Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tri Anita Wahyuningsih

Nim : G2B221012
REVIEW JURNAL

Judul : A Review of Common Drug-Drug and Food-Drug Interactions Associated with


Cardiovascular Medications
Journal name : Pharmacy Faculty Articles and Research
Volume & issue : 36-43
Tahun : 2014
Author : Raymond Kho, Sarah Kim, Stacy Lee, & Laura Tsu
Hypothesis/research question : Apa keterkaitan obat & makanan umum dengan obat
kardiovaskular
Subject : Pasien kardiovaskular
Hasil Penelitian : Obat antiplatelet (Clopidogrel) merupakan obat yang digunakan untuk
menurunkan resiko kejadian iskemik pada pasien yang menderita penyakit arteri koroner (CAD),
penyakit arteri perifer (PAD), atau yang telah menjalani intervensi koroner perkutan (PCI) atau
bypass arteri koroner pencangkokan (CABG). Clopidogrel dan aspirin dalam terapi antiplatelet
ganda menunjukan manfaat tambahan dalam pencegahan kejadian iskemik pada pasien yang
menderita serangan iskemik transien (TIA) atau stroke ringan. Penelitiaan menunjukkan bahwa
kemungkinan akan ada peningkatan risiko pendarahan gastrointestinal terkait dengan terapi
ganda clopidogrel-aspirin dan penggunaan PPI mungkin juga dapat mengurangi kejadian seperti
ini. Proton-Pump Inhibitor (PPI) seperti omeprazole memiliki efek pada aktivasi clopidogrel dan
menyebabkan peningkatan reaktivitas trombosit pada pasien yang beresiko mengalami
pembekuan. Keamanan clopidogrel dengan PPI pada pasien yang menerima aspirin mengurangi
resiko perdarahan. Penggunaan omeprazole dan clopidogrel tidak menghasilkan interaksi
kardiovaskuler yang signifikan secara klinis. PPI tepat digunakan pada pasien yang menjalani
terapi antiplatelet. Faktor resiko perdarahan gastrointestinal seperti riwayat perdarahan GI, usia
lanjut, dan penggunaan kortikosteroid harus dinilai. Penggunaan PPI harus disediakan untuk
yang beresiko tinggi.
Asam nikotinat (niasin) sebagai terapi untuk pengobatan dislipidemia karena efektivitasnya
dalam mempengaruhi semua parameter lipid: meningkatkan HDL 15-35%, menurunkan LDL 5-
25%, dan menurunkan trigliserida (TG) 20-50% dengan dosis 2-3 g/hari. Pada penggunaan
niasin terdapat beberapa efek samping yang berasal dari formulasi berbeda yang akan
dimetabolisme oleh hati. Niasin tersedia dalam banyak formulasi: pelepasan segera (SR),
pelepasan diperpanjang (ER) dan pelepasan berkelanjutan (SR) yang tersedia sebagai suplement
OTC akan tetapi belum ditinjau keamanan dan kemanjurannya sebagai agen dislipidemia oleh
FDA. Niasin diketahui menyebabkan kemerahan dan hepatotoksisitas serta hiperglikemia
sehingga untuk pasien diabetes harus berhati-hati.
Terapi suplemen minyak ikan untuk penderita CAD dan dosis tinggi digunakan pada
hipertrigliseridemia (AHA). Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3, asam
eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahahexaenoic (DHA) yang memiliki efek anti-inflamasi
kuat. Sebuah studi oleh Shahar et al. mengenai risiko aterosklerosis dengan asam lemak omega-3
menunjukkan hasil bahwa minyak ikan dapat menurunkan fibrinogen serta dapat meningkatkan
protein. Penghentian suplementasi minyak ikan ketika pasien menderita penyakit pendarahan
akut seperti stroke hemoragik dan sebelum prosedur bedah (mengurangi resiko perdarahan dan
memulai kembali setelah operasi besar (untuk efek antitrombotiknya)
Beras ragi merah (RYR) dikonsumsi sebagai bumbu makanan dengan memfermentasi beras
dengan jamur Monascus Purpureus dengan kondisi steril dan terkendali. Pada penggunaan
suplemen RYR, studi pertama dilakukan di Cina. Mereka menemukan citrinin, yaitu senyawa
yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada hewan dan genotosik pada limfosit menusia yang
dikultur pada dosis tinggi. Pada tahun 2010, Gordon dkk. memeriksa hasil studi tersebut dan
indeks kemurnian prosuk lainnya. Hasilnya, mirip dengan sebelumnya ada beberapa variabilitas
yang luas di dalam bahan pada produk yang berbeda. Selain variabilitas bahan yang luas dalam
produk RYR, ada banyak parameter pemantauan keamanan yang perlu dipertimbangkan
kembali.
St. John's wort (Hypericum perforatum) adalah suplemen herbal OTC sebagai pengobatan untuk
depresi. St. John's wort mengandung berbagai senyawa yang dapat berkontribusi pada potensi
aktivitas farmakologisnya termasuk dua senyawa: hyperforin dan hypericin. Kemungkinan
interaksi dengan St. John's wort yang telah diidentifikasi dalam uji coba dikaitkan dengan
inhibitor HMG-CoA reduktase yang dikenal sebagai statin. St. John's wort adalah penginduksi
CYP3A4 dan P-gp, yang terlibat dalam metabolisme banyak obat dalam tubuh manusia. Pada
induksi ini dapat dijelaskan oleh peran St. Johns wort sebagai ligan untuk reseptor X hamil nuklir
(PXR). St. John's wort menginduksi ekspresi P-gp dan CYP3A4 dalam tubuh manusia. Sumber
interaksi lainnya yaitu pada senyawa alami hyperforin, yang telah diidentifikasi sebagai
penginduksi CYP3A455. Atorvastatin, simvastatin, dan lovastatin telah diidentifikasi sebagai
substrat CYP3A456, sedangkan atorvastatin dan simvastatin juga merupakan substrat dari P-gp.
Oleh karena itu, penggunaan St. John's wort secara bersamaan dengan obat-obatan statin ini
menyebabkan peningkatan metabolisme statin, yang mengakibatkan penurunan kemanjuran.
Mengkonsumsi produk makanan tertentu saat minum obat dapat mempengaruhi farmakokinetik
obat dan mempengaruhi kemanjuran klinis obat. Jus jeruk bali adalah produk yang memiliki
banyak interaksi obat-makanan, termasuk penghambat saluran kalsium, modulator SSP, dan
statin. Statin direkomendasikan sebagai terapi farmasi utama untuk pengobatan kolesterol darah
guna mengurangi resiko ASCVD. Beberapa obat statin seperti atorvastatin, lovastatin, dan
simvastatin dimetabolisme melalui enzim CYP3A4.56 Hal ini mempengaruhi pasien yang
menggunakan obat ini untuk kemungkinan interaksi obat bila digunakan bersamaan dengan agen
yang menghambat atau menginduksi CYP3A4. Mengkonsumsi jus jeruk bali dalam jumlah besar
(lebih dari satu liter per hari) harus dihindari pada pasien yang memakai obat simvastatin,
atorvastatin, lovastatin karena kemungkinan terjadi efek samping yang terkait dengan interaksi
ini yaitu jika obat-obat tersebut dikonsumsi secara bersamaan dengan jus jeruk bali.
Kesimpulan : Pada interaksi obat & makanan umum dan obat kardiovaskular terdapat beberapa
hal yang baik dan beberapa hal yang harus dihindari jika dikonsumsi secara bersamaan. Pada hal
ini pasien harus lebih mengkonsultasikan lagi interaksi obat kardiovaskular dengan obat umum
lain dengan apoteker agar tidak terjadi interaksi yang buruk bagi tubuh. Apoteker dan dokter
juga harus memantau efek samping dari obat yang diberikan ke pasien serta menyampaikan
kemungkinan interaksi obat-makanan secara jelas.
Kekuatan penelitian : Kekuatan pada penelitian ini yaitu pada setiap hasil dari interaksi
penggunaan obat terdapat sebuah rekomendasi yang baik serta dikaitkan dengan studi-studi
sebelumnya dan memiliki referensi yang jelas.
Kelemahan penelitian : Kelemahan penelitian ini yaitu tidak dijelaskan beberapa metode dan
variable penelitian yang dilakukan pada penelitiannya, serta uji statistik yang digunakan tidak
dicantumkan. Grafik dan tabel pun tidak ada untuk menjelaskan hasil tersebut signifikan atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai