Oleh :
FAIQ ROZIFAN
20201707013
PRENDUAN SUMENEP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara ciptaan Nya
dan sebagai pemimpin dimuka bumi ini. Dari pengertian ini disalah artikan
oleh manusia itu sendiri dengan cara bertindak itu sendiri/seenaknya sendiri
tanpa melihat apa ada yang di rugikan di sekeliling mereka. Artinya hanya
peduli dengan dengan kepentingannya sendiri tanpa peduli pada kepentingan
orang lain. Seperti contoh khususnya dengan tetangga, jika kita menyalakan
radio selayaknya sesuai aturan janga sampai mengganggu tetangga kita, yang
mana dari itu ketahuilah bahwa kita punya rasa tenang atau tidak. Jadi secara
tidak lain kita sebagai warga negara yang baik harus taat pada aturan tertulis
maupun yang tidak tertulis seperti aturan dalam bermasyarakat. Khususnya
bagi umat muslim selain harus taat pada aturan-aturan tertulis maupun tidak
tertulis, kita juga mempunyai aturan agama yang memang wajib kita
laksanakan jika ingin benar-benarmenjadi seorang muslim yang haqiqi yaitu
fiqih.
Didalamnya mencakup seluruh sisi kehidupan individu dan
masyarakat, baik perekonomian, sosial kemasyarakatan, politik bernegara,
seta lainnya. Para ulama mujtahid dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan
yang setelah mereka tidak henti-hentinya mempelajari semua yang di hadapi
kehidupan manusia dari fenomena dan permaslahan tersebut di atas dasar
ushul syariat dan kaidah-kaidahnya, berangkat dari, sudah menjadi kewajiban
setiap muslim dalam kehidupannya untuk mengenal dan mengamalkannya
hukum-hukum syariat terkait dngan amalam tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP FIQIH MUAMALAH
A.PENGERTIA FIQIH MUAMALAH
Menurut Bahasa Muamalah berasal dari kata ‘amala – yu’amili –
mu’amalah sama dengan wazan : fa’ala – yufa’ilu – mufa’alat artinya saling
bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. Sedamgkan menurut
istilah. Pengertian muamalah dalam arti luas dijelaskan oleh para ahli sebagai
berikut :
a. Pengertian muamalah menurut Al Dimyati adalah menghasilkan duniawai,
supaya menjadi sebab suksesnya masalah “ukhrawi”.
b. Menurut Muhammad Yusuf Musa, pengertian muamalah adalah peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh Allah yang harus diikuti dan ditaati oleh setiap
manusia dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.
Dari pengertian luas tersebut diatas, kiranya kita dapat mengetahui
bahwa muamalah yaitu satu aturan (hukum) Allah yang mengatur manusia
dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial. Sedangkan
pengertian muamalah dalam arti sempit adalah:
a. Menurut hudlari Byk, pengertian muamalah adalah semua akad yang
membolehkan manusia saling menukar untuk medapatkan manfaatnya.
b. Menurut Idris Ahmad, pengertian muamalah adalah aturan-aturan Allah
yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia dalam ushanya
untuk mendapatkan ataupun memperoleh alat-alat keperluan jasmaninya
dengan cara yang baik.
Perbedaan pengertian muamalah dalam arti sempit dengan pengertian
arti luas adalah dalam cakupannya. Muamalah dalam arti luas, mencakup
masalah waris, misalnya padahal masalah waris dewasa ini telah diatur dalam
disiplin ilmu itu tersendiri, yaitu dalam fiqih muwaris (tirkah), karena maslah
waris telah diatur dalam disiplin ilmu tersendiri, maka dalam muamalah
pengertia sempit tidak termasuk di dakamnya. Pesamaan pengertian
muamalah dalam arti sempit dan dalam arti luas ialah sama-sama mengatur
hubungan manusia denga manusia dalam kaitan dengan pemutaran harta.1
1
http;//www.informasiahli.com/2016/11/pengertian-muamalah-pembagian-muamalah-dan-
ruang-lingkup-fiqh-muamalah.html
2
Rozalinda.fiqih muamalah. penerbitHayfa pres, padang,Oktober2005, cet ke-1, hlm,3.
mayat kepada si ahli waris yang mana harta harus di bagikan sesuai dengan
prosedur yang telah di tentukan.
Pada pembagian di atas ada dua bagian yang merupakan di siplin
sebab tersendiri, yaitu munakahat dan tirkah hal itu bisa dimaklumi, sebab
sebagaimana penulis kemukakan diatas. Ibnu abidin menetapkan pembagian
diatas dari sudt fiqih muamalah dalam pengertian luas.
Objek pembahasan fiqih muamalah adalah hubungan antar manusia
dengan mausia lainnya. Contohnya seperti hak penjual untuk menerima
pembayaran atas barang yang dijualnya, dan hak pembeli untuk menerima
barang atas apa yang dibelinya, hak orang yang menyewakan tadi untuk
menerima barang yang di sewakannya kepada orang lain, dan hak penyewa
untuk menerima manfaat atas tanah atau rumah yang di sewanya.3
Sedangkan Masduki mengemukakan pendapat Al Fikri dalam kitab
Al-Mua’malah Al-madiyyah wal adabiyyah mebagi fiqih muamalah menjadi
dua bagian yaitu sebagai berikut :
a. Al Muamalah Al madiyyah
Adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda.
Sebagian berpendapat bahwa ak muamalah al madiyyahbersifat kebendaan,
yakni benda yang halal, haram, dan syubhat untk dimiliki, diperjual belikan
atau di usahakan, benda yang menimbulkan kemudharatan dan mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia dan lainnya.
b. Al muamalah Al adabiyyah
Adalah muamalah yang di tinjau dari cara tukar menukar benda, yang
sumbernya dari pancera indra manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya
adalah hak dan kewajiban, seperti jujur, hasud, iri, dendam, da lain-lain
Menurut syafei da suhendi menyebutkan lingkup fiqih muamalah
adabiyyah adalah ijab dan qobul, saling meridhoi, tidak ada keterpaksaan dari
salah satu pihak, hak dan kewajiba, kejujuran pedagang, penipuan,
pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indera
manusia yang ada kaitannya denagn peredaran harta.4
3
Rahcmat syafei, Fiqih Muamalah, CV Pustaka setia, Bandung, 2001, hal,16
4
http;//www.muhahmadhafizh,com/fiqih-muamalah/
pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia tidak terbatas
dapat dipenuhioleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Dalam kajian fiqih ruang kingkup muamalah yakni : Harta. Hak milik.
Fungsi uang. Buyu’ (tentang jual beli), Ar-Rahn (tentang pegadaian).
Hiwalah (pengalihan hutang). Ash-shulhu ( perdamaian bisnis). Adh-dhaman
(jaminan-asuransi). Syirkah (tentang perkongsian). Wakalah (tentang
perwakilan). Wadi’ah (tetntang penitipan). ‘Ariyah (tentang peminjaman).
Mudharabah (syirkah modal dan tenaga). Musaqat (syirkah dalam pengairan
kebun). Muzara’ah (kerjasama pertanian). Kafalah (pen-jaminan). Taflis
(jatuh bangkrut). Al-Hajru (batasan bertindak). Ji’alah (sayembara). Qaradh
(penjamin). Transaksi valas, ‘urbun (DP). Ijarah (sewa menyewa). Riba,
konsep dan kebijakan moneter, shukuk (surat utang atau obligasi). Faraidh
(warisan). Luqthah ( barang tercecer). Waqaf, hibah, washiat. Iqrar. Qismul
fa’i wal ghanimah (pembagian fa;i dan gharimah). Qism ash-shadaqat
(tentang pembagian zakat). Ibrak (pembebasan hutang). Muqasah (discount).
Kharaj, jizyah,dharibah. Ushur. Baitul mal dan Jihbiz. Kebijakan fiskal islam.
Keadilan distribusi, perburuhan (hubungan buruh dan ma-jikan, upah buruh).
Monopoli. Pasar modal islami dan Resadana, asuransi islam. Bank islam.
Pegadaian. MLM, dan lain-lain.5
SALAM
A.PENGERTIAN SALAM
Bai’ as-salam atau disingkat salam disebut juga juga dengan salaf
secara bahasa berarti pesanan atau jual beli dengan melakukan pesanan
terlebih dahulu.6 Salam ialah pembeli memesan barang dengan
memberitahukan sifat-sifat serta kualiatasnya kepada penjual dan setelah ada
kesepakatan. Dengan kata lain, pembelian barang dengan membayauang
terlebih dahulu dan barang yang dibeli diserahkan kemudian (Dow Payment)
artinya penyetoran harga pembelian sebagai bukti kepercayaan, sehubungan
dengan transaksi yang telah dilakukan.
Misalnya kata penjual; “saya jual kepdamu satu box (box mobil)
dengan harga Rp. 1.500.000, setelah transaksi di setujui, pembeli
membayarnya waktu itu juga walaupun boxnya belum ada, jadi salam ini jual
beli utang dari pihak penjual dengan kontan dari pihak pembeli, karena
uangnya sudah dibayar sewaktu akad atau dengan perkataan lain; salam
adalah jual beli berupa pesanan (in front payment sale) juga di sebut Dow
payment, artinya penyetoran sebagai harga pembelian sebagai bukti
5
http;//rumah buku.weebly.com/bangku-ii/fiqh-muamalah-dalam-islam
6
Fathurrahman Djamil,penerapan hukum perjanjian dalam transaksi dilembaga keuangan
syaria,Sinar Grafika,jakarta,2012,hlm 132
kepercayaan. Namun hal ini perlu bukti pembayaran yang sah berupa
kwitansi atau catatan yang ditanda tangani penerima uang.7
B.RUKUN DAN SYARAT SALAM
Pelaksanaan Bai’as-salam harus memenuhi jumlah rukun berikut ini;
1. Muslam (pembeli)
2. Muslah ilaihi (penjual)
3. Modal atau Uang
4. Muslam Fihi (barang)
5. Shighat (ucapan)
Disamping segenap rukun harus terpenuhi, ba’i as-salam juga
mengharuskan tercukupinya seganap syarat-syarat paa masing-masing rukun.
Dibawah ini akan diuraikan dua diantara syarat-syarat terpenting, yaitu modal
dan barang.
a. Modal transaksi ba’i as-salam
1. Modal harus diketahui
Barang yang akan di suplai harus diketahui jenis, kualitas dan
jumlahnya
QARD
A. PENGERTIAN QARD
Secara bahasa qard berarti al-qat’ yang artinya potongan karena harta
orang yang memberikan pinjaman (kreditur) diberikan kepafa orang yamg
meminjam (debitur).9
Secara istilah, menurut hanafiyah qard adalah harta yang memiliki
kesepadanan yang di berikan untuk ditagih kembali atau dengan kata lain,
suatu transaksi yang di maksudkan untk memberikan harta yang memiliki
kesepaanan kepada orang lain untuk di kembalikan yang sepadan dengan
itu.10
Secara terminologis qard adalah memberikan harta kepada orang yang
memanfaatkannya dan mengambalikan gantinya di kemudian hari.11
Mazhab-mazhab yang lain mendifinisikan qard sebagai bentuk
pemberian harta dari seorang (kreditur) kepada oreng lain (debitur) dengan
ganti harta yang sepadan yang menjadi tanggungannya (debitur), yang sama
dengan harta yang di ambil, dimaksudkan sebagai bantuan kepada orang yang
di beri saja.
9
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu, (jakarta;gema insani,2011),373
10
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu....374
11
Mardani, fiqih ekonomisyariah:fiqih muamalah, (jakarta;kencana
prenadamediaGroup,2013),333
12
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu,.,.,.,.,.,374
dengan semua lafadz yang menunjukkan kerelaan, seperti “aku berutang”
atau”aku menerima”, atau”aku ridha” dan lain sebagainya.
b. Aqidain
Yang d maksud dengan aqidain ( dua pihak yang melakukan
transaksi) adalah pemberi utang dan pengutang. Adapun syarat bagi
pengutang aalah merdeka, baligh, berakal sehat, dan pandai(rasyid,dapat
menbedaka bak da buruk nya).
c. Harta yang di hutangkan
Rukun harta yang dihutangkan adalah sebagai berikut:
1) Harta berupa harta yang di padannya, misalnya harta yang satu sama lain
dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang mengakibatkan
perbedaan nilai, seperti uang, barang-barang yang dapat di takar,
ditimbang, ditanam, dan dihitung.
2) Harta yang di hutangkan disyaratkan berupa benda, tidak sah
menghutangkan manfaat (jasa).
3) Harta yang di hutang kan diketahui, yaitu diketahui kadarnya dan
diketahui sifatnya.
13
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu.....379.
tidak ada halanga di jalan. Sebaliknya,jika terdapat halangan apabila
membayar di tempat lain, muqrid tidak perlu menyerahkannya.14
Sedangkan waktu pengembalian qard menurut jumhur ulama, selain
malikiyah mengatakan bahwa waktu pengembalian harta pengganti adalah
kapan saja terserah kehendak si pemberipinjaman, setelah peminjam
menerima pinjamannya, karena qard merupakan akad yang tidak mengenal
waktu. Sedangkan menurut malikiyah, waktu pengembalian itu adalah ketika
sampai pada batas waktu pembayaran yang sudah di tentukan di awal, karena
mereka berpendapat bahwa qard bisa dibatasi dengan waktu.15
14
Ibid,155.
15
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu.......379.
Daftar Pustaka
http;//www.informasiahli.com/2016/11/pengertian-muamalah-pembagian-
muamalah-dan-ruang-lingkup-fiqh-muamalah.html
Rozalinda.fiqih muamalah. penerbitHayfa pres, padang,Oktober2005, cet ke-1,
hlm,3.
Rahcmat syafei, Fiqih Muamalah, CV Pustaka setia, Bandung, 2001, hal,16
http;//www.muhahmadhafizh,com/fiqih-muamalah/
http;//rumah buku.weebly.com/bangku-ii/fiqh-muamalah-dalam-islam
Fathurrahman Djamil,penerapan hukum perjanjian dalam transaksi dilembaga
keuangan syaria,Sinar Grafika,jakarta,2012,hlm 132
Mohrifal,konsep perbankan syariah,CV Wicaksana, semarang2002,hlm.68-69
Ibid.,hlm110
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu, (jakarta;gema insani,2011),373
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu....374
Mardani, fiqih ekonomisyariah:fiqih muamalah, (jakarta;kencana
prenadamediaGroup,2013),333
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu,.,.,.,.,.,374
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu.....379.
Ibid,155.
Wahbah Az-Zuhaili,fiqihislam wa Adillatuhu.......379.