Anda di halaman 1dari 18

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH: “IDEOLOGI PANCASILA


DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3/ KELAS 1/E

1. Zafira Zalsabila M 60100121098


2. M.Syafie Syekhasanal (60100121092)
3. Muhammad Ali Zhahir Baibar
(60100121095)
4. St Alifyani Zahra (60100121107)
5. Muh Muhari Syam (60100121106)
6. Chandra (60100121091)
7. Fathul Suherman (60100121099)

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SAINS DAN TEKNOLOGI

TEKNIK ARSITEKTUR

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
DR.H.HUSEN SARUJIN,SH,MM,M.SI,MH.DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAN FAKULTAS SAINTEK UIN
ALAUDDIN MAKASSAR

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan untuk dapat menyelesaikan karya
ilmiah berjudul “Ideologi Pancasila” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan
rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah pendidikan pacansila
dan kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak DR. H.HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau, penulis dapat menyelesaikan makala
ini.
Kami dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masihsangat jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu kritik dan saran sebagai masukan bagi kami kedepan dalam pembuatan makalah sangatlah
berarti. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf bila ada kata-kata dalam penyampaian yang kurang
berkenan. Sekian dan terima kasih

Samata, 17 November 2021

Penulis

3
Daftar Isi
Judul............................................................................................................................................................ 1
Kata pegantar.............................................................................................................................................. 2
Daftar isi......................................................................................................................................................4
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang........................................................................................................................................ 5
B. Tujuan pembahasan................................................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian pancasila...............................................................................................................................6
B. Pengertian dan unsur unsur Ideologi......................................................................................................7
C. Pengertian pancasila sebagai ideologi................................................................................................... 7
D. Fungsi pancasila sebagai ideologi......................................................................................................... 8
E. Pancasila sebagai ideologi terbuka........................................................................................................ 8
F. Perbandingan ideologi pancasila dan ideologi lainnya.......................................................................... 10
G. Keunggulan ideologi pancasila ............................................................................................................ 13
H. Ketangguhan ideologi pancasila........................................................................................................... 14
I. Pengamalan pancasila ........................................................................................................................... 14
Bab III Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 18

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seluruh negara-negara di dunia ini pasti memiliki suatu landasan atau dasar yang kita kenal
dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan dasar atau ide atau cita- cita negara tersebut untuk
semakin berkembang dan maju. Presiden dalam memimpin bangsa Indonesia dia tidak bisa
mengandalkan visi dan misinya sendiri untuk mencapai cita-cita bangsa, oleh karena itu harus
memiliki suatu dasar atau landasan yang dapat dijadikan sebagai patokan. Ideologi negara
Indonesia adalah Pancasila, pancasila bukan Ideologi negara bagi sebagian atau daerah-daerah
tertentu saja tetapi menyeluruh, terkadang perbedaan pendapat dalam mengartikan dasar negara
maka terjadilah pertikaian.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar negara
yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut
pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila merupakan satu ideologi
yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik
atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui
1. Pengertian pancasila
2. Pengertian dan unsur unsur Ideologi
3. Pengertian pancasila sebagai ideologi
4. Fungsi pancasila sebagai ideologi
5. Pancasila sebagai ideologi terbuka
6. Perbandingan ideologi pancasila dan ideologi lainnya
7. Keunggulan ideologi pancasila
8. Ketangguhan ideologi pancasila
9. Pengamalan pancasila

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
Sebagaimana namanya Pancasila memiliki lima poin dasar yang dijadikan sebagai ideologi
atau patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan berbagai tindakan. Isi dari kelima sila
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Secara Etimologis
Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama Ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima
sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi
perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang Berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
2. Secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali pada sidang BPUPKI. Hasil dari sidang BPUPKI adalah:
a. Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhamad Yamin berpidato tentang dasar negara. b. Tanggal 1 Juni
1945, Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negara diberi nama "Pancasila " dan usulan tersebut
diterima secara bulat oleh sidang BPUPKI. c. Tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional
meng- adakan pertemuan dan menghasilkan "Piagam Jakarta“.
3. Secara Terminologi
Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945
untuk mengesahkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia yang terdiri dari
Pembukaan, pasal-pasal UUD 45 yang berisi 37 pasal, 1 aturan peralihan yang terdiri 4 pasal 1
aturan tambahan terdiri 2 ayat dan penjelasan. Dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke
empat terdapat rumusan Pancasila.
Pancasila merupakan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
rumusan dan pedoman Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar
1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

6
B. PENGERTIAN DAN UNSUR UNSUR IDEOLOGI
1. Pengertian Ideologi
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideologi dapat
dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga Membuat konsep
ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit (definisi ideologi Marxisme).
2. Unsur Unsur Ideologi
Terlepas dari berbagai ragam definisi ideologi, menurut Koento Wibisono (1989) apabila
diteliti dengan cermat ada kesamaan unsur ideologi yaitu : keyakinan, mitos dan loyalitas.
Keyakinan, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu memuat gagasan-gagasan vital,
konsepkonsep dasariah yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada
tingkah laku atau perbuatan manusia sebagai subyek pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan
yang dicitacitakan. Mitos, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu memitoskan sesuatu ajaran, dan
secara optimistik-deterministik mengajarkan, bagaimana suatu ideologi pasti akan dapat dicapai.
Loyalitas, dalam arti bahwa dalam setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta
keterlibatan optimal kepada para pendukungnya. Karena itulah agar suatu ideologi mampu
menarik keterlibatan optimal para pendukungnya, yang berarti bahwa ideologi tersebut
mendapatkan ‘derajat penerimaan optimal’ dari para pendukungnya, maka dalam ideologi
tersebut juga harus terkandung unsurunsur : rasionalitas (logos), penghayatannya (pathos), dan
susilanya (ethos) sedemikian rupa dengan unsurunsur tersebut, suatu konsep ideologi akan dapat
diharapkan mengejewantah dalam perilaku konkrit. (Koento Wibisono, 1989).

C. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan yang
kenegaraan fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara, mengatur
bagaimana suatu sistem itu dijalankan.visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta nilai keadilan. visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila
sebagai dasar sistem kenegaraan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai
dasar sistem kenegaraan.

7
D. FUNGSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
1.mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu
Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering
kali terancam perpecahan.
2.membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi dan
tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.
3. memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.
Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi
nation and character building berdasarkan Pancasila.
4. menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila.
Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa dan Negara.
5. Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan negara dan
memperbaiki kehidupan  dari bangsa Indonesia.

E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


1. Pengertian Ideologi Terbuka
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya sendiri.
Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh Negara, melainkan ditemukan dalam
masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat
dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan
melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan Negara modern bahwa Negara
modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat
dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan, “… Terutama bagi Negara baru dan
Negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya, dan mencabutnya”.
Selanjutnya dinyatakan, “… Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya
bernegara ialah semangat, semangat para penyelenggara Negara, semangat para pemimpin
pemerintahan”. (Syahrial Syarbaini, 2003; 57)
Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber atau berakar pada pandangan hidup bangsa dan
falsafah hidup bangsa. Dengan demikian, ideologi tersebut akan dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa. Hal ini adalah suatu prasyarat bagi
suatu ideologi. Berbeda halnya dengan ideologi yang diimpor, yang akan bersifat tidak wajar dan
sedikit banyak memerlukan pemaksaan oleh kelompok kecil manusia (yang mengimpor ideologi
tersebut). Dengan demikian, ideologi tersebut disebut bersifat tertutup. Pancasila
berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu
ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu
sendiri, hal mana merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman

8
gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling bertentangan dalam
aspek-aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana nilai dapat kita rumuskan
sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal ini ialah apa yang dicita-citakan.
(Padmo Wahyono, 1991).
Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka (Kaelan, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Nilai Dasar, yaitu hakikat sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari nilainilai Pancasila yang bersifat
universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilainilai yang
baik dan benar. Nilai dasar ideologi tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, sehingga
oleh karena Pembukan memuat nilai-nilai dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai
sumber hukum positif sehingga dalam Negara memiliki kedudukan sebagai “Staatsfundamental
norm” atau pokok kaidah Negara yang fundamental. Sebagai ideologi terbuka nilai dasar inilah
yang bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara, sehingga mengubah Pembukaan
UUD 1945 yang memuat nilai dasar ideologi Pancasila tersebut sama halnya dengan pembubaran
Negara. Adapun nilai dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 yang
didalamnya terkandung lembagalembaga penyelenggaran Negara, hubungan antara lembaga
penyelenggara Negara beserta tugas dan wewenangnya.
2. Nilai Instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran lebih lanjut dari nilai-
nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya Garis-garis Besar Haluan Negara yang lima tahun
senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undang-undang,
departemen-departemen sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini
senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif).
3. Nilai Praksis yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi
pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa
berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspirasi masyarakat.
Jadi Pancasila sebagai ideologi terbuka dikenal ada tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak
berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai
dengan keadaan, dan nilai praksis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya.
Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praksis harus tetap
mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.

1. Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila.


Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batasbatasnya yang tidak boleh
dilanggar (BP-7 Pusat, 1993), yaitu sebagai berikut :
1. Stabilitas nasional yang dinamis.
2. Larangan terhadap ideology Marxisme, Leninisme, Komunisme.
3. Mencegah berkembangnya paham Liberal
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat.
5. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

9
Pancasila sebagai suatu ideologi juga tidak bersifat kaku dan tertutup, melainkan bersifat
reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila bersifat aktual,
dinamis, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, IPTEK, serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya
secara lebih konkrit sehingga memiliki kemampuan yang reformasif untuk memecah masalah-
masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan
IPTEK, serta zaman.
F. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LAINNYA

1. Ideologi Komunisme

Komunisme  adalah sebuah ideologi baik ideologi dalam bidang politik maupun dalam bidang
ekonomi. Ideologi komunis ini pertama kali diterbitkan pada 18 Februari 1848 berasal dari Manifest der
Kommunistischen Manifest der Kommunistischen. Pada saat itu paham ini menjadi salah satu gerakan
yang paling berpengaruh dalam dunia. Pada abad 19 komunisme adalah sebuah paham atau ideologi yang
menjadi bahan pembenaran mengenai paham kapitalisme , di masa itu paham ini lebih mengedepankan
ekonomi hal itu menjadikan petani atau buruh menjadi bagian dari produksi . Di masa selanjutnya muncul
beberapa faksi internal di paham komunis ini, karena adanya perbedaaan teori dan cara perjuangan dalam
pencapaian tujuan yaitu masyarakat sosialis untuk berubah menjdai masyarakat yang disebut masyarakat
utopia yang didebatkan oleh penganut komunis teori dan komunis revulusioner.

Komunis sebagai paham anti kapitalisme menjadi paham yang sangat menentang akumulasi modal
pada individu. Paham ini mempunyai prinsip bahwa semua dipreorientasikan sebagai milik rakyat maka
dari itu paham ini beranggapan bahwa semua alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara demi
kemakmuran rakyat secara merata. Dalam paham ini sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh
para petinggi kelompok komunis ini dan membatasi demokrasi pada rakyat yang bukan penganut paham
komunis karena dalam komunis tidak ada hak perorangan seperti halnya paham liberalis. Pada dasarnya
paham ini tidak berdasarkan kepercayaan mitos, takhayul, dan agama. Di Indonesia sendiri paham
komunis ini berhubungan orang-orang yang pernah begelut dengan politik dari Belanda. Beberapa
diantaranya adalah Sneevliet, Bregsma dan Tan Malaka. Gerakan ini berawal dari Surabaya yakni pada
saat ada musyawarah interb para pekerja buruh kereta api Surabaya yang biasa disebut dengan VSTP.

VSTP atau Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel adalah serikat buruh kereta api dan trem
pertama, berdiri pada 14 November 1908.Organisasi ini memiliki akar gerakan radikal melawan
ketidakadilan yang diciptakan sistem kolonial. Gerakan protes buruh ini juga menjadi awal gerakan sosial
modern, menggantikan gerakan-gerakan sosial sebelumnya yang lebih berbasis tradisional.

Sneevliet menjadikan VSTP terbuka bagi buruh pribumi. Dalam organisasi sudah mulai
diperkenalkan pentingnya pembukaan cabang, pertemuan tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb.
Karena VSTP bergerak radikal membela kepentingan pegawai-pegawai pribumi yang miskin, dalam
jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi.

Pada awalnya anggora VTSP ini berasal dari orang-orang Eropa dan indo Eropa, namun setelah
sekian lama kaum pribumi juga tak sedikit yang menjadi anggota paham komunis ini. Semaoen adalah
salah satu anggota yang dikenal sampai sekarang, dia juga menjadi ketua SI Semarang pada saat itu.
Semarang juga salah satu kota yang menjadi daerah aktif paham komunis yang diketuai oleh semaoen
sehingga mempunyai julukan sebagai “kota merah” setelah menjadi basis PKI di era itu. Di era itu kaum
pribumi yang beraliran kiri dan ISDV masuk ke dalam Sarekat Islam dan menjadikan komunis sebagai

10
salah satu cabangnya dan diberi julukan sebagai “Si Merah”. Hal ini menjadikan ISDV menjadi salah satu
penanggung jawab atas adanya pemogokan buruh di daerah jawa.
Asal mula kehancuran PKI karena adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan adanya
pemberontakan secara besar-besaran di seluruh Hindia-Belanda. Pemberontakan terjadi pada Tahun 1926-
1927 yang berakhir denga kekalahan PKI.

Para tokoh PKI menyalahkan Tan malaka atas kekalahan itu sebab pada saat pemberontakan besar-
besaran dilakukan, Tan Malaka menjadi orang yang tidak setuju akan adanya paham komunis dan
mencoba mengehentikan pemberontokan dan mempengaruhi cabang-cabang PKI.

Keunggulan ideologi komunis

1. Paham komunis ini mempunyai suatu kebijakan bahwa perokonomian diberikan seutuhnya ke tangan
pemerintah. seperti perencanaan, pelaksaan, pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan
inflansi, tingkat penganguran dan keburukan perokonomian lainnya.

2. Pemerintah yang menjadi penentu perencaan kegiatan produsi sehingga pasar dalam negeri dalam
berjalan dengan lancar karena pengendali hanya satu sehingga tidak ada perbedaan pendapat saat
mengatur perencanaan kegiatan.

3. Sudah melakukan distribusi pendapatan.

4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena semua kegiatan diatur langsung oleh pemerintah yang mempunyai
pandangan ekonomi lebih luas.

Kekurangan ideologi komunis.

1. Pers menjadi alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai nilai komunis kepada
masyarakat.

2. Menonaktifkan intensiv individu karena semua kegiatan diatur oleh pusat.

3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.

4. Dan masyarakat tidak mempunyai kebebasan dalm memiliki sumber daya.

2. Ideologi Liberalisme

Terdapat beberapa prinsip dasar yang melandasi liberalisme, yaitu

individualisme, kebebasan, keadilan dan kesetaraan, serta utilitarianisme:

1. Individualisme

Individualisme merupakan inti pemikiran liberal yang menjiwai seluruh basis moral, ekonomi, politik,
dan budaya. Individualisme sendiri dapat diartikansebagai pemikiran yang menjunjung keberadaan
individu, dan masyarakat hanya dipandang sebagai sekumpulan individu semata. Individu memiliki
otonomi dan merupakan sumber seluruh nilai. Individu juga dianggap sebagai hakim yang terbaik bagi
dirinya serta dapat bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Bertitik tolak dari pandangan ini, kelompok
liberal beranggapan bahwa negara tidak berhak mengintervensi kehidupan warga negara.

2. Kebebasan

11
Kebebasan dalam liberalisme dipandang sebagai “hak” yang dimiliki tiap orang. Hak ini yang
memungkinkan tiap individu mendapat kesempatan yang sama untuk mengejar kepentingannya. Dari
perspektif liberalisme, kebebasan tidak hanya dipandang sebagai hak melainkan juga sebagai kondisi
yang memungkinkan tiap-tiap individu dapat mengembangkan bakat dan ketrampilannya. Dalam hal ini
kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam hal positif.

3. Keadilan dan kesetaraan

Nilai keadilan yang dijunjung kaum liberal dilandasi oleh komitmen terhadap nilai kesetaraan. Tekanan
liberalisme di sini adalah keyakinan bahwa secara universal manusia memiliki hak yang sama, dan secara
moral kedudukan manusia adalah setara. Dengan demikian, tiap-tiap individu memiliki hak dan
kesempatan yang setara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.Oleh sebab itu,
menurut kaum liberal, kesetaraan kesempatan harus terbuka bagi tiap individu agar mereka dapat
menikmati hak-hak dan penghormatan yang sama. Dan kaum liberal tidak melihat bahwa ide kesetaraan
kesempatan akan mengarah pada ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.

4. Utilitarianisme

Prinsip utilitas atau manfaat adalah prinsip yang memungkinkan tiap-tiap individu dapat mengkalkulasi
apa yang secara moral baik dengan menjumlahkan keuntungan/kenikmatan yang diperoleh dari setiap
aspek tindakan yang dipilih. Ditingkat masyarakat pun, prinsip ini dapat dijadikan pedoman untuk
pengambilan keputusan yang menguntungkan masyarakat banyak, yang kemudian dikenal sebagai prinsip
“the greatest happiness for the greatest number”. Dengan demikian, pilihan tindakan individu selalu
didasarkan pada perhitungan jumlah keuntungan yang diperoleh ketimbang kerugiannya. Inilah yang
dimaksud dengan prinsip utilitas.

a. Kelebihan ideologi Liberalisme

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak
perlu menunggu komando dari pemerintah.

2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi
aktif dari masyarakat dalam perekonomian.

3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku di
pasar.

5. Kontrol sosial dalam sistem pers berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam
media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau
pemerintah.

6. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.

b. Kelemahan Ideologi Liberalisme

1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Hal ini dikarenakan persaingan bersifat bebas, dimana
pendapatan jatuh kepada pemilik modal ataupun majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima
sebagiankecil dari pendapatan.

12
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya semakin kaya,
yang miskin semakin miskin.

3. Sering munculnya monopoli yang merugikan masyarakat.

4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering
terjadi.

5. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan
memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi mereka dan media massa sangat efektif
menciptakan gambaran dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.

G. KEUNGGULAN IDEOLOGI PANCASILA

Berikut merupakan artikulasi ringkas keunggulan Pancasila jika dibandingkan dengan ideologi-
ideologi besar dunia lainnya.

1. Sila Pertama Pancasila lebih unggul dibandingkan paham Atheisme yang dianut Komunisme, yang
berbasiskan ajaran materialisme dialektis dan materialisme historis versi Marxisme. Berbeda dari
Marxisme dan Leninisme (Komunisme) yang menjangkarkan ideologinya pada paham sejarah dan alam
yang berwujud materi dan kembali (lagi) pada materi, dalam suatu gerak materi yang menempuh siklus
abadi tanpa akhir, Ideologi Pancasila sila pertama menjangkarkan sekaligus menjiwai sila-sila yang lain
(Perikemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) dalam Realitas yang Pertama dan Ultim,
sekaligus memberikan orientasi yang lebih luhur dan transenden dalam diri manusia penghayatnya.

2. Sila Kedua Pancasila, berupa prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mau menunjukkan jalan
tengah konsep tentang “Manusia” yang lebih seimbang dan bijaksana sebagai tandingan dari kontestasi
konseptual antara paham Liberalisme-Kapitalisme, yang melihat gambaran manusia sebagai “subjek
pelaku bebas yang dapat mendeterminasi dirinya sendiri” dan homo oeconomicus murni, dengan paham
Sosialisme dan Komunisme, yang melihat gambaran manusia sebagai “yang dibentuk oleh totalitas

relasi-relasi sosialnya,” (pandangan Feuerbach dan Marx awal) juga sebagai zóon politikón (Aristoteles)
atau homo socius (manusia sebagai makhluk politik dan makhluk sosial). Dengan demikian, konsep
manusia Pancasila lebih lengkap, komprehensif, dan seimbang dalam memandang, meneliti, dan
memperlakukan manusia, tidak berat sebelah seperti pada LiberalismeKapitalisme, maupun pada
MarxismeSosialisme.

3. Konsep Persatuan Indonesia sebagai Sila Ketiga Pancasila lebih unggul daripada konsep persatuan ras
(NAZI) dan persatuan bangsa yang chauvinis (Fasis). Persatuan ras dan bangsa yang chauvinis
merupakan pemahaman persatuan yang sempit dan singularis, bahkan eksklusif. Persatuan jenis ini
mengandung unsur peninggian diri sendiri (superioritas ras Arya) dan perendahan yang-lain yang berbeda
(inferioritas), yang lalu dilegalkan (Nuremberg Laws) dan dijustifikasi secara ilmiah (ilmu eugenics).
Persatuan model fasis bertumpu pada keseragaman dan penyeragaman yang berimplikasi pada
penyangkalan bahkan peniadaan yang lain dan berbeda. Persatuan model Volksgemeinschaft yang
digelorakan NAZI secara implisit mengandung kehendak untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaan
tersebut (ekspansi) sekaligus kehendak untuk menjaga kemurnian darah dan tanah air dari unsur-unsur
yang dianggap “asing, lain, dan berbeda” (seperti orang Yahudi, kaum gipsy, kaum homoseksual, dst).
Prinsip Persatuan Indonesia versi Pancasila tidak seperti ini. Prinsip Persatuan Indonesia didasarkan pada
penghormatan atas perbedaan dan keragaman, bukan hanya secara prinsipiil, namun juga secara riil
konkret.4. Sila keempat pancasila lebih unggul dibandingkan paham kerakyatan yang diusung baik oleh
sosialisme maupun fasisme. Dalam pidatonya di depan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Sukarno

13
mengatakan bahwa’Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara
Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan walaupun golongan
kaya. Tetapi kita mendirikan negara’ semua buat semua’, satu buat semua, semua buat satu’. Saya yakin
bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan,

perwakilan’ Dengan demikian jelas bahwa prinsip kerakyatan yang diwujudkan dalam bentuk badan
permusyawaratan/perwakilan, yang dipimpin oleh “hikmat kebijaksanaan” (dalam bentuk tuntunan moral
lewat agama dan tuntunan akal budi lewat filsafat) merupakan amanah para bapak pendiri Negara
Indonesia yang membedakannya dengan, dan membuatnya lebih unggul dari, prinsip kerakyatan
“solidaritas sosial” yang bertumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas yang dicita-citakan
Sosialisme dan Marxisme.

5. Konsep sila kelima Pancasila yang berimplikasi pada konsep kesejahteraan sosial dan demokrasi
ekonomi lebih unggul daripada konsep pasar bebas yang diusung Liberalisme-Kapitalisme dan bentuk
barunya, yaitu paham NeoLiberalisme, maupun ekonomi yang dikontrol speneuhnya oleh negara seperti
tampak dalam paham komunisme maupun fasisme. Menurut Sri Edi Swasono, Sistem Ekonomi Indonesia
dapat difokuskan pada wawasan yang dikaitkan dengan sila Pancasila yaitu berorientasi pada lima sila
Pancasila dengan tekanan pada sila “Keadilan sosial” yang berarti kegiatan ekonomi menggunakan asas
persamaan demi kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran perseorangan. Hal ini paling jelas
terwujud dalam konsep Koperasi. (Hendar Putranto, dkk., 2015, 80-84)

H. KETANGGUHAN IDEOLOGI PANCASILA

Ketangguhan Pancasila Berkontestasi dengan ideologi-ideologi besar maupun alternatif tersebut,


bukan hanya karena faktor internal ideologi itu sendiri, yaitu kebulatan dan keutuhannya yang
mengagumkan, namun juga karena dukungan faktor eksternal yaitu barisan penjaga ideologi Pancasila,
baik yang formal seperti Presiden dan jajaran kabinetnya, para penatar Pancasila lulusan Lemhannas RI,
para guru dan dosen pengajar dan pendidik Pancasila, maupun informal, seperti para tokoh agama, suku
dan adat, serta komunitas warga di tingkat akar rumput, yang tidak pernah mengenal kata menyerah
dalam memperjuangkan penegakan keluhuran nilai-nilai Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara
sehari-hari.

Supaya tetap tangguh ideologi Pancasila maka yang perlu dilakukan antara lain :

1. Penguatan dan radikalisasi ideologi Pancasila tidak hanya ditujukan kepada para kader pemimpin di
bidang pemerintahan (seperti lewat aneka kursus “wajib” yang diadakan olehLemhannas), namun juga
bagi para pemimpin dan pengurus ormas, partai politik, organisasi Serikat Buruh, para pimpinan
universitas, sekolah baik negeri maupun swasta, pondok pesantren dan pusat-pusat pembelajaran agama
serta aliran kepercayaan.

2. Ideologi Pancasila sebagai benteng identitas nasional perlu lebih digalakkan lagi di wilayah perbatasan
atau titik-titik terluar batas wilayah NKRI Ideologi Pancasila sebagai ikhtiar pembangunan karakter
bangsa perlu kembali dimasukkan sebagai kurikulum wajib di semua tingkat pendidikan formal di seluruh
Indonesia, hanya saja dihindari cara-cara penyampaian yang indoktrinatif dan semi-militeristik seperti
pola P4 di masa Orde Baru. Para guru, dosen, dan penatar Pancasila memegang peranan penting dan tak
tergantikan untuk secara kreatif dan inspiratif memperkaya metode pengajaran, sosialisasi, dan
internalisasi ideologi Pancasila bagi siswa/mahasiswa didiknya.

J. PENGAMALAN PANCASILA

14
Berdasarkan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah menetapkan dasar-dasar pengamalan setiap
sila dalam Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepecayaannya

d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia warga
negara

b. Saling mencintai sesama manusia

c. Mengembangkan sikap tegang rasa

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain

e. Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan

f.  Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

g.  Berani membela kebenaran dan keadilan

h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan
sikap hormat-menghormati dan bekerja dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

c. Cinta tanah air dan bangsa

d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia

e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambl keputusan untuk kepentingan bersama

d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan

e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah

f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur

15
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat mansusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

5. Keadilan Sosial  bagi seluruh rakyat Indonesia

a. Mengembangkan perbuatan – perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong

b. Bersikap adil

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

d. Menghormati hak-hak orang lain

e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain

f.  Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain

g. Tidak bersikap boros

h. Tidak bergaya hidup mewah

i.  Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum

j.  Suka bekerja keras

k. Menghargai karya orang lain

l.  Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat
tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk
mewujudkannya.
Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa
Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi
lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi
Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas
sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada
didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan
dinamika dan perkembangan masyarakat.

17
Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vereniging_van_Spoor-en_Tramwegpersoneel
https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://thegorbalsla.com/pengertian-pancasila/
https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

Surbakti, K. (2018). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK MATERI SISTEM
PEMERINTAHAN
PUSAT. JURNAL TEMATIK, 8(1), 166-171.
Surbakti, K. (2017). Pengaruh Game Online terhadap Remaja. JURNAL CURERE, 1(1).

https://books.google.co.id/books?
id=7RB9DQAAQBAJ&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false
http://proceeding.unindra.ac.id/index.php/simponi/article/view/330
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/download/824/622/

18

Anda mungkin juga menyukai