Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH : PRAKTEK PROFESIONAL BIDAN

DOSEN : HASRIANI, S,ST. M,Keb

MAKALAH

“EVIDANCE BASED MIDWIFERY”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. SURYANA

(AIA221

008)

2. SELMI

RESKIYANTI (AIA221 026)

3. SARTIKA (AIA221 027)

4. VIKA ABEAN (AIA221 048)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan kami berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup
yang kami jalani akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di
alam dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin kami capai menjadi lebih mudah dan
penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada
dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik
bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, untuk itu  besar harapan kami jika ada
kritik maupun saran dari dosen maupun teman-teman sekalian yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah
kelompok kami.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah
mudah-mudahan apa yang kelompok kami susun memberikan
manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari
judul ini sebagai tambahan dalam referensi yang telah ada.

Pinrang, 27 Agustus  2021


               

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................... 3
A. Pengertian Evidance Based Midwifery........................................... 3
B. Manfaat Evidance Based Midwifery dalam praktek kebidanan......
........................................................................................................5
C. Evidance Based Dalam Antenal Care.....................................................
............................................................................................................... 8
D. Evidance Based Dalam Intranatal Care.......................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................. 18
A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terkahir atau tepatnya beberapa
bulan terakhir kita sering mendengar evidance based. Evidance
based artinya berdasarkan bukti, tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan
bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti. Tapi bukti ilmiah terkini
yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini terjadi karena ilmu kedokteran dan kebidanan
berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan
pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan
yang baru yang segera menggugurkan teori yang sebelumya.
Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera
ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru
lebih sempurna. Misalnya saja pada dunia kebidanan adalah jika
sebelumnya diyakini bahwa posisi meneran secara
litotomi/terlentang merupakan posisi yang biasanya atau rutin
dipakai pada saat proses persalinan, namun pada saat ini hal
tersebut digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa
meneran dengan posisi terlentang/litotomi dapat mengakibatkan
sindrome supine dan kurangnya oksigenasi pada bayi yang
menyebakan hipoksia.
Itulah eidance based, melalui paradigma baru ini maka
pendekatan medik barulah dianggap accountable apabila
berdasarkan pada temuan terkini yang secara medic, ilmiah dan
metodologi dapat diterima.
Atau dengan kata lain evidance based midwifery atau yang
lebih dikenal dengan EBM adalah penggunaan mutakhir terbaik
yang ada secara bersungguh-sungguh, eksplisit dan ijaksana
untuk pengambilan keputusan dalam penangana pasien

1
perseorangan. Evidance BaseD Midwifery (EBM) ini sangat
penting perananya pada duania kebidanan karena dengan adanya
EBM maka dapat mencegah tindakan-tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,
terutama pada proses persalinan yang diharapkan berjalan
denganlancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui informasi tentang evidance base kebidanan
2. Untuk mengetahui infomasi evidance based pada asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas terkini

C. Manfaat
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang
evidance based kebidanan
2. Untuk meningkatakn pengetahuan para mahasiswa tentang
evidance based pada asuahan kebidanan kehamilan,
persalinan, nifas terkini

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Evidance Based Midwifery


Evidance Based ditinjau dri pemenggalan kata (inggris) dapat
diartikan evidance adalah bukti tau fakta, based adalah dasar. Jadi
evidance based adalah praktek berdasarkan bukti. Evidance adalah
proses sitematis untuk mencari, menilai, dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis..
Evidence based  adalah proses yang digunakan secara
sistematik untuk melakukan evaluasi, menemukan, menelaah/ me-
review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari
pengambilan keputusan klinik.
Menurut Sackettetal. (2000), Evidence-based adalah suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini
untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian,
dalam praktek, EBM memadukan antara kemampuan dan
pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat
dipercaya.
Dengan demikian, maka salah satu syarat utama untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan klinik yang evidence-
based adalah dengan menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan
dengan masalah klinik yang dihadapi, serta diutamakan yang berupa
hasil meta-analisis, review sistematik,
dan randomizeddoubleblindcontrolledclinicaltrial (RCT).
EvidenceBasedMidwifery adalah pemberian informasi
kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan. Praktek kebidanan sekarang lebih
didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik
terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia yang tidak terbukti
manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.

3
Hal ini terjadi karena ilmu kedokteran berkembang sangat
pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu
secara cepat digantikan dengan teman baru yang segera
menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang
diajukan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul
pengujian pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai
contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi merupakan salah
satu prosedur rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini
keyakinan itu digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa
episiotomi secara rutin justru sering menimbulkan berbagai
permasalahan yang kadang justru lebih merugikan bagi qualityoflife
pasien. Demikian pula halnya dengan penemuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu
beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi
terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian
penggunanya.
Bukti ini juga mempunyai tingkat kepercayaan untuk dijadikan
sebagai evidenceBased adalah hasil penelitian dengan meta
analysisdibawahnya atau level Ib adalah hasil penelitian
randamizedcontroltrial, untuk mendapatkan bukti ini bisa diperoleh
dari berbagai macam hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh
berbagai macam media, itulah evidence-based. Melalui paradigma
baru ini maka setiap pendekatan medik baru dianggap akan kita
belum apabila didasarkan pada temuan temuan terkini yang secara
medik, ilmiah dan metodologi dapat diterima tidak semua epidembes
dapat langsung diaplikasikan oleh semua profesional kebidanan di
dunia titik oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih
dahulu mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi
setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.

4
B. Manfaat Evidance Based Midwifery dalam praktek kebidanan
Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan
sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam
pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal
ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan
intervensi kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi
bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa
diprediksi atau dicegah intervensi harus dilaksanakan atas dasar
indifikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab tes tes rutin,
obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu
maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan yang harus
melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.
Asuhan yang dilakukan dituntut tanggap terhadap fakta yang
terjadi, menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti
prosedur yang sesuai dengan evidencebased asuhan kebidanan,
yang tentu saja berdasar kepada hal-hal yang sudah dibahas
sebelumnya, yaitu: standar asuhan kebidanan standar pelayanan
kebidanan kewenangan bidan komunitas, fungsi utama bidan bagi
masyarakat, fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan
yang diberikan.
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang
berdasarkan etnik dan budaya tersebut tentu saja bermanfaat
membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan resikoresiko
yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat
juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat
Secara ringkas, ada beberapa alasan utama mengapa EBM
diperlukan:

5
1. Bahwa informasi yang selalu diperbarui (update) mengenai
diagnosis, prognosis, terapi dan pencegahan, promotif, rehabilitatif
sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. Sebagai contoh,
teknologi diagnostik dan terapi selalu disempurnakan dari waktu
ke waktu.
2. Bahwa informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat
dalam textbook) tentang hal-hal di atas sudah sangat tidak
adekuat pada saat ini; beberapa justru sering keliru dan
menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obat yang
disampaikan oleh duta-duta farmasi/detailer), tidak efektif
(misalnya continuingmedicaleducation yang bersifat didaktik), atau
bisa saja terlalu banyak, sehingga justru sering membingungkan
(misalnya majalah (journal-journal) biomedik/ kedokteran yang
saat ini berjumlah lebih dari 25.000 jenis).
3. Dengan bertambahnya pengalaman klinik seseorang, maka
kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan
bentuk terapi (clinicaljudgement) juga meningkat. Namun pada
saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya
informasi yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya
mengandalkan pengalaman, yang sering tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah) menurun secara bermakna
(signifikan).
4. Dengan meningkatnya jumlah pasien, waktu yang diperlukan untuk
pelayanan semakin banyak. Akibatnya, waktu yang dimanfaatkan
untuk meng-update ilmu (misalnya membaca journal-journal
kedokteran) sangat kurang.

Secara lebih rinci, EBM merupakan keterpaduan antara:

1. Best esearchevidence.

6
Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut
harus berasal dari studi-studi yang dilakukan dengan metodologi
yang sangat terpercaya (khususnya
randomizeddoubleblindcontrolledclinicaltrial), yang dilakukan
secara benar. Studi yang dimaksud juga harus menggunakan
variabel-variabel penelitian yang dapat diukur dan dinilai secara
obyektif (misalnya tekanan darah, kadar Hb, dan kadar kolesterol),
di samping memanfaatkan metode-metode pengukuran yang
dapat menghindari resiko “bias” dari penulis atau peneliti.

2. Clinicalexpertise.
Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu keterampilan klinik
(clinicalskills) yang memadai. Di sini termasuk keterampilan untuk
secara cepat mengidentifikasi kondisi pasien dan menentukan
diagnosis secara cepat dan tepat, termasuk mengidentifikasi
faktor-faktor resiko yang menyertai serta memperkirakan
kemungkinan manfaat dan resiko (riskandbenefit) dari bentuk
intervensi yang akan diberikan. Keterampilan klinik ini hendaknya
juga disertai dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai
yang dianut oleh pasien serta harapan- harapan yang tersirat dari
pasien.
3. Patientvalues.
Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama
apapun, tentu mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status
kesehatan dan penyakitnya. Pasien juga tentu mempunyai
harapan-harapan atas upaya penanganan dan pengobatan yang
diterimanya. Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi atau
praktisi medik, agar setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan, selain dapat diterima dan didasarkan pada bukti-bukti
ilmiah, juga mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimiliki
oleh pasien.

7
Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan
ilmiah yang digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka
dasar-dasar ilmiah dari suatu penelitian juga perlu diuji
kebenarannya untuk mendapatkan hasil penelitian yang selain
update, juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.

C. Evidance Based Dalam Antenal Care

EvidenceBasedmidwifery (practice) didirikan oleh RCM dalam


rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional 0 dan
ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis.RCM bidan jurnal telah mempublikasikan dalam satu bentuk
sejak 1887, dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk
kebidanan pengetahuan dan praktik. Pada awal abad ini, peningkatan
jumlah bidang terlibat dalam penelitian dan dalam membuka kedua
atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan
akademik. Sebuah kebutuhan yang berkembang di akui untuk
platform untuk yang paling ketat dilakukan dan melaporkan penelitian.
Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan. EBM secara
resmi diluncurkan sebagai jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti
pada konferensi tahunan di RCM harrogate, Inggris pada tahun 2003.
Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi.
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi
pada praktik dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal
kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis
filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tujuan
sistematis, cohort study, terstruktur, logis dan transparan, sehingga
bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktik pendidikan
dan penelitian lebih lanjut.

8
Menurut sacket ET Al. EvidanveBased (EB) adalah suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti bukti ilmiah terkini
untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian,
dalam praktiknya, EB memadukan antara kemampuan dan
pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat
dipercaya. Pengertian lain dari evidenceBased adalah proses yang
digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/ me-
review, dan memanfaatkan hasil hasil studi sebagai dasar dari
pengambilan keputusan klinik. Jadi secara lebih rinci laEB. EB
merupakan keterpaduan antara:
1. Bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya
( bestresearchexpertise)
2. Keahlian klinis (clinicalexpertise)
3. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
4. Publikasi ilmiah adalah suatu mempublikasikan hasil penelitian
atau sebuah hasil pemikiran yang telah ditelaah dan disetujui
dengan beberapa pertimbangan baik dari accountable aspek
metodologi maupun angka tebal aspek ilmiah yang berupa jurnal
artikel, ebook atau buku yang diakui.
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah
hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik daripada praktisi dari
seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbuktimanfaat kini tidak
dianjurkan lagi.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun
ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu
pelayanan antenatal/ asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal.

9
Sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan
yang diberikan berdasarkan tradisional. Asuhan yang banyak berkembang
saat ini sebenarnya berasal dari model yang dikembangkan di Eropa pada
awal dekade abad ini. Lebih mengarah keritual dari pada rasional.
Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah daripada
terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau
yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan
petugas (dokter/bidan/ perawat) dalam membina suatu hubungan dalam
proses pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan.
Dengan memberikan asuhan antenal yang baik akan menjadi salah satu
tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

D. Evidence Based Dalam Intranal Care


1. Dukungan persalinan berdasarkan evidence-based midwifery
a. Definisi
Dukungan persalinan adalah asuhan yang sifatnya
mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta
dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan, di mana Ibu dibebaskan untuk memilih
pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami,
keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
b. Macam-macam dukungan persalinan
1) Dukungan fisik
Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa
pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau
suami kepada ibu bersalin.
2) Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan
kepedulian maupun ungkapan empati yang akan

10
menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan
diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat
berpengaruh kepada keberhasilan persalinan.
Persalinan adalah saat menegangkan dan
menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan
menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu,
karena itu pastikan bahwa setiap Ibu mendapatkan asuhan
sayang Ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu
yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan
anggota keluarga lainnya untuk berada di samping Ibu
selama proses persalinan dan kelahiran.
Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif dalam
mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang
mungkin untuk kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk
menghadirkan teman atau saudara untuk menemaninya.
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi
efek pada sistem limbik Ibu yaitu dalam hal emosi, emosi
ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel neuron yang
mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan
menyebabkan kontraktilitas uterus pada akhir kehamilan
untuk mengeluarkan bayi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping
persalinan antara lain:
1) Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi keluarga akan
mempengaruhi proses pendampingan suami ketika istri
melahirkan, suami yang mempunyai tingkat sosial ekonomi
yang mapan akan lebih cenderung memperhatikan dan
mendampingi istrinya pada saat melahirkan, hal ini berbeda
dengan suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang
kurang mampu, suami lebih cenderung untuk kurang

11
memperhatikan istri pada saat, suami lebih sibuk untuk
mencari biaya persiapan persalinan bagi istrinya.
2) Budaya
Keadaan budaya mempengaruhi proses
pendampingan suami pada saat istri melahirkan, ada
beberapa budaya dan sistem religi yang tidak
memperbolehkan suami melihat istri melahirkan karena
bertentangan dengan nilai budaya dan sistem religi yang
dianut oleh individu.
3) Lingkungan
Keadaan lingkungan mempengaruhi proses
pendampingan suami pada saat istri melahirkan, individu
yang berada pada lingkungan pedesaan, kebiasaannya
suami tidak mau mendampingi istri pada persalinan, suami
merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan.
4) Pengetahuan
Pengetahuan yang dipilih akan mempengaruhi
pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat
melahirkan, suami yang mempunyai pengetahuan yang
baik akan berusaha semaksimal mungkin memberikan
dukungan pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal
ini dikarenakan dukungan pendampingan akan memberikan
motivasi yang besar kepada istri pada saat melahirkan,
begitu pula sebaliknya suami yang mempunyai
pengetahuan yang kurang, biasanya tidak mendampingi
pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan
ketidaktahuan akan manfaat pendampingan suami
terhadap istri pada saat melahirkan.
5) Umur
Suami yang mempunyai usia yang muda, biasanya
tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini

12
dikarenakan suami merasa takut dan tidak tega melihat
istrinya melahirkan. Kategori umur suami dalam
pendampingan persalinan <20 tahun dikategorikan dalam
usia muda, di atas 20 tahun atau kurang dari 35 tahun
dapat dikategorikan dalam usia dewasa dan suami yang
memiliki usia > 35 tahun dikategorikan dalam usia
matang/tua yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan,
suami yang mempunyai usia matang akan berusaha
semaksimal mungkin memberikan dukungan
pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini
dikarenakan kematangan usia untuk berusaha mengerti
tentang psikologis istri pada saat persalinan.
6) Pendidikan
Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai proses
pendewasaan pribadi. Pendidikan kesehatan merupakan
proses yang mencakup dimensi dan kegiatan intelektual,
psikologi dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan individu dalam pengambilan keputusan secara
sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,
keluarga, masyarakat. Individu yang berpendidikan akan
mempunyai pengetahuan tentang pentingnya
pendampingan pada saat persalinan dan mereka
cenderung melakukan pendampingan saat persalinan,
d. Bentuk dukungan persalinan
1) Dukungan bidan
1) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan
memperlakukannya dengan baik.
2) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan
keluarganya.

13
3) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan
rasa takut atau khawatir.
4) mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan
kekuatiran ibu
5) Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
6) Memenuhi asupan cairan dan nutrisi ibu
7) Keleluasaan untuk mobilisasi termasuk ke kamar kecil
8) Penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai
9) Pendampingan anggota keluarga selama proses
persalinan sampai kelahiran bayinya
10) Penjelasan mengenai proses kemajuan prosedur yang
akan dilakukan
11) Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping
selama persalinan

Cara memperhatikan dan mendukung Ibu selama


persalinan dan kelahiran bayinya seperti:
1) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan
memuji ibu
2) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi
3) Melakukan message pada tubuh ibu dengan lembut
4) Menyeka wajah Ibu dengan lembut menggunakan kain

e. Dukungan keluarga
Salah satu yang dapat mempengaruhi psikis Ibu adalah
dukungan dari suami atau keluarga. Dukungan minimal
berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman
serta memberi penguatan pada saat proses menuju
persalinan berlangsung hasilnya akan mengurangi durasi
kelahiran.
a) Pendampingan

14
Pendampingan merupakan keadaan seseorang yang
mendampingi atau terlibat langsung sebagai pemandu
persalinan, di mana yang terpenting adalah dukungan
yang diberikan pendamping persalinan selama kehamilan,
persalinan dan nifas agar proses persalinan yang
dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi
kenyamanan bagi ibu.
Peran suami yang ideal diharapkan dapat menjadi
pendamping secara aktif dalam proses persalinan. Peran
suami sebagai teman satu tim biasanya sebagai
pembantu dan pendamping Ibu biasanya suami diingatkan
atau diberitahukan tentang perannya oleh bidan.
Sementara itu, dukungan emosional yang dapat
diberikan oleh suami antara lain membantu menenangkan
ibu dengan kata-kata yang memberikan penguatan positif
seperti memberi dorongan semangat mengejan saat
kontraksi serta memberikan pujian batas kemampuan ibu
saat mengejan.
b) manfaat pendampingan

Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya


selama proses persalinan dapat memberikan manfaat
seperti:
1) Ikut bertanggung jawab persiapkan kekuatan mental
istri dalam menghadapi persalinan
2) Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
3) Selalu ada bila dibutuhkan
4) Kedekatan emosi suami istri bertambah
5) Menumbuhkan lalu itu bapakan
6) Suami akan lebih menghargai istri
7) Membantu keberhasilan IMD
8) Pemenuhan nutrisi

15
9) Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
10) Ibu yang memperoleh dukungan emosional selama
persalinan akan mengalami waktu persalinan yang
lebih singkat.
c) Faktor penghambat peran pendamping
1) Suami tidak siap mental
2) Tidak diizinkan pihak RS
3) Suami sedang dinas
2. Pemeriksaan dalam secara aseptik, sesuai indikasi dengan
memperhatikan hak dan privasi klien
a. Pengertian
Pemeriksaan dalam adalah tindakan memasukkan
tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau
perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT
(vaginal toucher atau vagina tosser atau periksa dalam dan
sejenisnya).
b. Indikasi
1) Ketuban pecah sedangkan bagian depan masih tinggi
2) Kita mengharapkan pembukaan lengkap
3) Indikasi untuk menyelesaikan persalinan misalnya karena
Ibu kurang baik atau keadaan anak yang kurang baik.
4) Pada saat masuk kamar besar dilakukan untuk
menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin
5) P pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan
ada tidaknya prolapsus sebagian kecil janin atau tali pusat
6) Pada primi gravida dengan usia kehamilan lebih dari 37
minggu digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas
panggul dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan
lahir.
c. Kontraindikasi

16
Perdarahan, hymen intake, infeksi vagina, perdarahan,
plasenta Previa, ketuban pecah dini, dan persalinan preterm.
d. Persiapan Ibu sebelum dilakukan pemeriksaan dalam
1) Minta ibu mengosongkan kandung kemih sebelum
pemeriksaan
2) Beritahu kepada ibu dengan kata-kata yang dapat ia
pahami tentang semua prosedur yang akan dilakukan.
3) Ingatkan Ibu terlebih dahulu jika ada ingin memberikan
penekanan tambahan atau melakukan tindakan yang
dapat menimbulkan ketidaknyamanan
4) Selimut itu muka ibu
e. Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam
1) Tutupi badan ibu dengan selimut
2) Minta Ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan
paha dibentangkan.
3) Gunakan sarung tangan dtt atau steril saat melakukan
pemeriksaan
4) Periksa genetalia eksterna perhatikan apakah ada luka
atau masa benjolan termasuk condylomata, varikositas
atau luka perut di perineum.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evidance based merupakan sara untuk membantu tenaga
kesehatan dalam membuat keputusan saat merawat pasien sesui
dengan kebutuhan pasien dan keahlan tenaga kesehatan
berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami
resiko komplikasi yang serius dan mengancam jiwa. Meskipun
pertimbangan ‘resiko’ ini bisa digunakan oleh individu-individu
bidan, perat dan dkter untuk menyusun advis pengobatan.
Kadang kala wanita hamil yang beresiko rendah sering terabakan
sehingga mengembangkan komplikasi dan banyak yang lainnya
yang memiliki RESTI malah melahirkan tanpa masalah sama
sekali.
B. Saran
1. Hendaknya ibu dan keluarga tidak mudah mengikuti mitos
yang sudah menjadi adat-istiadat setempat, ada baiknya ibu
hamil dan keluarga bertanya langsung kepada bidan dan
tenaga kesehatan setempat serta membaca referensi tentang
gizi-gizi yang harus dicukupi oleh seorang ibu hamil maupun
ibu menyusui.
2. Seorang bidan dan tenaga kesehatan hendaknya sering-
sering memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
setempat agar masyrakat dapat merubah pola pikirnya tentag
makanan yang dianggap pantang dimakan ole ibu hamil, ibu
menyusui yang sejatinya sangat diperlukan untuk
perkembangan janin yang dikandungnya

18
DAFTAR PUSTAKA

Jayanti, Ira. 2019. Evidance Based Dalam Praktek Kebidanan. Yogyakata:


DEEPUBLISH (grup penerbitan CV Budi Utama.

Fitriahadi, Enny & Istri Utami 2019. Buku Ajar Asuhan Persalinan &
Managemen nyeri Persalianan. Yogyakarta: Unisa

19

Anda mungkin juga menyukai