Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Cendikia Muda

Volume 1, Nomor 4, Desember 2021


ISSN : 2807-3649

PENERAPAN SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA


DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI KECAMATAN
METRO UTARA

IMPLEMENTATION OF DIABETES FOOT EXERCISE TOWARDS REDUCTION OF


BLOOD SUGAR LEVELS OF TYPE II DIABETES MELLITUS PATIENTS IN THE
WORK AREA OF UPTD PUSKESMAS INATTENTION OF BANJARSARI
SUB-DISTRICT METRO NORTH

Desi Pratiwi1, Sri Nurhayati2, Janu Purnomo3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: desipratiwi121299@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes melitus yaitu suatu kelainan pada seseorang yang ditandai naiknya kadar glukosa dalam
darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena kekurangan insulin. Hiperglikemia jangka panjang
dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit ginjal dan mata) dan
komplikasi neuropatik. Penatalaksanaan diabetes melitus bertujuan menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah untuk mengurangi komplikasi yang ditimbulkan akibat DM dengan cara
menjaga kadar glukosa dalam batas normal tanpa terjadi hipoglikemia serta memelihara kualitas
hidup yang baik. Penatalaksanaan yang akan diterapkan penulis pada karya tulis ilmiah ini yaitu
penerapan senam kaki diabetes. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus
(case study). Subyek yang digunakan yaitu dua pasien dengan deabetes melitus. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan terjadi penurunan kadar
gula darah pada subyek I (Ny. W) dari 395 mg/dl menjadi 185 mg/dl dan pada subyek II (Tn. K)
dari 235 mg/dl menjadi 160 mg/dl. Kesimpulan penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan
penerapan senam kaki diabetes selama 3 hari, terjadi penurunan kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus. Bagi pasien diabetes melitus hendaknya dapat melakukan penerapan senam kaki
secara mandiri untuk membantu menurunkan atau mengontrol kadar gula darah.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Kadar Gula Darah, Senam Kaki Diabetes.

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a disorder in a person characterized by increased levels of glucose in the blood
(hyperglycemia) caused by a lack of insulin. Long-term hyperglycemia may contribute to chronic
microvascular complications (kidney and eye disease) and neuropathic complications.
Management of diabetes mellitus aims to normalize insulin activity and blood glucose levels to
reduce complications caused by diabetes by maintaining glucose levels within normal limits
without hypoglycemia and maintaining a good quality of life. The management that will be applied
by the author in this scientific paper is the application of diabetic foot exercises. The design of this
scientific paper uses a case study design. The subjects used were two patients with diabetes
mellitus. Data analysis was carried out using descriptive analysis. The results showed a decrease in
blood sugar levels in subject I (Mrs. W) from 395 mg/dl to 185 mg/dl and in subject II (Mr. K)
from 235 mg/dl to 160 mg/dl. The conclusion of the application showed that after the application
of diabetic foot exercises for 3 days, there was a decrease in blood sugar levels in patients with
diabetes mellitus. For patients with diabetes mellitus, they should be able to apply foot exercises
independently to help lower or control blood sugar levels.

Keywords : Diabetes Mellitus, Blood Sugar Levels, Diabetes Foot Exercises.

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 512


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

PENDAHULUAN nasopharyngitis (Common Cold) 1118

Diabetes melitus yaitu suatu kelainan penderita, hipertensi primer 528

pada seseorang yang ditandai naiknya penderita, acute pharyngitis 418

kadar glukosa dalam darah penderita, acute upper respiratory 293

(hiperglikemia) yang diakibatkan karena penderita, hipertensi sekunder 293

kekurangan insulin1. World Health penderita, diabetes melitus 265 penderita,

Organization (WHO) menyatakan bahwa arthrosis 254 penderita, diseases of pulp

jumlah orang dengan diabetes meningkat and periapical tissuses 226 penderita,

dari 108 juta penderita pada tahun 1980 dan myalgia 213 penderita. Jumlah

menjadi 422 juta penderita pada tahun kunjungan penderita diabetes melitus

2014. Pada tahun 2016, diperkirakan 1,6 pada bulan Januari sampai Mei tahun

juta kematian secara langsung 2021 yaitu 198 penderita4.

disebabkan oleh diabetes 2. Diabetes melitus merupakan sekumpulan

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar gangguan metabolik yang ditandai

(Riskesdas) tahun 2018, prevalensi dengan peningkatan kada glukosa darah

diabetes melitus berdasarkan diagnosis (hiperglikemia) akibat kerusakan pada

dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun di sekresi insulin, kerja insulin, atau

Indonesia pada tahun 2013 yaitu 1,5 % keduanya. Tiga komplikasi akut utama

dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 diabetes terkait ketidakseimbangan kadar

menjadi 2,0%. Sedangkan hasil glukosa yang berlangsung dalam jangka

Riskesdas di Provinsi Lampung pada waktu pendek ialah hipoglikemia,

tahun 2018 prevelensi diabetes melitus ketoasidosis. Hiperglikemia jangka

berdasarkan diagnosis dokter yaitu 0.99 panjang dapat berperan menyebabkan

%3. komplikasi mikrovaskular kronik


(penyakit ginjal dan mata) dan
Berdasarkan data sepuluh penyakit 5
komplikasi neuropatik .
terbanyak di UPTD Puskesmas Rawat
Inap Banjarsari Kecamatan Metro Utara Penatalaksanaan diabetes melitus

Tahun 2020, diabetes melitus menempati bertujuan menormalkan aktivitas insulin

urutan ke-7 dengan jumlah 265 penderita. dan kadar glukosa darah untuk

Sepuluh penyakit terbanyak di UPTD mengurangi komplikasi yang ditimbulkan

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari akibat DM dengan cara menjaga kadar

Kecamatan Metro Utara secara berurutan glukosa dalam batas normal tanpa terjadi

yaitu dyspepsia 1148 penderita, acute hipoglikemia serta memelihara kualitas

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 513


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

hidup yang baik. Ada lima komponen METODE


dalam penatalaksanaan diabetes tipe II Desain karya tulis ilmiah ini
yaitu terapi nutrisi (diet), latihan fisik menggunakan desain stadi kasus (case
(olahraga), terapi farmakologi dan study). Subyek yang digunakan dalam

pendidikan6. studi kasus yaitu pasien dengan diabetes


melitus yang terdiri dari 2 pasien.
Senam kaki diabetes adalah senam Instrumen yang digunakan dalam
aerobic low impact dan ritmis dengan pengumpulan data meliputi standar
gerakan yang menyenangkan, tidak operasional prosedur (SOP) senam kaki
membosankan dan dapat diikuti semua diabetes, glukometer, stik glukometer
kelompok umur sehingga menarik dan lembar observasi kadar gula darah.
antusiasme kelompok dalam klub-klub HASIL
diabetes. Senam kaki diabetes dapat Gambaran subyek penerapan yang
meningkatkan kesegaran jasmani dan didapatkan pada saat pengkajian sesuai
6
nilai aerobik yang optimal . dengan tahapan rencana penerapan
adalah sebagai berikut:
Senam kaki diabetes berperan utama
Tabel 1 Gambaran Subyek I
dalam pengaturan kadar glukosa darah.
Data Subyek I
Masalah utama pada DM tipe II adalah Nama Ny. W
kurangnya respons reseptor terhadap Usia 60 tahun
Pendidikan SD
insulin (resistensi insulin). Adanya Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
gangguan tersebut menyebabkan insulin Tanggal 23 Juni 2021
pengkajian
tidak dapat membantu tranfer glukosa ke Riwayat Klien mengatakan men-
kesehatan derita diabetes melitus
dalam sel. Permeabilitas membran sebelumnya sejak tahun 2015 atau 6
meningkat pada otot yang berkontraksi, tahun yang lalu, di dalam
keluarga klien tidak ada
sehingga saat latihan jasmani resistensi yang menderita penyakit
deabetes seperti klien.
insulin berkurang sementaran sensitivitas Klien mempunyai riwayat
insulin meningkat. Sehingga latihan penyakit hipertensi

jasmani yang teratur dapat memperbaiki Keluhan saat Klien mengatakan sering
6 ini ke fasilitas kesehatan untuk
pengaturan glukosa darah dan sel . memeriksakan kesehatan-
nya, klien mengatakan
Tujuan penerapan senam kaki diabetes rutin mengkonsumsi obat
adalah untuk membantu menurunkan penurun gula. Klien tidak
mengetahui tentang
kadar gula darah pada pasien diabetes bagaimana penanganan
dan penatalaksanaan
melitus. diabetes melitus untuk
dirumah kecuali meng-

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 514


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

konsumsi obat. Klien Pengkajian dan penerapan senam kaki


mengatakan setelah ter-
diagnosa diabetes melitus pada subyek I (Ny. W) dilakukan pada
klien selalu merasa lemas tanggal 23 sampai dengan 25 Juni 2021
sehingga klien hanya
menghabiskan waktunya dan pada subyek II (Tn. K) pada tanggal
dengan berbaring ditempat
tidur. Saat dilakukan 22 sampai dengan 24 Juni 2021. Adapun
pemeriksaan GDS hasil pengkajian GDS pada kedua subyek
didapatkan hasil 395 mg/dl
dan tekanan darah klien dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
160/98 mmHg.
Tabel 3 Hasil Pengecekan GDS
Sebelum dan Setelah
Tabel 2 Gambaran Subyek II Intervensi
Data Subyek II Subyek I Subyek II
Kegiatan
Nama Tn. K (Ny. W) (Tn. K)
Usia 66 tahun Sebelum
Pendidikan Sarjana Penerapan 395 mg/dl 235 mg/dl
Pekerjaan Pensiunan PNS Hari Pertama
Tanggal 22 Juni 2021 Setelah
pengkajian Penerapan 185 mg/dl 160 mg/dl
Riwayat Klien mengatakan men- Hari Ketiga
kesehatan derita diabetes melitus
sebelumnya sejak tahun 2016 atau 5
tahun yang lalu, di dalam PEMBAHASAN
keluarga klien terdapat
yang menderita penyakit 1. Karakteristik Subyek
deabetes seperti klien yaitu
ibu klien. Saat dilakukan Karakteristik kedua subyek dalam
pemeriksaan GDS penerapan ini (Ny. W dan Tn. K)
didapatkan hasil 235
mg/dl.
yang dapat mempengaruhi terjadinya
Keluhan saat Klien mengatakan sering diabetes melitus adalah sebagai
ini ke fasilitas kesehatan untuk
berikut:
memeriksakan kesehatan-
nya, klien mengatakan
rutin mengkonsumsi obat
a. Usia
penurun gula. Penata- Usia subyek dalam penerapan ini
laksanaan hipertensi untuk
yaitu subyek I (Ny. W) berusia 60
dirumah yang klien ketahui
hanya mengkonsumsi obat. tahun dan subyek II (Tn. K)
Klien mengatakan setelah
berusia 66 tahun. Faktor usia yang
terdiagnosa diabetes
melitus klien masih tetap berisiko menderita DM tipe 2
beraktivitas seperti biasa- adalah usia diatas 30 tahun, hal ini
nya yaitu berkebun. Saat
dilakukan pemeriksaan karena adanya perubahan
GDS didapatkan hasil 235 anatomis, fisiologis dan biokimia.
mg/dl dan tekanan darah
klien 130/90 mmHg. Perubahan dimulai dari tingkat sel,
kemudian berlanjut pada tingkat
jaringan dan akhirnya pada tingkat

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 515


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

organ yang dapat mempengaruhi DM tipe 29. Riwayat keluarga


homeostasis6. Diabetes Melitus, dengan DM tipe II, akan
biasanya terdiagnosis setelah usia mempunyai peluang menderita
40 tahun dan cenderung meningkat
DM sebesar 15% dan resiko
diatas usia 65 tahun7.
mengalami intoleransi glukosa
Peningkatan resiko diabetes sesuai
yaitu ketidakmampuan dalam
dengan usia, khususnya pada usia
metabolisme karbohidrat secara
lebih dari 40 tahun, hal ini terjadi
karena fungsi tubuh secara normal sebesar 30%6.
fisiologis menurun karena terjadi Hasil penelitian sebelumnya
penuaan sehingga kemampuan tentang hubungan riwayat garis
fungsi tubuh seperti sel β pankreas keturunan dengan usia terdiagnosis
dalam memproduksi insulin diabetes melitus tipe II,
terhadap pengendalian glukosa
menunjukkan sebanyak 21%
darah yang tinggi kurang optimal8.
responden memiliki riwayat garis
Berdasarkan uraian diatas menurut
keturunan DM dari ayah, 54,9%
analisa penulis bahwa diabetes
responden memiliki riwayat garis
melitus dapat terjadi setelah usia
diatas 30 tahun atau lebih. Subyek keturunan DM dari ibu dan 23,5%
dalam penerapan yaitu Ny. W memiliki riwayat garis keturunan
berusia 60 tahun dan Tn. K berusia DM dari ayah dan ibu. Uji statistik
66 tahun, sehingga kedua subyek Korelasi Pearson menunjukkan
berisiko mengalami diabetes hasil nilai p=0,288 yang artinya
melitus.
tidak ada hubungan antara garis

b. Faktor Keturunan (Genetik) keturunan dengan usia terdiagnosis

Subyek ke II (Tn. K) dalam karya DM10.

tulis ilmiah ini mempunyai riwayat Berdasarkan uraian diatas menurut

diabetes melitus di dalam analisa penulis diabetes melitus


keluarganya yaitu dari ibu subyek dapat terjadi karena faktor

yang sudah meninggal karena keturunan. Subyek dalam

penyakit diabetes yang dideritanya. penerapan ini yaitu subyek II (Tn.

Riwayat diabetes melitus pada K) mempunyai riwayat diabetes

orang tua dan saudara kandung, melitus di dalam keluarganya yaitu

anak dari penyandang akan dari ibu subyek yang sudah

memiliki peningkatan risiko dua meninggal sehingga subyek II (Tn.

hingga empat kali menyandang K) lebih berisiko mengalami

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 516


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

deabetes melitus berdasarkan secara maksimal, dan


faktor keturunan dibandingkan menyebabkan penurunan kadar
11
subyek I (Ny. W). gula darah .
Berdasarkan uraian diatas menurut
c. Aktivitas fisik analisa penulis diabetes melitus
Subyek ke I (Ny. W) dalam karya dapat terjadi karena tidak adanya
tulis ilmiah ini setelah terdiagnosa aktivitas. Subyek dalam ke II (Ny.
diabetes melitus klien selalu W) dalam karya tulis ilmiah ini
merasa lemas sehingga klien hanya setelah terdiagnosa diabetes
menghabiskan waktunya dengan melitus klien selalu merasa lemas
berbaring ditempat tidur. Salah sehingga klien hanya
satu faktor risiko terjadinya menghabiskan waktunya dengan
diabetes melitus (DM) tipe 2 yaitu berbaring ditempat tidur sehingga
9 subyek I (Ny. W) lebih berisiko
tidak adanya aktivitas fisik .
Aktivitas fisik berdampak terhadap mengalami deabetes melitus
aksi insulin pada orang yang berdasarkan aktivitas fisik
berisiko DM. Kurangnya aktivitas dibandingkan subyek II (Tn. K).
merupakan salah satu faktor yang
ikut berperan yang menyebabkan d. Tekanan Darah
Subyek dalam penerapan ini yaitu
resistensi insulin pada DM tipe 26.
subyek I (Ny. W) mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian
riwayat penyakit hipertensi,
sebelumnya tentang hubungan
tekanan darah pada saat pengkajian
aktivitas fisik dengan kejadian
diabetes melitus pada pasien yaitu 160/98 mmHg. Seseorang

Rawat Jalan di Rumah Sakit yang berisiko menderita DM


adalah mempunyai tekanan darah
Umum Daerah Kota Bitung,
tinggi (hipertensi) yaitu tekanan
menunjukkan bahwa terdapat
darah ≥140/90 mmHg. Hipertensi
hubungan antara aktivitas fisik
yang tidak dikelola dengan baik
dengan kejadian diabetes melitus
akan mempercepat kerusakan pada
pada pasien rawat jalan di Poli
Interna RSUD Bitung dengan nilai ginjal dan kelainan

p value=0.026. Aktivitas fisik kardiovaskuler6.


Berdasarkan uraian diatas menurut
merupakan suatu kegiatan yang
analisa penulis risiko terjadinya
dapat dilakukan oleh setiap orang.
diabetes melitus sering terjadi pada
Setiap orang yang melakukan
pasien dengan hipertensi ≥140/90
aktivitas fisik, maka otot akan
mmHg. Subyek I (Ny. W) dalam
meningkatkan pembakarn glukosa
penerapan memiliki riwayat

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 517


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

hipertensi sehingga lebih berisiko mempengeruhi tingkat aktivitas


mengalami diabetes melitus fisiknya13.
berdasarkan tekanan darah Berdasarkan uraian diatas menurut
dibandingkan subyek II (Tn. K). analisa penulis status pekerjaan
dapat menjadikan seseorang
e. Pekerjaan berisiko terkena penyakit baik
Subyek dalam penerapan ini yaitu secara langsung maupun tidak
subyek I (Ny. W) bekerja sebagai langsung, yang salah satu contonya
ibu rumah tangga namun saat penyakit diabetes, sehingga kedua
terdiagnosa diabetes melitus subyek dalam penerapan ini
subyek I (Ny. W) banyak berisiko mengalami diabetes
menghabiskan waktunya ditempat melitus.
tidur, sedangkan subyek II (Tn. K)
merupakan pensiunan PNS. f. Tingkat Pendidikan
Pekerjaan dalam pemenuhan Tingkat pendidikan subyek I (Ny.
kebutuhan dapat diukur dari W) dalam penerapan ini yaitu
bidang pekerjaan yang ditekuni Sekolah Dasar (SD), sedangkan
oleh seseorang baik pada subyek II (Tn. K) yaitu sarjana.
kelompok responden yang bekerja Meningkatnya tingkat pendidikan
sebagai PNS, Wirasuwasta, Buruh, akan meningkatkan kesadaran
ataupun IRT. Bahwa lingkungan untuk hidup sehat dan
pekerjaan dapat menjadikan memperhatikan gaya hidup dan
seseorang berisiko terkena pola makan. Pada individu yang
penyakit baik secara langsung pendidikan rendah mempunyai
maupun tidak langsung, yang salah risiko kurang memperhatikan gaya
satu contonya penyakit diabetes12. hidup dan pola makan serta apa
Penelitian yang dilakukan yang harus dilakukan dalam
sebelumnya ditemukan hasil mencegah DM13.
karakteristik pekerjaan sebesar 77 Hasil penelitian yang dilakukan
% responden penderita diabetes sebelumnya menunjukkan respon-
melitus dengan status bekerja. den yang menderita diabetes
Jenis pekerjaan dapat memicu melitus terbanyak yaitu dengan
timbulnya penyakit melalui ada tingkat pendidikan rendah 46
tidaknya aktivitas fisik didalam penderita (86,8%) sedangkan
pekerjaan, sehingga dapat dengan penderita diabetes melitus
dikatakan pekerjaan seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi
yaitu 7 (13,2%)14.

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 518


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Berdasarkan uraian diatas menurut dan pada subyek II (Tn. K) menjadi


analisa penulis semakin tinggi 160 mg/dl.
tingkat pendidikan maka akan
Pemeriksaan GDS setelah penerapan
meningkatkan kesadaran untuk
senam kaki pada kedua subyek
hidup sehat dan memperhatikan
mengalami penurunan kadar gula
gaya hidup dan pola makan.
dalam darah. Senam kaki diabetes
Subyek I (Ny. W) dalam
adalah senam aerobic low impact dan
penerapan ini dengan pendidikan
ritmis dengan gerakan yang
terakhir Sekolah Dasar (SD),
menyenangkan, tidak membosankan
sedangkan subyek II (Tn. K)
dan dapat diikuti semua kelompok
dengan pendidikan terakhir
umur sehingga menarik antusiasme
sarjana, sehingga subyek I (Ny. W)
kelompok dalam klub-klub diabetes.
lebih berisiko menderita DM
Senam kaki diabetes dapat
dibandigkan subyek II (Tn. K).
meningkatkan kesegaran jasmani dan
nilai aerobik yang optimal6.
2. Gula Darah Sebelum dan Setelah
Penerapan Senam kaki diabetes berperan utama
Diabetes melitus adalah gangguan dalam pengaturan kadar glukosa
metabolic kronik yang tidak dapat darah. Masalah utama pada DM tipe

disembuhkan, tetapi dapat dikontrol II adalah kurangnya respons reseptor

yang dikarakteristikan dengan terhadap insulin (resistensi insulin).

ketidakadekuatan penggunaan Adanya gangguan tersebut

insulin15. menyebabkan insulin tidak dapat


membantu tranfer glukosa ke dalam
Beberapa faktor yang dapat
sel. Permeabilitas membran
mempengaruhi kadar peningkatan meningkat pada otot yang
glukosa darah yaitu, kurangnya aktivitas berkontraksi, sehingga saat latihan
fisik, proses menua, kehamilan, perokok, jasmani resistensi insulin berkurang
kwalitas tidur dan stres16,17,18. sementaran sensitivitas insulin
meningkat. Sehingga latihan jasmani
Hasil pemeriksaan GDS sebelum
yang teratur dapat memperbaiki
penerapan pada subyek I (Ny. W)
pengaturan glukosa darah dan sel6.
yaitu 395 mg/dl dan pada subyek II
(Tn. K) yaitu 235 mg, terjadi Mekanisme perubahan (penurunan)
penurunan GDS setelah dilakukan kadar glukosa darah setelah
penerapan selama 3 hari yaitu pada melakukan senam kaki disebabkan
subyek I (Ny. W) menjadi 185 mg/dl oleh perubahan metabolik yang
dipengaruhi oleh lama latihan, berat

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 519


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

latihan, tingkatan kadar insulin diabetes melitus tipe II diwilayah


plasma, kadar gula darah, kadar keton, kerja Puskesmas Enemawira dengan
dan imbangan cairan tubuh. Pada saat nilai p-value sebesar 0,000.
senam kaki tubuh memerlukan energi,
sehingga pada otot yang tadinya tidak Penelitian yang sama dilakukan

aktif menjadi aktif, karena terjadi sebelumnya tentang pengaruh senam


peningkatan kebutuhan glukosa. kaki diabetes terhadap kadar gula
Kepekaan ini akan berlangsung lama, darah pasien diabetes melitus di RSU
bahkan hingga latihan telah berakhir. Serang Provinsi Banten, hasil
Pada latihan jasmani akan terjadi penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan aliran darah,
terdapat perbedaan rata-rata kadar
menyebabkan lebih banyak tersedia
gula darah sebelum dan setelah
reseptor insulin dan reseptor menjadi
dilakukan senam kaki diabetes dengan
lebih aktif sehingga terjadi
peningkatan pemakaian glukosa oleh nilai p-value sebesar 0,00121.

otot yang aktif yang pada gilirannya Penelitian selanjutnya yang dilakukan
akan mempengaruhi penurunan kadar tentang pengaruh senam kaki diabetes
19
glukosa darah . terhadap penurunan kadar gula darah
Hal ini relevan dengan penelitian pada penderita diabetes mellitus tipe
yang dilakukan sebelumnya tentang II, hasil penelitian menunjukkan
senam kaki diabetes menurunkan bahwa senam kaki diabetes
kadar gula darah pasien diabetes berpengaruh terhadap penurunan
mellitus tipe II, hasil penelitian kadar gula darah pada penderita
menunjukkan bahwa ada pengaruh diabetes melitus tipe II di Wilayah
kuat senam kaki diabetes terhadap Kerja Puskesmas Sape Kabupaten
penurunan kadar gula darah pada Bima l dengan nilai batas kritis α =
pasien diabetes mellitus tipe II dengan 0,05 (0,000 < 0,05)18.
nilai p-value sebesar 0,000. Berdasarkan hasil penerapan diatas
Penelitian yang lain dilakukan menurut analisa penulis senam kaki
sebelumnya terkait pengaruh senam dapat menurunkan atau mengontrol
kaki diabetes terhadap perubahan GDS pada pasien diabetes melitus
kadar gula darah pada pasien diabetes (DM), dikarenakan pada saat
melitus tipe II di wilayah kerja melakukan senam kaki tubuh
Puskesmas Enemawira menunjukkan memerlukan energi, sehingga pada
adanya pengaruh senam kaki diabetes otot yang tadinya tidak aktif menjadi
terhadap perubahan kadar gula pasien aktif, karena terjadi peningkatan

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 520


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

kebutuhan glukosa. Kepekaan ini 10. Santoso, A., Trijayanto, P A &


Endiyono. (2017). Hubungan Riwayat
akan berlangsung lama, bahkan
Garis Keturunan dengan Usia
hingga latihan telah berakhir. Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe
II. Universitas Muhammadiyah
KESIMPULAN Magelang ISSN 2407-9189.
Senam kaki diaetes dapat membantu 11. Cicilia, L., Kaunang, W. P., & Langi,
F. L. (2019). Hubungan Aktivitas
menurunkan kadar gula darah pada kedua Fisik dengan Kejadian Diabetes
subyek (Ny. W dan Tn. K). Melitus. KESMAS, 7(5).
12. Mahmud, F. R., Sudirman, S., & Afni,
DAFTAR PUSTAKA N. (2018). Faktor-Faktor Yang
1. Padila. (2012). Keperawatan Medikal Berhubungan Dengan Penyakit
Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika. Diabetes Melitus. Jurnal Kolaboratif
Sains, 1(1).
2. WHO. (2018). Diabetes. diakses pada
tanggal 04 Februari 2021 pukul 19.00 13. Hakim, D. L. (2018). Hubungan
WIB dalam: https://www.who.int/ tingkat sosial ekonomi: pendidikan,
news-room/fact-sheets/detail/diabetes. penghasilan, dan fasilitas dengan
pencegahan komplikasi kronis pada
3. Kemenkes RI. (2018). Riskesdas penyandang diabetes melitus tipe 2
2018. Kementrian Kesehatan RI (Doctoral dissertation, universitas
Badan Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah Surakarta).
Kesehatan.
14. Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018).
4. Medical Record UPTD Puskesmas Faktor Risiko Mempengaruhi
Rawat Inap Banjarsari Kecamatan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe
Metro Utara (2021). 10 Penyakit Dua. Jurnal Kebidanan dan
Besar. Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59-68.
5. Brunner & Suddarth. (2020). 15. Wijaya, S.A & Putri., M.Y. (2013).
Keperawatan Medikal-Bedah Edisi KMB 2: Keperawatan Medikal Bedah.
12. alih bahasa Yulianti, D & Kimin, Yogyakarta: Nuha Medika.
A. Jakarta: EGC.
16. Nuraeni, N., & Arjita, I. P. D. (2019).
6. Damayanti, S. (2015). Diabetes
Pengaruh Senam Kaki Diabet
Melitus dan Penatalaksanaan
Terhadap Penurunan Kadar Gula
Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Darah Pada Penderita Diabetes
Medika.
Mellitus Type II. Jurnal
7. Black, J M & Hawks, J H. (2014). Kedokteran, 3(2), 618-627.
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
17. Purwono, J., Fitri, N. L., Ludiana.,
Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.
Hasanah, U., & Ayubbana, S. (2020).
8. Ekowati, W., Iskandar, A., & Effects of Sleep Quality Towards
Sumarwati, M. (2013). Pengaruh Blood Glucose Levels As At Type Ii
Terapi Relaksasi Terhadap Kontrol Diabetes Mellitus
Glikemik pada Pasien Diabetes Patients. Systematic Reviews in
Mellitus. Kesmas Indonesia, 6 (01), Pharmacy, 11(11), 223-226.
64-74.
18. Mitra, A. (2008). Diabetes and
9. LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff,
Stress. Ethno-Med, 2 (2): 131-
G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Volume 2. Alih 135,(Online),(http://www.krepubl
Bahasa: Subekti, B N. Jakarta: EGC. is hers.com/02 Journals/S EM/EM

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 521


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

-02-0-000 08-Web/EM-02-2- 000-


08-Abst-PDF/EM,02 2 131- 08-
046-Mitra-A/EM-02 2-131- 08-
046-Mitra-A-Tt. pdf,
19. Dolongseda, F. V., Masi, G. N., &
Bataha, Y. B. (2017). Hubungan pola
aktivitas fisik dan pola makan dengan
kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe ii di poli penyakit dalam
rumah sakit pancaran kasih gmim
manado. e-journal Keperawatan (e-Kp)
Volume 5 Nomor 1
20. Ruben, G., Rottie, J., & Karundeng,
M. (2016). Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Terhadap Perubahan Kadar
Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Enemawira. Jurnal
Keperawatan, 4(1).
21. Wibisana, E., & Sofiani, Y. (2017).
Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus Di Rsu Serang Provinsi
Banten. Jurnal JKFT, 2(2), 107-114.

Pratiwi, Penerapan Senam Kaki 522

Anda mungkin juga menyukai