Anda di halaman 1dari 9

Bahasa Indonesia Pertemuan Ke- 2

Ringkasan Materi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.

* Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia menjadi identitas bangsa Indonesia di tengah-
tengah pergaulan dengan bangsa lain di dunia. Sebelum resmi menjadi
bahasa nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu. Bahasa
Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Melayu juga
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang
dipergunakan di daratan Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di
kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Sejarah perkembangan bahasa ini
d a p a t d i b u k t i k a n d e n g a n a d a n y a p r a s as t i K e d u k a n B u k i t ( 6 8 3 M ) , T a l a n g
Tuo (684 M), Kota Kapur (686 M), Karah Barahi (686 M). Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa negara dan kebudayaan,
yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Perkembangan dan
pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu
n i s a n d i M i n y e T u j o h , A c e h , b e r a n g k a t a h u n 1 3 8 0 M , m a u p u n h as i l
susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
R a j a - R a j a P a s a i , S e j a r a h M e l a y u , T a j u s s a l a t i n , d a n B us t a n u s s a l a t i n .
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
m e n y e b a r n y a a g a m a Is l a m d i w i l a y a h N u s a n t a r a . B a h a s a M e l a y u m u d a h
d i t e r i m a o l e h m a s y a r a k a t N us a n t a r a s e b a g a i b a h a s a p e r h u b u n g a n
antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan
karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Pigafetta yang
mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapalnya
berlabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu. Itu
merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa Melayu yang berasal dari
bagian barat Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke
bagian Indonesia yang berada jauh di sebelah timur. Demikian juga
menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60 tahun
kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan
saja sangat harum namanya, tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat
di antara bahasa-bahasa negeri timur. Pada awal abad ke-20, perpecahan
dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901,
Indonesia (sebagai Hindia Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen.
Dan, pada tahun 1904, Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi
Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi Ejaan Van Ophuijsen diawali dari
penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) dibantu oleh
Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Intervensi pemerintahan Kolonial Belanda semakin kuat dengan
dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Balai Pustaka) pada tahun
1908. Pada tahun 1910, komisi ini di bawah pimpinan D.A Rinkes
melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan
kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah.
Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk
sekitar 700 perpustakaan. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28
Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar :
(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,
(2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
d i n y a t a k a n k e d u d u k a n n y a s e b a g a i b a h a s a n e g a r a p a d a t a n g g a l 1 8 A g us t u s
1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang
Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia
(BabXV,Pasal 36).
Apa sebab justru bahasa Melayu yang dijadikan bahasa nasional?
M e n g a p a b u k a n b a h a s a J aw a a t a u b a h a s a S u n d a y a n g j u m l a h p e n u t u r n y a
meliputi hampir seluruh penduduk Indonesia. Prof. Dr. Slametmulyana
mengemukakan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya, sebagai berikut.
1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu. Bahasa
Melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan atau
bahasa perdagangan. Dengan bantuan para pedagang, bahasa Melayu
disebarkan ke seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan.
Bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antara individu.
2 . B a h a s a M e l a y u m e m p u n y a i s is t e m y a n g s e d e r h a n a , m u d a h
dipelajari. Tak dikenal tingkatan bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau
b a h a s a B a l i , a t a u p e r b e d a a n p e m a k a i a n b a h a s a k as a r d a n h a l u s s e p e r t i
dalam bahasa Sunda atau bahasa Jawa.
3 . F a k t o r ps i k o l o g i s , y a i t u s u k u b a n gs a J aw a d a n S u n d a t e l a h
dengan sukarela menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
semata-mata didasarkan pada keinsafan akan manfaatnya ada keikhlasan
mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena sadar akan perlunya
kesatuan dan persatuan.
4 . K es a n g g u p a n b a h a s a i t u s e n d i r i j u g a m e n j a d i s a l a h s a t u f a k t o r
penentu. Jika bahasa itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat
dipakai menjadi bahasa kebudayaan dalam arti yang luas, tentulah bahasa
itu tidak akan dapat berkembang menjadi bahasa yang sempurna. Pada
k e n y a t a a n n y a d a p a t d i b u k t i k a n b a h w a b a h a s a I n d o n es i a a d a l a h b a h a s a
yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan
mengutarakan perasaan secara jelas.
Prof. Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahasa
Melayu yang dijadikan landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai
berikut.
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa
perhubungan) selama berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah
a i r k i t a (N u s a n t a r a ) . H a l t e r s e b u t t i d a k t e r j a d i p a d a b a h a s a J aw a , S u n d a ,
ataupun bahasa daerah lainnya.
2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan
melampaui batas-batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya
tidak sebanyak penutur asli bahasa Jawa, Sunda, Madura, ataupun bahasa
daerah lainnya.
3. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara
lainnya sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing.
4. Bahasa Melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-
t i n g k a t b a h a s a s e h i n g g a m u d a h d i p e l a j a r i . B e r b e d a d e n g a n b a h a s a J aw a ,
Sunda, Madura yang mengenal tingkat-tingkat bahasa.
5. Bahasa Melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa
antarpenutur yang berasal dari berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu
menjadi bahasa persatuan tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap
golongan yang lebih kuat dan tidak ada persaingan antarbahasa daerah.
T i g a b u l a n m e n j e l a n g S u m p a h P e m u d a , t e p a t n y a 1 5 A g us t u s 1 9 2 6 ,
S o e k a r n o d a l a m p i d a t o n y a m e n y a t a k a n b a hw a p e r b e d a a n b a h a s a d i a n t a r a
suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tetapi makin
luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat
kemerdekaan Indonesia terwujud. Pada zaman Belanda, ketika Dewan
Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918, bahasa Melayu memperoleh
pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda yang
berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama didalam sidang Dewan
rakyat. Sayangnya, anggota bumiputera tidak banyak yang
memanfaatkannya.

*Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa-bahasa di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
bahasa persatuan dan bahasa negara, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Yang dimaksud dengan bahasa persatuan dan bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.
A. Bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, bahasa Indonesia
m e m i l i k i b e b e r a p a f u n gs i s e b a g a i b e r i k u t :
1. Lambang Kebanggaan Bangsa
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku
bangsa Indonesia.
2 . L a m b a n g I d e n t i t a s N as i o n a l
Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain bahasa
Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu
bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.
3. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, dan Antarbudaya
Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman geografi, suku, dan
b u d a y a . M as y a r a k a t I n d o n e s i a t e r d i r i d a r i b e r b a g a i s u k u d e n g a n b a h a s a
yang berbeda-beda, sehingga akan sangat sulit berkomunikasi kecuali ada
satu bahasa pokok yang digunakan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat komunikasi dan perhubungan berbagai antarwarga,
antarsuku, dan antarbudaya.
4. Alat Pemersatu Bangsa
Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras,
dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat
membuat semua elemen masyarakat yang beragam tersebut ke dalam
sebuah persatuan. Bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara
s u k u - s u k u , b u d a y a d a n b a h a s a d i N us a n t a r a , t a n p a h a r u s m e n g h i l a n g k a n
indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta
latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan
bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional
jauh di atas kepentinggan daerah atau golongan.

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa negara.


Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan
M a k s u d d a r i b a h a s a I n d o n e s i a s e b a g a i b a h a s a r es m i k e n e g a r a a n a d a l a h
Bahasa Indonesia dipakai dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan
seperti upacara-upacara kenegaraan, peristiwa dan kegiatan kenegaraan
baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut
di antaranya adalah penulisan dokumen negara dan putusan-putusan atau
perundanga-undangan, surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
badan-badan kenegaraan lainya, serta pidato-pidato kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan
B a h a s a I n d o n e s i a m e m i l i k i f u n g s i v i t a l d i d u n i a p e n d i d i k a n d i N us a n t a r a
ini. Mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di
seluruh Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar. Kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan
bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda,
Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan menggunakan bahasa daerah
sebagai bahasa pengantar, tetapi hanya sampai tahun ketiga pendidikan
S e k o l a h D as a r .
3. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan
bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku,
melainkan juga sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang sama
latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4. Bahasa Indonesia sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu
p e n g e t a h u a n d a n t e k n o l o g i B a h a s a I n d o n es i a a d a l a h s a t u - s a t u n y a a l a t
yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional. Dalam pengembangan iptek, bahasa Indonesia adalah wahana
untuk menyampaikan dan memgembangkan iptek. Melalui kajian ilmiah
dan laporan penelitian iptek dikembangkan.

B. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku yang ada di Indonesia.
Bahasa ini jumlahnya sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh
daerah di Indonesia.
Bahasa daerah berfungsi sebagai berikut :
(1) lambang kebanggaan daerah,
(2) lambang identitas daerah,
(3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah,
(4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia,
( 5 ) p e n d u k u n g s a s t r a d a e r a h d a n s as t r a I n d o n e s i a .
Dalam hubungan dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah
berfungsi sebagai berikut :
(1) pendukung bahasa Indonesia,
(2) bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daera
tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan/atau
pelajaran lain,
(3) sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
C. Bahasa Asing
Bahasa asing berfungsi sebagai berikut :
(1) alat perhubungan antarbangsa
(2) sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Bahasa-
bahasa asing tertentu di Indonesia juga dapat memiliki fungsi lain. Bahasa
Inggris misalnya, misalnya merupakan bahasa asing yang diutamakan
sebagai sumber pengembangan bahasa Indonesia, terutama dalam
kaitannya dengan pengembangan tata istilah keilmuan. Sementara itu,
bahasa Arab berfungsi sebagai bahasa keagamaan dan budaya Islam. Jika
diperlukan, bahasa-bahasa asing lainnya juga dapat berfungsi sebagai
pemerkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

* P e m b a k u a n B a h as a I n d o n e s i a
Ragam bahasa yang beraneka macam itu masih tetap disebut “bahasa Indonesia” karena
memiliki ciri-ciri yang umumnya sama. Marilah kita ikhtisarkan berbagai ragam bahasa itu.
A. Ragam bahasa menurut penuturnya
Dari segi penuturnya, dikenal ragam bahasa dialek, terpelajar, resmi dan tidak resmi.
1. Dialek
Dialek atau logat adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif yang berada di suatu tempat. Dialek disebut juga variasi bahasa geografi. Bahasa yang
menyebar luas selalu mengenal logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah
lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/
pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisasi pelafalan
kata seperti pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh
orang Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat
Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang
meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun
aksen yang berbeda-beda.
2. Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai penggunaan Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak
jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing. Seperti contoh dalam tabel
berikut.
Terpelajar Tidak Terpelajar
Film Kompleks Pilem Komplek
Aerobik Erobik
Ranking Rangking
3. Dialek sosial (sosiolek)
Dialek sosial terdiri atas vulgar, slang, jargon, dan argot.
a. Ragam bahasa vulgar adalah variasi bahasa yang digunakan oleh orang yang tidak
terpelajar. Contohnya bahasa kalangan buruh angkut di pelabuhan.
b. Slang adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kalangan tertentu yang terbatas dan
bersifat rahasia. Contohnya bahasa yang digunakan oleh kalangan gay atau transgender,
bahasa copet.
c. Jargon adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu yang bersifat
tidak rahasia karena masyarakat umum juga kadang dapat memahaminya. Contohnya bahasa
yang digunakan oleh awak kendaraan umum atau angkot, bahasa nelayan.
d. Argot adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kalangan (profesi) tertentu sebagai kode
rahasia. Contohnya bahasa yang digunakan polisi dan intelijen.

B. Ragam bahasa menurut cara berkomunikasi


Macam-macam ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi dua, yaitu
seperti dibawah ini.
1) Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of
speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata
bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Dalam hal inidengan memperhatikan hal-
hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan,
mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide sang pembicara. Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
a) Ragam bahasa cakapan
b) Ragam bahasa pidato
c) Ragam bahasa kuliah
d) Ragam bahasa panggung

C. Ragam bahasa menurut topik pembicaraan


1) Ragam Sosial
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya,
ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat
dikatakan sebagai ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau
rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
2) Ragam Fungsional
Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan
dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara
dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi (guru
dan dosen), kedokteran, militer, dan keagamaan.
3) Ragam Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persuratkabaran
(dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik
adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media
massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa
jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang
disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.
4) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif, dan
inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan
pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan lahirdan batin, peristiwa dan khayalan
dengan bentuk istimewa.
5) Ragam Politik dan Hukum
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Salah satu ciri khas bahasa hukum adalah penggunaan
kalimat yang panjang dengan pola kalimat luas.

D. Ragam bahasa menurut segi keformalannya


1. Ragam beku (frozen)
Ragam beku adalah ragam bahasa paling formal, yang digunakan pada situasi sangat khidmat
dalam acara-acara atau dokumen kenegaraan. Contohnya, dalam acara pelantikan, peresmian,
upacara bendera, akta notaris, perundang-undangan, dan surat keputusan. Disebut beku
karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah.
2. Ragam formal/resmi
Ragam formal adalah variasi bahasa yang digunakan pada situasi resmi, seperti kedinasan,
forum ilmiah, dunia pendidikan, dan perundangan–undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi
adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap.
c. Menggunakan kata ganti resmi.
d. Menggunakan kata baku.
e. Menggunakan ejaan baku (PUEBI).
f. Menghindari unsur kedaerahan.
3. Ragam tidak resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti
dalam percakapan santai, di pasar/toko. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari
ragam bahasa resmi. Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat
keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti
semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,
semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13). 4. Ragam
akrab Ragam bahasa ini biasa digunakan penutur dengan orang sudah akrab, seperti
perbincangan di keluarga, atau dengan sahabat karibnya.
Bahasa Indonesia baku mendukung empat fungsi, yaitu
(1) fungsi pemersatu, = Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek
bahasa. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bahasa.
(2) fungsi pemberi kekhasan, = Bahasa baku memperkuat identitas nasional. Bahasa
Indonesia berbeda dengan Bahasa Malaysia, bahasa Melayu di Singapura, dan Brunei
Darussalam.
(3) fungsi pembawa kewibawaan, = Bahasa Indonesia baku membawa wibawa atau prestise.
Penutur yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata
orang lain karena terpelajar.
(4) fungsi sebagai pemberi acuan, = Bahasa baku menjadi acuan atau tolok ukur bagi betul
tidaknya pemakaian Bahasa seseorang. Dengan demikian, penyimpangan dari norma atau
kaidah dapat dinilai.

 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Adapun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang
dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar. Kaidah
bahasa yang harus diperhatikan oleh para pemakai mencakupi lima aspek, yaitu (1) tata bunyi
(fonologi), (2) tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4) ejaan, dan
(5) makna.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai