Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi:

Definisi: terdapat lesi yang ditimbulkan karena adanya


desakan ruam baik jinak maupun ganas yang tumbuh di Primer : tumor yang berasal dari otak itu sendiri (glioma, tumor meet
otak meningin dan tengkorak. glioma, tumor hipofisis)

Sekunder : tumor yang berasal dari metastase tumor organ lain (tumor
Etiologi : payudara, atau tumor pada paru-paru yang menjalar menuju ke otak)

hrediter, Sisa sel embrional, Radiasi, Virus,


Substansi Karsinogenik, Trauma Kepala
Pertumbuhan Sel otak Abnormal

Pre Operasi
Post Operasi
TUMOR Port the entry (pintu
OTAK masuk
Masa dalam otak bertambah - mengganggu Pembedahan mikroorganisme)
spesifik bagian otak tempat tumor – dengan
tanda gejala : (sakit kepalayang semakin sering RESIKO INFEKSI
semakin sakit, mual muntah, penglihatan kabur, hidrochepalus
Luka insisi pada
sulit menjaga keseimbangan, kebingungan daerah operasi
terhadap kehidupan sehari-hari, kejang) – Tumor
dicerebellum, hipotalamus, fossaposterior.
Px mengeluh nyeri
Peningkatan volume
intrakranial NYERI AKUT
Penekanan jaringan otak terhadap
sirkulasi darah dan O2

Peningkatan tekanan HIPERVOLEMIA


Obstruksi sirkulasi cairan intrakranial (TIK)
serebrospinal dari ventrikel lateral
ke sub archnoid

RESIKO PERFUSI
Penurunan suplai O2 ke jaringan SEREBRAL TIDAK
akibat obstruksi sirkulasi otak EFEKTIF

Tubuh melakukan
kompensasi dengan
Hipoksia serebral mempercepat pernapasan

POLA NAPAS TIDAK


EFEKTIF
Kompensasi (butuh waktu berhari- hari
sampai berbulan-bulan) dengan cara :
Bergesernya ginus medialis labis
temporal ke inferion melalui 1. Penurunan volume darah
insisura tentorial intrakranial
2. Penurunan volume cairan
cerebrospinal
3. Penurunan kandungan cairan
Herniasi cerebral intra sel
4. Mengurangi sel sel parenkim

KEMATIAN

Tidak terkompensasi NYERI KRONIS

Statis Vena Cerebral Kompresi subkortikal dan batang


otak

Obstruksisistem cerebral, obstruksi


Tekanan subkortikal meningkat Kehilangan auto regulasi serebral
drainage vena retina, tumopada
lobus oksipital.

Subuh tubuh tidak stabil Muntah


Papil edema
GANGGUAN DEFISIT NUTRISI
TERMOREGULASI

Kompresi saraf optikus (N.III/IV)

Gangguan penglihatan

RESIKO JATUH
Menurut data WHO, pada tahun 2012 ada sekitar 4900 kasus tumor otak yang terjadi di Indonesia. penyebab utama dari kebanyakan tumor otak belum diketahui.
Tumor otak tidak mengenal usia dan bisa menjangkiti siapa saja, termasuk anak-anak

Pengkajian fokus

Rriwayat penyakit sekarang: Riwayat keperawatan dahulu: Riwayat Keperawatan Keluarga:

Pengkajian riwayat pasien saat ini Pengkajian riwayat penyakit di Pengkajian riwayat penyakit
meliputi alasan pasien yang masa lalu yang berhubungan keluarga, misalnya tentang ada atau
menyebabkan terjadi keluhan, dengan penyakit atumor otak tidaknya riwayat alergi, stroke,
disertai dengan tanda dan gejala penyakit jantung ataupun diabetes
tersebut/ tumor otak.

Rotgen foto (X-ray): Angiografi: Computerized Tomography (CT- Magnetic Resonance Imaging
Melihat tanda-tanda peninggian Scan Kepala) : (MRI) :
Menyutikan bahan kontras ke
tekanan intrkranial yang dalam pembuluh darah leher agar Menginformasikan tentang Membuat diagnosa dini dan akurat
akanmemperkuat indikasi dapat melihat gambaran peredaran
lokasi tumor serta lebih defititif
darah

3. Imunoterapi :
Penatalaksanaan
a. dengan menggunakan antibodi monoclonial yang diciptakan secara khusus
1. Pembedahan : pengangkatan semua tumor. untuk menyerang dan menghancurkan tumor otak
2. Terapi radiasi :
a. Radioterapi : mengatasi daerah eksisi dimana lesi metastasic b. interleukin-2 untuk mengganti lesi-lesi metastasic dari kanker primer ginjal dan
melanoma.
telah diangkat
b. Kemuterapi: mengatasi kalignasi tumor otak 4. pengobatan penyelidikan : BCNU, penempatakan kateter dekat tumor,
transplantasi sumsum tulang
SDKI: Nyeri Kronis (D.0078) SDKI: pola Napas Tidak efektid (D.0005)
Kategori: psikologis SDKI: Resiko Perfusi Serebral Tidak Kategori: Fisiologis
Subkategori: nyeri dan kenyamanan Efektif (D.0017) Subkategori: respirasi
SLKI: tingkat nyeri menurun (L.08066) SLKI: Pola Napas membaik (L.01004)
Kriteria hasil: Kategori: Fisiologis Kriteria Hasil:
- Keluhan nyeri menurun Subkategori: sirkulasi - Dispnea menurun
- Meringis menurun SLKI: Perfusi serebral meningkat (L.02014) - Penggunaan otot bantu napas mnenurun
Kriteria Hasil: - Frekuensi napas membaik
- Gelisah menurun
- Tekanan intrakranial menurun SIKI: Manajemen Jalan napas (I.01011)
SIKI: Manajemen Nyeri (I.08238) - Agitasi menurun Observasi:
Observasi: - Sakit kepala menurun - Monitor pola napas ( kedalaman, usaha
- Indentifikasi lokasi, durasi, frekuensi, - Kecemasan menurun napas)
kualitas, dan intensitas nyeri SIKI: pemantauan tekanan intrakranial - Monitor bunyi napastambahna (mengi,
- skala nyeri (I.06198)
wheezing)
Terapeutik: Observasi:
Terapeutik:
- Berikan teknik non farmakologis untuk - Monitor tingkat kesadaran
- Posisikan semi fowler atau fowler
mengurangi rasa nyeri (terapi music, aroma
- Monitor tanda vital
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Monitor kadar CO2
terapi, kompres hangat) - Berikan oksigen, jika perlu
Terapeutik:
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri Edukasi :
- Pertahankan posisi kepala dan
dalam strategi meredakan nyeri - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
leher netral
Edukasi: tidak ada kontraindikasi
Edukasi :
- Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
pemantauan
mengurangi rasa nyeri ekspektoran, mukolitik jika perlu
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

SDKI: Hipervolemia (D.0022) Terapeutik


Kategori: fisiologis -batasi asupan cairan dan garam
Subkategori: nutrisi dan cairan -tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
SLKI: keseimbangan cairan meningkat (l.03020) Edukasi
Kriteria hasil: -anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5mL/kg/jam dalam 6 jam
- Asupan cairan meningkat -ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
- Haluaran urin meningkat Kolaborasi
- Edema menurun -kolaborasi pemberian diuretik
SIKI:manajemen hipervolemia (I.03114) -kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT),jika perlu
Observasi:
-monitor intake dan output cairan
-monitor kecepatan infus secara ketat
- monitor efek samping diuretik (mis.hipotensi ortortostatik
,hipovolemia,hipokalemia,hiponatremia)
Edukasi:
SDKI:defisit nutrisi (D.0019) Edukasi:
Katagori:fisiologis -ajarkan diet yangdiprogramkan
Subkategori :nutrisi dan cairan
SLKI: status nutrisi membaik (L.03030) Kolaborasi :
Kriteria hasil: -kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
-porsi makanan yang meningkat dibutuhkan,jika perlu
-berat badan membaik
-frekuensi makan membaik
-nafsu makan membaik
SIKI:manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi:
-identifikasi status nutrisi
-identifikasi alergi dan intoleransi makanan
-identifikas makananyang disukai Sumber :
-identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
- monitor asupan makanan Aris K. (2017) “LP Tumor Cerebri” Online:
-monitor berat badan id.scribd.com
-monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Svt R. (2021). “Pathway Tumor Otak”.Online:
Terapeutik id.scribd.com
-lakukan oral hygiene sebelum maka,jika perlu
-fasilitasi menentukan pendoman diet (mis.piramida makanan) Suryawan P (2019). “ Woc Tumor Otak”
-berikan makanan tinggi serat untuk mencengah konstipasi
Online: id.scribd.com
-berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
-berikan suplemen makanan,jika perlu

Anda mungkin juga menyukai