Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Risiko Pencemaran Lingukngan
“MERKURI”

OLEH KELOMPOK II:


1. BERINASIH (19070240)
2. MAWADDAH (19070264)
3. RUDOLF AGUNG SETTIAWAN WENI (19070424)
4. SAIDILLAH (19070289)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiratAllah Subhanahu wa ta’ala


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk kuliah Manajemen Risiko Pencemaran
Lingkungan, dengan judul : “Merkuri”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia pendidikan.

Banjarmasin, 12 Nopember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

C. Tujuan .........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3

A. Identifikasi ..................................................................................................3

B. Dampak .......................................................................................................7

C. Solusi ...........................................................................................................8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................9

A. Kesimpulan .................................................................................................9

B. Saran ............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merkuri adalah suatu unsur alami yang umumnya ditemukan seperti merkuri

sulfide (sinabar, HgS), tidak dapat larut dan stabil. Merkuri berwarna putih-silver

( logam cair), putih (merkuri padat), tidak berbau, tidak mudah terbakar. Terdapat di

kerak bumi rata-rata 0.5 ppm, tetapi nyatanya konsentrasinya bervariasi tergantung

tempatnya. Biji merkuri prosesnya tidak mahal untuk menghasilkan metalik merkuri.

Titik didihnya rendah, dan dapat disuling dengan memanaskan biji dan memadatkan uap

logamnya untuk membentuk metalik mercuri. Dengan metoda ini efisiensi sampai 95%

dan menghasilkan merkuri murni 99.9%.

Ketika unsur ini bebas dari suatu area yang besar, seperti dari pabrik industri, atau

dari suatu kontainer, seperti botol atau drum, yang masuk ke lingkungan.

Pelepasan/Release ini tidak selalu menyebabkan paparan. Kita dapat terpapar unsur ini

hanya bila kita kontak langsung. Kita mungkin dapat terpapar melalui pernafasan, makan

atau minum yang mengandung unsur ini atau melalui kontak dengan kulit.

Pencemaran logam berat merkuri (Hg) pada tanah dan air sangat membahayakan

lingkungan dan kesehatan manusia. Senyawa merkuri dalam bentuk Hg(II) dapat terikat

pada residu sistein protein atau enzim manusia atau binatang, sehingga protein atau

enzim kehilangan aktivitasnya. Selain Hg(II), senyawa merkuri yang paling berbahaya

bagi kesehatan manusia adalah senyawa organomerkuri, khususnya metilmerkuri dan

fenilmerkuri. Senyawa ini bersifat sangat reaktif dan mempunyai mobilitas tinggi

dibanding dengan Hg(O) atau Hg(II). Hal ini disebabkan gastrointestine manusia

mampu menyerap sekitar 95% senyawa metilmerkuri, dan senyawa ini juga dapat

menyerang syaraf manusia melalui peredaran darah.


B. Tujuan

1. Untuk mengidentifiasi merkuri

2. Untuk mengetahui dampak merkuri

3. Untuk mencari solusi dari pencemaran lingkungan akibat merkuri


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi

1. Pengertrian Merkuri

Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80 serta mempunyai

masa molekul relatif (MR =200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang

merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti

cairan perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan

satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), titik

bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai kecenderungan yang lebih besar, mudah

bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi), juga dapat

mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun

tegangan arus listrik rendah. Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang biasa

digunakan pada proses pemisahan emas dengan unsur logam ikutan lainnya. Merkuri

termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat

racun. Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan

berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air,

alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam

asam nitrat, asam sulfurik panasdan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator,

halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.

Merkuri dilepaskan ke atmosfer melalui pelbagai kegiatan manusia, utamanya berasal

dari pembakaran sampah rumah tangga dan limbah industri, dan khususnya

pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung merkuri

dapat dengan mudah ditrasportasikan melalui udara dan mengendap di daratan serta

air.
2. Sifat dan Kegunaan Merkuri

Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia hydragyrum yang

berarti perak cair. Merkuri dan senyawa-senyawanya tersebar luas dialam, mulai dari

batuan, air, udara dan bahkan dalam tubuh organisme hidup. Di alam merkuri

biasanya dijumpai dalam bentuk logam merkuri dan ion-ion merkuri.

Secara umum logam merkuri mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a) Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah sekitar -

39oC, sehingga mudah menyebar di permukaan air dan sulit dikumpulkan.

b) Masih berwujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur 396oC ini telah

terjadipemuaian secara menyeluruh.

c) Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logamyang lain.

d) Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan

merkurisebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

e) Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang

disebutdengan amalgam.

f) Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik

itudalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan.

Bentuk dan penggunaan merkuri.

Merkuri berada dalam bentuk senyawa, satu di antaranya yang paling utama

adalah Sinabar (HgS)yang sudah ditambang sejak 700 SM. Pada saat ini digunakan

dalam industri dalam tiga bentuk : senyawa logam, senyawa organik, dan senyawa

anorganik. Penggunaan paling besar adalah dalam produksi alat elektronik.

Penggunaan terbesar kedua adalah dalam industri kloroalkali, yang memproduksi


klorin dan soda kaustik dengan cara elektroforesis larutan sodium klorida dengan

menggunakan merkuri sebagai katodadalam sel elektrolisis. Penggunaan terbesar

ketiga di dunia adalah dalam fungisida termasuk pelindung benih (seed dressings),

meskipun perlu dicatat bahwa di beberapa negara penggunaanny telah dilarang.

3. Proses Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri

Merkuri merupakan benda cair, hydrargyrum, air/cairan perak unsur golongan

transisi berwarna keperakan  dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair

dalam suhu kamar serta mudah menguap. Karena merupakan benda cair sehingga

merkuri dengan mudah meresap ke dalam tanah. Tanah yang mengandung 50 % pori-

pori yang terisi air dan udara lebih mempermudah merkuri yang merupakan benda

cair untuk bereaksi ke dalam tanah Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari

kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila

masuk ke dalam air  tanah, kemudaia air tanah mengalir masuk menuju ke perairan

dengan system. permeabilitas tanah. Merkuri mudah bereaksi dengan unsur yang ada

dalam tanah dan air dan membentuk HgCl (merkurianorganik). Merkuri anorganik

akan berubah oleh peran mikro organisme.  Merkuri dapat pula bersenyawa dengan

karbon membentuk senyawa organomerkuri. Senyawa organo merkuri yang paling

umum adalah methyl merkuri yang dihasilkan oleh mikro organisme dalam tanah dan

air.

Komponen merkuri yang digunakan dalam pestisida, umumnya memasuki

tanah dengan jumlah 1g/ha sampai 200g/ha (0,0005±0,1 ppm), yang mana apabila

lebih dari tingkatan itu dapat menghancurkan organik dalam tanah dan nitrogen dalam

mineral tanah. Tanah mengandung CO2dengan kesuburan tanah NH2dan NaOH.

Merkuri dapat bereaksi dengan nitrogen tanah membentuk methyl mercuryHg(NO 2)3.
Methyl merkuri dapat terendap dengan skala waktu yang cukup lama di dalam tanah

karena merkuri stabil dan tidak dapat dipisahkan bahkan dicampurkan dengan zat lain

Proses metabolisme sebagian dari alkil merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri

anorganik dan akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Senyawa alkil merkuri

dalam tubuh selama 70 hari dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping

metabolisme. Jumlah hasil alkil merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping

metabolisme tubuh hanyalah mencapai 1 % dari total alkil yang masuk, 99 %

terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh. Pembuangan senyawa merkuri

organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan sistem urinaria atau sistem

pembuangan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan terbagi 2:

1.    Sebagian akan terakumulasi pada hati

2.    Sebagian lainnya akan dikirim ke empedu

Dalam kantung empedu senyawa merkuri organik akan dirombak untuk dapat

dihancurkan dan dimusnahkan daya racunnya, hasil perombakan berupa senyawa

merkuri anorganik yang kemudian dikirim lewat darah ke ginjal. Pada ginjal, senyawa

merkuri anorganik ini mengalami proses pemilahan akhir, dimana akan terakumulasi

pada ginjal dan lainnya dibuang bersama urin.

Wanita hamil yang terpapar oleh senyawa alkil merkuri dapat menyalurkan

pada janin yang dikandungnya. Senyawa alkil merkuri masuk bersama makanan

melewati plasenta dibawa oleh peredaran darah ke janin. Kontaminasi yang

disebabkan oleh alkil merkuri dapat merusak otak janin sehingga bayi menjadi cacat.

Wanita menyusui yang terpapar oleh senyawa metil merkuri dapat mengakibatkan

keracunan merkuri pada bayi yang disusui.


B. Dampak merkuri

Tragedi “minamata disease“ (penyakit minamata), berdasarkan penelitian

ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasal

daribuangan sisa indutri plastik. Gejala keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak

terutama pada anak-anak. Namun baru sekitar 25 tahun kemudian sejak gejala penyakit

tersebut tampak (ditemukan), pemerintah Jepang menghentikan pembuangan Hg. Untuk

menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan melakukan rehabilitasi penduduk yang

terkena dampak menahun (kronik), Negara ini telah membayar sangat mahal jauh

melebihi keuntungan yang diperoleh dari hasil pengeoperasian perusahaan Chisso

Corporation Gejala yang timbul oleh merkuri sebagai berikut : Gangguan saraf sensoris :

Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki,

penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun serta rasa nyeri pada lengan dan

paha. Gangguan saraf motorik : Lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,

gerakan lambat, dan sulit berbicara. Gangguan lain : Gangguan mental, sakit kepala dan

hipersalivasi.

Pengaruh Hg terhadap kesehatan manusia dapat diurai sebagai berikut :

1. Pengaruh terhadap Fisiologis Pengaruh toksisitas Hg terutama pada Sistem Saluran

Pencernaan (SSP) dan ginjal terutama akibat merkuri terakumulasi. Jangka waktu,

intensitas dan jalur paparan serta bentuk Hg sangat berpengaruh terhadap sistim yang

dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada paparan kronik oleh elemen Hg dan

organomerkuri adalah SSP sedang garam merkuri akan berpengaruh terhadap

kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh elemen merkuri yang terhisap mempunyai

efek terhadap sistim pernafasan sedang garam merkuri yang tertelan akan
berpengaruh terhadap SSP, efek terhadap sistim cardiovaskuler merupakan efek

sekunder.

2. Pengaruh terhadap Sistim Syaraf Hg yang berpengaruh terhadap sistim syaraf

merupakan akibat promer dari pemajanan uap elemen Hg dan MeHg karena senyawa

ini mampu menembus “bloodbrain barier” dan dapat mengakibatkan kerusakan otak

yang “irreversible” sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen. Hg yang masuk

dalam pencernaan akan memperlambat SSP yang mungkin tidak dirasakan pada

pemajanan setelah beberapabulan sebagai gejala pertama sering tidak spesifik seperti

malaes, pandangan kabur atau pendengaran hilang (ketulian).

3. Pengaruh terhadap ginjal apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh

masuknya garamin organik Hg atau phenylmercury melalui SSP akan menyebabkan

naiknya permiabilitas epitel tubulus sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi

ginjal (disfungsi ginjal). Pajanan melalui uap merkuri atau garam merkuri melalui

saluranpernafasan juga dapat mengakibatkan kegagalan ginjal karena terjadinya

proteinuria atau nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.

4. Pengaruh terhadap Pertumbuhan Terutama terhadap Bayi dari ibu yang terpajan oleh

MeHg, dari hasil studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan

dari ibu yang makangandum yang diberi fungisida, maka bayi yang dilahirkan

mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi mental, tuli, penciutan lapangan

pandang, microcephaly, cerebral palsy, ataxia, buta dan gangguan menelan.

C. Solusi

Penanggulangan atau pengendalian merkuri dengan peran pemerintah untuk

melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus
dilakukan dengan benar dengan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan

kesehatan manusia dan lingkungan.

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di indonesia telah diatur melalui

Peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan

Pengendalian Pencemaran Air.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Merkuri adalah suatu unsur alami yang umumnya ditemukan seperti merkuri

sulfide (sinabar, HgS), tidak dapat larut dan stabil. Merkuri berwarna putih-silver

( logam cair), putih (merkuri padat), tidak berbau, tidak mudah terbakar. Terdapat di

kerak bumi rata-rata 0.5 ppm, tetapi nyatanya konsentrasinya bervariasi tergantung

tempatnya. Biji merkuri prosesnya tidak mahal untuk menghasilkan metalik merkuri.

Titik didihnya rendah, dan dapat disuling dengan memanaskan biji dan memadatkan uap

logamnya untuk membentuk metalik mercuri. Dengan metoda ini efisiensi sampai 95%

dan menghasilkan merkuri murni 99.9%. Dampak logam merkuri pada tubuh akan

berpengaruh terhadap fisiologis, sistem syaraf, ginjal, dan pertumbuhan.

B. Saran

Mengingat dampak buruknya bila manusia terkontaminasi merkuri, demi

pengamanan lingkungan, pemerintah sebaiknya segeralah berupaya mencegah

pencemaran, dengan peraturan dan pemberian sangsi yang tegas pada pihak yang telah

mencemari lingkungan. Pengujian rutin juga dapat dilakukan untuk mengawasi keadaan

di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiwilaga, Suryadi. Pengolahan Bahan Galian Emas Berskala Kecil dan Hubungannya

dengan Kekayaan Alam dan Lingkungan.

Budiono, Achmad. 2002. Pengaruh Pencemaran Merkuri Terhadap Biota Air. Makalah

Pengantar Falsafah Sains. Bogor.

Edward. 2008. Pengamatan Kadar Merkuri di Perairan Teluk Kao (Halmahera) dan Perairan

Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara, Sains, Volume 12, No. 2. Maluku.

Setiabudi, Bambang Tjahjono. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas

di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Kolokium Hasil

Lapangan – DIM.

Supriyanto C., Samin, dan Kamal, Zainul. 2007. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, dan

Cd pada Ikan Air Tawar dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA).

Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta.

Wurdiyanto, Gatot. 2007. Merkuri, Bahayanya dan Pengukurannya. Buletin Alara, Volume 9,

Nomor 1 dan 2. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai