Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS TAPAK

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4

PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI TARI DAN SENI MUSIK

KLASTER 7:
KOMANG DODY KASTAMA YASA (08-06)
I MADE DONY SWIYOGA PUTRA (08-58)
ANAK AGUNG NGURAH ARITAMA (08-72)
A.A. NGURAH BAGAS ADITYA (08-103)
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
1. Memperlihatkan lokasi site dalam hubungannya dengan
Gedung rehabilitasi sebagai suatu keseluruhan.
2. Memperlihatkan lokasi dari lingkungan site
serta lokasi tapak di dalam lingkungan.
3. Memperlihatkan jarak-jarak dan waktu tempuh terhadap
fungsi-fungsi yang berkaitan dengan wilayah sekitar.

Faktor Pengaruh:
1. Keadaan sekitar site
2. Keadaan tanah
DATA LAPANGAN :

Lokasi tapak berada di daerah gowa kelurahan


borongloe kecamatan somba opu. Daerah ini
berada pada lokasi dekat danau mawang yang
merupakan danau terbesar di gowa dan
menghubungkan jalan dari kampus unhas teknik
dan uin alauddin makassar Lahan ini belum DAERAH DANAU MAWANG
dimanfaatkan sepenuhnya, namun lahan ini KESIMPULAN :
merupakan lahan kosong, sehingga sangat
memungkinkan membangun gedung rehabilitasi
anak. Lokasi tapak juga memudahkan Dari analisis dapat disimpulkan:
transportasi menuju ke kota karena di dekat  Site berlokasi di jalan By Pass Ida Bagus
danau terdapat jalan yang cukup lebar serta Mantra yang melalui daerah Ketewel,
lingkungan yang mendukung untuk rehabilitasi Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
 Site berada di pinggir pantai saba yang masih
merupakan lahan pertanian.
 Site berjarak ± 7 km dari Pusat Kota
Batas-Batas Site :
 M a k a s s a r dan dapat ditempuh dalam
Sebelah Selatan: Danau mawang
 Sebelah Utara: Hutan waktu 25 menit.
 Sebelah Barat: villa biru danau mawang
 Sebelah Timur: lahan kosong

100

80
JALAN MACANDA II

LOKASI SITE

DASAR PERTIMBANGAN MEMILIH SITE INI


SEBAGAI LOKASI:

 DAERAH INi DIPILIH KARENA AKSES YANG MUDAH

 AREA INI TERBEBAS DARI


KEMACETAN KARENA JALAN YANG CUKUP LEBAR DAN
AKTIVITAS MASYARAKAT YANG TIDAK TERLALU PADAT

 TERLETAK PADA LOKASI ALAM TERBUKA


PADA AREA INI SEHINGGA DAPAT MENDUKUNG
KONSEP HEALING ARCHITECTURE


HUTAN

 .
ANALISIS DATA :
Arah dan kecepatan angin akan sangat mempengaruhi site dan proyek
kecenderungan angin yang
ARAH ANGIN NANTINYA DISIASATI DENGAN VEGETASI YANG
mendominasi berasal dari
BERADA DI SEKITAR BANGUNAN DAN UNTUNGNYA DI SEKITAR
bagian utara dan barat laut
SITE ADALAH RUANG TERBUKA HIJAU YANG DAPAT MENAHAN
menurut bmkg
ARAH ANGIN SERTA KUALITAS UDARA YANG BAIK DAN SINAR
MATAHARI YANG TIDAK TERLALU MENYENGAT.UNTUK CURAH
NANTINYA DESAIN BANGUNAN DISESUAIKAN.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:

SUHU
Suhu rata-rata berkisar antara 25,1° c-29,0° cSuhu rata-rata pada site adalah 29°c,
KELEMBAPAN
Kelembapan berkisar antara 80% - 86%, kelembaban tertinggi 95%

DATA LAPANGAN :
MATAHARI
Matahari menyinari tapak ini rata-rata dari pukul 06.00-19.00 wita
ANGIN
Pada daerah ini terdapat dua arah angin yang mempengaruhi faktor iklim dalam tapak
Sudut Matahari tanggal Sudut Matahari tanggal Sudut Matahari
- Angin barat laut tanggal
23 Sept. – 22 Des. 23 Sept. dan 21 Mar.
- Angin yang berasal dari utara 21 Mar.- 22 Jun.
dan 22 Des. - 21 Mar.
Kabupaten Gowa merupakan daerah tropis yang juga memiliki musim angin dan
Selatan dan 22 Juni – 23 Sept.
Utara
Kebanyakan angin yang dibawa adalah angin yang berasal dari timur, utara,
barat laut.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Tujuan kajian topografi adalah:
 Mengetahui topografi site
 Mengetahui kontur tanah pada site
 Menemukan masalah dalam site yang barkaitan dengan topografi
berkenaan dengan pembangunan proyek dan pemecahannya .

Faktor pengaruh
 Kontur tanah
 Drainase
 Bentang alam site

ANALISIS DATA
ANALISA
1. Karena lokasi ini DATA
memiliki transis yang :beragam dan tidak teratur, maka
GHH:JUBJ:: :
perlu adanya proses cat and fill untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
dalam pembangunan sesuai dengan disain.
2. Kontur tanah yang tidak beraturan ini dapat memberikan suatu nilai lebih
pada site nantinya. Karena dengan kontur tanah yang tidak beraturan yang
banyak terdapat ceruk-ceruk ini dapat dimanfaatkan sebagai taman
hiburan air dan sebagainya yang nantinya di terapkan di dalam desain
masing-masing.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


DATA LAPANGAN :
1. Transis lokasi sangat beragam/tidak beraturan. Ini dapat diatasi dengan cut
and fill bila diperlukan sesuai dengan disain nantinya.
 Transisi/kemiringan tanah pada site sangat beragam karna di sebabkan dari
lahan tersebut merupakan lahan pertanian. 2. Pola aliran drainase dalam site diatur nantinya untuk di kelola selanjutnya,
 Perbedaan transis beragam di setiap lokasi . Namun kontur yang terdapat di karena lokasi berada di daerah terendah dari lokasi di sekitarnya. Untuk air
dalam site tidak terlalu curam. hujan akan di alirkan ke sungai unda di sebelah barat site.
Dari kontur yang tidak beraturan tersebut,
Site merupakan bekas daerah pertanian yang drainase yang terjadi pun juga tidak karuan
kering dan kurang produktif mengakibatkan mengikuti kemiringan site.
site memiliki kontur yang beragam.

Rekomendasi untuk menatasi darinase yang tidak


teratur, akan direncanakan untuk drainase air
hujan akan dilaihkan kearah sungai.

Keterangan:
Kontur tanah
Yang tidak teratur
Lapisan tanah yang
terdapat di dalam site
LAHAN pertanian yang
merupakan jenis tanah
merupakan lahan yang
yang kering.
tidak produktif.

PANTAI
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Tujuan kajian batas-batas site adalah:
 Mengetahui jenis tanah yang terdapat pada site.
 Mengetahui kandungan air pada site
 Mengetahui jenis tanaman yang dapat tumbuh
 Mengetahui sistem struktur dan konstruksi yang cocok dengan
kondisi/keadaan tanah pada area site tersebut

ANALISIS DATA :

1. Lahan kering ini hanya dapat di tumbuhi oleh beberapa jenis tanamna
yang membutuhkan kadar humus yang tinggi seperti kelapa, jagung dan
lainnya.
2. Drainage yang tidak pernah tergenang sehingga site tidak memerlukan
sistem drainage permanen.
3. Pemanfaatan air sungai secara optimal.

REKOMENDASI untuk sumber air dari sungai yang dimanfaatkan untuk


kebutuhan gedung dengan terlebih dahulu di filtrasi dengan teknologi yang
ada sumur bor.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :

DATA LAPANGAN :  Dengan kondisi tanah yang labil, maka untuk pondasi bangunan/gedung
teater yang dipakai adalah pondasi tiang pancang dan pondasi menerus pada
bagian dindingnya, pondasi telapak atau pondai tiang pancang untuk lantai
 Jenis tanah merupakan tanah kering dengan tekstur agak kasar, ini merupakan dua atau lebih
lahan pertanian.
 air tanah ±2meter mengikuti pasang surutnya air laut, karena lokasi persis di  Tumbuhan yang dapat di tanam kelapa, jagung, dan lainya. Alternative lain
tepi pantai. dengan melakukan rekondisi tanah agar dapat ditumbuhi oleh tanaman jenis
lain yang membutuhkan humus tinggi.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
Tujuan kajian vegetasi ini adalah:
 Mengetahui vegetasi apa saja yang ada pada site
 Mengetahui vegetasi yang sebaiknya tetap
dipertahankan pada site
 Mengetahui vegetasi yang cocok ditanam pada site
 Mengetahui areal subur untuk penempatan vegetasi

Faktor Pengaruh:
 Jenis dan struktur tanah

Semak-semak dan alang –


alang/ rerumputan dapat DATA LAPANGAN :
dihilangkan agar tidak
Area di depan site ini ditumbuhi semak-semak dan
menghalangi bangunan.
alang – alang/ rerumputan yang merupakan tumbuhan
eksisting dan tidak terdapat tumbuhan peneduh.
Namun ada banyak pepohonan sehingga
site bisa disebut cocok untuk gedung

ANALISIS DATA :
Dengan keadaan site yang masih banyak
rerumputan liar maka perlu mengambil tindakan
untuk memangkas tumbuhan yang tidak perlu
KESIMPULAN :

Pada site tidak terdapat vegetasi, dimana site yang kering


menimbulkan efek yang panas. Maka dari itulah perlu adanya
penanaman pohon di sekitar site agar suasana yang di timbulkan di
dalam desain menjadi sejuk. Yang terpenting penanaman pohon
tidak berada di dalam BUA

Tumbuhan yang terdapat pada site

Semak-semak serta rerumputan (vegetasi eksisting)


TUJUAN :
Mengetahui jenis-jenis fauna yang terdapat pada
lingkungan site

DATA LAPANGAN :
Beberapa jenis fauna yang terdapat di lingkungan site
ini, yaitu sapi ternak dan anjing liar.

ANALISIS DATA :
Pada site ini tidak terdapat jenis fauna yang dilindungi.
Site yang didominasi rerumputan, sering dijadikan areal
untuk aktifitas menggembala sapi yang dirasa cukup
mengganggu keberadaan bangunan jika aktifitas tersebut
terus berlanjut. Keberadaan anjing liar pun turut
diwaspadai.

REKOMENDASI :
Sapi ternak, jenis fauna yang mendominasi di lingkungan site
Untuk mengamankan lingkungan site dari keberadaan
aktifitas sapi ternak serta anjing liar, dibuatkan pagar
pembatas, sehingga hewan-hewan tersebut tidak masuk
secara bebas ke dalam lingkungan site.
SITE ENTRANCE DILETAKKAN PADA SISI TENGAH
DENGAN PERTIMBANGAN ASPEK EFISIENSI TERHADAP
PENGAMANAN SITE.

TUJUAN:

UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BENTUK DAN UKURAN SITE


TERHADAP POLA MASSA PADA SITE

UNTUK MENGETAHUI

ANALISIS:
PELETAKAN POLA MASSA MONOLIT DILETAKKAN PADA
- SITE BERBENTUK SEGI EMPAT TIDAK beraturan DENGAN BAGIAN TENNGAH SITE KAREN NANTINYA DIRENCANAKAN
LUASAN SEKITAR 6.4 HEKTAR. BERADA PADA SISI BARAT SEBAGAI BANGUNAN TUNGGAL YANG MERANGKUM
JALAN YANG DIRENCANAKAN. SEBGAIAN BESAR AKTIFITAS DI DALAM SATU BANGUNAN.

- UKURAN TERPANJANG TERDAPAT PADA SEBELAH BARAT


SITE.

REKOMENDASI:

- MENGGUNAKAN POLA MASSA MONOLIT YANG DISESUAIKAN


DENGAN KONDISI DAN BENTUK SITE.
POLA MASSA MONOLIT YANG DILETAKKAN PADA SISI
-POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK TENGAH SITE MEMBERIKAN KELELUASAN PANDANGAN
PADA SISI TENGAH SITE YANG MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN KE SISI TAPAK, MEMUDAHKAN DALAM PENGATURAN
ENTRANCE. SIRKULASI DI DALAM TAPAK
-PENGUNAAN SATU BUAH ENTRANCE UNTUK KEMUDAHAN DALAM
PENGAMANAN DAN EFISIENSI BIAYA.

LUASAN SITE DENGAN PANJANG 400 x LEBAR 168= 67200


DATA :
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra pantai Saba,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

TUJUAN :

 Untuk mengetahui bagaimana keadaan tapak dan


menunjukkan keberadaan tapak terhadap suatu wilayah
 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan
sekitar tapak terhadap tapak, seperti :
1. Aksebilitas dalam pencapaian menuju tapak
2. Batas-batas wilayah disekitar tapak
3. Perkembangan fasilitas di sekitar tapak beberapa
tahun kedepan

STATUS KEPEMILIKAN DARI TANAH INI MERUPAKAN KEPEMILIKAN WARGA DESA SABA, KEC. SUKAWATI Lokasi site berada pada sisi selatan Jalan By pass Ida Bgs Mantra, pada
GIANYAR. KAWASAN INI MEMANG SUDAH DIBANGUNSEBAGAI KAWASAN WISATA. DAN SISI LAIN SEBGAI pantai Saba Gianyar
SARANA HIBURAN.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.5 THN 2005, TENTANG PERSYARATAN ARSITEKTUR  Pasal 1 (24)
BANGUNAN GEDUNG Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan
Bab I Ketentuan Umum sarananya agar tetap laik fungsi.
 Pasal 1 (8)  Pasal 1 (27)
Arsitektur non tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak menerapkan norma-norma arsitektur Kawasan khusus adalah suatu satuan teritorial yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan
tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali. persyaratan arsitektur khusus, karakteristik alam, dan budaya dengan tujuan pengembangan ilmu
 Pasal 1 (11) pengetahuan, pelestarian, dan pengayaan kasanah Arsitektur Bali.
Persyaratan arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan karakter penampilan  Pasal 3
bangunan gedung, tata ruang dalam, dan keseimbangan/keselarasannya dengan lingkungannya. Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk :
 Pasal 1 (13) a. Mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur tradisional Bali
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan pekarangan sebagai secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta yang serasi dan terpadu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di bawah tanah dan/atau air. lingkungannya ;
 Pasal 1 (14) b. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar menghasilkan
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, Bab II Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, kegiatan campuran, maupun Bagian Pertama : Fungsi Bangunan
kegiatan khusus.  Pasal 4
 Pasal 1 (17) (2) Fungsi bangunan gedung digolongkan dalam fungsi keagamaan, fungsi hunian, fungsi usaha,
Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk fungsi sosial dan budaya, fungsi khusus, serta fungsi campuran.
kegiatan usaha. (3) Bangunan gedung yang berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibangun di
 Pasal 1 (21) tempat yang sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang yang
Pekarangan adalah bidang lahan dengan bentuk dan ukuran tertentu yang berisi atau akan diisi berlaku.
bangunan. Bagian Kedua : Klasifikasi Bangunan Gedung
 Pasal 1 (22)  Pasal 5
Penyelenggaraan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan :
pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. a. Kompleksitas;
 Pasal 1 (23) b. Tingkat kepermanenan ; dan
Pemanfaatan adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah c. Bentuk dan karakter.
ditetapkan termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala.
Bagian Ketiga : Larangan Perubahan Fungsi Bangunan Gedung (2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
 Pasal 6 pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Setiap orang dilarang mengubah fungsi bangunan gedung yang bertentangan dengan peruntukan (3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak
lokasi yang diatur dalm Rencana Tata Ruang yang berlaku. mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dan menampilkan gaya
arsitektur lain dengan persetujuan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Bab III Arsitektur Bangunan Gedung  Pasal 14
Bagian Pertama : Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung yang Akan Dibangun (1) Penempatan bangunan dengan massa majemuk, ditata sesuai struktur nilai, pembagian tapak
 Pasal 7 atau mandalanya.
(1) Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratn : (2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman utama sebagai pusat
a. Penampilan luar dan penampilan ruang dalam; orientasi massa bangunan.
b. Keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan bangunan gedung dengan lingkungan ; dan  Pasal 15
c. Nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat. Desain pagar dan gerbang pekarangan di sepanjang jalan raya dan jalan lingkungan harus
(2) Persyaratn penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mentaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
menerapkan norma-norma pembangunan tradisional Bali dan/atau memperhatikan bentuk dan
karakteristik Arsitektur Tradisional Bali yang berlaku umum atau arsitektur dan lingkungan Bab V Simbol Fungsi dan Simbol Keagamaan
setempat yang khas di masing-masing Kabupaten/Kota. Bagian Pertama : Simbol Fungsi
(3) Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan  Pasal 19
fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang melekat pada bangunan. Simbol-simbol fungsi dari fungsi pokok suatu bangunan harus terekspresi dalam arsitektur
(4) Persyaratan keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya bangunan gedung.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan terpadu dengan lingkungannya. Bab VI Pengendalian Penerapan Persyaratan Arsitektur
(5) Gubernur menetapkan lebih lanjut ketentuan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam,  Pasal 21
keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud Gubernur mengkoordinasikan pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan gedung,
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) setelah mendapat rekomendasi dari DPRD. penggunaan simbol fungsi, dan simbol keagamaan dengan pemerintah kabupaten / kota.
Bagian Ketiga : Persyaratan arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali  Pasal 22
 Pasal 13 Masyarakat dapat berperan serta dalam pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan
(1) Arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur gedung.
tradisional Bali dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras,
seimbang, dan terpadu dengan lingkungan setempat.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.4 THN 2005, TENTANG PENGENDALIAN (1) Gubernur menetapkan lokasi pembuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
(2) Penetapan lokasi pembuangan limbah sebagaiman dimaksud dalm ayat (1)
Bab I Ketentuan Umum memperhatikan Rencana Tata Ruang dan atau persetujuan masyarakat yang terkena
 Pasal 2 dampak.
(1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup berasaskan pelestarian fungsi  Pasal 12
lingkungan hidup dengan menjunjung tinggi peran serta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita (1) Setiap Penanggungjawab Usaha dilarang membuang limbah ke media lingkungan hidup
Karana. tanpa izin dari Gubernur.
(2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah dan (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat persyaratan untuk melakukan
menanggulangi pencemaran, kerusakan, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup. upaya pengendalian, pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup.
Bab IV Pengelolaan Limbah dan Pencegahan Perusakan Lingkungan Hidup  Pasal 13
 Pasal 9 Setiap Penanggungjawab Usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
Setiap Penanggungjawab Usaha harus : pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan  Pasal 14
b. Memberikan laporan mengenai jumlah dan kharakteristik limbah yang dihasilkan serta sistem (1) Setiap Penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah yang
pengelolaan limbah yang dimiliki ; dan mencemari dan merusak lingkungan harus menyediakan dana lingkungan.
c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada instansi untuk mengadakan pemeriksaan atau (2) Besaran dana lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
penelitian di tempat kegiatan usahanya. Gubernur setelah mendapat rekomendasi dari DPRD.
 Pasal 10
(1) Setiap penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah wajib Bab V Penanggulangan Pencemaran dan Perusakan
melengkapi izin kegiatannya dengan dokumen pengelolaan lingkungan.  Pasal 15
(2) Setiap penanggungjawab Usaha wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan atau Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan
kegiatannya sebelum dibuang ke media lingkungan hidup. lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib :
(3) Pembuangan limbah hasil usaha ke media lingkungan hidup wajib memenuhi syarat kualitas b. Memiliki sistem tanggap darurat ;
fisik, kimia, dan biologi sebagaimana diatur dalam Baku Mutu Lingkungan hidup dan Kriteria c. Memberikan informasi tentang sistem tanggap darurat kepada pemberi izin dan
Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. masyarakat luas ; dan
(4) Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup sebagaimana d. Melakukan upaya penanggulangan.
dimaksud pada ayat (3), diatur dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi
DPRD. Bab VI Pemulihan Pencemaran dan Perusakan
 Pasal 11  Pasal 16
(3) Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
harus dilakukan di lokasi pembuangan yang telah ditetapkan Gubernur. sebagai akibat pembuangan limbah wajib melakukan rangkaian upaya
untuk pemulihan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan tingkat ketercemaran dan i. Kota Denpasar.
kerusakan lingkungan hidup.
 Pasal 17 Bab IV Strategi Pengembangan Tata Ruang
Penanggungjawab Usaha wajib menanggung biaya penanggulangan dan atau pemulihan  Pasal 11
pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal (1) Strategi Pengembangan Tata Ruang dilandasi oleh falsafat Tri Hita Karana.
16, dan pasal 19 huruf a. (2) Strategi Pengembangan Tata Ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup :
 Pasal 19 a. Strategi pengelolaan kawasan lindung
b. Penanggungjawab Usaha sebagai kewajiban untuk pemeriksaan secara berkala sesuai b. Strategi pengembangan kawasan budidaya
dokumen lingkungan hidup. c. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah
d. Strategi pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan
Bab VIII Sanksi Administrasi e. Strategi pengembangan wilayah prioritas.
 Pasal 20  Pasal 16
(1) Penanggungjawab Usaha yang melakukan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup Strategi Pengembangan Wilayah Prioritas diarahkan pada :
dapat dikenakan sanksi administrasi. a. Pengembangan kawsan-kawasan untuk mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor
(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur. unggulan mulanya memerlukan pengembangan dan mendapat dukungan penataan
ruang, dengan mempertiumbangkan keberadaan dan tingkat kepentingan sektor terhadap
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO. 3 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG wilayah dalam hal potensi maupun permasalahan, serta ketersediaan dan kesiapan
WILAYAH PROVINSI BALI sarana dan prasarana untuk mendukung pengembanmgan wilayah.
b. Antisipasi kecenderungan kawasan-kawasan cepat berkembang yang memerlukan
Bab III Kedudukan, Wilayah, dan Jangka Waktu Rencana dukungan penataan ruang dengan mengalo0kasikan kegiatan serta fasilitas pendukung.
Bagian Kedua : Wilayah c. Penanganan permasalahan tata ruang pada kawasan-kawasan yangh dianggap kritis dan
 Pasal 9 kurang berkembang untuk mengembalikan fungsinya serta memacu perkembangan
Wilayah perencanaan tata ruang dalam RTRWP adalah daerah dalam pengertian Pemerintahan wilayahnya.
yang meliputi 9 daerah kabupaten atau kota, yaitu : d. Penanganan kantong-kantong kemiskinan yang masih tersebar di beberapa tempat di
a. Kabupaten Badung propinsi melalui peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan perekonomian
b. Kabupaten Tabanan rakyat.
c. Kabupaten Jembrana
d. Kabupaten Buleleng Bab V Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
e. Kabupaten Gianyar Bagian Pertama : Kawasan Lindung
f. Kabupaten Bangli  Pasal 19
g. Kabupaten Klungkung (6) Kriteria penempatan sempadan pantai mencakup :
h. Kabupaten Karangasem, dan
a. Cadangan lahan yang mencukupi sebagai kawasan efektif pariwisata.
a. Daratan sepanjang pesisir dengan lebar proporsional sesuai bentuk dan kondisi fisik
 Pasal 20
pantai, dengan jarak paling rendah 100 meter dihitung dari pasang tertingi kearah darat ;
(1) Pengembangan kawasan budidaya non pertanian seperti budidaya pariwisata, industri,
atau
permukiman, pertambangan, dan pertahanan keamanan (Hankam) diarahkan pada :
b. Daratan di luar kriteria pada huruf a, ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan
a. Mengamankan sempadan perbatasan administrasi antara wilayah Kabupaten/Kota
mempertimbangkan fungsi kawasan dan tingkat kerawanan pantai seperti tinggi
paling rendah 50 meter di kiri kanan garis perbatasan wilayah, serta berfungsi
gelombang, potensi tsunami, arus laut, kondisi geologis pantai, dll, dengan persetujuan
sebagai ruang terbuka hijau, kecuali pada kawasan perbatasan yang sudah padat
Gubernur.
bangun-bangunan;
c. Variasi sempadan pantai di arahkan sebagai berikut :
1. Kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang
kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 50
meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 75 meter.
2. kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang
lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 75
meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 100 meter.
3. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk
pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 100 meter ; untuk pantai yang
rentan abrasi paling rendah 125 meter.
4. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai
yang tidak rentan abrasi paling rendah 125 meter ; untuk pantai yang rentan
abrasi paling rendah 150 meter.
 Pasal 20
(5) Kriteria penetapan kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan paling rendah 130 kali
nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah ke arah barat yang merupakan
habitat hutan bakau.
Bagian kedua : Kawasan Budidaya
 Pasal 25
(3) Kriteria penetapan kawasan pariwisata mencakup :
a. Keindahan alam dan/atau panorama; atau
b. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; atau
c. Bangunan peninggalan budaya dan/atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi;
d. Potensi sarana dan prasarana pendukung kawasan; dan
ANALISIS DATA :

LOKASI DAN TAPAK SESUAI FUNGSI

Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra kabepaten Gianyar, Provinsi Bali.
Pada kawasan pertanian ini pada bagian sisi belum terdapat bangunan yang
berdiri, sehingga kawasan ini cocok untuk di kembangkan.
Diproyeksikan pula kawasan pertanian ini di kembangkan menjadi perumahan
agar menjadi kawasan yang lebih produktif.

PENGEMBANGAN DIARAHKAN :
Pengembangang kawasan ini diarahkan sepanjang kawasan pinggir pantai saba
Guna menambah nilai kawasan pertanian ini menjadi tempat rekreasi bagi para
penduduk yaang terdapat di areal sekitarnya.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
Tujuan kajian sirkulasi kendaraan site ini adalah
 Mengetahui lalu lintas dan kepadatan kendaraan di atas site
maupun disekitar site
 Mengetahui lokasi atau tepian yang spesifik pada site yang
memberikan pencapaian ke dan jalan keluar dari tapak.
Jalan By pass Ida Bgs Mantra  Mengetahui rute-rute angkutan umum dan pribadi yang
merupakan akses utama lintas berhubungan dengan site
kabupaten yang menjadi akses  Mengetahui arah dan lintasan kedatangan dan keberangkatan para
dari kawasan ini. pemakai bangunan lain.
 Mengetahui masalah lalu lintas disekitar site dan cara
mengatasinya.
Faktor pengaruh
 Jenis jalan disekitar site
 Kepadatan lalu lintas

Pantai saba yang terdapat di


dekat site, yang juga dapat di
gunakan sebagai vieu. ANALISIS DATA :
Jalan sebagai akses yang tersedia disekitar site sudah cukup memadai dari
segi ukuran dan kondisi sebagai akses menuju lokasi rencana bangunan
pusat pagelaran seni musik dan gerak ( tari ). Hal-hal yang perlu dipikirkan
adalah angin yang berhembus dari arah pantai jika musim gelombang
pasang.

DATA LAPANGAN : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


Jl. By Pass Ida Bagus Mantra merupakan jalan utama yang digunakan
Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arterii untuk menuju site karena merupakan jalan arteri antar kabupaten yang
yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang cukup lebar berukuran 10 m dengan kondisi baik, dan sudah di bagi
menjadi dua arah. Tepat sebelah utara site merupakan jembatan sehinga
belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass.
perlu adanya akses dari timur laut site yang memang telah direncanakan
untuk akses menuju balik arah.
TUJUAN :
Tujuan kajian infrastruktur ini adalah:
Mengetahui kondisi infrastruktur di lingkungan site.

DATA LAPANGAN :
Jaringan Listrik
1. Jalan utama (bypass I B Mantra), berupa jalan aspal
PLN
2. Jalan menuju site (jalan yang nantinya direncanakan sebagai
penghubung dermaga, sekaligus akses menuju lokasi site).
3. Jaringan utilitas, berupa :
- listrik
- air bersih
- telepon
untuk kemudian disesuaikan dengan proyek

ANALISIS DATA :
Jalan utama terletak di utara site, yaitu bypass I B Mantra, berupa jalan 2
arah. Sedangkan jalan yang nantinya direncanakan sebagai penghubung
dermaga yang sekaligus akses menuju site, terletak di sebelah timur site.
Jaringan utilitas yang ada di sekitar site terbilang cukup memadai,,
selanjutnya hanya tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan proyek
dari segi kapasitas dan dimensi.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


Jaringan dan utilitas disekitar site telah cukup memadai, tinggal
membuat aliran atau menyambung jaringan menuju kedalam site. Dari
segi kapasitas, jaringan utilitas yang ada dapat disesuaikan dengan
kebutuhan di dalam proyek nantinya, diantaranya dengan penambahan
daya listrik dan penyesuaian dimensi pipa saluran air atau pembuangan.
Jalan By pass Ida Bgs Mantra
merupakan akses utama lintas
kabupaten yang menjadi akses
dari kawasan ini.

ANALISIS
TUJUAN DAN FAKTOR
 Arah pergerakan PENGARUH
lalu lintas pada : Bagus Matra merupakan jalur 2 arah.
jalan by pass Ida
D Terdapat juga jalan menuju site dengan jalur 2 arah.
ATA
:  Kepadatan lalu lintas pada jalan utama relative tidak terlalu padat,namun pada jam
sibuk pagi dan sore hari kepadatan lalu lintas betambah. Hal tersebut disebabkan
karena jalan tersebut merupakan akses urbanisasi dan sebaliknya.

 Tingkat kebisingan paling besar bersumber dari arah utara site karena merupakan jalan
utama. Hal ini menyebabkan tingkat kebisingan dan polusi udara.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


DATA LAPANGAN : REKOMENDASI :

Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arteri  Penempatan main entrance diletakkan pada arah utara site. Hal tersebut berkaitan
yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang dengan letak jalan yang terletak disebelah utara site.
belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass.  Zoning pada site dibagi menjadi area parkir, area built up, area hijau, serta area servis.
 POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK PADA SISI TENGAH SITE YANG
Lalu lintas di jalan by pass Ida Bagus Mantra relatif cukup padat, karena jalan ini menghubungkan
MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN ENTRANCE.
kawasan timur Bali dengan pusat kota Denpasar. Disamping itu, jalan ini merupakan jalan utama
bagi truck pengangkut material dari galian C di kabupaten Klungkung dan Karangasem menuju
kawasan Bali Selatan. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan lalu lintas di jalan ini sedemikian
padat.
TUJUAN :
U untuk mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun
di luar / sekitar tapak, sumber-sumber kebisingan,
mengetahui jenis-jenis pencemaran yang ada di dalam
serta di luar tapak, dan menentukan pengaruh pencemaran
terhadap site/tapak.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


Jalan bay pass ida bagus mantra merupakan sumber kebisingan
yang terdapat di sekitar sit e.

DATA LAPANGAN :
BISING
Lokasi site yang terletak di kabupaten gowa, sunber kebisingan
bersumber dari arah jalan arah kendaraan yang melewati jalan SEMI BISING
dekat danau mawang
TENANG
Gubug liar di sekitar site

ANALISIS
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
D ATA
Lingkungan yang masih berupa kawasan pertanian yang belum terdapat bangunan permanen
dan belum berpenghuni menyebabkan keamanan yang kurang terjaga.
:Lingkungan yang berkawasan di suburban menyebabkan masyarakat setempat masih memiliki
rasa kepedulian yang tinggi dan ramah dalam bersosialisasi (tidak tertutup

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


REKOMENDASI :
DATA LAPANGAN : Pengaruh lingkungan social di sekitar tapak terhadap bangunan teater yang direncanakan :
Sejauh ini tidak ada ditemukan lingkungan perumahan di sekitar tapak, namun Rancangan bangunan yang dibuat terbuka terhadap masyarakat sekitar, hal ini diakibatkan karena
ada beberapa gubug-gubug yang merupakan milik dari petani yang di gunakan masyarakatnya yang terbuka, namu keamanannya tetap menjadi prioritas
sebagai tempat istirahat.
Pola massa bangunan yang berorientasi pada entrance bangunan yang didisain terbuka terhadap
masyarakat.
Mayoritas penduduk desa setempat berprofesi sebagai petani ladang dan juga
sebagai nelayan.
ANALISIS
 TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
DSebelah selatan kawasan pertanian ini adalah Pantai. Pantai ini memberikan nilai positif di
ATA
kawasan ini. Selain itu kawasan pantai di daerah ini oleh Pemda Kabupaten Gianyar
: diproyeksikan sebagai pengembangan objek wisata, sehingga dapat menunjang
pembangunan disekitar kawasan ini dan dapat mengubah kawasan pertanian yang
Pemandangan pantai terlihat dari sebelah terbengkalai menjadi kawasa yang tertata lebih baik.
selatan site, dan.

Pemandangan yang masih alami dan menambah


nilai positif kawasan sekitar site yang
mempengaruhi orientasi ruang .

DATA LAPANGAN : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:


REKOMENDASI :

- Orientasi massa pada bangunan yang akan di rancang sebaiknya berorientasi ke arah jalan
 Site terletak di kawsan pertania jalan by pass Ida Bagus Mantra di bagian utara site dengan
di depan site, bertujuan menerima tamu dan sebagai gambaran awal mengenai bangunan
jalan yang masih belum tertata menuju site.
ini beserta ruang di dalamnya.
 Unsur alam yang menonjol berupa Pantai yang terletak di bagian selatan site. Pantai masih - Orientasi ruang pada site sebaiknya menghadap ke arah pemandangan yaitu ke arah selatan
alami dan sedang dalam proses pembangunan pelabuhan di pantai bagian tenggara site. (pantai) dan barat site (sungai) sesui dengan kebutuhan ruang yang dituntut di dalamnya.
TUJUAN :
Untuk mengetahui unsur-unsur buatan yang terdapat di
lingkungan site.

DATA LAPANGAN :

Di sekitar site terdapat di jalan ida bagus mantra jembatan tersebut


yang menghubungkan antar kabupaten. Di samping terdapat jembatan
yang ada di sekitar site, juga terdapat bagunan gudang cargo yang
terdapat di depan site.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :

Unsur buatan berupa jembatan tukad Petanu di Jalan By Pass Prof Ida
Bagus Mantra memberikan pengaruh pada site, mengenai traffic yang
melintas pada bagian depan site, sehingga kita dapat menentukan
perletakan entrance masuk maupun entrance keluar yang tepat pada
site.

Jembatan jalan bay pass I B Mantra

Secara umum, unsur-unsur buatan pada site memberikan nilai negatif,


sehingga diharapkan pada site benar benar dimanfaatkan view pantai
Saba yang langsung berbatasan dengan site. Selain itu diperlukan pula
pemberian view positif ke dalam tapak melalui penataan lanskap serta
memperlihatkan bentuk bentuk estetika bangunan.

Bangunan yang terdapat di depan site.


TUJUAN :
Tujuan kajian pola ruang ini adalah:
Mengetahui pola ruang di lingkungan site.

DATA :
Jalan utama, Bypass Ida Bagus Mantra Pola ruang pada site dipengaruhi oleh view yang ada
di lingkungan sekitar site. Adapun view yang ada di
sekitar lingkunbgan site, diantaranya :

Tanaman jagung di samping site


Tebing di samping site

Pantai saba
ANALISA :
Site entrance diletakkan pada sisi
Batas site :
tengah dengan pertimbangan aspek
 Utara : Jalan Bypass I B Mantra
efisiensi terhadap pengamanan site Rekomendasi penempatan
 Timur : Tanaman jagung
 Selatan : Pantai saba serta efektifitas sirkulasi. entrance
 Barat : Tebing

Komposisi ruang dengan ruang dan komposisi ruang


Rekomendasi orientasi
dengan bangunan.
ruang

Rekomendasi orientasi
massa
Jalan menuju
lokasi site

Orientasi ruang pada bangunan


mengarah sebaliknya dari orientasi
massa bangunan. Hal ini didasarkan
pada view yang terdapat pada site, yaitu
view pantai/laut. Pengunjung dapat
menikmati tampilan view yang disajikan
oleh site.

Orientasi massa bangunan mengarah ke


utara (menghadap ke jalan utama site).
Bangunan terkesan menyambut
pengunjung dari arah jalan utama.
JALAN UTAMA (JL. BY
PASS IDA BAGUS
MANTRA) DENGAN

TEBING

TANAMA JAGUNG YANG


TERDAPAT DI SAMPING
PERTANIAN YANG SITE
KURANG PRODUKTIF
YANG MENGARAH KE
PANTAI
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Tujuan kajian batas-batas site adalah:
 Mengetahui view dari site yang meliputi
- Posisi pada site dimana pemadangan tidak terhalangi
- Pemandangan tersebut positif atau negatif
- Sudut dalam dimana view tersebut dapat terlihat
- Kemungkinan kesinambungan pemandangan dalam jangka
panjang
Faktor Pengaruh:
 Bangunan di sekitar site
 View di sekitar site

View tanaman
View tebing jagung

ANALISIS DATA :

4. View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra
dan pantai saba.
5. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :


1. View yang terdapat di View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada
DATA LAPANGAN : jalan ida bagus mantra dan pantai saba.
2. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat
Uang mantinya akan di desain tergantung dari desain masing-masing
Terdapat beberapa view yang dapat dilihat bila kita berada dalam site di 3. Nantinya akan berpengaruh terhadap bukaan pada bangunan.
sebelah utara site terdapat view bay pass ida bagus mantra, sedangkan view dari
selatan site berupa pantai saba, sebelah timur tanaman jagung, dari sebelah barat
site view berupa tebinng.

Anda mungkin juga menyukai