Anda di halaman 1dari 5

HASIL DISKUSI KELOMPOK VII

Mata Kuliah : Praktik Profesional Bidan


Materi : Evidance Based Midwwifery
Dosen : Hasriani, S.ST.,M.Keb
Pemateri : Sartika
Anggota : Selmi Reskiyanti
Suryana
Vika Abean
Moderator : Ayu Sukma Tri Putri (Kelompok VI)
Notulen : Ayu Fachriani (Kelompok VI)

SESI 1
1. Apa yang dimaksud dengan bentuk dukungan persalinan
berdasarkan Evidance Based Midwifery dan berikan contoh kasus?
JAWABAN:
Dukungan persalinan berdasarkan Evidence Based, yaitu dukungan
keluarga. Sebelum adanya Evidanve Based, dahulu ibu tidak dapat
memilih siapa yang menjadi pendamping persalinan, namun sekarang ibu
sudah dapat menentukan siapa pendamping selama persalinan.
Pendampingan ibu saat persalinan sebaiknya orang yang peduli pada ibu,
yang paling penting adalah orng yang diinginkan oleh si Ibu untuk
mendampinginya selama proses perslinan. Karena pendampingan
persalinan dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada ibu saat
persalinan serta dapat memberikan perhatian rasa aman, nyaman,
semangat, menentramkan hati ibu, mengurangi ketegangan atau emosional
menjadi lebih baik sehingga dapat mengurangi nyeri pada proses
persalinan
BERTANYA : Riska Purnamasari (Kelompok VIII)
MENJAWAB : Suryana
TAMBAHAN JAWABAN: Selmi Reskiyanti
Dukungan social terutama dukungan keluarga selama persalinan
terbukti bermanfaat secara klinis untuk mengurangi angka kematian ibu
dan bayi.dimna seperti yang kt ketahui ebelum ada evidence based
persalinan masih di tolong di rumah dengan dukun mah setelah ada
evidence based pertolongan atu pelyaan persalinan sudah di lakukan di
faskes. Dimna jauh lebih streril dan alat yang memadai.

2. Ada 3 poin Evidance Based Midwifery yang pemateri paparkan,


jelaskan secara rinci dan berikan salah satu contohnya?
JAWABAN:
a. Best esearchevidence.
Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut
harus berasal dari studi-studi yang dilakukan dengan metodologi yang
sangat terpercaya (khususnya randomized double-blind controlled
clinical trial) yang dilakukan secara benar. Studi yang dimaksud juga
harus menggunakan variabel-variabel penelitian yang dapat diukur
dan dinilai secara obyektif (misalnya tekanan darah, kadar Hb, dan
kadar kolesterol), di samping memanfaatkan metode-metode
pengukuran yang dapat menghindari resiko “bias” dari penulis atau
peneliti.
b. Clinicalexpertise.
Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu keterampilan klinik
(clinicalskills) yang memadai. Di sini termasuk keterampilan untuk
secara cepat mengidentifikasi kondisi pasien dan menentukan
diagnosis secara cepat dan tepat, termasuk mengidentifikasi faktor-
faktor resiko yang menyertai serta memperkirakan kemungkinan
manfaat dan resiko (riskandbenefit) dari bentuk intervensi yang akan
diberikan. Keterampilan klinik ini hendaknya juga disertai dengan
pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang dianut oleh pasien
serta harapan- harapan yang tersirat dari pasien.
c. Patientvalues.
Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama
apapun, tentu mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status
kesehatan dan penyakitnya. Pasien juga tentu mempunyai harapan-
harapan atas upaya penanganan dan pengobatan yang diterimanya.
Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi atau praktisi medik,
agar setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan, selain dapat
diterima dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah, juga
mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimiliki oleh pasien.
Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan
ilmiah yang digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka
dasar-dasar ilmiah dari suatu penelitian juga perlu diuji kebenarannya
untuk mendapatkan hasil penelitian yang selain update, juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
BERTANYA: Sinar. A (Kelompok V)
MENJAWAB: Vika Abean

TAMBAHAN JAWABAN: Selmi Reskiyanti


a. Best esearchevidence
Contonya pemeriksaan tekanan darah disni dimaksud yaitu dalam
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat yang benar yang akurat
sehinggah tidak menimbulkan persepsi yang berbeda tetapi kita juga
tetap memperhatikan keluhan ibu.
b. Clinicalexpertise
Contonya kilinik yang di berikan contoh yang baik serta alat yang
memadai yang di penuhi standar pelayanan.
c. Patientvalues
Contonya disini dalam pelayanan tetap kita memperhatikan faktor
budaya yang dapat memberikan kita nilai positif dalam pelayanan.
TAMBAHAN JAWABAN: Mayanti
Contohnya persalinan dipuskesmas yang dulunya bisa di pustu,
kemudian yang poin duanya itu dilihat lagi, diteliti sudah siapkan SDM,
sarana dan prasarana yang ada di puskesmas, kemuadian pada poin tiga itu
kembali ke puskesmas apakah semua pasien bisa menjangkau untuk
melahirkan di puskesmas.

3. Kenapa seorang bidan harus mengikuti Evidance Based Midwifery


dan bagaimana sebuah EB ini bisa dikeluarkan dan diputuskan?
JAWABAN:
Karna banyaknya ilmu ilmu yang terbaru jadi kita bidan harus
mengikuti Evidance Based, supaya kita tidak ketingalan ilmu terbaru,
contohnya seperti episiotomi pada ibu bersalin dulu bisa di lakukan
episiotomi, tetapi karna adanya ilmu terbaru bahwa episiotomi tidak lagi
dianjurkan karna bisa membahayakan kepada ibu dan bayinya
BERTANYA: Niken Pujaningrum (Kelompok IX)
MENJAWAB: Sartika

TAMBAHAN JAWABAN: Selmi Reskiyanti


Contoh Evidence Based persalinan yaitu dalam pemotongan
persalinan sudah menggunakn klem tali pusat/penjepit tali pusat dimana
dalam melakukan perawatan tali pusat sudah tidak di perbolehkan lagi
menggunakan alcohol dan bethadine.

TAMBAHAN JAWABAN: Sinar. A


Bidan harus mengikuti Evidence Based karna bidan dituntut untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien dan harus mengikuti
protap yang terbaru yang ter-update misalnya dulu masih dianjurkan untuk
membungkus tali pusat dibandingkan penelitian terbaru yaitu sudah tidak
lagi sama halnya dengan mengikat tali pusat dengan benang semntara
sekarang bidan dianjurkan untuk memakai penjepit tali pusat untuk
memudahkan bidan dalam melakukan pelayanan.
Adapun prosedur Evidence Based hingga bisa di ikuti yaitu:
a. Memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan masalah
penyakit yang diderita oleh pasien misalnya kita sebagai bidan harus
melihat suatu permasalahan yang ada.
b. Kemudian penelusuran informasi ilmiah (evidence) yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi. Dimana bidan harus menelusuri
informasi yang telah menyebar mencari tahu kebenaran informasi
tersebut jika benar dan telah diakui oleh pemerintah (kemenkes).
c. Penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada. Bidan harus
mencari dan banyak membaca jurnal-jurnal penelitian yang telah
diteliti atau mereview kembali jurnal tersebut dan bahkan bidan juga
bisa melakukan penelitian langsung berdasarkan masalah yang ada
.
TAMBAHAN JAWABAN: Mayanti
Evidence Based itu ada karna adanya masalah sehingga untuk
mencari solusi masalah tersebut dilakukanlah penelitian. Dan dari hasil
penelitian inilah yang menjadi teori baru yang kita terapkan dilapangan
sebagai pengganti teori lama. Contohnya dalam pengisian lembar
partograf

Anda mungkin juga menyukai