Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam
membentuk karakter siswa berbasis budaya sekolah. Sejauh mana sekolah menerapkan
kebijakan dan program-program dalam mendukung penanaman nilai-nilai Pancasila,
keberlangsungan budaya sekolah dalam membentuk karakter siswa, dan evaluasi pelaksanaan
internalisasi Pancasila. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian ini dapat digolongkan dalam kategori penelitian lapangan. Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data pada penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam membentuk karakter siswa
melalui budaya sekolah dapat dilakukan dengan Penataan Lingkungan Fisik Sekolah,
Penataan Lingkungan Sosial Sekolah, Penataan Personil Sekolah, Penataan Lingkungan
Kerja Sekolah, Pengelolaan kelas, Kepemimpinan kepala sekolah.
Kata kunci: Internalisasi nilai-nilai Pancasila, Karakter, Budaya sekolah
Abstract
This study aims to determine the internalization of the values of Pancasila in shaping
the character of students based on school culture. The extent to which schools implement
policies and programs in support of the inculcation of Pancasila values, the sustainability of
the school culture in shaping the character of students, and evaluating the implementation of
Pancasila internalization. This type of research is a descriptive qualitative research. This
research can be classified in the field research category. Data collection used in this study
uses observation, interview, and documentation techniques. Data analysis in this research is
data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results
showed that in shaping the character of students through school culture can be done with the
School Physical Environment Arrangement, School Social Environment Arrangement,
School Personnel Arrangement, School Work Environment Arrangement, Classroom
Management, Principal Leadership.
Keywords: Internalization of Pancasila values, Character, School culture
PENDAHULUAN
Ideologi suatu bangsa merupakan Dapat diyakini bahwa ideology dijadikan
keniscayaan yang dihasilkan melalui sumber kehidupan berbangsa dan
nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai luhur, bernegara karena mempunyai kekuatan
dinamika sosial dan sejarah budaya yang dalam membangun kemajuan negara
diadopsi sebagai cirri khas negara. yang dilandasi pilar-pilar yang sudah
Facchini dan Melki (2011: 3) mengatakan dijadikan pedoman hidup negara.
bahwa “ideology as a particular kind of Pancasila sebagai pedoman dan sumber
beliefs is then included into culture”. utama dalam membangun bangsa
*Alamat Korespondensi
Prodi PGSD Universitas PGRI Yogyakarta
rian@upy.ac.id
Rian N dan Abdul R, Internalisasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Membentuk Karakter Siswa …..
39
Indonesia harus mendapatkan perhatian ruang dan waktu (Bourn, 2008). Dengan
secara serius pada era modern seperti adanya fenomena tersebut dikhawatirkan
sekarang ini, karena dinamika global dapat merusak tatanan kehidupan
yang berkembang dapat memudahkan masyarakat Indonesia yang sudah ada.
pergeseran nilai-nilai luhur secara intens Diantara kekhawatiran yang terjadi
dan mendasar yang dapat merusak seperti masyarakat yang mudah percaya
pondasi bangsa secara menyeluruh. Hal terhadap informasi-informasi dari dunia
ini disebakan pengaruh global yang kuat sosial media, penurunan nilai-nilai
dapat menyebabkan perubahan politik, karakter yang berpedoman pada
sosial, budaya, ekonomi, pendidikan. Pancasila sebagai jalan hidup bangsa
Seperti yang dikemukakan Santos (2002) Indonesia, tidak adanya filterisasi budaya
bahwa proses globalisasi dapat asing yang sesuai dengan budaya bangsa,
membawa kita untuk menghadapi gaya hidup (lifestyle) yang cenderung
fenomena multifaset yang kompleks baik tidak mencerminkan kepribadian bangsa,
dari aspek ekonomi, sosial, politik, dan lainnya. Seperti yang diungkapkan
budaya, dimensi agama dan hukum. Bourn (2008: 52):
Gidley (2001) mengemukakan Globalisation impacts upon young
bahwa globalisasi adalah serangkaian people in complex ways and forces
proses yang memberikan peluang dan them to constantly re-think and
ancaman. Peluang yang dimaksud dapat revise their sense of identity and
diartikan memiliki manfaat bagi place within society. Young people’s
pertumbuhan dan pembangunan bangsa, lives are constantly being influenced
sedangkana ncaman dapat diartikan by new trends, be they cultural,
adanya kekhawatiran serius terkait technological or social.
tergerusnya identitas bangsa secara Berdasarkan uraian diatas, nilai-nilai
menyeluruh. Oleh karena itu, penguatan Pancasila sebagai ideology bangsa
ideology bangsa menjadi prioritas yang Indonesia mempunyai tantangan dalam
harus dilaksanakan sebagai langkah mempertahankan kemurnian yang telah
antisipasi dan memberikan kesadaran disepakati oleh para pendiri bangsa.
warga negara dalam menghadapi Sejauh ini Pancasila hanya dijadikan
tantangan dan perubahan zaman yang sebatas pengetahuan, tetapi aplikasi dari
cepat berubah. nilai-nilai yang terkandung di dalamya
Nilai-nilai Pancasila sebagai masih jauh dari harapan. Hal ini dapat
pandangan hidup, ideologi dan sumber terlihat dari permasalahan bangsa baik
moral bangsa Indonesia tidak terlepas dari segi politik, sosial, budaya, ekonomi,
dari tantangan dan dinamika nasional dan dan ras. Kemendiknas (2010: 8-9)
global. Sebagai contoh cepatnya arus menyebutkan permasalahan kebangsaan
informasi melalui sosial media diantaranya: (1) disorientasi dan belum
menjadikan segala hal atau peristiwa dihayatinya nilai-nilai Pancasila; (2)
yang terjadi dapat diketahui secara cepat keterbatasan perangkat kebijakan terpadu
oleh orang lain walaupun berada di dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila;
wilayah lain. Seperti yang disampaikan (3) bergesernya nilai etika dalam
Giddens (1991) mengemukakan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara; (4)
globalisasi dapat didefinisikan sebagai memudarnya kesadaran terhadap nilai-
intensifikasi hubungan sosial di seluruh nilai budaya bangsa; ancaman
dunia yang menyebabkan peristiwa local disintegrasi bangsa; dan melemahnya
dapat dibentuk oleh peristiwa yang terjadi kemandirian bangsa.
di daerah lain yang tidak ada Batasan
40
Elementary School 7 (2020) 38-49
Dari data tersebut terlihat bahwa tindakan amoral. Hal ini menunjukan
angka kasus anak masih tinggi. Pada era bahwa perilaku menyimpang yang
sekarang, anak tidak hanya menjadi dilakukan anak perlu mendapat
korban tetapi ada juga anak-anak yang kanperhatian khusus agar anak-anak
justru menjadi pelaku dari tindakan- terhindar dari tindakan kriminal yang
Rian N dan Abdul R, Internalisasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Membentuk Karakter Siswa ….. 41
adat istiadat, dan moralitas dari warga misalnya pemerintah, adapun bathin
negara. Untuk itu internalisasi nilai-nilai dari diri sendiri.
Pancasila harus dilaksanakan salah 4. Kemampuan kehendak: cukup kuat
satunya melalui kebijakan dalam sebagai pendorong untuk melakukan
Pendidikan nasional. Internalisasi sendiri perbuatan.
merupakan proses pemasukan nilai pada 5. Watak dan hati nurani: agar orang
seseorang yang akan membentuk pola selalu mawas diri.
pikirnya dalam melihat makna realitas Berdasarkan uraian tersebut
pengalaman (Siti Nurjanah, 2017: 103). internalisasi nilai-nilai Pancasila
Dalam KBBI, internalisasi adalah merupakan proses penanaman ideology
penghayatan terhadap suatu ajaran, bangsa kepada warga negara sebagai
doktrin, atau nilai sehingga merupakan upaya membentuk kepribadian, cara
keyakinan dan kesadaran akan kebenaran berfikir, dan pola tingkah laku dalam
doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan
sikap dan perilaku. bernegara. Sebagai falsafah bangsa
Nilai-nilai Pancasila terbentuk dari Indonesia, seluruh komponen bangsa
nilai-nilai dasar yang diyakini dan harus serta merta menjaga dan
menjadi pedoman bangsa Indonesia. mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
Seperti pada buku ajar Kemenristekdikti dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
(2016) bahwa Pancasila sebagai identitas adanya aktualisasi nilai-nilai Pancasila
negara, kepribadian bangsa Indonesia, dalam aspek kehidupan menjadikan
pandangan hidup bangsa Indonesia, jiwa bangsa Indonesia yakin bahwa ideologi
bangsa dan perjanjian luhur. Nilai-nilai Pancasila mampu menopang seluruh
Pancasila meliputi, nilai Ketuhanan, nilai elemen bangsa baik dari sisi politik,
Kemanusiaan, nilai Pesatuan, nilai ekonomi, social, budaya, dan lainnya.
Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Pancasila Konsep Karakter dan Pendidikan
lahir dari proses pemikiran dan Karakter
perenungan serta pengkajian yang Definisi karakter menurut Suyanto
mendalam yang diambil dari karakter dan dalam Masnur Muslich (2011:70) yaitu
kepribadian bangsa Indonesia. Oleh “cara berfikir dan berperilaku seseorang
karena itu, internalisasi nilai-nilai yang menjadi cirri khas dari tiap individu
Pancasila dalam pendidikan di Indonesia untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
merupakan bagian dari strategi untuk keluarga, masyarakat dan negara”.
mempertahankan kerpibadian bangsa Sedangkan menurut Pusat Bahasa
terutama kepada generasi muda. Depdiknas (2008:682) karakter adalah
Internalisasi nilai-nilai Pancasila menurut “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
Kaelan (2013: 685) dapat diperoleh hal- pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
hal sebagai berikut: tabiat, temperamen, watak”. Definisi
1. Pengetahuan: suatu pengetahuan yang tersebut mengisyaratkan bahwa setiap
benar tentang Pancasila baik aspek manusia memiliki karakter yang berbeda
nilai, norma, maupun aspek satu sama lain dengan menampilkan
praktisnya. karakter sesuai kepribadian masing-
2. Kesadaran: selalu mengetahui masing yang terbentuk dari hasil
pertumbuhan keadaan yang ada internalisasi berbagai kebajikan (virtues).
dalam diri sendiri. Kebajikan tersebut yang ahirnya diyakni
3. Ketaatan: selalu dalam keadaan dan digunakan sebagai landasan untuk
kesediaan untuk memenuhi wajib cara pandang, berpikir, bersikap, dan
lahir dan bathin, lahir berasal dari luar
Rian N dan Abdul R, Internalisasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Membentuk Karakter Siswa ….. 43
untuk pengumpulan data hasil ruang kelas harus diperhatikan setiap saat
pengamatan terkait internalisasi nilai- karena kelas merupakan asset utama
nilai Pancasila yang dilakukan sekolah dalam memberikan pembelajaran kepada
dalam membentuk karakter siswa yang siswa. Sedangkan fasilitas lainnya adalah
dilakukan melalui budaya sekolah yang seperti toilet, kantin, hutan sekolah,
dimiliki. Pedoman wawancara digunakan taman sekolah, fasilitas tempat olahraga,
peneliti untuk menanyakan kepada mushola yang harus ditata supaya terlihat
informan tentang bagaimana internalisasi rapi dan nyaman untuk dipandang dan
nilai-nilai Pancasila dalam membentuk akan memberikan gairah dan semangat
karakter siswa melalui budaya sekolah. dalam pembelajaran.
Lembar dokumentasi digunakan untuk Wawancara dengan guru tentang
mendapatkan data-data pendukung pembudayaan kebersihan diperoleh hasil
penelitian. Sedangkan untuk analisis data bahwa untuk kegiatan budaya bersih di
menggunakan pengumpulan data, reduksi sekolah ini setiap pagi dilakukan jadwal
data, penyajian data, dan penarikan piket sesuai giliran siswa supaya dalam
kesimpulan. proses pembelajaran menjadi nyaman,
HASIL DAN PEMBAHASAN setiap jum at melakukan kebersihan
Berdasarkan hasil penelitian yang lingkungan kelas masing-masing
telah dilakukan, pada bagian ini akan di diantaranya juga membersihkan mushola
jelaskan terkait pembahasan Internalisasi sebagai tempat ibadah. Kegiatan
Nilai-nilai Pancasila dalam Membentuk kebersihan yang dilakukan dan menjadi
Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah. kegiatan rutin sekolah mendapatkan
Adapun hasil penelitian dalam kegiatan respon positif dari siswa yang selalu
penelitian ini berdasarkan observasi, mengikuti kerja bakti yang dilaksanakan
wawancara, dan dokumentasi. sekolah. Sebagai proses pembiasaan yang
Sebelumnya perlu diketahui bahwa dilakukan kepada siswa contohnya
proses internalisasi nilai-nilai Pancasila membuang sampah pada tempatnya,
dapat dilakukan untuk menumbuhkan tulisan yang berisi pesan positif misalnya
kesadaran kepada peserta didik melalui: dilarang merokok, kawasan wajib
1) pengetahuan; 2) kesadaran, 3) senyum. Hal ini untuk membiasakan
ketaatan; 4) kemampuan kehendak; 5) siswa untuk memiliki kepribadian yang
watak dan hati Nurani; dan 6) starategi baik. Selain itu pembiasaan yang biasa
dan metode (Kaelan, 2016). Denganm dan sudah menjadi kebiasaan siswa
emperhatikan hal tersebut internalisasi adalah sholat berjamaah pada waktu
nilai-nilai Pancasila dapat di integrasikan sholat duhur.
dengan budaya sekolah yang ada. Untuk Dari observasi diperoleh hasil
hasil dari penelitian diperoleh sebagai yang menunjukan bahwa lingkungan
berikut. sekolah tertata dari mulai penempatan
1. Penataan Lingkungan Fisik Sekolah tempat duduk dan meja siswa, penataan
Dari hasil pengembangan tempat sampah di setiap kelas dan kantin,
instrument terkait dengan penataan adanya westafel untuk tempat cuci
lingkungan fisik sekolah, hasil tangan, taman dan tempat ibadah
wawancara dengan kepala sekolah (mushola) yang dijaga kebersihannya
diperoleh data bahwa dalam penataan oleh siswa.
fasilitas fisik sekolah, kepala sekolah 2. Penataan Lingkungan Sosial Sekolah
memberikan arahan kepada seluruh Hasil dari wawancara di dapatkan
warga sekolah dalam kaitannya penataan bahwa kaitannya dengan lingkungan
seluruh lingkungan diantaranya fasilitas social sekolah diantaranya tentang
46
Elementary School 7 (2020) 38-49
secara berkala setiap satu minggu sekali, diadakan secara rutin kegiatan KKG
penataan ruang kelas dengan memasang (Kelompok Kerja Guru) dan Diklat guru
hasil karya siswa. Upaya dalam untuk memberikan kemampuan lebih
pengelolaan bentuk aktivitas belajar mendalam agar dapat diimplementasikan
siswa yang dilakukan guru pada saat dalam pembelajaran. Dalam halnya
pembelajaran menunjukan adanya diskusi dengan apa yang dilakukan dalam
dengan guru tentang aktivitas belajar di membangun semangat kerja yang solid
kelas dan melakukan observasi / semua warga sekolah, kepala sekolah
pengamatan lingkungan sebagai sumber sebagai motivator, fasilitator, teladan atau
belajar. contoh selalu menumbuhkan semangat
Dalam pengalokasian dan kerja dengan bimbingan dan pembinaan
pemanfaatan waktu secara efisien dan secara rutin tiap hari senin setelah
efektif dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan upacara bendera. Pemberian
yang dilakukan guru di kelas menunjukan penghargaan bagi guru yang berprestasi
bahwa RPP guru sudah menggambarkan dan pemberian hukuman atau teguran
pembagian waktu secara rinci mulai dari bagi guru yang melanggar disiplin.
kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir Dari data yang didapatkan bahwa
pembelajaran. Penciptaan suasana internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam
pembelajaran yang menyenangkan, membentuk karakter siswa melalui
mengasyikan, mencerdaskan, dan budaya sekolah dilakukan tidak hanya
menguatkan yang dilakukan sekolah ditanamkan pada saat proses belajar
menunjukan yang dilakukan oleh guru dikelas tetapi juga dalam berbagai
diantaranya RPP memuat pembelajaran kegiatan penunjang lainnya. Zuchdi, dkk
PAIKEM, pembelajaran dengan multi (2010) mengungkapkan bahwa dalam
arah, penggunaan media dan alat peraga penanaman pendidikan karakter perlu
dalam pembelajaran secara tepat, guru dilakukan melalui pendekatan yang
menggunakan konsep alam dalam komprehensif, tidak mengandalkan pada
pembelajaran, guru selalu melakukan matapelajaran tertentu, dan menggunakan
inovasi-inovasi dalam pembelajaran. metode dan strategi yang bervariasi serta
6. Kepemimpinan kepala sekolah melibatkan seluruh komponen sekolah
Budaya sekolah sangat ditentukan untuk memaksimalkan upaya dalam
oleh kepemimpinan yang baik dan penanaman karakter. Hal ini juga senada
manajemen sekolah yang baik pula. dengan apa yang dikatakan Alawiyah
Dalam kaitannya dengan kepemimpinan (2012) pendidikan karakter dapat
kepala sekolah untuk menginternalisasi dilakukan melalui integrasi pada semua
kan nilai-nilai Pancasila dalam mebentuk pelajaran, menciptakan budaya sekolah,
karakter siswa melalui budaya sekolah kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
didaptkan hasil bahwa saling bersinergi serta adanya proses pembiasaan yang
dengan semua warga sekolah, semua dilakukan sekolah kepada semua warga
program sekolah dilakukan Bersama sekolah untuk memaksimalkan
sesuai dengan tugas masing-masing, pendidikan karakter yang diberikan.
memberikan pemahaman tentang
perlunya peningkatan kualitas sekolah SIMPULAN
atau prestasi siswa. Dalam hal prestasi Berdasarkan hasil penelitian dan
adanya penambahan jam pelajaran, pembahasan terkait internalisasi nilai-
bimbingan siswa dalam menghadapi nilai Pancasila dalam mebentuk karakter
lomba akademik atau non akademik. siswa melalui budaya sekolah
Dan untuk menujang profesional guru menunjukan bahwa ada berbagai aspek
48
Elementary School 7 (2020) 38-49
tanggal 20 Agustus 2018 dari bank Santos, Boaventura de Sousa. 2002. The
data.kpai.go.id processes of globalisation.
Lintang Waskita Puri, Siti Nurkholipah & Diambil pada tanggal 20 Agutus
Rahmatika Nur AisyahWindra 2018
Putri. 2017. Peran Konelor Dalam darihttp://www.eurozine.com/the-
Mengembangkan Budaya sekolah processes-of-globalisation/.
Berbai Karakter. Jurnal Siti Nurjanah.2017. Internalisasi Nilai-
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Nilai Pancasila Pada Pelajar
Pengembangan, Volume: 2 (Upaya Mencegah Alliran Anti
Nomor: 5 Bulan Mei Tahun 2017, Pancasila di Kalangan Pelajar).
pp. 599-603. El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Volume 5, Nomor 1, pp. 93-106.
Karakter Menjawab Tantangan Sugiyono. 2007. Metode Tulisan
Krisis Multidimensional. Jakarta: Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bumi Aksara Bandung : Alfabeta.
M. Abdul Roziq A. 2016. Integrasi Nilai- Sugiyono. 2010. Metode penelitian
nilai Pancasila Dalam Pendidikan pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Karakter dan BudayaBangsa yang Vivit Puspita Dewi& Fanny Septiany
Berbasis Lingkungan Sekolah. Rahayu. 2018. Peran Bimbingan
Jurnal Rontal Keilmuan PPKn, dan Konseling Untk Membentuk
Volume 2, Nomor 1, April 2016, Karakter Siswa Sekolah Dasar.
pp. 1-11. Prosiding Seminar Nasional
M Nur Hasan & Arie Supriyatno. 2016. Pendidikan FKIP Univeritas
Model Pembelajaran Berbasis Muhammadiyah Cirebon tanggal
Pondok Pesantren Dalam 21 April 2018.
Membentuk Karakter Siswa. Zuchdi, Darmiyati., Prasetya, Zuhdan
Jurnal Transformasi, Vol. 12, No. Kun & Masruri, Muhsinatun
1, p. 51-60. Siasah. 2010. Pengembangan
MuchlasSamani dan Hariyanto (2017). Model Pendidikan Karakter
Konsep dan Model Pendidikan Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Karakter. Bandung: PT Remaja Bidang Studi di Sekolah Dasar.
Rosdakarya. Cakrawala Pendidikan, Th. XXIX,
Mudassir dkk. 2017. Pengimplementasian Edisi Khusus Dies Natalis UNY.
Pendidikan Karakter Dalam
Budaya Sekolah di SD Negeri Lam
Ilie Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah, Volume 2 Nomor
4, p.60-65.