabarru’ Proses tersebut disebut sebagai seleksi
lebih kecil dibandingan dengan klaim risiko yang antara lain terdiri dari proses
yang ada, perusahaan dapat underwriting limit. Menurut Ali (2004:89),
menjalankan tindakan berupa underwriting disebut juga seleksi risiko,
penyesuaian tariff asuransi. adalah proses penaksiran dan
4. Pendanaan Risiko penggolongan tingkat risiko yang
Pendanaan risiko adalah terdapat pada seorang calon
bagaimana mendanai kerugian jika suatu tertanggung. Underwriting limit bertujuan
risiko muncul. Salah satunya adalah untuk mengetahui potensi risko calon
regulasi yang berkaitan dengan peserta yang didasarkan pada dua faktor
pencadagan dana oleh BAPEPAM LK No : yakni usia calon peserta dan plafond
PER-07/BL/2011 tentang Pedoman pembiayaan yang diambil. Underwriting
Perhitungan Jumlah Dana Yang limit yang telah ditentukan perusahaan
Diperlukan Untuk Mengantisipasi Risiko dilaksanakan oleh bank rekanan namun
Kerugian Dana Tabarru’ dan Perhitungan dengan dikontrol oleh kantor cabang.
Jumlah Dana Untuk Mengantisipasi Risiko Kantor cabang memiliki kewenangan
Kerugian Dalam Penyelenggaraan Usaha untuk melakukan akseptasi kepesertaan
1012
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1013
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1014
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1015
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1016
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
a. Meninjau dari fungsi dan Brown, Jane Lightcap dan L Falk. 2002.
pemanfaatan dana tabarru’, terdapat Administrasi Asuransi, Penerjemah
empat potensi risiko yakni risiko beban Nurmansyah Taufik. Loma.
klaim, risiko investasi, risiko likuiditas Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data
serta risiko kegagalan reasuradur. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali
Cara dalam mengidentifikasi risiko Pers.
dengan menggunakan metode Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen
underwriting limit SPAPP. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
b. Rangking risiko didasarkan pada Darmawi, Herman. 1999. Manjemen Risiko.
kompleksitas dan dampak yang Jakarta: Bumi Aksara.
ditimbulkan. Djojosoedarso, Soeisno. 1999. Prinsip-Prinsip
c. Menetapkan retensi sendiri sebesar Manajemen Risiko dan Asuransi.
20% sesuai peraturan BAPEPAM LK No : Jakarta: Salemba Empat.
PER-07/BL/2011. Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Risiko
d. Respon terhadap risiko berupa Teori, Kasus dan Solusi. Bandung:
diversifikasi (untuk pemasaran produk Alfabeta.
dan investasi), perubahan tariff Hanafi, M Mamduh. 2012. Manajemen
asuransi, membagi risiko dengan Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
pihak reasuransi serta pendanaan Iqbal, Muhaimin. 2006. Asuransi Umum
risiko melalui pencadangan dana. Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Nasution S. 2006. Metode Research
DAFTAR PUSTAKA (penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi
Al-Quran Dan Terjemahnya. 1983. Hak Aksara.
Penterjemah Pada DEPAG RI Jakarta. Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian
Ali, Hasan. 2004. Asuransi Perspektif Hukum Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Islam. Jakarta: Prenada Media. Mada University Press.
Ali, Zainudin. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin.
Jakarta: Sinar Grafika. 2009. Current Issues Lembaga
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Keuangan Syriah. Jakarta : Kencana
Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Prenada Media Grup.
Aziz, Akhtarzaite Abdul, et al. 2011. Islamic Puspitasari, Novi. 2012. Model Proporsi
Financial System Principles & Operation. Tabarru’ Dan Ujrah Pada Bisnis Asuransi
Kuala Lumpur: International Shari’ah Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal
Research Academy For Islamic Finance Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
(ISRA). Vol 9 No. 1.
1017
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
1018