Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bima Arya Fatah

NIM : 21090029

Prodi : Sarjana Terapan Teknik Informatika

Judul : Data Aplikasi PeduliLindungi Bocor: Fakta atau Hoaks?

Saya terkejut ketika melihat video di aplikasi Tiktok terkait bocornya data dari
aplikasi PeduliLindungi. Awalnya saya berpikir, mengapa aplikasi PeduliLindungi
datanya bisa bocor? Seharusnya lebih ditingkatkan lagi sistem keamanannya, sehingga
peretas tidak dapat mencuri data-data di aplikasi Pedulilindungi. Setelah saya telusuri
isunya, ternyata isu tersebut hoaks. Isu kembali meningkat usai beredarnya sertifikat
vaksinasi Presiden Joko Widodo yang berisi data pribadi lengkap seperti NIK, tanggal
vaksinasi, serta nomor batch vaksin, yang diduga bocor dari aplikasi PeduliLindungi.

Dikutip dari Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr.
Siti Nadia Tarmizi mengatakan, bahwa tidak ada kebocoran data pribadi di aplikasi
PeduliLindungi. Yang terjadi adalah penyalahgunaan identitas orang lain untuk
mengakses informasi pihak tertentu, bukan kebocoran data. Siti Nadia menjelaskan, ada
pihak-pihak tertentu yang memiliki informasi NIK dan tanggal vaksinasi Covid-19
milik Presiden dan digunakan untuk mengakses sertifikat vaksinasi milik Presiden.

Ia menghimbau masyarakat untuk tetap menggunakan aplikasi PeduliLindungi


karena data pribadi seluruh masyarakat Indonesia dijamin aman sesuai undang-undang
yang berlaku. Selain itu, aplikasi PeduliLindungi juga sudah melewati proses IT
security assessment yang ketat oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Selain itu, Menteri Komunikasi dan Informasi, Johnny G. Plate juga


menegaskan bahwa data PeduliLindungi di data center Kominfo aman. Menurutnya
pemerintah pada jumat (3/9) lalu telah melakukan integrasi eHac ke aplikasi
PeduliLindungi serta migrasi aplikasi PeduliLindungi ke data center Kominfo.

Sementara itu juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menyayangkan kejadian


beredarnya data pribadi Presiden Joko Widodo dan meminta langkah khusus untuk
mencegah kejadian serupa, untuk melindungi data masyarakat Indonesia.
Media menyorot pernyataan Direktur Operasi Keamanan dan Pengendalian
Informasi BSSN, Rinaldy yang menyatakan bahwa sistem pelacakan kontak
PeduliLindungi aman. BSSN juga bertanggung jawab atas desain keamanan pada sistem
PeduliLindungi dan forensik jika diperlukan. “Target pemerintah jelas, selalu
mengedepankan keamanan baik data maupun unsur yang terlibat,” katanya dikutip dari
Antaranews.com.

BSSN menerapkan tiga pengamanan untuk sistem PeduliLindungi, yaitu


pengamanan pada aplikasi, pengamanan pada infrastruktur dan pengamanan data. BSSN
juga mengaplikasikan enkripsi untuk memperkuat keamanan ketika aplikasi
PeduliLindungi digunakan. BSSN mengingatkan kepada masyarakat untuk bijak
menggunakan media sosial dengan tidak membagikan data di media sosial.

Media pun mengangkat pernyataan Menkominfo, Johnny G. Plate bahwa


pemerintah menjamin perlindungan keamanan data dan akan terus mengambil berbagai
langkah perbaikan agar kelancaran penggunaan PeduliLindungi ini semakin baik.

Pemerintah juga telah menerapkan penggunaan fungsi skrining aplikasi


PeduliLindungi di tempat-tempat umum. Sistem PeduliLindungi akan memunculkan
kategori status keamanan pengguna, sehingga petugas dapat mengetahui apakah
pengguna bisa diperbolehkan memasuki area publik terkait atau tidak.

Nah, agar kita tidak termakan oleh isu hoaks sebaiknya, kita harus mengetahui
bagaimana mengatasi hoaks. Dengan cara, menghindari judul yang provokatif, periksa
sumber isu, berpikir logis dan kritis, dan membaca keseluruhan isunya. Jangan sampai
kita langsung menyebar luaskan isu tanpa tau kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai