Karakteristik Data dan Informasi bagi Pengambil Keputusan
Richardus Eko Indrajit
Renaissance Research Center eko@indrajit.org
ABSTRAK Information Sources
Informasi yang dibutuhkan oleh seorang TM biasanya Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data oleh bersumber dari hal-hal yang berada di luar perusahaan sistem komputer tidak hanya harus akurat dan cepat, (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung namun harus pula diperhatikan relevansinya dengan mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah kebutuhan para pengambil keputusan (decision maker). keadaan pasar (market), kecenderungan ekonomi (trend), Seperti telah diketahui bersama, informasi yang gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para pesaing dihasilkan akan dipergunakan sebagai landasan baru, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Bagi knowledge bagi manajemen dalam mengambil keputusan- seorang MM, informasi eksternal maupun internal keputusan strategis dan operasional dalam rangka dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh peningkatan kinerja perusahaan. Setidak-tidaknya ada informasi dari luar perusahaan yang dibutuhkan adalah enam indikator dasar dari informasi yang harus mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan baku diperhatikan para praktisi teknologi informasi yang ingin beserta kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang membangun infrastruktur dan aplikasi-aplikasi tertentu. penciptaan produk atau jasa, dan lain sebagainya. Keenam indikator ini memiliki karakteristik yang berbeda Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan untuk setiap tingkatan manajemen yang secara hirarkis adalah seperti stok barang di gudang, service level kepada dapat dibagi menjadi tiga: low, middle, dan top pelanggan, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan LM management. Dengan mengetahui karakteristik ini, yang lebih membutuhkan informasi berkaitan dengan diharapkan informasi yang dihasilkan dapat benar-benar internal perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat relevan dan memiliki nilai (value) tinggi, sehingga dapat dibayar, pesanan yang belum dikirim, ketersedian sumber dipergunakan oleh manajemen organisasi dalam daya manusia untuk produksi, dan lain sebagainya. menjalankan aktivitas bisnisnya sehari-hari. Frequency of Decision Piramida perusahaan membagi manajemen pengambil Kapan saja seorang TM biasa mengambil keputusan keputusan menjadi tiga tingkatan: top manager (TM), merupakan suatu hal yang sulit diduga, karena sifatnya middle manager (MM), dan lower manager (LM). yang tidak teratur. Paling tidak setahun sekali seorang TM Sebagai tingkatan tertinggi, jenis pengambilan keputusan harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana yang dilakukan oleh seorang TM biasanya yang bersifat tahunan perusahaan yang diajukan. Keputusan-keputusan strategis, dalam arti kata untuk keperluan perencanaan lain yang biasanya dilakukan adalah jika perusahaan jangka panjang dan penentuan target-target perusahan sedang dalam keadaan “bahaya”, sehingga keputusan yang harus dicapai beserta metodanya. Sementara MM mengenai langkah-langkah yang harus diambil sangat akan menterjemahkan target strategis yang ditetapkan ke mendesak untuk ditentukan. Bagi MM, secara berkala dalam periode-periode jangka menengah yang (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan pelaksanaanya harus terbukti efisien dan efektif, terutama biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan manajemen kontrol. LM selanjutnya sehubungan dengan rencana anggaran belanja perusahaan, akan mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari- evaluasi kinerja per periode, dan hal-hal lainnya. hari sesuai dengan prosedur dan target jangka pendek Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap yang telah ditentukan. Untuk menunjang manajemen hari – atau bahkan setiap jam – untuk membantunya dalam proses pengambilan keputusan yang berkualitas, memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas data mengenai banyak hal diperlukan untuk diolah operasional sehari-hari. menjadi informasi. Karakteristik informasi yang diperlukan atau relevan untuk masing-masing level manajemen pun berbeda. Setidak-tidaknya ada enam Time Scale dimensi yang harus diperhatikan oleh para praktisi Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah teknologi informasi yang ingin membangun sistem seberapa jauh seorang manajer harus memonitor program- informasi bagi para pengambil keputusan (Wilson, 1991). program atau pekerjaan yang diembannya. Seorang TM biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru
1 RRC/EI/6
harus dilakukan atau tidak (misalnya untuk membuat Nature of Decision
pabrik baru, membangun jaringan infrastruktur teknologi Yang terakhir adalah masalah hakekat dari keputusan itu informasi, menciptakan produk-produk baru, dsb.), dan sendiri. Sering terlihat seorang TM mengambil keputusan jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring tanpa ada struktur yang jelas, karena seolah-olah jangka panjang harus dilakukan semenjak proyek dimulai keputusan diambil berdasarkan “gut feeling”, perasaan, hingga selesai (biasanya untuk setiap proyek memerlukan atau naluri tanpa ada alasan yang jelas. Tidak seperti MM waktu tahunan mulai dari ide sampai dengan atau LM yang lebih terstruktur dalam mengambil implementasi). Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka keputusan sesuai dengan metodologi atau prosedur baku menengah menjadi hal utama yang harus dikontrol, paling yang biasa dipergunakan, seperti pemanfaatan figur tidak setiap satu bulan sekali. Sementara LM memerlukan statistik, model matematika, riset operasional, dan hal-hal informasi yang selalu up-to-date untuk keperluan lainnya. supervisi dan kontrol kegiatan sehari-hari. Dari deskripsi di atas terlihat bahwa pada hakekatnya tugas dari seorang TM adalah untuk menentukan perencanaan strategis yang harus dijadikan landasan gerak perusahaan. Adapun para MM dan LM bertugas memonitor setiap aktivitas atau proses dalam perusahaan agar target-target yang dicanangkan dalam cetak biru rencana bisnis perusahaan dapat tercapai. Kinerja perusahaan akan meningkat jika proses-proses yang ada efisien, efektif, dan terkontrol dengan baik. Semua itu dapat terpenuhi jika manajemen memiliki informasi yang cukup untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.Peran informasi yang merupakan hasil pengolahan data internal dan eksternal perusahaan di sini cukup jelas, yaitu sebagai bahan pertimbangan TM, MM, dan LM dalam mengambil keputusan. Informasi yang cepat, tepat (relevan), murah, akurat, dan up-to-date, tidak hanya akan membantu para manajemen dalam menghasilkan keputusan yang bermutu, tetapi lebih jauh akan meningkatkan kinerja perusahaan, sebagai modal yang memperkuat daya saing Time Horizon perusahaan di antara kompetitor-kompetitor utama. Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan Seorang praktisi manajemen mengatakan bahwa di abad tanggung jawab TM sebagai nakhoda yang akan ini, bangsa yang menguasai informasi-lah yang akan membawa perusahaan kepada visi yang dicanangkan. memenangkan persaingan global. Demikian juga dengan Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan perusahaan… keperluan tersebut. Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan perusahaan dengan menggunakan kacamata perencanaan jangka pendek atau menengah dan REFERENSI berpegang pada kenyataan/fakta historis perusahaan di masa-masa lalu (lebih pragmatis). Sementara bagi seorang Wilson, David A. Managing Information, Linacre House, Jordan LM, data historis lebih terasa penting karena fokus Hill, Oxford: Butterworth-Heinenmann, 1993. kontrol yang dilakukan adalah untuk melihat apakah RICHARDUS EKO INDRAJIT adalah Kepala target yang dicanangkan telah tercapai atau tidak. Program Studi Sistem Informasi STIMIK Perbanas dan Dosen Inti di Program Pasca Sarjana Universitas Bina Nusantara. Scope Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam Komputer di ITS Surabaya, Master of Applied melakukan pengambilan keputusan karena yang Computer Science di Harvard University, Master of Business Administration di Leicester terpenting adalah penentuan strategi perusahaan yang University, dan Doctor of Business tepat. Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil Administration di University of the City of oleh seorang MM maupun LM tidak boleh lepas dari Manila. Selain mengajar di Program Pasca kebijakan dan standard yang telah ditetapkan oleh Sarjana Universitas Indonesia, Universitas Atmajaya, dan Institut Pengembangan tingkatan manajemen di atasnya. Manajemen Indonesia, serta aktif sebagai konsultan dan peneliti di Lembaga Ketahanan
2 RRC/EI/6
Nasional (Lemhannas), bekerja pula sebagai
Direktur Sistem Informasi di perusahaan Softcopy dari makalah dan dokumen ini tersedia melalui konsultan Renaissance Advisors. Pengetahuan di website personal Richardus Eko Indrajit di alamat: bidang teknologi informasi dan manajemen sistem informasi diperoleh dari pengalaman http://www.indrajit.org. praktis di industri keuangan, perbankan, manufaktur, penerbangan, pertambangan, telekomunikasi, pendidikan dan kesehatan. Jakarta,20 Oktober 1998.