Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TRANSPLANTASI ORGAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : Siti Nurkhasanah SST, M.Keb

Disusun Oleh
Sri Rahayu (200206008)

PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai dari tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan yang berjudul
Transplantasi Organ.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 22 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Sejarah Tranplantasi Organ..................................................................................................5
B. Pengertian Transplantasi Organ............................................................................................5
C. Tujuan Transplantasi Organ.................................................................................................6
D. Metode Transplantasi Organ.................................................................................................6
E. Masalah Etik Dan Moral Dalam Transplantasi Organ.........................................................7
F. Peraturan Perundang – Undangan Dan Etika Tranplantasi Organ.......................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat saat ini memberikan dampak secara
global diberbagai bidang, salah satunya adalah kemajuan di bidang kedokteran dan kesehatan yaitu
teknik transplantasi organ.
Transplantasi organ adalah tindakan medis berupa pendonoran atau pemindahan seluruh maupun
sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain di
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tidak
berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat
berasal dariseseorang yang masih hidup ataupun telah meninggal.
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal
ginjal pada tahun 1950 di Chicago, perkembangan di bidang transplantasi maju pesat. Permintaan
untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada.
sebagai contoh di China, di tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000
jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah 356.Jumlah tersebut
semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi.tidak hanya hati, jumlah
transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali
lipat melebihi Amerika serikat.Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima
organ hampir terjadi di seluruh dunia.
Ketika tingkat keberhasilan tranplantasi organ semakin meningkat maka permintaan atas organ
dan jaringan tubuh manusia yang dijadikan donor juga akan meningkat. pada awal mula
perkembangan teknologi tranplantasi jaringan tubuh manusia, sumber donor berasal dari pihak
keluarga semata namun seiring dengan perkembangannya berkembang ke lingkar yang lebih
luas.Badan Kesehatan dunia (WHO) mencatat, setiap tahun terjadi 21.000 pencangkokan
hati.Padahal, berdasarkan pakar medis, jumlah permintaan sebenarnya paling sedikit 90.000. Selain
itu, permintaan akan ginjal juga melebihi persediaan yang ada. Hasilnya, harga organ tubuh melonjak
tajam.Ini menjadi salah satu faktor pendukung maraknya perdagangan organ tubuh manusia di pasar
gelap.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tranplantasi Organ


Transplantasi organ mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut manuscrip yang
ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen transplantasi jaringan yang pertama
kali dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun. Sedangkan di India, seorang ahli bedah bangsa Hindu
telah berhasil memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara
mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari lengannya. Pengalaman
inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli bedah Italia, pada tahun 1597M buat
mencoba memperbaiki cacat hidung seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya.
Di ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan jaringan, namun sejak
penemuan John Murphy pada tahun 1897 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang
percobaan, barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke manusia
lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya berhasil, meskipun ia
menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad. pada tahun 1954 M Dr. J.E.
Murrayberhasil mentransplantasikan ginjal kepada seorang anak yg berasal dari saudara kembarnya
yg membawa perkembangan pesat dan lebih maju dalam bidang transplantasi.

B. Pengertian Transplantasi Organ


Transplantasi Organ adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik (pasal 1
butir 5 UUK). Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi
pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan
organnya,karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan yang lain dan hingga saat ini terus
berkembang dalam dunia kedokteran. namun tindakan medis ini tidak dapat dilakukan begitu saja,
karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medis, yaitu dari segi agama, hukum, budaya,
etika dan moral. kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor / LRD) dan donasi

5
organ jenazah, karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait
(aturan, kedokteran, sosiologi, pemuka agama).
Transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai “life saving” sedangkan transplantasi jaringan
dikategorikan sebagai “life enhancing”.dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak
yang terkait dengannya, yaitu orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor),
sedang yang menerima disebut resipien dan para dokter yang menangani operasi transplantasi dari
pihak donor kepada resipien.

C. Tujuan Transplantasi Organ


Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian tubuh atau organ
yang sehat untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak dapat berfungsi lagi. Transplantasi
dapat dilakukan pada diri orang yang sama (autotransplantasi), pada orang yang berbeda
(homotransplantasi) ataupun antar spesies yang berbeda (xeno-transplantasi). Transplantasi organ
biasanya dilakukan pada stadium terminal suatu penyakit, dimana organ yang ada tidak dapat lagi
menanggung beban karena fungsinya yang nyaris hilang karena suatu penyakit.Pasal 33 UU No
23/1992 menyatakan bahwa transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan
untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan buat tujuan kemanusiaan dan tidak boleh
dilakukan untuk tujuan komersial (pasal 33 ayat 2 UU 23/ 1992).penjelasan pasal tersebut
menyatakan bahwa organ atau jaringan tubuh merupakan anugerah tuhan YME sehingga dilarang
untuk dijadikan obyek untuk mencari keuntungan atau komersial.

D. Metode Transplantasi Organ


Semakin berkembangnya ilmu tranplantasi modern, ditemukan metode-metode pencangkokan,
seperti :
1. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr. George E.
Green.
2. Pencangkokan jantung, dari jantung ke kepada manusia oleh Dr. Christian Bernhard,
walaupun resipiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.
3. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson oleh
Dr. Andreas Bjornklund.

6
E. Masalah Etik Dan Moral Dalam Transplantasi Organ
Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah donor hidup, jenazah dan
donor mati, keluarga dan ahli waris, resipien, dokter dan pelaksana lain, dan masyarakat. hubungan
pihak-pihak tersebut dengan masalah etik dan moral dalam transplantasi akan dibicarakan dalam
uraian dibawah ini.
1) Donor hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain (resipien). Sebelum
memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang akan
dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun resiko untuk kehidupannya lebih lanjut
sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi
donor, sesorang tidak boleh mengalami tekanan psikologis.hubungan psikis dan emosi harus sudah
dipikirkan oleh donor hidup tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.
2) Jenazah atau donor mangkat
Artinya orang yang semasa hidupnya sudah mengizinkan atau berniat dengan benar-benar-
sungguh buat menyampaikan jaringan atau organ tubuhnya kepada yg memerlukan apabila beliau
sudah mangkat kapan seorang donor itu dapat dikatakan mangkat secara wajar, dan apabila sebelum
meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang merawatnya. semua itu
untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain bahwa tim pelaksana
transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang hanya untuk mengejar organ
yang akan ditransplantasikan.
3) Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian
dan menghindari konflik semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian
hari.dari keluarga resipien sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan kepada donor dan
keluarganya dengan tulus.Alangkah baiknya apabila dibuat suatu ketentuan untuk mencegah
timbulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.
4) Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan atau organ dari orang lain. pada dasarnya, seorang
penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau
meringankan penderitaannya. seorang resipien harus benar-benar mengerti semua hal yang
dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui tindakan transplantasi diharapkan dapat

7
memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resipien. akan tetapi, ia harus menyadari bahwa hasil
transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal.
5) Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan dari donor,
resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Iawajib menerangkan hal-hal yang mungkin akan
terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari
dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien dan mengembangkan
ilmu pengetahuan untuk umat manusia. dengan demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana
hendaknya tidak dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan kepentingan langsung.
6) Masyarakat
Secara tidak langsung masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama tim
pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk
mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi. dengan
adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera diperlukan, atas tujuan luhur,
akan dapat diperoleh.

F. Peraturan Perundang – Undangan Dan Etika Tranplantasi Organ


Aspek hukum Transplantasi Organ
Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu hal yang
mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan
yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi mendapat pengecualian
hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana, dan dapat dibenarkan.
Peraturan transplantasi organ termuat dalam :
1. Pasal 33 dan 34 UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
a) Pasal 33
1) Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan
atau jaringan tubuh, transfusi darah , implant obat dan atau alat kesehatan, serta bedah pastik dan
rekonstruksi.
2) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.
b) Pasal 34

8
1) Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
2) Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan
donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarganya.
3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2. PP No. 18 Tahun 1981


Dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi
alat dan jaringan tubuh manusia tercantum pasal tentang transplantasi sebagai berikut:
Pasal 1 :
a) Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh beberapa jenis
sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.
b) Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (fungsi) yang sama dan
tertentu.
c) Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan organ dan atau jaringan
tubuh manusia yang dari dari tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan
alat dan atau jaringan tubuh ynag tidak berfungsi dengan baik.
d) Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada orang lain untuk
keperluan kesehatan.
e) Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang
bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung seseorang telah berhenti. Ayat yang
mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, maka IDI dalam seminar nasionalnya
mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang dikatakan mati Bila fungsi
spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau irreversible,atau terbukti telah
terjadi kematian batang otak.

Tujuan pengaturan :
 Melarang transplantasi untuk tujuan komersial
 Transplantasi bukanlah suatu obyek yang dapat diperjualbelikan dalam mencari keuntungan.

9
 Tindakan transplantasi adalah suatu usaha mulia yang bertujuan menolong sesama manusia
untuk mengurangi penderitaannya.
- Aspek Etis Transplantasi Organ
Pasal - pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada hakekatnya telah mencakup
aspek etik, mengenai larangan memperjual belikan alat atau jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi
atau meminta kompensasi material. Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah
penentuan saat mati seseorang akan diambil organnya, yang dilakukan oleh dua orang doter yang
tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat kaitannya dengan
keberhasilan transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya tetapi
jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus benar-benar
meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan
dinyatakan meninggal Jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan
dan denyut jantung secara spontan. pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter
transplantasi agar hasilnya lebih objektif.
- Tenaga Kesehatan Yang Berwenang
Di Indonesia transplantasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan, yang melakukannya atas dasar adanya persetujuan dari donor maupun ahli warisnya
(pasal 34 ayat 1 UU No. 23/1992).karena transplantasi organ merupakan tindakan medis, maka yang
berwenang melakukannya adalah dokter. dalam UU ini sama sekali tidak dijelaskan kualifikasi
dokter apa saja yang berwenang. dengan demikian, penentuan siapa saja yang berwenang agaknya
diserahkan kepada profesi medis sendiri untuk menentukannya.
Secara logika, transplantasi organ dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak dokter dari
berbagai bidang kedokteran seperti bedah, anestesi, penyakit dalam, dll sesuai dengan jenis
transplantasi organ yang akan dilakukan. Dokter yang melakukan transplantasi adalah dokter yang
bekerja di RS yang ditunjuk oleh Menkes (pasal 11 ayat 1 PP 18/1981).untuk menghindari adanya
konflik kepentingan, maka dokter yang melakukan transplantasi tidak boleh dokter yang mengobati
pasien (pasal 11 ayat 2 PP 18/1981)
syarat pelaksanaan Transplantasi
pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup, pengambilan organ dari donor
harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan. Pengambilan organ baru dapat dilakukan
Jika donor telah diberitahu tentang resiko operasi, dan atas dasar pemahaman yang benar tadi donor

10
dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela menyatakan persetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No.
23/1992)
- Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:
1) Keamanan
Tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ.Secara umum keamanan
tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan sarana dan alat kesehatan.
2) Voluntarisme
Transplantasi dari donor hidup maupun meninggal hanya bisa dilakukan Jika telah ada
persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No. 23/1992).Sebelum
meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya, dokter wajib memberitahu resiko
tindakan transplantasi tersebut kepada donor (pasal 15 PP 18/1981).
- Larangan Dan Sanksi Hukum
Pelanggaran terbanyak atas aturan internasional adalah jual beli organ dalam rangka transplantasi
organ.Jual beli organ terjadi akibat tidak seimbangnya kebutuhan (need) dan penawaran (demand)
organ untuk keperluan transplantasi.dalam kaitan dengan isu ini, China dianggap sebagai negara
pelanggar terbesar. sejak beberapa dekade terakhir, transplantasi organ merupakan penyumbang
devisa negara China yang amat besar. Besarnya suplay organ, yang kebanyakan diperoleh dari
narapidana tereksekusi, menyebabkan banyak orang berbondong-bondong mencari organ di China.
Pencarian organ yang bisa memakan waktu belasan tahun di negara lain, dapat diperoleh di China
hanya dalam waktu beberapa minggu. Banyaknya suplay, tingginya ketrampilan dokter dan harganya
yang relatif terjangkau membuat China menjadi tujuan pertama pasien-pasien yang memerlukan
donor organ. ada kecurigaan, Dari tahun 2001 China telah melakukan pelanggaran Hak Asasi
manusia karena telah mengeksekusi secara sengaja para pengikut Falun Gong yang dipenjara, untuk
diambil organ tubuhnya. Organ-organ ini lalu dijual kepada pasien yang membutuhkan dengan
mengambil keuntungan besar (laporan David Kilgour dan David Matas, 2007).dalam beberapa tahun
terakhir transplantasi ginjal di China mencapai 41.500 kasus.
Berkaitan dengan hal ini, maka pada Istambul Summit yang diadakan pada pertengahan tahun
2008, dan dihadiri oleh 150 orang perwakilan pakar ilmiah dan dokter asal 78 negara, pegawai
pemerintah, ilmuwan sosial dan pakar etika, semua menyatakan ikrar untuk menentang organ
trafficking (penjualan organ manusia), komersialisasi transplantasi (pengobatan organ sebagai

11
komoditas) dan transplant tourisme (turisme dalam rangka penyediaan organ untuk pasien dari
negara lain).
Dalam hukum di Indonesia, pada prinsipnya ada beberapa larangan :
1. Larangan komersialisasi organ atau jaringan tubuh
• Pasal 16 PP 18/1981 menyatakan bahwa donor dilarang menerima imbalan material dalam
bentuk apapun.
• Pasal 80 ayat 3 UU No 23/1992 menyatakan bahwa barangsiapa dengan sengaja melakukan
perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau
jaringan tubuh atau tranfusi darah dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan
pidana hukuman paling banyak 300 juta rupiah.
2. larangan pengiriman dan penerimaan organ jaringan dari serta keluar negeri (pasal 19 PP No.
18/1981). 

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat saat ini memberikan dampak secara
global diberbagai bidang, salah satunya adalah kemajuan di bidang kedokteran dan kesehatan yaitu
teknik transplantasi organ.
Transplantasi organ adalah tindakan medis berupa pendonoran atau pemindahan seluruh maupun
sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain di
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tidak
berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat
berasal dariseseorang yang masih hidup ataupun telah meninggal.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat sebaik – baiknya, namun sebagai manusia penulis selalu tidak
lepas dari kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis sangat diharapkan
untuk menyempurnakan penulisan makalah yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan ,Jakarta : EGC


Suprapti, S.R.2009. Etika Kedokteran Indonesia.Transplantasi.Edisi 2. Yayasan Jakarta:Bina
Pustaka
Teresa,L.2012. Nilai Etika Transplantasi Organ. Accessed: September 28, 2013.Available at:
http://www.maranatha.com.transplantasi

Triana, N. Menengok Transplantasi Organ di China.Accessed: September 28, 2013.


Available at: http://www.jurnalnasional.com

Keperawatan Religon.transplantasi organ.2009.Accessed : November 3, 2013. Available at:


http://keperawatanreligionmira.wordpress.com/2013/05/09.html

14

Anda mungkin juga menyukai