Anda di halaman 1dari 4

Buletin Dakwah Virtual MANHAJUL ANBIYA

TAUHID
DAL AM
PANDANGAN
Salafush
SHALIH
WWW.MANHAJUL-ANBIYA.NET

1
Buletin Dakwah Virtual MANHAJUL ANBIYA
EDISI Buletin Dakwah Virtual
MANHAJUL ANBIYA
www.manhajul-anbiya.net

Tauhid Dalam Pandangan


Salafush Shalih
aginda Nabi n pernah ditanya tentang amal apakah yang paling utama?
B Maka beliau menjawab, “Beriman kepada Allah.” (HR. al-Bukhari no. 26,
Muslim no. 84)

Beriman kepada Allah  dengan al-Asma al-Husna wa ash-


merupakan rukun iman yang pertama. Shifat al-‘Ula (Nama-nama-Nya yang
Beriman kepada Allah l adalah: Indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi)
serta dengan segala perbuatan-Nya,
- Beriman bahwa Allah adalah satu- tidak ada sesuatupun yang serupa dan
satu-Nya Rabb (Pencipta, Penguasa, setara dengan-Nya. Ini disebut pula
dan Pengatur alam semesta dan segala Tauhid al-Asma’ wa ash-Shifat.
isinya) tiada sekutu bagi-Nya. Ini
disebut pula Tauhid ar-Rububiyyah. Allah  berfirman,
- Beriman bahwa Allah adalah satu-
satu-Nya Ilah atau Ma’bud (yang ‫ﭽ ﭑ ﭒ ﭓﭔ ﭕ ﭖ ﭗ‬
berhak diibadahi dengan penuh
pengagungan, pengerendahan diri, ‫ﭘﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝﭞ‬
dan kecintaan terhadap-Nya) tiada
sekutu bagi-Nya. Ini disebut pula ‫ﭟﭠﭡ ﭢﭣﭤﭼ‬
Tauhid ar-Uluhiyyah.
- Beriman bahwa Allah maha sempurna ١٠٢ :‫األنعام‬
2
Buletin Dakwah Virtual MANHAJUL ANBIYA

“(Yang memiliki sifat-sifat yang) katakan dengan penuh keyakinan


demikian itu Dialah Allah Tuhan tentang tauhidullah, bahwa
(Rabb) kalian; tidak ada ilah (yang sesungguhnya Allah adalah Esa
berhak diibadahi) kecuali Dia; Pencipta tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada
segala sesuatu, maka beribadahlah sesuatupun yang semisal/serupa
kalian kepada-Nya; dan Dia adalah dengan-Nya, tidak ada sesuatupun
Pemelihara segala sesuatu.” (al- yang bisa mengalahkannya, tidak ada
An’am: 102) ilah selain Dia.”
Apabila telah pasti bahwa Pernyataan Al-Imam Ath-Thahawi
Dia adalah Allah, yang tidak ilah  di atas menunjukkan, “Allah adalah
(yang berhak diibadahi) kecuali Esa tidak ada sekutu bagi-Nya”
Dia, maka tujukanlah semua meliputi tiga jenis tauhid sekaligus,
macam ibadahhanya kepada-Nya, karena Allah Esa dalam Rububiyyah-
murnikanlah hanya untuk-Nya, dan Nya, dalam Uluhiyyah-Nya, dan
niatkanlah untuk mendapatkan ridha- dalam Asma dan Shifat-Nya. (lihat
Nya. Sesungguhnya inilah tujuan Syarh ath-Thahawiyah karya Ibnu Abil
penciptaan manusia. (lihat Tafsir as- 'Izz)
Sa’di). “Tidak ada sesuatupun yang semisal
Pada ayat di atas, Allah dengan-Nya” ini adalah Tauhid al-
memberitakan: (dialah Allah Rabb Asma` wa ash-Shifat
kalian; ... Pencipta segala sesuatu,) “Tidak ada sesuatupun yang bisa
ini adalah Tauhid ar-Rububiyyah; mengalahkannya”, ini adalah Tauhid
(tidak ada ilah selain dia; ..., Maka ar-Rububiyyah.
beribadahlah kepada-Nya;) ini adalah
Tauhid al-Uluhiyyah; (... dan Dia “Tidak ada ilah selain Dia” ini adalah
adalah pemelihara segala sesuatu.) Tauhid al-Uluhiyyah.
ini adalah Tauhid al-Asma wa ash- Al-Imam ‘Ubaidullah bin
Shifat. Muhammad bin Baththah Al-
Al-Imam Abu Ja’far Ahmad bin ’Ukbari (wafat tahun 387 H)  dalam
Muhammad Ath-Thahawi (wafat karya besarnya yang berjudul Al-
tahun 321 H)  . Ibanahal-Kubra, beliau mengatakan,
“Bahwa dasar iman kepada Allah
Dalam salah satu karya yang wajib atas makhluk (manusia
monumentalnya, Al-’Aqidah Ath- dan jin) untuk meyakininya dalam
Thahawiyyah, Al-Imam Abu Ja’far menetapkan keimanan kepada-Nya,
Ath-Thahawi mengatakan, ”Dengan ada tiga hal:
memohon taufiq dari Allah, kami
3
Buletin Dakwah Virtual MANHAJUL ANBIYA

Pertama: Seorang hamba harus orang seperti ini belum bertauhid


meyakini Rububiyyah-Nya, yang dan belum beriman kepada Allah,
dengan itu dia menjadi berbeda walaupun dia meyakini Allah
dengan atheis yang tidak menetapkan sebagai pencipta, penguasa, dan
adanya pencipta. pengatur jagat raya ini.
Kedua: Seorang hamba harus Demikian pula jika seseorang
meyakini Wahdaniyyah-Nya menolak sifat-sifat Allah, misalnya tidak
(Uluhiyyah-Nya), yang dengan itu mau beriman bahwa Allah berbicara,
dia menjadi berbeda dengan jalannya mendengar, dan melihat, maka dia
orang-orang musyrik yang mengakui belum beriman kepada Allah. Atau
sang Pencipta namun menyekutukan- meyakini bahwa sifat-sifat Allah serupa
Nya dengan beribadah kepada selain- dengan sifat makhluk, maka dia juga
Nya. belum beriman kepada Allah.
Ketiga: Meyakini bahwa Dia Al-Imam asy-Syafi’i 
(Allah) bersifat dengan sifat-sifat mengatakan, “Keyakinan terhadap
(kesempurnaan) yang Dia harus aqidah yang aku berada di atasnya dan
bersifat dengannya, berupa sifat Ilmu, aku melihat para ulama ahlul hadits
Qudrah, Hikmah, dan semua sifat yang yang aku berjumpa dengan mereka
Dia menyifati diri-Nya dalam kitab- dan mengambil ilmu dari mereka,
Nya.” (al-Ibanah ‘an Syari’ah al- seperti Imam Sufyan ats-Tsauri dan
Firqah an-Najiyyah wa Mujanabati Imam Malik, dan lainnya, juga berada
al-Firaq al-Madzmumah, hal. 172- di atasnya adalah: beriman terhadap
173). syahadat lailaha illallah (bahwa
Tauhid dengan tiga macamnya di tidak ada yang berhak diibadahi
atas, merupakan satu kesatuan yang kecuali Allah) dan syahadat
utuh dari rukun iman yang pertama, Muhammadar Rasulullah (bahwa
yaitu beriman kepada Allah. Tidak Muhammad adalah Rasulullah),
boleh diimani salah satunya saja dan dan beriman pula bahwa Allah Ta’ala
mengingkari yang lain. Contohnya, jika di atas ‘Arsy di atas langit, ... .” riwayat
seseorang yang meyakini Allah sebagai ini sebagaimana disebutkan oleh
pencipta alam, pemberi rizki, namun al-Hafizh Abdul Ghani dalam kitab
meyakini bahwa ibadah tidak harus I’tiqad asy-Syafi’i (lihat Mukhtashar
ditujukan kepada Allah saja dan boleh ash-Shawaiq al-Mursalah, hal. 437-
ditujukan kepada selain-Nya, maka 438)

Anda mungkin juga menyukai