Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAAN PERSALINAN

DOSEN PENGAMPU : Jumiati, SST., M.Kes

Disusun Oleh
Sri Rahayu (200206008)

PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021/2022
SKENARIO KASUS

Ny Rani umur 32 tahun G3P1A0 umur kehamilan 39 minggu, datang ke klinik dengan
keluhan perutnya terasa mulas dan nyeri, pada daerah pinggang yang sangat kuat, sejak pukul
04.00 Wib. Hasil Pemeriksaan ttv, td : 110/70 mmHg, nadi : 80x/menit, pernafasan : 20x/menit,
suhu tubuh : 36℃, palpasi abdomen, TFU : 35cm, presentasi kepala : sudah masuk panggul,
penurunan kepala : 2/5, DJJ : 143x/menit, VT , pembukaan serviks lengkap (10cm), ketuban
utuh, His : 5x45”/10.

Langkah 1
Istilah sulit
- G3P1A0
- Usia Kehamilan
- Mulas dan nyeri
- Pemeriksaan ttv
- TFU
- Pemeriksaan abdomen
- VT
- Presentasi kepala
- Penurunan kepala 2/5
- DJJ
- Pemeriksaan dalam

Langkah 2
Merumuskan masalah
1. Apa yang dimaksud dgn G3P1A0 ?
2. Bagaimana cara menghitung usia kehamilan ?
3. Mengapa ibu hamil sering mengalami mulas dan nyeri ?
4. Apa saja yang diperiksa pada ttv ?
5. Apa yang dimaksud TFU ?
6. Apa yang di maksud pemeriksaan abdomen ?
7. Bagaimana prosedur melakukan vt ?
8. Apa yang di maksud dgn presentasi kepala ?
9. Bagaimana terjadinya penurunan kepala 2/5 ?
10. Berapakah DJJ normal pada bayi ?
11. Apa yang di maksud pemeriksaan dalam ?

Langkah 3
Pernyataan sementara
1. G3 : Gravinda, kehamilan anak keberapa
P2 : Partus, anak yang keberapa
A0 : Abortus, belum pernah melakukan abortus
2. Usia Kehamilan dihitung dari priode pembuahan sampai bayi lahir, untuk menghitung
usia kehamilan yang sederhana adalah dengan dasar hari pertama haid terakhir atau
HPHT, hitungan dengan cara ini mengasumsikan pembuahan terjadi pada hari ke-14
dalam siklus haid.
3. Mulas dan nyeri dapat disebabkan kontraksi rahim dan pembesaran rahim yang menekan
lambung, apabila mulas dan nyeri yang dirasakan merupakan tanda persalinan, umumnya
disertai gejala-gejalanya.
4. Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar, ada 4
komponen tanda vital utama yang harus di pantau secara rutin dan seharusnya berada
dalam kondisi normal, yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh.
5. TFU adalah salah satu metode pengukuran yang biasa dilakukan selama masa kehamilan,
hal ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian pertumbuhan janin dgn usia kehamilan.
6. Pemeriksaan abdomen disebut juga dgn pemeriksaan rongga tubuh, meliputi seluruh
rongga perut yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ pelengkap, sistem kemih dan
limfa.
7. VT/vaginal touch/ pemeriksaan dalam merupakan suatu metode dgn memasukkan dua
jari pemeriksa (Telunjuk dan jari tengah) ke dalam vagina ibu untuk memeriksa
pembukaan servik/leher rahim.
8. Presentasi kepala adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada di antara fleksi
maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah.
9. Terjadinya 2/5 karena bagian dari terbesar kepala sudah masuk panggul hodge 4.
10. Denyut jantung janin umumnya dapat terdengar usia kandungan 16 minggu, detak
jantung janin normal permenit yaitu sekitar 120-160x/menit.
11. Pemeriksaan dalam merupakan pemeriksaan rutin dalam ilmu kebidanan dan kandungan
selain inspeksi (pemeriksaan dari luar)

Langkah 4
Problem tree

Langkah 5
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami tentang skenario kasus di atas
2. Mahasiswa mengetahui apa itu G3P1A0
3. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan ttv
4. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan dalam pada ibu hamil
5. Mahasiswa mengetahui denyut jantung janin

Langkah 6 dan 7
Belajar mandiri dan melaporkan
A. TTV
Tekanan Darah
RR = Pada ibu hamil mengalami hiperventilasi sehingga pernapasan pada ibu hamil lebih dalam
dan panjang. Hal ini menyebabkan frekuensi pernapasan menurun menjadi 14-15 kali per menit
sedankangkan pada pernafasan normal 16-20 kali per menit.
Suhu = Ibu hamil sehat memiliki suhu tubuh antara 36-37,50C. Suhu tubuh lebih dari 37,50C
dikatakan demam yang merupakan manifestasi dari infeksi kehamilan. Demam juga merupakan
tanda dehidrasi atau kurang cairan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan dengan pemeriksaan lengkap yang bertujuan
untuk mendeteksi masalah fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu.Pemeriksaan fisik yang
meliputi pengkajian pada tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem muskuloskletal, sistem
neurologi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem urinarius, sistem
reproduksi.
a. Keadaan umum : apakah ibu hamil terlihat lemah, baik, cukup
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu
2) Nadi
3) Pernafasan
4) Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya hipertensi pada ibu hamil (tekanan darah > 140/90 mmHg). Kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria). Tekanan darah
perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah
yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140
mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi
hipertensi
5) Berat badan dan tinggi badan
c. Kepala
1) Wajah: apakah ibu terlihat pucat, sianosis
2) Rambut: nilai kebersihan, rontok atau tidaknya rambut ibu
3) Ada tidaknya chloasma gravidarum
4) Pupil
5) Reaksi cahaya: apakah positif atau negatif
6) Konjungtiva: apakah terlihat pucat, merah muda, hiperemi
7) Sklera: apakah terlihat putih, ikterus atau ada perdarahan
8) Mulut dan gigi: apakah ada karies, stomatitis, perdarahan pada gusi
9) Lidah: nilai apakah bersih atau tidak
10) Telinga: apakah ada perdarahan, serumen
d. Leher
Nilai apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, vena jugularis dan kelenjar limfe
e. Dada
1) Apakah ada tarikan atau tidak
2) Bentuk: simetris atau asimestris
3) Auskultasi paru: apakah vesikuler, ada wheezing, dan ronkhi
4) Auskultasi jantung
5) Mammae: apakah ada peradangan, benjolan, lihat pembesaran mammae apakah simetris
atau asimetris
6) Puting susu; apakah bentuk puting susu menonjol, datar, masuk, nilai kebersihannya
f. Abdomen
Inspeksi ada tidaknya linea alba, striae albicans, striae lividae, bekas luka operasi
g. Vulva/vagina
Nilai kebersihannya, apakah ada varices, hematoma, flour albus, bau dan luka
a. Tanda Chadwick
Merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina, termasuk lubang
vagina pada serviks.
b. Tanda Goodell
Adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung hidung pada kondisi tidak hamil
melunak menjadi seperti bibir pada kondisi hamil.
c. Tanda Hegar
Merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan mudah tertekan. (Varney, 2006: 496) Cara
pemeriksaannya 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut depan di atas symfisis maka istmus uteri sedemikian lunaknya seolah-olah
corpus uteri tidak berhubungan dengan serviks.
d. Ballotemen
Adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam
uterus, menyebabkan janin berenang, mengapung dalam posisinya.
Pada usia kehamilan 16-29 minggu janin itu lebih kecil dibandingkan dengan banyaknya air
ketuban, maka kalau rahim di dorong dengan tiba-tiba atau di goyangkan maka anak melenting
di dalam rahim, tanda ini disebut juga ballotemen. Ballottemen ini dapat ditentukan dengan
pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. Demikian berharga
gejala ini hingga oleh beberapa ahli, ballottement di dalam rahim dianggap sebagai tanda pasti.
Ballottement di di luar rahim dapat di timbulkan oleh tumor-tumor bertangkai dalam ascites
seperti fibroma ovarii. Karena seluruh badan janin yang melenting maka ballottement semacam
ini disebut ballottement in toto untuk membedakannya dengan ballottement yang ditimbulkan
oleh kepala saja pada kehamilan yang lebih tua.
2. K-2 (Kunjungan Kedua)
Kunjungan ke-2 kehamilan adalah kunjungan/ kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan
pada trimester kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko
kehamilan atau cacat bawaan. Jenis pemeriksaan pada kunjungan ke-2
kehamilan yaitu:
2.1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan dengan pemeriksaan lengkap yang bertujuan untuk
mendeteksi masalah fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu. Pemeriksaan fisik yang meliputi
pengkajian pada tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem muskuloskletal, sistem
neurologi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem urinarius, sistem
reproduksi.
a. Keadaan umum: apakah ibu hamil terlihat lemah, baik, cukup
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu
2) Nadi
3) Pernafasan
4) Tekanan darah
5) Berat badan dan tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram
selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
masa tubuh (BMI : Body Massa Indeks), dimana metode ini untuk menentukan pertambahan
berat badan yang optimal selama masa kehamilan. Mengetahui BMI wanita hamil merupakan hal
yang penting.
Total pertambahan berat badan NORMAL pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16
kg.
Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil yaitu >145 cm.
Berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass indeks (Indek Masa Tubuh= IMT). Ibu hamil
dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat
badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi
dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan rumus :
IMT ibu hamil = BB sebelum hamil (kg) DIBAGI TB kuadrat (m)
6) Lila (Lingkar Lengan Atas)
Pengukuran antropometri status gizi selama kehamilan yang biasa dilakukan adalah tinggi badan,
berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan selama hamil, pengukuran skinfold dan
lingkar lengan yang menggambarkan status gizi seorang wanita yang sering hamil. Selain itu
mengambarkan perubahan-perubahan status gizi selama kehamilan adalah dengan skinfold,
lingkar lengan dan pertambahan berat badan selama kehamilan, karena bisa dihubungkan dengan
perubahan status gizi kehamilan. Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkanbayi berat lahir
rendah (BBLR) Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) <20 pada ibu mempengaruhi ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) . Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa
atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm maka
interprestasinya adalah kurang energy kronis (KEK)
c. Kepala
1) Wajah: apakah ibu terlihat pucat, sianosis
2) Rambut: nilai kebersihan, rontok atau tidaknya rambut ibu
3) Ada tidaknya chloasma gravidarum
4) Pupil
5) Reaksi cahaya: apakah positif atau negatif
6) Konjungtiva: apakah terlihat pucat, merah muda, hiperemi
7) Sklera: apakah terlihat putih, ikterus atau ada perdarahan
8) Mulut dan gigi: apakah ada karies, stomatitis, perdarahan pada gusi
9) Lidah: nilai apakah bersih atau tidak
10) Telinga: apakah ada perdarahan, serumen
d. Leher
Nilai apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, vena jugularis dan kelenjar limfe
e. Dada
1) Apakah ada tarikan atau tidak
2) Bentuk: simetris atau asimestris
3) Auskultasi paru: apakah vesikuler, ada wheezing, dan ronkhi
4) Auskultasi jantung
5) Mammae: apakah ada peradangan, benjolan, lihat pembesaran mammae apakah simetris atau
asimetris
6) Puting susu: apakah bentuk puting susu menonjol, datar, masuk, nilai kebersihannya
7) Abdomen: inspeksi ada tidaknya linea alba, striae albicans, striae lividae, bekas luka operasi
Pembesaran uterus memanjang atau melintang, apakah terlihat gerakan anak
Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode Leopold, yakni:
a) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus,
dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu
dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi
bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada di dalam fundus bila kepala sikafnya keras,
bundar, dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
b) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak.
Caranya, letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan di manakah bagian terkecil bayi.
c) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya, tekan dengan
ibu jari dari jari tengah pada salah satu tangan secara lembur dan masuk ke dalam abdomen
pasien di atas simfisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalubagian apakah
yang menjadi presentasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Erawati, AmbarDewi. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal”. Jakarta: EGC; 2011.
Varney H.Buku Ajar Asuhan Kebidanan:4th ed.Jakarta:EGC;2006.p.498.

Anda mungkin juga menyukai