RS MUTIARA HATI RSMH/SPO/PPI/051 1 1/2 MOJOKERTO Ditetapkan Direktur RS Mutiara Hati STANDAR Tanggal Terbit PROSEDUR OPERASIONAL 12 Januari 2018 drg. Endah Sih Wilujeng NIK 2017.01.12 Pengertian Suatu kategori kejadian tidak diharapkan berupa terbukanya pertahanan tubuh karena benda tajam dan atau selaput mukosa tubuh yang kontak langsung dengan benda atau cairan yang diduga terkontaminasi terhadap mikroorganisma patogen Tujuan 1. pemantauan terhadap karyawan yang terpajan 2. mencegah terjadinya morbiditas Kebijakan Pengawasan khusus pada KTD pajanan dilaksanakan untuk menekan angka kejadian angka morbiditas dan mencapai zero accident dengan cara memberikan follow up dan back up kebijakan managerial berupa prosedur kerja dan pengadaan obat PPP ( Profilaksis Pasca Pajanan ) Prosedur Pertolongan pertama : Jangan panik 1. Luka tusuk : bilas luka dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik selama 5 menit Tutup luka dengan dressing berikan antiseptik pada luka dan daerah sekitar kulit dengan : Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 menit atau Alkohol 70% selama 3 menit 2. pajanan terhadap mukosa mulut : ludahkan kemudian berkumur selama 1 menit 3. pajanan terhadap mukosa mata : irigasi dengan air mengalir atau larutan garam fisiologis (normal saline 0,9 % selama 5 menit 4. pajanan terhadap mukosa hidung : hembuskan dan bilas dengan air Jangan dihisap dengan mulut atau ditekan 5. Catat dan laporkan kepada Komite PPI, Tim K3, Atasan langsung Dokter IGD 7. Perlakukan sebagai keadaan darurat à Obat PPP harus diberikan sesegera mungkin bila diperlukan dalam 1-2 jam (PPP setelah 72 jam tidak efektif ) 8. Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski hingga maksimal satu minggu setelah kejadian 9. Pemberian PPP berdasarkan : derajat pajanan, status infeksi dari sumber pajanan, ketersediaan obat PPP 10. Dokumentasi dengan mengisi formulir pajanan 11. Tindak lanjut PPI dan atau K3 menentukan Kategori Pajanan ( KP ) cari tahu tentang : sumber pajanan berupa darah, cairan terkontaminasi atau bahan lain yang berpotensi menularkan infeksi HIV ( OPIM : Other Potensial Infectious Material ) atau alat kesehatan yang tercemar dengan salah satu bahan tersebut, jika : 12. TIDAK : tidak perlu PPP 13. YA : macam pajanan a. Kulit tidak utuh atau selaput lendir : Sedikit : KP 1 Banyak : KP 2 b. Kulit utuh : tidak perlu PPP c. Pajanan perkutaneus Ringan : KP 2 mis: jarum solid atau goresan superfisial Berat : KP 3 mis jarum besar bersaluran, tusukan dalam, terlihat darah, jarum bekas pakai pasien 15. Tindak lanjut komite PPI dan atau K3 menentukan Kategori Status HIV (KS HIV) cari tahu bagaimana status HIV dari sumber pajanan a. HIV ( - ) : tidak perlu PPP b. Tidak diketahui sumbernya : KS HIV tidak tahu : tidak perlu PPP perlu telaah kasus per kasus c. HIV ( + ) : Pajanan dengan titer rendah mis : asimtomatik dan CD 4 tinggi : KS HIV 1 Pajanan dengan titer tinggi mis. AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL yang meningkat atau tinggi atau CD 4 rendah : KS HIV 2 16. Tentukan pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis : AZT ( zidovudin ) : 3 X 200 mg atau 2 X 300 mg 3 CT ( Lamifudin ) : 2 X 150 mg Nevirapine :3 X 800 mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, banyak minum, diet rendah lemak I. Instalasi terkait 1. Seluruh Instalasi pelayanan medis 2. Seluruh Instalasi pelayanan keperawatan 3. Seluruh Instalasi penunjang 4. Instalasi laboratorium 5. Cleaning service 6. Tim K3 RS.