DI SKATEK 045
LANUD ROESMIN NOERJADIN
DI SUSUN OLEH :
ALI MUGAM
KELAS XII
T
“Air frame and power plant”
PEKANBARU
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : ALAT BANTU NAVIGASI
NAMA : AL MUGAM
NIS/NISN :
MAYOR DEMSON
MENGETAHUI
Kepala sekolah PIMPINAN PERUSAHAAN
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
Praktek kerja lapangan, diantaranya
Sistem Navigasi (Navigation System) Pada Bandar
Udara
Pilotage Navigation
Radio / Instrument Navigation, dengan cara ini seorang pilot
melakukan kegiatan navigasi penerbangannya dengan bantuan radio
instrument navigasi (navigational radio aids) yang ada di sepanjang
jalur penerbangannya, maupun yang ada di ruang pemanduan lalu
lintas penerbangan (ruang control ATC). Misalkan pesawat terbang
dari Jakarta ke Surabaya, maka sepanjang jalur penerbangan,
sepanjang kegiatan antara Jakarta - Surabaya yang dilakukannya, sang
pilot akan mendapat bantuan dari ATC yang memanfaatkan radar,
serta alat bantu navigasi lainnya yang dipasang di sepanjang jalur,
yang dengan itu akan membantu pilot untuk mengetahui posisinya,
menghindari bahaya / rintangan di sepanjang jalan, dan lain-lain
sampai mendarat di Surabaya.
Radio Navigation
Alat-alat bantu terhadap navigasi areal secara garis besar dapat digolongkan
ke dalam dua kelompok, alat-alat bantu eksternal, yaitu yang terletak di darat dan
internal, yang dipasang di dalam kokpit pesawat terbang.
Beberapa alat bantu hanya digunakan untuk bagian perjalanan, dan yang
lainnya diperlukan di daerah terminal atau di dekat bandar udara.
ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller merupakan pengatur
lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama
lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation,
ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot
dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang
dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic information,
navigation information, dll).
Kemajuan di bidang radio dan elektronika selama dan setelah perang dunia
II mengakibatkan adanya pemasangan dari stasiun-stasiun VOR Station (Very-
high-frequency Omnidirectional Range Station). Stasiun-stasiun tersebut
mengirimkan sinyal radio ke segala penjuru. Setiap sinyal dapat dianggap sebagai
rute, yang disebut radial, yang dapat diikuti oleh pesawat terbang.
Stasiun pemancar VOR adalah suatu bangunan persegi yang kecil yang
memancarkan sinyal radio yang frekuensinya persis di atas frekuensi yang
dipancarkan stasiun-stasiun radio FM.
Alat ini telah dipasang hampir di semua stasiun VOR. Alat ini menunjukkan
kepada penerbang, jarak udara antara pesawat terbangnya dan suatu stasiun VOR
tertentu. Sebagai penggabungan antara kebutuhan-kebutuhan sipil dan militer FFA
(Federal Aviation Administration) mengganti sebagian DME dari fasilitas VOR
dengan komponen alat pengukur jarak TACAN (Tactical air navigation / navigasi
udara taktis). Stasiun –stasiun tersebut dikenal sebagai VOR-DMET. Apabila
sebuah stasiun mempunyai peralatan TACAn lengkap, baik peralatan jarak
maupun azimut, dan juga VOR, stasiun itu ditetapkan sebagai VORTAC.
DME (Distance-Measuring Equipment)
Fungsi dari penentu letak dan fasilitas kemiringan luncur dipengaruhi oleh
kedekatannya terhadap benda-benda yang bergerak, seperti gerakan kendaraan dan
pesawat terbang. Benda-benda tetap yang terletak di dekat penentu letak dan
fasilitas kemiringan luncur juga dapat mengganggu sinyal-sinyal radio.
Pada sejumlah bandar udara, telah dipasang alat bantu pendaratan lain, yang
dikenal sebagai radar pendekatan presisi (PAR) atau pendekatan kendali darat /
GCA (Ground Control Approach). Pada layar PAR tergambar tampak atas dan
ketinggian pesawat terbang yang sedang meluncur turun, jadi para pengendali
dapat menentukan apakah suatu pesawat terbang berada pada lintasan luncur dan
apakah pesawat itu sudah segaris dengan landasan pacu.
Pada bandar udara yang ramai, para pengendali mengalami kesulitan dalam
mengatur pesawat yang sedang bergerak perlahan-lahan di landas-hubung karena
mereka tidak dapat melihat pesawat dalam kondisi penglihataan yang sangat jelek.
Suatu radar yang dirancang khusus yang disebut alat pendeteksi permukaan bandar
udara / ASDE (Airport Surface Detection Equipment) telah dikembangkan untuk
membantu pengendali dalam mengatur lalu lintas udara. Pada layar radar
tergambar landasan pacu, landas hubung dan daerah terminal.
Pembuatan laporan yang merupakan karya tulis adalah kewajiban bagi setiap siswa/siswi SMK
Multi Mekanik Masmur yang telah menyelesaikan praktek kerja lapangan pembuatanlaporan ini
bertujuan
Dalam penyusunan laporan ini kami menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, antara lain
a) Penelitian lapangan
Merupakan suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan , antara lain
1. Observasi Lapangan
2. Tanya jawab dengan instruktur yang ada
b) Penelitian ke perpustakaan
Merupakan suatu metode pengumpulan data studi ke perpustakaan sebagai pedoman dalam
penulisan laporan sesuai dengan bidang yang diambil
Dalam laporan praktek ini , penulis menyajikan laporan penulisan berdasarkan sitematika sebagai
berikut
1) BAB 1 Pendahukuan
Penulis menguraikan latar belakang praktek ,ruang lingkup, tujuan,metode, dan
pengumpulan data dari sitematika penulisan
2) BAB II Sejarah singkat Skatek 045
Skadron Teknik 045 merupakan satu satuan baru yang dibentuk oleh TNI AU di Lanud
Roesmin Nurjadin guna mendukung pemeliharaan pesawat Hawk 100/200 yang dikukuhkan
dengan Surat Keputusan Pembentukan Satuan Skadron Teknik 045 dengan nomor: Skep /
05 / III / 1996 tanggal 15 Maret 1996. Kemudian ditindaklanjuti dengan Skep / 12-PKS / V /
1996 tanggal 17 Mei 1996 tentang pengangkatan personil Skadron Teknik 045 sebanyak 90
orang. Sejak dibentuk dan diawakinya Skadron Teknik 045, telah langsung menangani
pesawat Hawk 100/200 yang datang di Lanud Roesmin Nurjadin pertama kali pada tanggal
28 Mei 1996. Disamping pekerjaan pesawat juga dilaksanakan set up shop dan kegiatan
administrasi. Meskipun belum diresmikan Skadron Teknik 045 terus membangun secara
perlahan-lahan baik pembangunan fisik, mental spiritual anggota maupun pembangunan
lingkungan. Sehingga personil Skadron Teknik 045 tetap dapat menunjukkan disiplin dan
semangat tinggi khususnya rasa persaudaraan dan kekeluargaan walaupun dengan segala
keterbatasannya.
3) BAB III Pembahasan kegiatan praktek
Penulisan menjelaskan kegiatan praktek kerja lapangan Skatek 045 yang dilaksanakan
dari tanggal 20 Agustus – 12 November 2021. Dimana pelaksanaan kerja praktek di
dahului , pengenalan lingkungan Skatek 045 selama satu hari, dengan tujuan mengetahui
peraturan yang berlaku pada limgkungan serta fungsi dan tugas bagi para siswa/siswi
praktek . Kemudian menguraikan satu per satu komponen-komponen yang telah
diperbaiki atau dibongkar
4) BAB IV Hambatan-hambatan
Penulis mengungkapan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi para siswa dalam
melaksanakan kerja praktek maupun dalam penulisan
5) BAB V Penutup
Penulisan menguraikan tentang kesimpulan akhir dari seluruh pelaksanaan kegiatan kerja
praktek, selain itu penulisan juga memberikan saran baik untuk SMK multi mekanik
masmurmaupun di Skatek 045 yang menyangkut hasil dari kegiatan kerja praktek ,
Penulis juga memberikan sebuah kata penutup sebagai kata uraian laporan kerja praktek
ini