Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERTEMUAN 10

ANALISIS KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA


KERAJAAN SAFAWI DAN PROSES TERBENTUKNYA NEGARA IRAN

Diajukan sebagai tugas mata kuliah PAI 5 dengan dosen pengampu


Asep Ahmad Siddiq, Drs., M.si.

Disusun oleh:
Kennisza Fitrina Rizalda
10050018231
Kelas A

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021
KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KERAJAAN SAFAWI

Pada masa kerajaan Shafawi, kondisi Persia dapat dikatakan mencapai kemajuan, baik
dalam bidang politik, ekonomi maupun sosial keagamaan. Perkembangan politik ditunjukkan
dengan adanya kekuatan militer yang kuat, wilayah kekuasaan yang luas, serta administrasi
pemerintahan yang terstruktur dengan baik. Kekuatan militer kerajaan Shafawi ditopang berkat
adanya pasukan Ghulam, yang berhasil menjaga keamanan kerajaan maupun menumpas
pemberontakan yang menjadi ancaman bagi keutuhan kerajaan Shafawi. Syah seven (pecinta-
pecinta Syah) juga sangat berpengaruh dalam urusan politik kerajaan. Syah seven merupakan
sekelompok orang Turkmen yang bersumpah setia kepada raja Shafawi secara pribadi.

Selain itu, kerajaan Shafawi juga menjalin hubungan diplomasi dengan berbagai kerajaan
di sekitarnya, seperti dengan Turki Utsmani, Mughal, Cremia dan Rusia. Hubungan ini
membawa perdamaian dan keharmonisan. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Shafawi memiliki
keunggulan, baik dalam pertanian, perdagangan maupun perindustrian. Daerah pertanian utama
kerajaan Shafawi, berada di Fertile Crescent. Hasil pertaniannya antara lain gandum, tembakau,
wol, padi, jewawut. Sedangkan wilayah penghasil sutera antara lain di Georgia, Sirwan, dan
Gilan.

Wilayah kekuasaan yang luas, juga menunjukkan kemajuan politik kerajaan Shafawi.
Pada dasawarsa berdirinya kerajaan Shafawi, wilayahnya mencakup seluruh Persia hingga di
bagian timur Fertile Crescent. Kemajuan politik lainnya, ditunjukkan dengan dibentuknya sistem
administrasi pemerintahan yang terstruktur dengan baik. Jabatan pemerintahan Shafawi masing-
masing memiliki tugas dan kewajiban yang jelas. Shard (pemuka agama) mengurusi masalah
hukum-hukum keagamaan dan juga bertugas mengurusi semua kegiatan religius di kerajaan.
Wazir sebagai kepala birokrasi pemerintahan bertugas menjadi juru bicara kerajaan, serta
memimpin dewandewan di parlemen yang ada di dalam pemerintahan kerajaan Shafawi.
Sedangkan daftar khana-yi humayun (sekretaris kerajaan) bertugas dalam urusan penulisan surat
menyurat, dan pemeliharaan arsip-arsip penting kerajaan. Seorang qadi bekerja membantu
menegakkan hukum Islam di kerajaan dan menangani masalah kriminalitas. Adapun para pejabat
yang mengurusi masalah-masalah lain di kerajaan, antara lain Mustaufi al-Mamalik, Muqarrabal-
khaqan, dan Muqarrab al-Hazrat.
Kegiatan perdagangan merupakan andalan bagi kerajaan Shafawi, sebab dengan adanya
Bandar Abbas, perdagangan di Persia ramai dikunjungi para pedagagang internasional. Pabrik-
pabrik didirikan disekitar Bandar Abbas sebagai pendukung kegiatan ekonomia. Selain itu,
pasar-pasar juga didirikan di sekitar kota Isfahan agar perekonomian masyarakat lebih
berkembang. Hubungan dagang internasional di Persia saat itu didukung dengan dibangunnya
kantor-kantor duta besar asing untuk menjaga keamanan masingmasing negara dalam menjalin
hubungan mitra dagang.

Dengan adanya hubungan antar bangsa yang terjalin dari kegiatan tersebut, berpengaruh
terhadap kehidupan sosial-keagamaan di Persia. Kerajaan Shafawi menerapkan toleransi
beragama, dengan ditunjukkan pembangunan gereja Vank sebagai wujud menghormati
masyarakat yang beragama lain. Selain itu, bangsa Armenia juga diperbolehkan tinggal di kota
Isfahan karena bangsa Armenia merupakan penduduk yang setia kota Isfahan.

PROSES TERBENTUKNYA NEGARA IRAN

Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran,
adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak tahun
3000 SM. Pada tahun 1500 SM suku Arya mulai bermigrasi ke Iran. Suku utama dari bangsa
Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat
Laut dan mendirikan kerajaan Media. Kelompok yang lain hidup di Iran Selatan, daerah yang
kemudian oleh orang Yunani disebut sebagai Persis-vang menja¬di asal kata nama Persia.
Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air
mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti "tanah bangsa Arya" Peradaban awal utama yang
terjadi pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang
telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak tahun 3000 SM. Pada tahun 1500 SM suku Arya
mulai bermigrasi ke Iran. Suku utama dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim
di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan Media.
Kelompok yang lain hidup di Iran Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani disebut
sebagai Persis-vang menja¬di asal kata nama Persia. Bagaimanapun juga, baik suku bangsa
Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang
berarti "tanah bangsa Arya".

Pada tahun 600 SM suku Medes telah menjadi penguasa Persia. Sekitar tahun 550 SM
bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus menggu lingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti
mereka sendiri (Kerajaan Achaemenid). Pada tahun 539 SM, masih dalam periode pemerintahan
Cyrus; Babylonia, Palestina, Syria dan seluruh wilayah Asia Kecil hingga ke Mesir telah menjadi
bagian dari Kerajaan Achaemenid. Daerah kekuasaan kerajaan ini membentang ke arah barat
hingga ke wilayah yang sekarang disebut Libya, ke arah timur hingga yang sekarang disebut
sebagai Pakistan, dari Teluk Oman di Selatan hingga Laut Aral di Utara. Lembah Indus juga
merupakan bagian dari Kerajaan Achaemenid. Seni budaya Achaemenid memberikan pengaruh
pada India, dan bahkan kemudian Dinasti Maurya di India dan pemimpinnya Asoka sangat
terimbas dengan pengaruh Achaemenid. Namun pada pada tahun 1331 SM Alexander dari
Macedonia menaklukkan kerajaan tersebut. Penaklukan keseluruhan kerajaan Achaemenid oleh
Alexander dianggap sebagai sebuah tragedi besar oleh bangsa Iran ketika itu. Demikian
seterusnya yang pada akhirnya orang Persia kembali memerintah Persia, dan mendirikan
kerajaan Ikhaniyah. Demikian seterusnya dan sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa masa-
masa selanjutnya berdiri Kerajaan Safawi. Sejak berdirinya Kerajaan Safawi, daratan tinggi dan
kawasan sekitar Iran dikuasainya.

Dipahami bahwa Kerajaan Safawi adalah penganut faham Syiah, praktis bahwa sejak itu
negeri Iran menjadi negara Syiah. Dalam hal ini, Iran menjadi negara Syiah Itsna Asyariah. Pada
periode Safawi, ulama tampil sebagai kekuatan sosial penting. Namun setelah kerajaan ini
runtuh, tahun 1722, berdiri lagi Dinasti Zand meskipun tidak lama (1750-1779), yang kemudian
digantikan Dinasti Qajar (1785-1925), dan di mana itu kekuasaan ulama kian penting pada era
Qajar. Setelah Qajar, berdiri rezim Pahlawiyah, dan pada akhir abad ke-19, ulama menjadi
pelaku utama dalam gerakan dan lembaga sosial negeri ini yang pada gilirannya terbentuklah
Republik Iran.
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M. S. (2012). Ensiklopedia Peradaban Islam Persia. Jakarta: Tazkia Publishing.

Esposito, John L. (1995). The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World. Jilid VI. Oxford:
Oxford Univercity Press.

Syaefudin, Machfud. (2013). Dinamika Peradaban Islam: Perspektif Historis. Yogyakarta: Pustaka
Ilmu.

Utami, R. M. (2015). Peranan Kerajaan Shafawi Dalam Membangun Peradaban Islam Di Persia
Tahun 1588-1628. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

Zayar, "Revolusi Iran Sejarah Hari Depannya." In Defence of Marxism.

Anda mungkin juga menyukai