Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

Topik :

Sasaran :

Tempat :

Hari / Tanggal :

Waktu :

A. Latar Belakang

Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri yang menimbulkan disabilitas


yang cukup luas, serta dicirikan oleh suatu siklus kekambuhan dan remisi.
Sampai saat ini para ahli belum mendapatkan kesepakatan tentang definisi baku
dari kekambuhan skizofrenia. Insiden kambuh pasien skizofrenia sangat tinggi,
yaitu berkisar 60%-75% setelah suatu episode psikotik jika tidak diterapi. Pasien
skizofrenia yang tidak teratur minum obat mengalami kekambuhan sebesar 74%,
di antaranya memerlukan rehospitalisasi sebasar 71% [ CITATION Mub19 \l 1033 ].
Kekambuhan adalah suatu keadaan dimana timbulnya kembali suatu
penyakit yang sudah sembuh dan disebabkan oleh berbagai macam faktor
penyebab [ CITATION Mub19 \l 1033 ]. Prevalensi kekambuhan pada gangguan jiwa
kronis diperkirakan mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama, dan 79%
pada tahun kedua, dan secara global angka kekambuhan pada pasien gangguan
jiwa ini mencapai 50% hingga 92% yang disebabkan karena ketidakpatuhan
dalam berobat maupun karena kurangnya dukungan dan kondisi kehidupan yang
rentan dengan peningkatan ansietas (Sheewangisaw, 2012). Kekambuhan biasa
terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk sebelum mereka kambuh (Nadeed
& Rahman, 2012).
Beberapa penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia
antara lain: pemberian neuroleptik, onset dan previous course (akut/kronis,
manifestasi awal, upaya bunuh diri, dan faktor presipitasi), psikopatologi (tipe
residual, gejala afektif, sindrom paranoid, halusinasi, gejala negatif), pengalaman
hidup (pengalaman traumatik, gangguan psikiatrik dan perkembangan saat anak),
social adjustment (status perkawinan, pekerjaan, pengalaman seksual, dan tingkat
pendidikan), kepribadian premorbid, situasi emosi keluarga (ekspresi emosi
keluarga yang tinggi/rendah), faktor biologi (genetik, pria/ wanita, dan umur)
dari penderita[ CITATION Mub19 \l 1033 ].
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna [ CITATION Mub19 \l 1033 ]
menunjukkan bahwa klien gangguan jiwa mengalami onset kekambuhan
sebanyak 55,3%. Lebih lanjut hasil penelitian Rusmiati (2012) bahwa klien
gangguan jiwa pernah kambuh setidaknya 1 kali sebanyak 55,3%, pasien pernah
mengalami kambuh sebanyak 23,3%, klien mengalami frekuensi kekambuhan 2
kali sampai 5 kali sebanyak 23,3%, dan klien mengalami frekuensi kekambuhan
lebih dari 5 kali sebanyak 23,3%. Konsekuensi yang ditimbulkan dari
kekambuhan klien gangguan jiwa akan berdampak pada klien tersebut maupun
keluarga klien (Stuart, 2013).
Klien yang kambuh membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali
pada kondisi semula dan dengan kekambuhan yang berulang, kondisi penderita
bisa semakin memburuk dan sulit untuk kembali ke keadaan semula (Elain,
2010).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai kepatuhan minum obat
pada pasien skizofrenia paranoid, diharapakan pasien yang dirawat di Rumah
Sakit Jiwa Singkawang dapat mematuhi dan mengerti cara meminum obat
dengan benar secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pentingnya minum obat secara teratur
a. Untuk mengetahui tanda dan gejala kekambuhan penyakit
b. Untuk mengetahui cara meminum obat dengan benar
c. Untuk menjegah kekambuhan penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Mubin, M. F., & Liviana. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan
Kekambuhan Pasien Skizofrenia paranoid. Jurnal Farmasetis, 8(1), 21-24.
Elain, M. Edelman. (2010). Patients’ Perception of Family Involvement and Its
Relationship to Medication Adherence for Persons with Schizophrenia and
Schizoaffective Disorders. Journal. New Jersey: The State University of New
Jersey.
Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi.5. Jakarta: EGC
Sheewangisaw, Z. (2012). Prevalence and Associated Factors of Relapse in Patent
with Schizophernia At Amanuel Mental Specialized Hospital. Congress on
Public Health, 1(1), 1-10
Rusmiati. (2012). Hubungan Pola komunikasi Keluarga dengan frekuensi
Kekambuhan Klien Perilaku Kekerasan di RSJD Dr. Amini Gondohutomo
Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1.
Nadeed & Rahman, M. (2012). Factors contributing the outcome of Schizophrenia in
developing and developed countries: A brief review. International Current
Pharmateutical Journal, 1(2), 81-85 .

Anda mungkin juga menyukai