DOSEN : SUTRANI SYARIF, S.ST.,M.KEB KETUA KELOMPOK : JUHASMI RUSMENI MODERATOR : PUTRI ANGKASARI NOTULEN : AYU FACHRIANI PEMATERI : SINAR. A ANGGOTA : RASMI USMAN ANDI NURHAYANI ELVIANA LEBANG SARTIKA HESTI
1. BAGAMNAA EVIDANCE BASE PEMERIKSAAN GENETALIA DAN ANUS PADA
BAYI BARU LAHIR, KHUSUSNYA UNTUK MENGETAHUI ATRESIA ANI?
Yang bertanya : St. Nurjannah (Kelompok I)
Yang menjawab (Sinar. A) Jawaban: "Evidance bace pemeriksaan genetalia dan anus untuk mengetahui atresia ani yaitu kami dapat materi masih sama yang dulu dan sekarang mungkin bisa dilihat di PPT kami menampilkan referensinya. Dimana : Pemeriksaan dapat dengan memasukkan thermometer rectal kedalam anus, kaji posisinya dan juga bisa melihat bentuknya seperti: lubang anus menyempit, tertutup total, rektum tidak terhubung dgn usus besar, lubang anus tdk berada ditempat yg semestinya, lubang anus sangat dekat dgn vagina, tinja pertama (mekonium) tidak keluar dalam jangka waktu 24-48 jam, perut tampak membesar. Tambahan Jawaban (Rasmi Usman) Jawaban: Atresia ani merupakan sala satu kelainan bawaan yang etiologinya yang tidak jelas dan dapat memengaruhi gangguan pertumbuhan, fusi dan pembentukan dari anus yang disebabkan karena faktor genetik, kurang gizi, dan karena adanya gangguan kromosom.
2. JELASKAN BAGAIMANA KETERKAITAN ANTARA PENGUKURAN
ANTROPOMETRI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI?
Yang bertanya : Rima Amelya (Kelompok II)
Yang menjawab (Andi Nurhayani) Jawaban: Pentingnya melakukan pengukuran antropometri dalam menilai status gizi antara lain adalah karena pengukuran antropometri menjadi indikator yang baik. Indikator ukuran antropometri digunakan sebagai sebuah kriteria atau persyaratan utama untuk menilai kesesuaian asupan gizi dan pertumbuhan bayi atau anak seperti : Usia Tinggi Badan Berat Badan Lingkar Kepala Lingkar Lengan Atas (LiLA) Tebal Kulit, Dan lain sebagainya. Jadi sangat berhubungan erat antara antropometri dengan status gizi pada bayi maupun anak. Tambahan Jawaban (Sinar. A) Saya ambil contoh pada point 3 yaitu “Berat Badan”. Dengan dilakukannya pemeriksaan antropometri yaitu bidan bisa melihat berat badan bayi tersebut apakah berada dalam batas normal atau lebih. Dan dengan hasil yang didapatkan kita bisa menilai status gizi pada bayi tersebut. Begitupun dengan pemeriksaan lainnya
3. APA TINDAKAN PENANGAN YANG ANDA LAKUKAN SEBAGAI SEORANG
BIDAN KETIKA MENDAPATKAN BAYI YANG ADANYA KELAINAN kONGENITAL SEPERTI ANENSEFALI DAN MIKROSEFALI. DAN APA FAKTOR PENYEBAB BISA TERJADINYA KELAINAN CONGENITAL TERSEBUT PADA BAYI?
Yang bertanya : Niken Pujaningrum (Kelompok III)
Yang menjawab (Sartika) Faktor penyebab kelainan kongenital adalah : Faktor genetik Faktor lingkungan Faktor gizi ibu selama hamil Tambahan Jawaban (Hesti) Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang didapat sejak lahir. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan selama masa tumbuh kembang janin dalam kandungan, kelainan kongenital dapat menyebabkan bayi lahir dengan kecacatan atau gangguan pada fungsi tubuh. Penanganan yang dilakukan yaitu menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang, melakukan imunisasi sesuai anjuran, tidur cukup dan hindari stres selama hamil. Penanganan anensefali yaitu menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau, kacang kacangan, hati sapi dan makanan lain yang mengandung asam folat Tambahan Jawaban (Andi Nurhayani) Faktor penyebab dan penanganan pada kasus anensefali dan mikrosefali : Anensefali Penyebabnya : Obesitas, kekurangan asam folat, penggunaan obat tertentu, diabetes Penanganan : Bayi yang lahir dengan kondisi anensefali perlu ditangani secepatnya dengan memberikan kenyamanan dan kehangatan, Bayi dengan anensefali rata-rata hanya bertahan hidup beberapa jam atau beberapa hari setelah lahir sehingga prognosisnya tergolong sangat buruk Mikrosefali Penyebab : Kelaianan genetik, malnutrisi saat hamil, terpapar zat berbahaya, cedera otak dan infeksi pada ibu hamil. Penanganan : Tidak ada obat penyembuh untuk mikrosefali. Penanganannya berupa perawatan suportif, manajemen gejala, dan pemantauan ketat.