Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

( KEBUTUHAN GISI IBU HAMIL, NIFAS, MENYUSUI, BAYI BALITPA, ANAK


PRASEKOLAH, REMAJA, PRAMENOPAUSE, DAN USIA LANJUT )

DISUSUN OLEH:
RUSIAMPEWATI

YAYASAN PENDIDIKAN KURNIA JAYA PERSADA


AKADEMIK KEBIDANAN ANDI MAKKASAU PARE – PARE
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penilis panjatkan kehadirat allah swt karena atas


limpahan berkah,rahmat,dan hidayah-nyalah penulis dapat
menyelesaikan tugas yang di berikan tanpa ada hambatan.
Ucapan terimah kasih yang setinggi-tingginya penulis
hanturkan kepada semua pihak yang telah memberikanj bantuan
baik berupa moril maupan materil yang sangat berarti bagi
penulis.sehingga atas kerja sama yang terjalin dapat meringankan
beban yang ada.
Penulis menyedari bahwa makalah yang di susun masih
terdapat banyak kekurangan bahkan kekeliruan.penulis juga
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya hasil makalah yang lebih baik.
Harapan penulis, semoga makalah yang di susun dapat
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Pare Pare, 16 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
B. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Kebutuhan gizi ibu hamil.............................................................................3
B. Kebutuhan gizi nifas dan ibu menyusui..................................................6
C. Kebutuhan gizi bayi, balita, dan anak prasekolah.................................7
D. Kebutuhan gizi remaja...............................................................................12
E. Kebutuhan gizi monoppause........................................................................16
F. Kebutuhan gizi usia lanjut.............................................................................18
BAB III.............................................................................................................................26
PENUTUP......................................................................................................................26
A. Kesimpulan...................................................................................................26
B. Saran..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang


umumnya didominasi oleh masalah Kekurangan Energi Protein ,
anemia besi, Kekurangan Vitamin A dan masalah obesitas
terutama di kota besar. Anemia gizi umumnya dijumpai pada
golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita serta
anak sekolah. Pemerintah menetapkan Rencana Aksi Pembinaan
Gizi Masyarakat dengan salah satu indikator kinerjanya adalah Air
Susu Ibu (ASI) eksklusif guna mendukung pencapaian Millenium
Developmental Goals (MDGs). ASI merupakan makanan terbaik
bagi bayi karena mampu mencukupi kebutuhan gizi serta
melindungi bayi dari penyakit infeksi. Cakupan pemberiappn ASI
Eksklusif 0 –6 bulan di Indonesia sesuai hasil Riskesdas tahun
2018 adalah sebesar mencapai 37%, sedangkan rencana straegi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN )
tahun 2018 target pemberian ASI Eksklusif adalah 50%.2 ASI
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, namun tidak semua
bayi yang mendapat ASI saja dapat tumbuh dengan baik. Asupan
ASI yang tidak adekuat menyebabkan bayi berisikomengalami
kekurangan gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kuantitas
dan kulitas ASI adalah status gizi ibu menyusui. Status gizi ibu
menyusui mencerminkan kondisi gizi dan kesehatan ibu pada saat
menyusui.

dengan gizi buruk umumnya memproduksi ASI dalam jumlah


yang lebih sedikit, tetapi kualitasnya tergantung pada makanan
yang dimakan, umumnya terdapat penurunan kadar lemak,
karbohidrat dan vitamin. Kuantitas dan kualitas ASI dari ibu dengan
status gizi baik lebih optimal dari pada ibu malnutrisi. Ibu yang
berstatus gizi baik memiliki cadangan gizi yang cukup sehingga
mampu memproduksi ASI dengan lancar dengan kandungan gizi
yang cukup Kandungan protein dalam ASI dipengaruhi oleh kadar

1
protein dalam aliran darah ibu yang akan disintesis oleh kelenjar
mamae.
adalah 1,03%, sedangkan angka balita gizi kurang di
Puskesmas Lendah II adalah 10,23% lebih dan gizi buruk sebesar
1,14% diatas target yaitu < 1%, sedangkan prevalensi ibu hamil
KEK tahun 2018 di Puskesmas Lendah II adalah 16%, prevalensi
ibu hamil anemia adalah 12%. Penilaian pertumbuhan bayi yang
paling mudah adalah dengan menggunakan berat badan. Sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No 155/ Menkes/ I/ 2010 tentang
pedoman penggunaan KMS menyebutkan bahwa KMS
bisadigunakan untuk menilai pertumbuhan. Di dalam KMS terdapat
beberapa hal diantaranya untuk menilai apakah pertumbuhan
sesuai dengan kurva garis pertumbuhan atau tidak dengan melihat
kenaikan berat badan dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan
Minimal atau KBM. Apabila KBM tidak terpenuhi dalam jangka
panjang, maka pertumbuhan anak tidak sesuai kurvapertumbuhan
dan akhirnya menjadi status gizi kurang. Apabila dilihat dari awal
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulandi wilayah Puskesmas Lendah II
maka hanya 51% bayi yang berat badannya naik dan kenaikannya
sesuai KBM. Berbagai upaya sudah dilakukan antara lain
pemberian PMT kepada ibu hamil, penyuluhan gizi ibu hamil dan
menyusui, penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian tablet tambah
darah dan vitamin A pada ibu nifas.

B. Rumusan masalah
1. Menjelasan kebutuhan gizi ibu hamil
2. Menjelasan kebutuhan gizi ibu nifas dan menyusui
3. Menjelasan kebutuhan gizi bayi balita dan anak prasekolah
4. Menjelasan kebutuhan gizi remaja
5. Menjelasan kebutuhan gizi pramenopause
6. Menjelasan kebutuhan gizi usia lanjut

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan gizi ibu hamil
2. Untuk mengetahui kebutuhan gizi ibu nifas dan menyusui
3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi bayi, balita, dan anak
prasekolah
4. Untuk mengetahui kebutuhan gizi remaja
5. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pramenopause
6. Untuk mengetahui kebutuhan gizi usia lanjut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan gizi ibu hamil


Asupan gizi ibu hamil menjadi faktor penting baik untuk
pemenuhan nutrisi ibu hamil atau pun untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Bahkan, dapat
mengurangi risiko penyakit kronis pada anak dimasa mendatang.
Tubuh akan mengalami banyak perubahan fisik dan hormon di
masa kehamilan. Dalam hal ini, asupan gizi ibu hamil akan
memengaruhi kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. harus
memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang di masa kehamilan agar
bayi terlahir sehat. Nutrisi yang tepat sangat membantu tumbuh
kembang buah hati Anda. Kebutuhan nutrisi yang dimaksud
bukan dalam hal porsi makan, di mana “makan untuk dua
orang". Namun lebih dari itu, memerlukan lebih banyak nutrisi,
seperti mikronutrien dan makronutrien, untuk mendukung
kesehatan serta janin. Mikronutrien adalah komponen makanan
yang meliputi vitamin dan mineral. Sedangkan makronutrien
adalah nutrisi yang mengandung kalori atau energi seperti
karbohidrat, protein, dan lemak.
Kebutuhan setiap jenis nutrisi di masa kehamilan tentu
berbeda dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada masa
kehamilan, perlu adanya tambahan 300 kalori terutama di
trismester kedua dan ketiga. Kebutuhan harian ibu hamil adalah
kalsium sebanyak 1000-1200 miligram, folat sebanyak 600-800
mikrogram, dan zat besi sebanyak 27 miligram.
Berikut daftar kandungan nutrisi yang dibutuhkan di masa
kehamilan:
1. Protein
Protein berguna untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan sel atau jaringan, termasuk sel otak pada
janin. Protein juga membantu pertumbuhan jaringan payudara
ibu hamil, serta berperan penting dalam meningkatkan suplai
darah dalam tubuh. Para ahli merekomendasikan 75 sampai
100 gram protein per hari. Adapun sumber protein terbaik
untuk ibu hamil meliputi daging sapi tanpa lemak, ikan, boga
bahari, daging ayam, daging domba, tahu, dan kacang-
kacangan (kacang merah, kacang polong).

3
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang penting bagi ibu
hamil. Makanan sumber karbohidrat terbaik yang bisa Anda
konsumsi antara lain nasi, kentang, sereal, pasta, sayuran
dan buah.
3. Kalsium
Tak hanya menguatkan tulang dan gigi Anda, kalsium juga
berguna untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu,
kalsium membantu tubuh mengatur cairan, membantu kerja
fungsi saraf dan kontraksi otot. Kebutuhan kalsium harian
sekitar 1000 miligram selama kehamilan. Sumber kalsium
terbaik ada di susu, keju, yoghurt, ikan sarden atau salmon,
dan bayam.
4. Folat
Kandungan nutrisi yang dikenal sebagai asam folat ini
berperan penting dalam mengurangi risiko cacat lahir,
termasuk cacat tabung saraf pada janin yang memengaruhi
otak serta sumsum tulang belakang janin. Contoh cacat lahir
lainnya seperti spina bifida dan anencephaly. Kebutuhan
asam folat harian di masa kehamilan adalah 600 sampai 800
mikrogram. Adapun sumber asam folat bisa Anda dapatkan
pada sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, hati sapi, buah
jeruk, stroberi, lemon, mangga, dan tomat.
5. Zat Besi
Zat besi membantu meningkatkan volume darah dan
mencegah anemia. Asupan harian yang ideal di masa
kehamilan adalah 27 miligram. Sumber zat besi bisa
didapatkan pada lobak, sayuran hijau seperti bayam, selada,
kubis, biji-bijian, roti, sereal, dan havermut. Kandungan zat
besi pada daging sapi dan boga bahari juga baik untuk gizi ibu
hamil.
a. Kebutuhan Vitamin Ibu Hamil yang Harus Dipenuhi
Asupan vitamin juga menjadi kebutuhan gizi ibu hamil yang
harus dipenuhi. Adapun vitamin yang diperlukan di masa
kehamilan meliputi:
 Vitamin A untuk kesehatan kulit dan mata serta
pertumbuhan tulang. Sumber vitamin A antara lain
wortel, sayuran hijau, dan umbi-umbian.

4
 Vitamin C untuk kesehatan gigi, gusi, dan tulang, serta
membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C
antara lain buah sitrus, brokoli, tomat.
 Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah, untuk
efektivitas manfaat protein, lemak, dan karbohidrat.
Vitamin B6 bisa didapat dari sereal, biji-bijian utuh
seperti gandum, dan buah pisang.
 Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah,
menjaga kesehatan sistem saraf. Sumber vitamin B12
adalah daging, ikan, dan susu.
 Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi serta
membantu penyerapan kalsium. Sumber vitamin D
antara lain susu, sereal, dan roti.
Dokter kandungan akan memberikan vitamin sebelum
kehamilan untuk dikonsumsi setiap hari, serta pilihan menu
makanan sehat yang harus konsumsi. Jadi, konsultasikan
hal ini pada dokter kandungan atau bidan. Terlebih jika
seorang vegetarian, mintalah saran terkait menu makanan
serta nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Tak
hanya penambahan menu makanan, kehamilan juga dapat
berdampak pada masalah makan.
b. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
bisa melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:
 Makan pagi setiap hari. Jika sulit untuk makan pagi baik
karena mual atau morning sickness yang dialami,
cobalah makan roti gandum saat bangun tidur.
Sertakan pula buah, oatmeal, sereal, serta susu rendah
lemak atau yoghurt.
 Makanlah makanan berserat tinggi dan perbanyaklah
asupan cairan, dari air putih atau pun jus buah, serta
rajin berolahraga untuk mencegah konstipasi.
 Terapkan pola makan sehat dengan menu sereal
gandum, sayuran, buah, dan kacang-kacangan.
 Hindari makanan pedas dan berlemak, terlebih jika
Anda menderita penyakit maag. Disarankan makan
dengan porsi kecil namun sering. Serta hindari
berbaring setelah makan.

5
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein,
minuman bersoda, ikan dengan kandungan merkuri
tinggi.
Jangan ragu mengonsultasikan pemenuhan gizi ibu
hamil kepada dokter kandungan untuk mendapatkan
sumber vitamin dan mineral yangp tepat. Kesehatan ibu
hamil juga turut menyokong kesehatan janin yang
dikandungnya.
B. Kebutuhan gizi nifas dan ibu menyusui
a. Status gizi pada nifas
Masa Nifas (Puerperium) adalah masa setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kanpdungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu. Untuk mengembalikan alat-alat
kandungan ke keadaan sebelum hamil diperlukan kandungan
gizi yang diperlukan ibu dalam sehari adalah 2800 kalori dan
protein 64 gram kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila
menyusui akan meningkat 25%, karena untuk proses
kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi Air
Susu yang cukup untuk kesehatan bayi.
a. Kebutuhan makanan bagi ibu nifas
kegunaan makanan tersebut agar luka-luka
persalinan cepat sembuh dan bermanfaat sebaai
cadangan laktasi, maka sebaiknya : makan harus teratur
3x/hr hidangan tersusun dari makanan bergizi yg terdiri
dari: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-
buahan serta minum susu 1x/hr pergunakan aneka
ragam makanan yang ada pilihlah berbagai macam
bahan makanan yang segar.
b. Contoh makanan pada ibu nifas
Pagi, siang, sore, malam: susu, manis, nasi, tempe
goreng, ikan asin,udangan (jam 10.00). bubur kacang
hijau, jeruk, ayam goreng, tahu goreng, sayur lodeh,
pepaya (jam 16.00). kolak, pisang ,telur dadar, tahu
bacem tumis ,kacang panjang pepaya
2. Status gizi ibu menyusui
Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap
kuantitas dan kualitas ASI. Ibu dengan gizi baik akan

6
memproduksi ASI sekitar ml pada bulan pertama sedangkan
ibu dengan gizi kurang hanya memproduksi ASI sekitar ml.
a. Syarat gizi seimbang ibu menyusui
Tinggi cairan: ml/hr. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari
Mudah dicerna dan tidak merangsang. Menghindari
pmakanan yang banyak bumbu, terlalu panas atau dingin,
tidak menggunakan alkohol, guna kelancaran pencernaan
ibu Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna Tinggi
kalori dan protein Cukup vitamin dan mineral Tinggi
konsumsi cairan dan buah segar susunan menu bervariasi
dan seimbang
b. Factor – factor yang memengaruhi gizi ibu pmenyusui
pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume
ASI yang diproduksi per hari protein, dengan adanya
variasi individu maka dianjurkan penambahan rgam protein
sehari suplementasi, jika makan sehari seimbang,
suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu
atau lebih zat gizi. Aktifitas psikologi kesehatan
pengetahuan dan pendidikan tentang pantangan,
kesukaan, kebutuhan sosial ekonomi bayi tidak mau
menyusu masalah pada payudara
c. Dampak kekurangan gizi pada ibu menyusui
PADA IBU Ibu kekurangan gizi Ibu kekurangan darah
jumlah ASI menurun PADA BAYI - Tumbang anak
terganggu - bayi mudah sakit - mudah terkena infeksi -
kekurangan gizi esensial yang akan mempengaruhi mata
dan tulang
C. Kebutuhan gizi bayi, balita, dan anak prasekolah
Memenuhi kebutuhan gizi anak tidak hanya ketika ia mulai
MPASI, tetapi juga ketika sudah masuk usia balita. Semakin
besar, balita sudah mulai mengerti makanan yang ia sukai dan
tidak. Di masa ini, ibu perlu mencari cara agar anak tetap mau
makan dengan gizi dan nutrisi yang baik untuk balita. Berikut
panduan kebutuhan gizi seimbang pada balita agar
perkembangan anak berjalan dengan optimal.
a. Kebutuhan gizi balita usia 1-3 tahun
Sebagai acuan, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG)
tahun 2013, status kebutuhan gizi makro harian balita usia
satu sampai tiga tahun meliputi:
 Energi: 1125 kilo kalori (kkal)

7
 Protein: 26 gram
 Karbohidrat: 155 gram
 Lemak: 44 gram
 Air: 1200 milimeter (ml)
 Serat: 16 gram

Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:


a. Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak usia 1-
3 tahun yaitu:
 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg

Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh


si kecil usia 1-3 tahun, seperti:
b. Mineral
 Kalsium: 650 gram
 Fosfor: 500 gram
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Besi: 8 mg

Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi


makro dan mikro pada balita usia 1 tahun sampai balita usia
3 tahun yangperlu dipenuhi agar kesehatan si kecil tetap
terjaga.
b. Panduan menu dan pola makan balita usia 1-3 tahun agar
gizi terpenuhi
Mengutip dari Healthy Children, pola makan anak usia 1-
3 tahun harus mengonsumsi makanan sehat tiga kali sehari
dan dua kali camilan. Namun memberikan camilan tidak bisa
sembarangan, tetap harus camilan sehat untuk balita. Menu
makanannya bisa disesuaikan dengan anggota keluarga
lainnya. Mengingat di usia dua tahun balita sudah semakin
aktif bicara, bisa memberikan menu makanan sesuai
kebutuhan gizi yang seimbang pada balita.

8
a. Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam
makanan, karbohidrat kompleks dan sederhana.
Mengutip dari Kids Health, karbohidrat sederhana adalah
nama lain dari gula yang bisa ditemukan di gula putih,
buah, susu, madu, sampai permen. Sementara
karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang
cenderung lebih sulit dicerna dan membuat anak lebih
cepat kenyang.
Beberapa makanan yang termasuk karbohidrat
kompleks yaitu: kelompok umbi-umbian (kentang dan
ubi), roti, pasta, jagung, gandum, singkong. Selain
mengandung karbohidrat yang bisa melengkapi
kebutuhan nutrisi balita, makanan di atas juga
mengandung vitamin, mineral, dan serat yang membantu
pencernaan.
a. Protein
Kebutuhan protein balita bisa dipenuhi dari beberapa
jenis makanan, yaitu produk hewani dan nabati dengan
kadar yang berbeda. Kandungan protein di dalam produk
hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu, telur,
daging, ayam, dan makanan laut.
Sementara untuk produk nabati, seperti kacang-
kacangan, sayuran, dan biji-bijian, kandungan proteinnya
lebih rendah. Berikut penjelasan seputar jenis protein
yang bisa memenuhi kebutuhan gizi balita.
b. Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, jangan lupa
untuk meningkatkan kualitas lemak dan sesuaikan
dengan kebutuhan kalori si kecil. Tetap perhatikan
sumber lemak, apakah lemak sehat atau tidak. American
Heart Association merekomendasikan anak usia 2-3
tahun mengonsumsi lemak total sekitar 30 sampai 35
persen dari kalorinya.
Sementara itu untuk anak usia 4-18 tahun, kadar
lemak yang dikonsumsi per hari sekitar 25-35 persen dari
total kalori. Beberapa sumber lemak tak jenuh bisa
didapatkan dari kacang-kacangan, ikan, dan minyak
sayur.

9
b. Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam
makanan, karbohidrat kompleks dan sederhana.
Mengutip dari Kids Health, karbohidrat sederhana adalah
nama lain dari gula yang bisa ditemukan di gula putih,
buah, susu, madu, sampai permen. Sementara
karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang
cenderung lebih sulit dicerna dan membuat anak lebih
cepat kenyang.
Beberapa makanan yang termasuk karbohidrat
kompleks yaitu: kelompok umbi-umbian (kentang dan
ubi), roti, pasta, jagung, gandum, singkong. Selain
mengandung karbohidrat yang bisa melengkapi
kebutuhan nutrisi balita, makanan di atas juga
mengandung vitamin, mineral, dan serat yang membantu
pencernaan.
c. Protein
Kebutuhan protein balita bisa dipenuhi dari beberapa
jenis makanan, yaitu produk hewani dan nabati dengan
kadar yang berbeda. Kandungan protein di dalam produk
hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu, telur,
daging, ayam, dan makanan laut.
Sementara untuk produk nabati, seperti kacang-
kacangan, sayuran, dan biji-bijian, kandungan proteinnya
lebih rendah. Berikut penjelasan seputar jenis protein
yang bisa memenuhi kebutuhan gizi balita.
d. Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, jangan lupa
untuk meningkatkan kualitas lemak dan sesuaikan
dengan kebutuhan kalori si kecil. Tetap perhatikan
sumber lemak, apakah lemak sehat atau tidak. American
Heart Association merekomendasikan anak usia 2-3
tahun mengonsumsi lemak total sekitar 30 sampai 35
persen dari kalorinya.
Sementara itu untuk anak usia 4-18 tahun, kadar
lemak yang dikonsumsi per hari sekitar 25-35 persen dari
total kalori. Beberapa sumber lemak tak jenuh bisa
didapatkan dari kacang-kacangan, ikan, dan minyak
sayur.

10
cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi karena
sering mengabaikan rasa haus ketika asyik bermain.
3. Kebutuhan gizi balita usia 4-5 tahun
Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) status
kebutuhan gizi makro harian balita usia pra sekolah (4-5 tahun)
meliputi:
 Energi: 1600 kilo kalori (kkal)
 Protein: 35 gram
 Karbohidrat: 220 gram
 Lemak: 62 gram
 Air: 1500 milimeter (ml)
 Serat: 22 gram

Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:


a. Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak prasekolah
usia 4-5 tahun yaitu:
 Vitamin A: 450 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 7 miligram (mg)
 Vitamin K: 20 mcg

Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh


anak prasekolah usia 4-5 tahun, seperti:
b. Mineral
 Kalsium: 1000 gram
 Fosfor: 500 gram
 Magnesium: 95 mg
 Natrium: 1200 mg
 Besi: 9 mg

Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro


dan mikro pada balita perlu dipenuhi agar kesehatan si
kecil tetap terjaga. Konsultasikan ke dokter untuk informasi
lebih lanjut dan menyesuaikan dengan kondisi anak.

11
D. Kebutuhan gizi remaja
Sebab, usia remaja adalah usia pertumbuhan, ketika banyak
anggota dan organ tubuh berkembang pesat dan menentukan
kesehatannya ketika dewasa.Menurut Kementerian Kesehatan
RI, usia yang masuk dalam kelompok remaja adalah anak
berusia 10-18 tahun.Oleh karena itu, jika memiliki buah hati yang
sudah masuk ke dalam rentang tersebut, sudah saatnya Anda
memahami kebutuhan gizi anak usia sekolah dan remaja lebih
lanjut.Jangan lupa pastikan si Kecil mendapatkan nutrisi secara
lengkap.
Ada beberapa komponen nutrisi yang sangat penting untuk
dipenuhi selama masa remaja, mulai dari protein, karbohidrat,
vitamin, mineral, hingga serat. Dalam sehari, kebutuhan gizi anak
usia sekolah dan remaja harus didapatkan sesuai
anjuran.Remaja putri membutuhkan sekitar 2.200 sampai dengan
2.500 kalori per harinya, sementara itu remaja putra
membutuhkan sekitar 2.400 sampai dengan 3.000 kalori per
hari. Selain untuk memberikan energi, kalori dan nutrisi pada
kebutuhan gizi anak usia sekolah dan remaja juga dibutuhkan
untuk pembentukan otot, tulang, hingga perkembangan otak.Ini
berguna untuk tumbuh maksimal dari segi fisik maupun
kemampuan belajar. Berikut ini beberapa jenis nutrisi yang
penting untuk remaja:
a. Protein
Protein adalah nutrisi yang berperan dalam proses
pertumbuhan tulang dan otot hingga pematangan seksual
pada remaja.Riset dari Nutrients juga menyatakan bahwa
protein berguna untuk menambah massa otot pada remaja.
Agar hasilnya optimal, sebaiknya diimbangi dengan
olahraga.Oleh karena itu, jika kebutuhannya tidak terpenuhi,
akan terjadi gangguan pada kedua proses penting
tersebut.Kebutuhan protein untuk anak remaja bisa berbeda,
tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. Untuk remaja laki-
laki, berikut ini kebutuhan proteinnya sesuai usia.
 Usia 10-12 tahun: 56 gram
 Usia 13-15 tahun: 72 gram
 Usia 16-18 tahun: 66 gram

Sementara itu untuk remaja perempuan, ini kebutuhan


proteinnya berdasarkan usia.

12
 Usia 10-12 tahun: 60 gram
 Usia 13-15 tahun: 69 gram
 Usia 16-18 tahun: 59 gram
b. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh.
Energi ini tidak hanya digunakan untuk melakukan
pergerakan fisik, tapi juga berkonsentrasi di sekolah dan
berpikir saat belajar.Lantas, berapa persen karbohidrat yang
harus dikonsumsi setiap harinya untuk remaja putra dan
putri?Remaja disarankan mengonsumsi karbohidrat
sebanyak 50% atau lebih dari total kebutuhan kalori
harian.Namun, hanya 10-25% nya yang disarankan
didapatkan dari karbohidrat sederhana seperti nasi
putih.Sisanya, sebaiknya didapatkan dari karbohidrat
kompleks yang ada pada nasi merah, gandum, ataupun
umbi-umbian.
c. Lemak
Selama ini, lemak punya reputasi buruk karena dianggap
hanya akan membuat tubuh menjadi gemuk. Padahal dalam
jumlah yang cukup, ini merupakan komponen yang penting
untuk memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah dan
remaja.Konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 30% dari
total energi dan tidak lebih dari 10% nya berasal dari lemak
jenuh. 
Lemak jenuh adalah lemak “jahat” yang dalam jumlah
berlebih bisa menyebabkan kegemukan dan menumpuk serta
menyumbat di pembuluh darah, sehingga meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung.Contoh makanan yang
mengandung lemak jenuh antara lain adalah ayam goreng
cepat saji, mentega, daging berlemak, es krim, donat, dan
makanan sejenisnya yang lain.
d. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk memenuhi
kebutuhan dan kecukupan gizi bagi remaja, yaitu:
 Vitamin A: Vitamin ini penting untuk penglihatan,
pertumbuhan, reproduksi, dan sistem pertahanan tubuh
atau imunitas.

13
 Vitamin C: Penting untuk percepatan pertumbuhan dan
perkembangan karena berperan dalam pembentukan
kolagen.
 Vitamin E: Sebagai sumber antioksidan yang penting
selama masa pertumbuhan.
 Folat: Kekurangan folat bisa menyebabkan terjadinya
anemia megaloblastik.
e. Mineral
Kebutuhan dan kecukupan gizi bagi remaja yang didapat
dari mineral, terutama kalsium, meningkat drastis pada
remaja. Sebab, pada masa inilah pertumbuhan tulang terjadi
secara pesat. Angka kecukupan gizi pada kalsium untuk
remaja adalah 1.300 mg per hari dan bisa didapatkan dari
susu, keju, maupun yogurt. Saat ini juga terdapat banyak
makanan dan minuman yang sudah diperkaya dengan
kalsium.Selain kalsium, mineral lain seperti zat besi dan zinc
juga sangat penting selama masa pertumbuhan. Baik remaja
laki-laki maupun perempuan, kebutuhan gizi anak usia
sekolah dan remaja membuat mereka membutuhkan lebih
banyak zat besi. Sebab, massa otot dan volume darah terus
bertambah. Pada remaja laki-laki zat besi yang dibutuhkan
adalah 10-12 mg/hari, sedangkan remaja perempuan
memerlukam 15 mg/hari.
f. Serat
Serat merupakan kebutuhan dan kecukupan gizi bagi remaja
yang harus dipenuhi untuk menjaga fungsi organ
pencernaan.Selain itu, serat juga mampu menurunkan risiko
seseorang terkena penyakit kronis seperti kanker, penyakit
jantung koroner, dan diabetes melitus tipe 2.
1. Alasan gizi remaja penting untuk dipenuhi
Kebutuhan dan kecukupan gizi bagi remaja memang
meningkat. Sebab pada masa inilah, pertumbuhan terjadi
secara pesat sehingga tubuh memerlukan lebih banyak “bahan
bakar” untuk bisa menjalankan fungsinya dengan
sempurna.Untuk itu, mengapa gizi pada remaja perlu
mendapatkan perhatian? Sebab, gizi sangat memengaruhi
tumbuh kembang tubuhnya dan berdampak pada status gizi di
usia dewasa mendatang.Selama usia remaja, sekitar 15-20%
dari total tinggi badan dewasa dan 20-25% dari total berat
badan dewasa, akan tercapai. Di usia ini, 45% penambahan

14
massa tulang atau kepadatan tulang juga akan tercapai.Apabila
kebutuhan gizi anak usia sekolah dan remaja tidak terpenuhi, di
masa depan, akan muncul risiko berupa:
 Gangguan pertumbuhan fisik
 Terhambatnya maturasi seksual
 Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, kanker,
dan osteoporosis saat dewasa.
 Malnutrisi seperti obesitas
 Anemia defisiensi besi

Tidak hanya soal perkembangan fisik, kebutuhan gizi anak


usia sekolah dan remaja yang terpenuhi juga penting agar si
Kecil bisa berprestasi di sekolah dan tidak mengalami kesulitan
konsentrasi saat belajar.
2. Tips memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah dan
remaja
Setelah mengetahui jenis kebutuhan dan kecukupan gizi
bagi remaja, sekarang saatnya Anda mengetahui cara untuk
memenuhinya. Berikut ini tips yang dapat ditiru untuk memenuhi
kebutuhan gizi anak usia sekolah dan remaja:
 Buat catatan menu dan jenis makanan yang baik untuk anak.
 Buat jadwal makan teratur untuk anak,
 Jadilah contoh dengan dengan juga mengikuti jadwal makan
teratur dan mengonsumsi makanan sehat di depan anak.
 Libatkan anak dalam membuat menu untuk kesehariannya
agar ia semakin paham jenis makanan yang sehat dan yang
tidak baik untuk tubuhnya.
 Sebisa mungkin berikan makanan segar yang diolah
langsung, bukan makanan siap saji atau kalengan.
 Tekankan pada anak bahwa tujuan mengonsumsi makanan
sehat dan bergizi adalah untuk kesehatan dan bukan
semata-mata hanya untuk mencapai bentuk badan atau fisik
ideal
Selain memastikan kebutuhan gizi anak usia sekolah dan
remaja, Anda juga perlu membimbing buah hati untuk menjaga
tubuhnya agar tetap sehat, dengan beberapa tips di bawah ini.

 Makan sebanyak tiga kali sehari diselingi dengan camilan


sehat di antara waktu makan.

15
 Perbanyak makan serat dan kurangi asupan garam
 Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
 Perbanyak minum air putih
 Saat memasak, lebih baik merebus atau memanggang
bahan makanan, daripada menggorengnya
 Pastikan Si Kecil membatasi asupan gula dari minuman
manis, permen, cokelat, maupun jajanan lainnya
 Konsumsi buah, sayur, atau telur rebus sebagai camilan
sehat
 Perbanyak konsumsi daging rendah lemak seperti ikan dan
dada ayam dan kurangi daging tinggi lemak seperti sirloin.
E. Kebutuhan gizi monoppause
Bagi wanita, menopause menjadi suatu hal yang cukup
ditakuti dan kerap memicu kekhawatiran terhadap banyak hal.
Padahal, menopause merupakan hal alamiah yang pasti dialami
oleh setiap wanita pada masanya. Secara umum, menopause
dapat diartikan sebagai berakhirnya siklus menstruasi secara
alami pada seorang wanita. Masa menopause biasanya terjadi
ketika wanita berada di rentang usia 45 hingga 55 tahun. Seorang
wanita dapat dikatakan memasuki masa menopause bila telah
berhenti mengalami menstruasi selama minimal 12 bulan. Meski
begitu, menopause tidak hanya sekadar tentang berhentinya
siklus menstrual seorang wanita, tetapi juga perubahan yang
timbul akibat dari hal tersebut seperti perubahan pada tampilan
fisik, kondisi psikologis, hasrat seksual, hingga hal-hal terkait
kesuburan. 
Perubahan yang terjadi ketika mulai memasuki masa
menopause biasa disebut sebagai gejala menopause atau fase
perimenopaus yang dapat timbul secara bertahap ataupun tiba-
tiba. Tingkat keparahan dari gejala menopause pun bermacam-
macam pada setiap wanita. Gejala menopause yang paling
umum dirasakan adalah vagina yang terasa kering, penurunan
libido, kenaikan berat badan serta serangan hot flashes atau rasa
panas dan gerah berlebih yang menyebabkan wanita yang
merasakan gejala menopause menjadi lebih mudah berkeringat.
Gejala menopause memang tidak dapat disembuhkan, namun
gejala-gejala tersebut dapat diringankan dengan gaya hidup dan
gizi seimbang. Belum banyak yang menyadari bahwa pemilihan
jenis makanan menjadi kunci yang dapat memengaruhi
kehidupan seorang wanita ketika memasuki masa
perimenopause.

17
Wanita yang memasuki masa perimenopause memiliki
kebutuhan gizi yang berbeda dengan wanita pada umumnya.
Perubahan hormonal yang terjadi ketika memasuki masa
perimenopause berpotensi menyebabkan beberapa gangguan
kesehatan jika tidak ditangani secara serius. Takaran gizi dan
pilihan makanan dapat membantu menjaga keseimbangan fisik
dan psikologis wanita yang berada pada fase menjelang
menopause ini. Ada beberapa jenis makanan yang penting untuk
dikonsumsi wanita pada masa perimenopause. 
1. Pilih Makanan yang Mengandung Protein
Ketika memasuki masa menopause, konsumsi protein
sangat diperlukan tubuh. Pada tahapan ini, sistem kekebalan
tubuh seorang wanita seringkali menurun sehingga rentan
terkena infeksi dan berbagai gangguan kesehatan. Konsumsi
protein yang cukup dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
Sumber makanan yang mengandung protein cukup mudah
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, seperti
daging tanpa lemak, ikan, telur, serta kacang-kacangan.
2. Pastikan Kebutuhan Kalsium Tercukupi
Wanita yang mulai memasuki masa menopause lebih rentan
terkena osteoporosis. Hal ini disebabkan oleh penurunan
hormon esterogen yang menyebabkan massa tulang menjadi
lebih cepat hilang dan berakibat pada kualitas kesehatan
tulang yang juga ikut menurun. Ada baiknya kebutuhan
kalsium wanita tercukupi pada masa perimenopause ini,
yakni sebanyak kurang lebih 1200 mg per hari. Kalsium
sangat mudah ditemukan dalam berbagai bahan makanan,
seperti susu, yogurt, keju, ikan dengan tulang, brokoli, dan
kacang-kacangan. 
3. Perhatikan Asupan Zat Besi
Salah satu nutrisi yang paling penting untuk dipenuhi selama
masa perimenopause adalah zat besi. Zat besi berguna untuk
menjaga metabolisme tubuh agar tetap berjalan dengan
normal. Jumlah kebutuhan zat besi rata-rata wanita ketika
memasuki masa menopause adalah sebanyak 8 mg per hari.
Zat besi bisa dengan mudah dipenuhi melalui konsumsi

17
daging merah tanpa lemak, ayam, ikan, telur, sayuran
berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. 
4. Penuhi Kebutuhan Sayur dan Buah
Wanita yang tengah memasuki masa menopause
disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 5
porsi setiap hari. Jumlah ini dapat membantu memenuhi
kebutuhan vitamin, mineral, serat, serta mengontrol kenaikan
berat badan.
5. Jangan Lupa Minum Air Putih
Wanita yang sedang berada dalam masa perimenopause
biasanya mengalami keluhan vagina kering dan kulit kering
yang disebabkan oleh penurunan hormon estrogen. Oleh
karea itu, konsumsi air yang cukup dapat membantu menjaga
kelembapan tubuh. Kebutuhan air rata-rata wanita yang
berada dalam masa perimenopause adalah 10 hingga 12
gelas per hari untuk menjaga agar tubuh tetap terhidrasi
dengan baik.
Itulah beberapa jenis makanan yang perlu dikonsumsi
wanita pada masa menjelang menopause. Pemenuhan gizi
dan kebutuhan asupan sangat penting untuk membantu
mengurangi berbagai gangguan kesehatan dan gejala
menopause. Dengan bantuan asupan gizi seimbang, para
wanita dapat menjalani masa-masa menopause dengan lebih
baik dan nyaman sehingga menopause tidak menjadi sebuah
halangan untuk terus menjalani hidup yang berkualitas.
F. Kebutuhan gizi usia lanjut
Kebutuhan gizi untuk lansia terkadang sulit untuk
digeneralisasi. Ada beberapa lansia yang membutuhkan lebih
sedikit nutrisi tertentu, tetapi lebih banyak jenis nutrisi lainnya.
Hal ini biasanya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan masing-
masing lansia itu sendiri. Sebagai contoh, lansia yang menderita
penyakit ginjal mungkin memerlukan kadar kalium yang lebih
rendah, sedangkan yang lain tidak. Sebaliknya, lansia yang
memiliki riwayat hipertensi justru butuh mengonsumsi kalium
lebih tinggi untuk membantu melawan kondisinya.
Meski demikian, secara umum lansia memang akan
mengalami penurunan kebutuhan gizi tertentu. Ini karena massa
tubuh dan kecepatan metabolisme yang juga menurun, sehingga
lansia seringkali menjadi kurang aktif secara fisik. Selain itu,

18
kemampuan organ untuk bekerja pun sudah tak lagi maksimal.
Sebagai contoh, sistem pencernaan yang melambat membuat
tubuh lansia sulit memproses vitamin dan mineral tertentu
untuk menjaga kesehatan mental dan sirkulasi tubuh.
Di sisi lain, perubahan fisik juga bisa meningkatkan
kebutuhan nutrisi tertentu pada lansia, misalnya kepadatan tulang
yang menurun. Hal ini membuat lansia butuh mengonsumsi lebih
banyak kalsium dibandingkan pada masa muda.

a. Faktor yang memengaruhi pemenuhan gizi lansia


 Penyakit yang diderita.
 Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi, mengingat
sebagian obat dapat membuat mulut kering atau
menghilangkan nafsu makan.
 Penghasilan atau anggaran yang minim.
 Masalah mengunyah atau menelan makanan.
 Kondisi kesehatan mental, seperti depresi atau merasa
kesepian karena tinggal sendiri, baik karena kematian
maupun perceraian dengan pasangan.
b. Manfaat memenuhi kebutuhan gizi meski sudah lansia
Meski mengalami berbagai perubahan pada tubuh,
memenuhi kebutuhan gizi tetap penting untuk dilakukan oleh
lansia. Dilansir dari Health Guide, hal ini dapat memberikan
berbagai manfaat untuk Anda ke depannya, seperti:
 Mendukung hidup lebih lama dan kuat
Nutrisi yang baik dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, melawan racun penyebab penyakit,
menjaga berat badan lansia. Selain itu, dapat mengurangi
berbagai risiko penyakit, termasuk penyakit jantung,
stroke, tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2,
osteoporosis, dan kanker. Bagi yang memiliki kondisi
medis tertentu pun, memenuhi kebutuhan gizi dapat
membantu Anda melawan penyakit yang diderita.
 Mempertajam pikiran
Beberapa nutrisi, seperti omega-3, mungkin dapat
membantu meningkatkan fokus dan daya ingat, serta
menurunkan risiko penyakit yang terkait dengan fungsi
kognitif, seperti penyakit Alzheimer.
 Membuat lansia merasa lebih baik

19
Makanan yang sehat dapat memberi Anda lebih
banyak energi, sehingga membuat Anda merasa lebih
baik. Tak hanya itu, tubuh yang sehat juga bisa
meningkatkan suasana hati dan harga diri, sehingga dapat
pula meningkatkan kesehatan mental pada lansia.

c. angka kebutuhan gizi lansia


lansia perlu memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan
angka kecukupan yang dibutuhkan.

Adapun angka kecukupan ini umumnya berbeda dengan


dewasa muda dan anak-anak. Namun, tak hanya usia, jenis
kelamin juga memengaruhi perbedaan angka kecukupan gizi
ini. Secara umum, berikut adalah angka kecukupan gizi
(AKG) yang dibutuhkan lansia.
d. AKG pria lansia
Berdasarkan data AKG dalam Permenkes No.28 Tahun
2019, kebutuhan gizi harian lansia (65-80 tahun) untuk pria,
baik makro, vitamin, maupun mineral adalah:
 Energi: 1.800 kkal
 Protein: 64 gram
 Lemak total: 50 gram
 Karbohidrat: 275 gram
 Serat: 25 gram
 Air: 1.800 ml
a) Vitamin
 Vit A: 650 RE
 Vit. D: 20 mcg
 Vit. E: 15 mcg
 Tiamin (Vit. B1): 1,2 mg
 Riboflavin (Vit. B2): 1,3 mg
 Niacin (Vit. B3): 16 mg
 Vit. K: 65 mcg
 Vit. C: 90 mg
 Vit. B5: 5 mg
 Vit. B6: 1,7 mg
 Folat: 400 mcg
 Vit. B12: 4 mcg
b) Mineral
 Kalsium: 1.200 mcg
 Fosfor: 700 mg

20
 Magnesium: 350 mg
 Zat besi: 9 mg
 Iodium: 150 mcg
 Seng: 11 mg
 Kalium: 4.700 mg
 Natrium: 1.100 mg
 Tembaga: 900 mcg

e. AKG wanita lansia


Sementara itu, berdasarkan data yang sama, kebutuhan gizi
harian lansia (65-80 tahun) untuk wanita, baik makro, vitamin,
maupun mineral adalah:
 Energi: 1.550 kkal
 Protein: 58 gram
 Lemak total: 45 gram
 Karbohidrat: 230 gram
 Serat: 22 gram
 Air: 1.550 ml
a) Vitamin
 Vit. A: 600 RE
 Vit. D: 20 mcg
 Vit. E: 20 mcg
 Tiamin (Vit. B1): 1,1 mg
 Riboflavin (Vit. B2): 1,1 mg
 Niacin (Vit. B3): 14 mg
 Vit. K: 55 mcg
 Vit. C: 75 mg
 Vit. B5: 5 mg
 Vit. B6: 1,5 mg
 Folat: 400 mcg
 Vit. B12: 4 mcg
b) Mineral
 Kalsium: 1.200 mcg
 Fosfor: 700 mg
 Magnesium: 320 mg
 Zat besi: 8 mg
 Iodium: 150 mcg

21
 Seng: 8 mg
 Kalium: 4.700 mg
 Natrium: 1.200 mg
 Tembaga: 900 mcg
f. Perbedaan AKG lansia dan dewasa muda
AKG lansia umumnya lebih rendah, terutama pada gizi
makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein), daripada
orang dewasa muda. Namun, kebutuhan vitamin dan mineral
lansia cenderung tidak mengalami perubahan, atau justru
lebih tinggi, seperti vitamin K, vitamin D, vitamin B6, dan
kalsium.
Misalnya, pada wanita berusia antara 65-80 tahun,
kebutuhan energi per hari adalah 1.550 kkal. Ini jauh lebih
kecil dari kebutuhan energi wanita berusia 19-29 tahun yang
sebesar 2.250 kkal. Selain itu, kebutuhan lemak dan
karbohidrat juga berbeda signifikan. Sebagai contoh, pada
pria dewasa berusia 19-29 tahun, kebutuhan lemaknya
sebesar 75 gram per hari, sedangkan pada lansia hanya
sebesar 50 gram.
Di sisi lain, kebutuhan vitamin D pria dan wanita berusia 65-
80 tahun lebih tinggi, yaitu sebesar 20 mcg. Sementara
kebutuhan vitamin D usia 19-29 tahun hanya sebesar 15
mcg. Ini juga terlihat pada kebutuhan kalsium lansia yang
mencapai 1.200 mg, sedangkan pada dewasa muda hanya
sebesar 1.000 mg.
g. Daftar kebutuhan gizi yang penting untuk lansia
Sejalan dengan AKG di atas, pada dasarnya, komponen gizi
dasar yang harus dipenuhi oleh lansia sama dengan dewasa
muda atau bahkan anak-anak. Komponen dasar ini terdiri
dari:
 Protein, yang berasal dari hewani maupun nabati.
 Serat, vitamin, dan mineral dari sayur dan buah.
 Karbohidrat kompleks dari sumber makanan pokok,
seperti nasi, kentang, roti, atau umbi-umbian.

Meski sama, tetap saja ada kebutuhan gizi khusus untuk


kelompok lanjut usia. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
daftar zat gizi khusus lansia, beserta dengan panduan untuk
memenuhinya:

22
2. Kalsium
Kalsium berperan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan
tulang. Pada lansia, kepadatan tulang mulai berkurang
sehingga berisiko menimbulkan pengeroposan tulang dan
gigi. Oleh karena itu, lansia dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan kaya kalsium, seperti susu.
Untuk memenuhi kecukupan mineral ini, lansia perlu
mengonsumsi susu rendah lemak atau bebas lemak
sebanyak tiga porsi setiap hari. Selain itu, Anda pun bisa
memenuhi kebutuhan gizi tersebut dengan mengonsumsi
makanan berkalsium lainnya, seperti ikan, sereal, atau
sayuran berwarna hijau tua.
3. Vitamin D
Sama halnya dengan kalsium, vitamin D juga dibutuhkan
untuk menjaga kesehatan tulang lansia. Jenis vitamin ini
berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium dan
memperlambat hilangnya kalsium pada tulang.
Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Meski
demikian, Anda juga bisa mendapatkan sumber vitamin D
dari makanan, seperti ikan salmon, telur, atau susu. Adapun
suplemen vitamin D untuk lansia umumnya dibutuhkan pada
kondisi tertentu, sehingga Anda perlu berkonsultasi dengan
dokter untuk mengonsumsinya.
4. Serat
Sembelit merupakan salah satu masalah pencernaan yang
sering dialami oleh lansia. Untuk mencegah dan mengatasi
masalah sistem pencernaan ini, asupan serat lansia haruslah
tinggi. Tak hanya itu, serat juga dibutuhkan untuk mengontrol
kadar lemak dan gula dalam darah, sehingga bisa
mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Adapun lansia bisa memenuhi kebutuhan gizi ini dengan
mengonsumsi setengah cangkir sayuran yang telah matang
atau satu buah berukuran sedang, seperti apel, pisang, atau
lainnya, setiap hari. Selain dari sayuran dan buah-buahan,
makanan berserat tinggi juga bisa diperoleh dari biji-bijian
atau kacang-kacangan.
5. Vitamin B12

23
Kekurangan vitamin b12 adalah fenomena umum di
kalangan lansia. Pasalnya, semakin bertambah usia, tubuh
tidak dapat menyerap vitamin b12 dengan baik. Adapun pada
kondisi yang parah, kekurangan vitamin B12 dapat
menyebabkan berbagai kondisi medis, seperti depresi,
paranoid, hilang ingatan, dan lainnya.
Oleh karena itu, lansia perlu memenuhi kebutuhan gizi ini
untuk terhindar dari kondisi tersebut. Untuk memenuhinya,
Anda bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin
B12, seperti daging, produk susu, ikan, telur, atau sereal.
6. Cairan
Seiring dengan bertambahnya usia, sistem hidrasi pada
lansia juga menurun. Lansia pun mungkin merasa tidak haus
seperti dulu, bahkan ketika tubuhnya membutuhkan cairan,
sehingga rentan mengalami dehidrasi. Adapun dehidrasi bisa
menyebabkan kelelahan, mudah lupa, hingga meningkatkan
risiko berbagai penyakit, seperti demensia atau hipertensi.
Oleh karena itu, sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan
cairan dengan mengonsumsi air putih sebanyak 6-8 gelas per
hari. Namun, lansia juga tidak boleh terlalu banyak
mengonsumsi air. Pasalnya, konsumsi air berlebih pada
lansia justru bisa membahayakan kesehatannya.
7. Vitamin K
Sejalan dengan data AKG tahun 2019, kebutuhan vitamin K
pada lansia umumnya lebih tinggi daripada kelompok usia di
bawahnya. Pasalnya, lansia sangat membutuhkan vitamin K
untuk meningkatkan fungsi kognitif serta mobilitas, yang
biasanya menurun seiring dengan pertambahan usia.
Adapun untuk memenuhi nutrisi ini, lansia bisa
mengonsumsi satu cangkir sayuran hijau setiap hari.
Misalnya, brokoli, bayam, asparagus, atau jenis buah-buahan
tertentu, seperti alpukat, blueberry, atau kiwi. Tak hanya itu,
menambahkan minyak kedelai atau minyak zaitun pada
asupan tersebut juga baik untuk kesehatan lansia.
8. Vitamin B6
Sama dengan vitamin K, mengonsumsi vitamin B6 penting
untuk meningkatkan fungsi kognitf atau fungsi otak lansia.
Pasalnya, penelitian menemukan, seseorang yang
mengalami kekurangan vitamin B6 cenderung mengalami
penurunan fungsi otak lebih cepat hingga 3,5-4 kali lipat.

24
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin B6 ini, Anda bisa
mengonsumsi berbagai jenis makanan, seperti ikan, daging
unggas, kacang-kacangan, atau kentang. Selain itu,
beberapa buah juga bisa Anda konsumsi untuk memenuhi
nutrisi ini, seperti pisang atau alpukat

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian status gizi ibu hamil dan ibu menyusui meliputi
pengukuran antropometri sertabiokimiawi. Status gizi ibu menyusui
dapat diukur secara indeks antropometri yaitu kombinasi antara
beberapa parameter seperti mengukur berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas serta indeks masa tubuh yaitu berat badan
dibagi tinggi badan dikuadratkan. Masalah gizi yang paling umum
dijumpai pada ibu hamil dan ibu menyusui adalah anemia
besi.Pada ibu menyusui sering terjadi anemia karena ibu sudah
mengalami anemia selama hamil dilanjutkan saat
menyusui.Anemia pada ibu menyusui akan menyebabkan
gangguan nutrisi dan produksi air susu ibu (ASI) menjadi kurang
karena zat besi sangat dibutuhkan pada masa menyusui, bila
jumlahnya kurang maka dapat menimbulkan gangguan peredaran
zat nutrisi dalam
tubuh ibu yangmengakibatkan gangguan pertumbuhan pada
bayi. Gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus
karena makanan yang dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi
zat gizi yang dibutuhkan, terutama kalori dan protein. Tanda awal
gizi buruk seperti berat badan anak letak titiknya dalam kartu
menuju sehat (KMS) jauh berada di bawah garis merah (BGM) dan
bila hal ini tidak segera ditangani maka akan terjadi KEP

B. Saran
Kritik dan saran dari para mahasiswi sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para mahasiswi

26
DAFTAR PUSTAKA

 Kemenkes RI. 2014. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


 ,Kemenkes RIKemenkes RI. 2010. Pedoman Pemenuhan Gizi
Pekerja Selama Bekerja
 Kemenkes RIAlmatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
Gramedia, Jakarta
 Kemenkes. 2014. Pedoman Gizi Seimbang
 Kemenkes RISoekirman, Tuti Soenardi, Sri Wahjoe Soekirman,
Sunita Almatsier, Sudarmani Djoko, Husaini Mahdi, Muhilal, Didit
Damayanti, Pritasari. (2006) Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam
siklus kehidupan manusia,Gramedia

24

Anda mungkin juga menyukai