Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskanlah petunjuk petunjuk historis tentang kelahiran Yesus didalam Injil!

2. Apa itu “second temple Judaism”? Apa kaitannya dengan kemunculan agama Kristen?
3. Jelaskanlah latar belakang historis religious peristiwa Pentakosta didalam Kisah Para
Rasul!
4. Jelaskanlah konflik Kristologi yang diselesaikan didalam Konsili Nicea (325) dan
Konstantinopel (381)!
5. Jelaskanlah konflik kristologis yang diselesaikan didalam Konsili Efesus (431) dan
Chalcedon (451)

Jawaban

1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah,
menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.  Inilah pendaftaran yang
pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di
Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-
masing di kotanya sendiri. Demikian
juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea,
ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal
dari keluarga dan keturunan Daud –supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi
Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,
lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak
ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

2. "Second Temple Judaism" adalah antara kembalinya para pencari suaka dari Babilonia,
pembangunan kembali Kuil Yerusalem di bawah naungan Persia dari 538 hingga 515 SM,
dan penghancuran kuil oleh tentara Romawi pada tahun 70 M. Itu adalah nama umum
untuk tradisi Yahudi yang makmur. Faktanya, penelitian selama periode ini sering
berfokus pada abad ke-4 SM dan seterusnya, hingga abad ke-2 M. Second Temple
Judaism, kadang-kadang secara keliru disebut sebagai "ruang usus", termasuk di antara
agama-agama Israel kuno. di lapisan awal Kitab Suci Ibrani dan kebangkitan agama
Kristen dan Yudaisme kerabian klasik. Sebagai masa transisi, ia terus mendapat
perhatian sejak paruh kedua abad ke-19. Bentuk pasca-pengorbanan khas zaman kuno
akhir. Yang pertama disebut "orang terbuang," "pasca-Alkitab," atau "orang Yahudi
akhir," dan yang terakhir disebut "pra-rabi," atau "orang Yahudi awal."
3. Hari raya yang diadakan pada hari kelima puluh sesudah orang Israel membawa berkas
persembahan unjukan dan dinamakan Hari Raya Penuaian, Hari Raya Tujuh Minggu, Hari
Raya Buah Sulung, Hari Raya Pentakosta. Itu selalu diperingati selamanya dan semua
laki-laki diharuskan mengadakan pertemuan kudus dan waktu untuk bersukacita di
hadapan TUHAN Pada perayaan ini mereka harus mempersembahkan roti unjukan dari
hasil hulu (hasil pertama atau buah sulung) bagi TUHAN. Hukum Taurat dari Gunung
Sinai diberikan pada Hari Pentakosta, sebagaimana Roh Kudus turun kepada rasul-rasul
pada salah satu hari itu 

4. Konsili Nikea atau Konsili Nisea, merupakan salah satu konsili para uskup Kristen yang
dihimpunkan oleh Kaisar Romawi Konstantinus I pada tahun 325. Konsili ekumenis
pertama ini merupakan upaya pertama untuk mencapai konsensus dalam Gereja
melalui suatu sidang yang mewakili seluruh dunia Kekristenan, kendati konsili-konsili
sebelumnya, termasuk Konsili Yerusalem sebagai konsili Gereja pertama, sudah pernah
bersidang untuk menyelesaikan hal-hal yang diperdebatkan. Konsili ini dipimpin oleh
Hosius, uskup Korduba yang berada dalam persekutuan dengan Sri Paus. Pencapaian
utamanya adalah penyelesaian isu Kristologis mengenai kodrat Putra Allah dan
hubungannya dengan Allah Bapa, pembentukan bagian pertama Pengakuan Iman Nicea,
menetapkan keseragaman waktu perayaan Paskah dan pengundangan hukum kanon
awal.

5. Konsili Efesus, pemaknaan akan tabiat Yesus kembali diperdebatkan. Pemikiran Cyrillius
(Uskup Alexandria) akan peleburan tabiat ilahi dan manusiawi yang condong
menitiktekankan pada tabiat keilahian Yesus dengan tambahan gelar "Theotokos" bagi
bunda Maria, berlawanan dengan pemikiran Nestorius (Patriarkhi Konstantinopel) yang
tetap mempertahankan kedua tabiat Yesus dan menolak gelar "Theotokos". Walhasil,
Kaisar Theodosius II membatalkan segala keputusan demi menjaga keutuhan Negara
dan Gereja. Konsili Chalcedon, berawal dari perdebatan kaum Monofisit dengan kaum
Nestorian. Sekalipun de Jure perdebatan ini terjadi antara dua pihak yang saling bertikai,
akan tetapi de Facto keputusan yang diambil merupakan hasil pemikiran Leo I serta
Kaisar Marcianus yang memberikan andil di dalamnya. keputusan Konsili Chalcedon
merupakan rumusan kompromis, sebagai "jalan Tengah" bagi semua pihak yang saling
bertikai. Pada akhirnya, semua perdebatan yang terjadi, memperlihatkan kepada kita
akan sketsa pergumulan teologi yang sarat akan kepentingan tertentu, yakni
kepentingan gerejawi dan kepentingan politik Kekaisaran Romawi. Sehingga konsepsi
Trinitas yang dilahirkan lebih bersifat kompromis daripada bersifat lnjil.

Anda mungkin juga menyukai