Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Di Ruang IGD Kebidanan RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin

Tanggal 09 – 14 September 2019

Oleh :
Jannatu Rahmah, S.Kep
NIM. 1930913320019

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Di Ruang IGD Kebidanan RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin

Tanggal 09 – 14 September 2019

Oleh :
Jannatu Rahmah, S.Kep
NIM. 1930913320019

Banjarmasin, 9 September 2019


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Devi Rahmayanti, S.Kep, Ns, M.Imun Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19780101200812 2 002 NIP. 19730323 199703 2 001

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Definisi
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat
terjadi dehidrasi. (standar pelayanan medic dan obstetric dan ginekologi)
B. Etiologi (Amro, 2012)
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
2. Faktor psikologik: rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab
3. Faktor alergi: karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic
4. Faktor endokrin: misalnya diabetes mellitus
C. Manifestasi Klinik (Amro, 2012)
1. Tingkat 1 (ringan): mual muntah terus menerus, lemah, tidak mau
makan, berat badan menurun dan rasa nyeri epigastrium, nadi
100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan
mata cekung.
2. Tingkat II (sedang): mual muntah yang hebat menyebabkan
keadaanumum lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,
lidah kering dan kotor , nadi cepat, suhu badan naik (dehidrasi), icterus
ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguria dan konstipasi dan dapat pula terjadi nafas berbau aseton.
3. Tingkat III (berat): keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,
somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat,
suhu badan naik dan tensi turun sekali, icterus dan dapat berakibat fatal
yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. USG: mengkaji usia gastesi janin dan adanya usia gastesi multiple,
mendeteksi abnormalotas janin, melokalisir plasenta
2. Urinalitas: kultur, mendeteksi bakteri, BUN
E. Penatalakasanaan
Pada pasien dengan hipermesis grvidarum tingkat II ddan III harus
dilakukan rawat inap di rumah sakit dan dilakukan penanganan yaitu:
1. Medikamentosa
Harus diingat untuk tidak memberikan obat-obatan yang bersifat
teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen
multivitamin, antihistamin, dopamine antagonis, serotonin antagonis,
dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah B1 dan B6 seperti
pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxine cukup efektif dalam
mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamine yang dianjurkan
adalah doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin
bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamine pada
reseptor H1 dan secara tidak langsung mempengaruhi system
vestibular, menurunkan rangsangan rangsangan dipusat muntah.
Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamine di lambung
berperan dalam menghambat motilitas lambung, oleh karena itu
diberikan obat dopamine antagonis. Pemberian serotonin antagonis
cukup efektif dalam menurunkan mual dan muntah. Serotonin
antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron (Cedergren M).
2. Terapi nutrisi
Terapi nutrisi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
bertujuan untuk mengganti persedian glikogen serta secara berangsur
memberikan makanan yang cukup kalori dan zat gizi. Syarat diet
hiperemesis gravidarum adalah tinggi karbohidrat, rendah lemak dan
cukup cairan. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan
diberikan dalam porsi yang kecil tapi sering (MacGibbon, 2010).
Keadaan ibu hamil secara berangsur diberikan makanan yang
memenuhi gizi, sebagai berikut:
a. Diet hiperemesis tingkat III (berat), dirawat di rumah sakit dan
diberi cairan parenteral yang mengandung glukosa, cairan dan
elektrolit.
b. Diet hiperemesis tingkat II (sedang), jika mual dan muntah
berkurang. Pemberian dilakukan secara bertahap untuk makanan
yang bernilai gizi tinggi, mulai diberikan makan secara per oral
dan makanan parenteral dikurangi. Minuman sebaiknya tidak
diberikan bersama makanan.
c. Diet hiperemesis tingkat I (ringan). Penderita diberikan makanan
lunak atau padat yang bisa ditolerir secara per oral. Makanan yang
diberikan berupa roti kering, biskuit dan buah-buahan. Pemberian
minuman dapat diberikan bersama makanan. Diet ini cukup
dalam semua zat gizi.
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki
peredaran udara yang baik. Biasanya gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan (Bottomley C).
4. Terapi psikologik
Meyakinkan pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Hilangkan
rasa takut karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan
proses fisiologis, menghilangkan masalah dan konflik yang
melatarbelakangi penyakit tersebut. Jelaskan bahwa mual dan muntah
adalah gejala yang normal kehamilan muda dan akan menghilang
setelah usia kehamilan 4 bulan (Bottomley C).
5. Resusitasi parenteral
Resusitasi cairan merupakan prioritas utama untuk mencegah
mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi
uterus
F. Komplikasi
Komplikasi ringan yang terjadi adanya hyperemesis gravidarum pada
kehamilan yaitu kehilangan berat badan, dehidrasi, kelemahan otot,
sedangkan komplikasi yang mengancam kehidupan yaitu ensefalopati
wernicke (Manuaba, 2010).
G. Pathway

Faktor Endokrin Faktor Psikologis Faktor Alergi

HCG & Estrogen


Meningkat

Ansietas / Emesis gravidarum Mual


Keputusasaan

komplikasi

Hiperemesis
gravidarum

Pengeluaran nutrisi Kehilangan cairan


Intake nutrisi menurun
berlebih berlebih

Dehidrasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Cairan extra seluler dan
Hemokonsentrasi
plasma

Kekurangan volume Aliran darah kejaringan


cairan menurun

Metabolism intra sel


menurun

Otot lemah

Sumber: Keletihan
Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas Jakarta : Salemba Medika
http://binbask.blogspot.com/2013/01/pathways-hiperemesis-gravidarum.html
A. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Pengkajian
1) Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam,
alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record,
diagnosa medik, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
2) Keluhan utama
Umumnya keluhan yang sering dirasakan adalah mual dan muntah yang
lebih dari 10 kali sehari
3) Data Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang
Mual dan muntah
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
HEG pada kehamilan sebelumnya, pada primigravida: 60-80%,
sedangkan multigravida: 40-60% atau penyakit yang lain yang dapat
mempengaruhi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien
ada juga mempunyai riwayat penyakit diabetes, hipertensi dan lain-
lain.
4) Riwayat ginekologi:
a. Riwayat menstruasi:……
b. Menarke:……
c. Siklus:……
d. Lamanya:…..
e. Banyaknya:……
f. Warna:……. :
g. Bau/karakteristik:…… :
h. Disminore:….. :
5) Riwayat perkawinan
a. Istri
Pernikahan:…….
Usia pernikahan:…….
b. Suami
Pernikahan:……
Usia pernikahan:…..
6) Data Fokus
a. Aktifitas dan istirahat
1) Tekanan darah menurun dari pada normal
2) Denyut nadi meningkat
3) Turgor kulit kurang, umumnya jelek
4) Mata cekung
b. Integritas Ego
1) Menunjukkan perubahan persepsi diri, jika kehamilan tidak
direncanakan
c. Eliminasi
1) Kemungkinan pada hiperemsis gravidarum yang berat terjadi
perubahan pada konsistensi defekasi
2) Peningkatan frekuensi berkemih
3) Timbulnya konstipasi
d. Makanan dan Cairan
1) Mual dan muntah (4-8 minggu)
2) Penurunan berat badan akibat mual muntah yang berat
3) Lidah kering
4) Nafas berbau aseton
5) Nafsu makan menurun
6) Turgor kulit berkurang
e. Nyeri dan Ketidaknyamanan
1) Rasa nyeri di epigastrium
f. Pernafasan
1) frekuensi pernafasan dapat meningkat
g. Keamanan
1) Keadaan umum jelek, kesadaran menurun hingga koma pada
hyperemesis gravidarum tingkat III
2) Badan lemah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Berat badan menurun
b. Sexualitas
1) Berhentinya menstruasi
2) Perubahan respon / aktifitas seksual
3) Peningkatan secara progresif ukuran uterus
4) Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
c. Interaksi sosial
1) Rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab
2) Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional
d. Penyuluhan/ Pembelajaran
1) Makanan dan minuman yang dimuntahkan jika berlangsung lama,
berat badan turun
2) Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, tingkat
pengetahuan, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan
ekonomi.

B. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis (mual/muntah), kurang asupan makanan.
2) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan (muntah)
3) Mual b.d kehamilan.
4) Keletihan b.d kelesuan fisiologis (kehamilan)
5) Ansietas b.d perubahan besar status kesehatan
6) Keputusasaan b.d penurunan kondisi fisiologis
C. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi: NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh Status nutrisi Manajemen nutrisi
b.d faktor biologis
(mual/muntah), kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan status gizi
asupan makanan. keperawatan, diharapkan pasien dan kemampuan
Batasan Karakteristik: kebutuan nutrisi terpenuhi, pasien untuk memenuhi
- Berat badan 20% atau lebih dengan kriteria hasil: kebutuhan pasien
dibawah rentang berat 1. Asupan makanan tidak
badan ideal menyimpang dari 2. Pastikan diet mencakup
- Bising usus hiperaktif rentang normal tinggi serat untuk
- Ketidakmampuan 2. Asupan cairan tidak mencegah konstipasi
memakan makanan menyimpang dari 3. Menciptakan
- Kurang minat pada rentang normal lingkungan yang
makanan 3. Rasio BB/TB tidak optimal saat
- Membrane mukosa pucat menyimpang dari
mengkonsumsi makan
- Nyeri abdomen rentang normal
(mis: bersih dan bebas
Status Nutrisi: Asupan dari bau yang
Nutrisi menyengat)
Setelah dilakukan tindakan 4. Makanan dipastikan
keperawatan, diharapkan disajikan dengan cara
asupan gizi untuk memenuhi yang menarik dan suhu
kebutuhan metabolic
yang cocok untuk
terpenuhi, dengan kriteria
hasil: dikonsumsi secara
1. Pemasukan makanan optimal.
secara oral sepenuhnya 5. Monitor kalori dan
adekuat asupan makanan
2. Pemasukan minuman 6. Berikan informasi
secara oral sepenuhnya tertulis/verbal yang
adekuat tepat tentang diet
prenatal dan suplemen
vitamin dan zat besi
setiap hari.
7. Tinjau ulang frekuensi
dan beratnya
mual/muntah.
Monitor Nutrisi
1. Timbang BB pasien
2. Identifikasi perubahan
BB terakhir
3. Monitor turgor kulit
Kekurangan volume cairan NOC : NIC:
b.d output berlebihan Keseimbangan cairan
Manajemen cairan
(muntah), peningkatan Setelah dilakukan tindakan 1. Menjaga intake/asupan
keperawatan, kebutuhan
kebutuhan cairan. yang akurat dan catat
cairan terpenuhi, dengan
kriteria hasil : output.
Batasan karakteristik: 1. Tekanan darah tidak 2. Berikan terapi IV,
- Haus terganggu seperti yang ditentukan
2. Denyut nadi tidak
- Kelemahan 3. Berikan cairan dengan
terganggu
- Kulit kering 3. Keseimbangan intake dan tepat
- Membrane mukosa kering output dalam 24 jam 4. Monitor tanda-tanda
- Peningkatan frekuensi tidak terganggu vital
nadi 4. Turgor kulit tidak
- Peningkatan suhu tubuh terganggu
- Penururnan berat badan
tiba-tiba
- Penurunan turgor kulit
- Perubahan status mental

Mual b.d kondisi terkait NOC : NIC :


kehamilan Keparahan Mual dan Manajemen Mual
Muntah 1. Pastikan bahwa obat
Setelah dilakukan asuhan antiemetik yang efektif
Batasan karakteristik:
keperawatan diharapkan diberikan untuk
- Keengganan terhadap mual dan muntah berkurang
makanan mencegah mual bila
atau teratasi dengan kriteria
- Sensasi muntah hasil: memungkinkan
- Peningkatan salivasi 1. Frekuensi mual ringan 2. Ajarkan teknik non-
- Ansietas 2. Intensitas mual ringan farmakologi untuk
- Terpajan toksik 3. Frekuensi muntah mengurangi mual
ringan (relaksasi)
4. Intensitas muntah tidak 3. Kendalikan faktor-
ada
faktor lingkungan
yang membangkitkan
mual (misalnya bau
yang tidak
menyenangkan)

Manajemen Muntah
1. Pertimbangkan
frekuensi dan durasi
muntah
2. Identifikasi faktor-
faktor yang
menyebabkan atau
yang berkontribusi
terhadap muntah
Keletihan b.d kelesuan NOC: NIC:
fisiologis (kehamilan) Konservasi Energy Manajemen Energi
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake/asupan
keperawatan, tindakan nutrisi untuk mengetahui
Batasan karakteristik:
individu dalam mengelola sumber energy yang
- Apatis energy untuk memulai dan adekuat
- Gangguan konsentrasi mempertahankan aktifitas, 2. konsulkan dengan ahli
- Kelelahan dengan kriteria hasil : gizi mengenai cara
- Kurang energy 1. Menyesuaikan gaya meningkatkan asupan
hidup dengan tingkat energy dari makanan
- Kurang minat terhadap
energy sering 3. Ajarkan pasien mengenai
sekitar menunjukkan pengelolaan kegiatan dan
- Pola tidur tidak teknik manajemen waktu
memuaskan Toleransi terhadap untuk mencegah kelelahan
- Tidak mampu aktifitas
mempertahankan aktifitas Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktifitas
fisik pada yang biasanya keperawatan, kebutuhan 1. Bantu klien untuk
energi terpenuhi, dengan memilih aktifitas dan
- Tidak mampu
kriteria hasil : pencapain tujuan melalui
mempertahankan rutinitas 1. Kemudahan dalam aktifitas yang konsisten
yang biasanya melakukan aktifitas dengan kemampuan fisik,
hidup harian (ADL) fisologis dan sosial
sedikit terganggu 2. Bantu klien
mengidentifikasi aktifitas
yang bermakna

Ansietas b.d perubahan besar NOC: NIC:


status kesehatan Kontrol Kecemasan Diri Pengurangan Kecemasan
Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan
keperawatan diharapkan ysng tenang dan
Batasan karakteristik:
tindakan personal untuk meyakinkan
- Gelisah mengurangi perasaan, takut,
- Mengekspresikan tegang atau gelisah 2. Puji atau kuatkan
kekhawatiran karena berkurang atau teratasi perilaku yang baik
perubahan dalam peristiwa dengan kriteria hasil: secara tepat
hidup 1. Menggunakan teknik
- Ketakutan relaksasi untuk 3. Instruksikan klien untuk
- Sangat khawatir menurunkan kecemasan menggunakan teknik
- Wajah tegang sering dilakukan relaksasi
- Insomnia 2. Mengendalikan respon
4. Berikan informasi
- Kontak mata yang buruk kecemasan sering
factual terkait diagnosis,
- Berfokus pada diri sendiri dilakukan
perawatan dan
3. Memantau manifestasi
- Peningkatan denyut nadi prognosis
fisik dari kecemasan
- Peningkatan frekuensi
sering dilakukan 5. Bantu klien
pernafasan
- Gangguan konsentrasi mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan

6. Dukung penggunaan
mekanisme koping yang
sesuai

Keputusasaan b.d penurunan Penerimaan: Status Inspirasi Harapan


kondisi fisiologis Kesehatan 1. Bantu pasien dan
Setelah dilakukan asuhan keluarga untuk
Batasan karakteristik: keperawatan diharapkan mengidentifikasi area
tindakan personal untuk
- Perubahan pola tidur dari harapan dalam
menyesuaikan perubahan-
- Penurunan selera makan perubahan teratasi dengan hidup
- Penurunan res[ons kriteria hasil:
2. Informasikan
terhadap stimulus 1. Menghilangkan konsep
kepada pasien
- Penurunan verbalisasi kesehatan personal
mengenai apakah
- Pasif sebelumnya sering dilakukan
situasi yang terjadi
- Kurang kontak mata 2. Mengenali realita
sekarang bersifat
- Kurang keterlibatan sebelumnya sering dilakukan sementara
terhadap asuhan 3. Menyesuaikan perubahan
- Isyarat verbal putus asa dalam status kesehatan 3. Kembangkan
- Penurunan afek sering dilakukan daftar mekanisme
koping pasien

4. Libatkan pasien
secara aktif pada
perawatannya sendiri

5. Dukung
hubungan terapeutik
dengan orang yang
penting bagi pasien
DAFTAR PUSTAKA

Bottemley C, Bourne T. Management Strategies for Hyperemesis. Best Pract Res


Clin Obstet Gynecol: Aug 2009:23 (4) 549-64.
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC), 6th Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Cadergen M. Brynhildenson J, Josefsson A, et al. Hyperemesis gravidarum than
requires hospitalization and the use of antiemetic drugs in relation to
maternal body composition. Am J Obstet Gynecol. Apr 2008;198; 412. el-5
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2015. NANDA International Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2018. NANDA International Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Oxford: Wiley
Blackwell.
Manuaba 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC), 5th Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Nurarif A.H, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction
Jogja.

Anda mungkin juga menyukai